Halo! Ketemu lagi dengan saya yume fuusen, si author nista yang siap menodai dan mengotori fandom (khususnya fandom Hetalia Indonesia) dengan cerita-cerita yang gaje, abal, dan segala predikat lainnya yang dapat membuat anda-anda menjadi gila setelah membacanya. Hoho, untuk fic terakhir yang saya update (twitteran, yuk!) itu sudah selesai dan bisa anda cek sendiri.

Fic ini terinspirasi saat masa-masa ospek atau masa orientasi di sekolahan. Saya tau ini udah lewat dari masa-masa ospek, bahkan sekarang sekolah udah belajar intensif dan mungkin udah ada yang mau UTS. Tapi yah, saya hanya ingin berbagi pengalaman saja selama tiga tahun bersekolah di bangku SMA yang saya tuangkan dalam bentuk cerita fanfiksi. Okeh! Daripada kelamaan membacot, fic ini resmi dibuka! *loh?*

Disclaimer

Kalau Hetalia punya saya, karakter Indonesia udah saya munculin dari awal!

Genre : Humor, Friendship

Rate : T (entah kenapa saya seneng bikin rate ini)

Gakuen AU, garing, maybe bakal ada typo disini, gaje, nista dan HARAM! Dijamin bikin puasa anda batal *digampar readers* dan banyak OC disini. Nama-nama OC diambil sesuai dari nama di fic saya sebelumnya, "Twitteran, yuk!" dan juga berbagai nama merk atau produk sponsor yang disensor. Don't like, don't read. Silakan klik tombol back dan carilah fic lain yang menurut anda sesuai dengan mood dan suasana hati anda...

-ooOoo-

Hetalia Senior High School.

Pada tanggal 16 Juli yang lalu adalah saat-saat yang menyenangkan, khususnya bagi siswa yang baru lulus SD dan SMP. Kenapa? Karena mereka akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu dari SD ke SMP dan dari SMP ke SMA.

Oh oh, lihatlah ke arah sana, ke sekolah yang sangat ramai itu! Ya, sekolah yang bernama Gakuen Hetalia ini termasuk sekolah elit bertarif ( Yep, BERTARIF. Anda tidak salah baca dan Author tidak salah ketik XD ) Internasional, lingkungannya sangat bersih dan rapi dan murid-muridnya dikenal sebagai murid yang berprestasi.

Rupanya, sekolah ini sedang didakan MOPDB atau yang lebih dikenal sebagai MOS atau ospek atau... ah sudahlah! Yang penting intinya, masa-masa penyesuaian calon murid baru. Bagi mereka yang telah dinyatakan naik kelas, tentunya ajang ini adalah ajang yang sangat seru karena bisa bermain-main (baca: menindas) bersama para adik kelas yang masih polos dan agak cupu. Banyak siswa siswi baru yang membawa peralatan yang akan digunakan selama MOS. Mulai dari tas, nametag, topi, jam tangan yang menunjukkan pukul 06:30 pagi, pita yang disematkan di lengan baju sebelah kiri, kalung-kalungan yang terdapat permen atau wafer, sampai kaus kaki yang belang hitam putih dan warna warni.

"Duuuh, kelasnya ada dimana, ya? Sekolahnya luas banget, sih!" tanya seorang gadis berambut pendek sebahu dengan memakai bandana (sejujurnya, pita yang diikat seperti bandana) pada dirinya sendiri. Dia adalah siswa baru SMA di Hetalia. Terlihat jelas dari peralatan MOS-nya yang berjubel.

Oh maaf, saya lupa memberi tahu. Gakuen Hetalia mempunyai dua gedung. Khusus untuk siswa SMP, gedung sekolahnya ada di bagian Timur dan siswa SMA ada di bagian sebaliknya. Kedua gedung ini terpisahkan oleh sebuah tembok yang panjang. Rasanya seperti memisahkan Jerman Timur dan Jerman Barat saja? Sudahlah, lupakan. Ikuti saja alur cerita ini :3 *maksa*

"Oi Lay, lu di kelas mana jadinya?" tanya seorang gadis berambut panjang dengan ornamen bunga melati di rambutnya. Ini pasti orang Indonesia! (gak usah ditanya juga pasti iya! Dasar Author gendeng!)

