Chapter 1
"Oh My God. Ohmygodohmygodohmygod. Itu pasti adalah cowok paling ganteng yang pernah kulihat." Kata seorang cewek. Cewek-cewek yang lainnya juga mulai memandang cowok itu terpana hingga Kat mengira mereka akan meneteskan air liur. Tapi Kat bahkan tidak repot-repot mau melihat cowok yang mereka tunjuk tersebut. Ia terlalu sibuk dan terlalu tidak peduli. Seganteng apapun cowok itu, Kat yakin cowok itu pasti hanyalah seorang bajingan yang hanya peduli pada badan si cewek dan bukan hati ataupun otaknya. Semakin ganteng maka cowok itu semakin bajingan. Jangan tanya dari mana Kat tahu. Karena semua cowok memang begitu.
"Hari ini kita mendapat murid baru. Ayo perkenalkan dirimu." Kata Mrs. Carlos.
"Halo teman-teman. Namaku Dylan Salvatore. Aku pindah dari Brazil karena Ibuku dipindahtugaskan ke sini. Aku harap kalian mau membantuku selama aku di sini." Kata cowok itu. Suaranya rendah dan merdu. Cewek-cewek di kelas mulai berbisik-bisik (Kat masih tidak mau melihat wajah cowok itu!).
"Katharina, kamu bantuin Dylan ya untuk mengenal lingkungan sekolah kita karena dia masih baru." Ucap Mrs. Carlos tiba-tiba. Mau tidak mau Kat harus mengangkat kepalanya dari buku ilmiah yang sedang sibuk dibacanya. Ia juga nyaris terpana. Nyaris. Karena cowok itu memang sangat keren. Berarti cowok ini pastilah cowok paling brengsek diantara cowok-cowok brengsek. Untung Kat tidak menatap matanya yang berwarna biru, paling biru yang pernah dilihat Kat, kalau tidak ia pasti akan terhanyut. Sial, ia harus jauh-jauh dari cowok ini, karena Kat belum pernah sekalipun memperhatikan warna mata seseorang, terutama cowok. Tapi kali ini ia harus berusaha keras untuk mengalihkan pandangannya dari mata biru cowok itu.
"Yes, Ma'am." Jawab Kat.
"Kamu boleh duduk di samping Katharina saja, di meja kosong itu." Sial, sial. Aku lupa kalau meja di sebelahku kosong, rutuk Kat dalam hati.
"Yes, Ma'am." Kata cowok itu. Lalu ia berjalan ke arah Kat, atau lebih tepatnya meja di sebelah Kat. Kat bisa mendengar gerutuan cewek-cewek di kelasnya, kecewa karena Dylan harus duduk di sebelah Kat, bukan di sebelah mereka. Percayalah, aku lebih dari ingin cowok itu pindah dari tempatnya di sebelahku, kata Kat dalam hati. Kat merasakan tatapan cowok itu padanya. Tapi ia tidak balas menatap, karena ia kembali memusatkan pikirannya kepada buku yang sedang dibacanya. Keheningannya menegangkan hingga cowok itu memecahkan keheningan.
"Uhm, kurasa kita belum berkenalan ya, namaku Dylan."
"Katharina Quinn." Kata Kat, dingin.
"Uh, ok." Kemudian Dylan tidak lagi mau mncoba berbicara dengan Kat. Yang membuat Kat merasa lega.
Akhirnya jam makan siang tiba. Kat langsung cepat-cepat keluar dari kelas. Tapi Dylan menahannya.
"Apa ?" tanya Kat, kesal.
"Kamu kan mau menunjukkan sekolah padaku, karena aku belum kenal lingkungan di sini." Katanya dengan wajah polos.
"Kamu bisa menyuruh siapa saja kan unuk menemanimu. Aku yakin mereka pasti lebih dari bersedia melakukannya." Kata Kat, kemarahannya hampir meledak. You see, Kat mudah marah.
"Tapi aku tidak kenal siapa-siapa di sini." Ucapnya, memasang tampang sedih dan bingung. Kat menahan kekesalannya dan secara acak menarik seorang cewek yang sedang beranjak keluar dari kelas.
"Ini Natalia. Dia yang akan mengantarkanmu." Kata Kat, sudah beranjak mau pergi, tapi Dylan lagi-lagi menahannya.
"Kan kamu yang disuruh Mrs. Carlos."
"Aku senang kok bisa menemanimu." Kata Natalia bersemangat.
"Tuh. Aku sedang sibuk. Selamat tinggal." Lalu Kat pergi.
Dylan menyernyit melihat cewek itu pergi meninggalkannya dengan cewek aneh yang saat ini memandangnya tanpa berkedip. Kenapa Katharina bersikap sangat ketus kepadanya ?
"Apa dia selalu begitu ?" tanya Dylan. Cewek itu (yang kelihatannya bernama Natalia!) berkedip-kedip bingung atas pertanyaan Dylan. Dylan menghembuskan napas.
"Katharina, apa dia selalu ketus begitu ?"
"Oh, dia. Ya memang begitu orangnya. Ia kutu buku dan juga tidak punya teman satu pun. Ia selalu sendirian."
"Oh, begitu."
"Baiklah, ayo kita mulai tournya !"
"Ok." Kata Dylan berat.