"Entahlah, aku saja tidak tahu," jawab teman disampingnya dengan cuek. "Kelas manapun aku tidak masalah."

"Jangan sampe deh gue sekelas sama lu lagi. Bikin gue makin tersiksa nantinya! Hiii..."

"Siapa juga yang mau sekelas sama orang yang sok kayak lu! Gue sih ogah!" keluarlah omongan lu-gue dari mulutnya.

"DASAR MALON!"

"INDON!"

"Sudahlah, kalian berdua jangan ribut. Bukannya kalian udah janji di sekolah baru kita ini kalian gak mau berantem lagi?" tanya seorang anak cowok di samping si orang Indonesia.

"SIAPA YANG BILANG KAYAK GITU?!" teriak keduanya berbarengan.

"Hadeeeh, kalian ini masih aja berantem." Kata cowok yang asik lagi asik ngedit foto lewat inst***am di hp androidnya. Sepertinya itu ponsel keluaran S**sung terbaru, G***XY S III, yang didaulat hp android tercanggih abad ini.

"Ahahaha! Di sekolah ini, semua orang pasti akan mengenalku sebagai HERO!" kata anak berkacamata berambut pirang di depan gerbang sekolah.

Krik. Tak ada yang menggubris ataupun menoleh kepadanya.

Hanya dua orang satpam yang berada di sisi kiri dan kanan gerbang sekolah yang dari tadi memperhatikan tingkahnya. Mungkin mereka berpikir dia itu aktor-yang-gagal-main-film. Ckckck. Kasian.

Nama-nama siswa pun telah tertempel di pintu dan kaca tiap kelas sepuluh dan semua sudah meletakkan tas, peralatan dan semua atribut-atribut yang akan dipakai saat MOS. Hanya jam tangan, pita, nametag dan topi yang dipergunakan saat upacara.

Sebelum upacara alias apel, murid-murid memasuki kelasnya masing-masing dan menunggu para senior yang ditugaskan menjadi 'pengurus' mereka selama tiga hari kedepan. Karena kelasnya berjumlah sebanyak 7 ruang, kita akan mengintip kelas X-1 dulu.

"PAGI, DEEEEKKK!" sapa seorang senior yang sangat bersemangat. Ini adalah senior yang bertubuh kekar, berambut pirang, dan bermata biru.

"Pagi, kaaaak!" balas anak-anak baru kepada seniornya yang terlihat sangar itu.

"Nama saya Ludwig Beilschmidt dari kelas XI IPA 3. Panggil Ludwig aja biar singkat!"

Semua murid baru yang ada di kelas terdiam, padahal dalam pikirannya mereka udah bilang 'Duh, ini seniornya kok sangar banget, sih? Ckck, apes deh gue..'

"Mulai hari ini sampai dua hari kedepan, saya dan dua teman saya akan menjadi koordinator kelas kalian, kelas X-1!" lanjutnya yang kemudian muncul dua orang senior yang juga teman dari senior Ludwig ini.

"Vee~ perkenalkan namaku Feliciano Vargas. Saya juga dari kelas XI IPA 3, panggil Feli aja udah cukup, vee~" ujar senior berwajah unyu dan kriwilnya njepat kearah kiri. Tunggu, ini yang namanya personifikasi negara Italy, kan? KOK DIA BISA MASUK IPA?!

"Nama saya Kiku Honda, kelas XI IPA 3. Mohon bantuannya kepada kalian semua," kata seorang cowok berambut ngebob sambil membungkukkan badannya.

Murid-murid makin keheranan. 'Ini koordinatornya kok aneh-aneh semuanya, ya? Oh nggak juga! Si cowok ngebob itu nggak aneh, deng...'

"Vee~ Jadwal kelas kalian hari ini keliling sekolah. Biar tau sekolah ini kayak apaan isinya, vee~" Feliciano angat bicara.

"Jangan lupa topi, jam tangan, nametag, pita, sama kalungnya dipakai!" ujar Ludwig tegas. Para murid baru hanya bisa ber-hiii ria melihat keganasan (?) Ludwig.

-ooOoo-

Lain lagi dengan kelas X-2. Kalau tadi koordinatornya aneh-bin-ajaib, kalau yang ini agak WOW.

"Pagi adikku.. Mmuuaaach~~" bisa ditebak siapa itu? Senior yang satu ini agak-agak gimana ya? Pake kiss bye segala lagi, ckckck.

"P...P...Pagi kaaak," jawab murid terbata-bata diiringi sweatdrop berjamaah.

"Nama saya Francis Bonnefoy dari kelas XII IPS 2. Panggil aja abang Francis yang ganteng."

'Ganteng? GANTENG? Demi Budi Anduk, kalo yang begituan aja ganteng, gimana yang JELEK?!' kata murid-murid dalam hati.

"Buenos días, semuanya~" sapa seorang senior satu lagi yang mukanya ceria to the max. Ketauan banget, suka senyam senyum melulu. Nggak kram mulut, mas?

"Apaan tuh kak, artinya?" celetuk seorang murid baru yang duduk di tengah.

"Itu nama wafer bola coklat, bukan? Yang sodaraan sama K**der J*y?" celetuk murid disebelahnya.

"Itu sih KINDER BUENO!" mukanya jadi merah, lalu diiringi tawa sekelas.

"Kesesesese~ rasain lu Nton dikerjain adek kelas!" Tawa senior ketiga di kelas itu yang (katanya) AWESOME dan ASEM di sekolah ini. Pasti pembaca juga udah tau kan? Oh oh, siapa dia?

"Bacot lo…" ujar senior yang abis diledekin sama adek kelas tadi dengan lirihnya.

"Betewe, nama gue Gilbert Beilschmidt! XII IPS 1. Panggil aja—"

"Panggil aja dia Gilbo atau Mister ASEM. Jangan pake kakak, ya!" cela senior sebelumnya.

"Hiks…" senior yang namanya Mister AS— ah sudahlah, Gilbert, itu pundung di ujung kelas.

"Belom ngenalin diri lo Nton? Cepet deh keburu apel nih di lapangan." Senior Francis pun angkat bicara. Lho? Bicara bisa diangkat, ya? XD

"Oh, ya! Nama saya Antonio Fernandez Carriedo, saya dari kelas XII IPS 3. Panggil aja saya—"

"TOMATO FREAK! Kesesesese!"

"Anjrit, lo!" kata senior Antonio yang mulai naik darah.

Dan terjadilah pertarungan sengit (?) di dalam kelas. Murid-muridpun cuma bisa keheranan melihat tingkah laku seniornya. Padahal kalau dipikir-pikir, mereka udah tingkat akhir, lho!

"Jadwal kelas kalian untuk hari ini yaitu latihan PBB alias baris-berbaris. Ayoo, dipake topi, nametag, jam tangan, pita, sama kalungnya yaa~" kata Francis sambil mengedipkan sebelah matanya.

"I...I... Iya kak..." jawab murid-murid pasrah.

-ooOoo-

Lanjut ke kelas X-3. Disini kita punya koordinator yang cukup unik! Yah, author sih nggak mau ngakuin kalo unik, tapi demi readers, yasudahlah~ *pasrah*

"Selamat pagi, semuanya!" sapa senior berkacamata yang punya tahi lalat di dekat bibirnya.

"Pagi, kaaak~" jawab murid dengan tampang lesu.

"Saya Roderich Edelstein dari kelas XII IPA 1. Panggil aja Roderich."

"Iya, kaaak~" jawab murid dengan tampang lesu (lagi).

"Sebelah saya ini namanya Elizabeta Héderváry, dari kelas XII IPA 2."

"Salam kenal ya adek-adek! Panggil aja Eli, Liz atau Eliza. Terserah, suka-suka kalian," kata Eliza dengan senyum ceria.

"IYA, KAK!" murid-murid (khususnya yang cowok) langsung semangat begitu Eliza ngomong. Entah karena suaranya yang menggoda, wajahnya yang cantik ala R*na N*zawa personil JK*** atau... ah, lupakan saja.

"PAGI, DEEEK!" sapa senior satunya lagi yang baru masuk dengan sangarnya.

"P...P...Pagi kaak..." jawab murid-murid ketakutan.

"Nama saya Basch Zwingli dari kelas XI IPS 2! Ah ya, itu adek saya disana namanya Lili Zwingli!" katanya. Biasanya sih namanya dieja Vash. Berhubung nanti si Himaruya marah kalo namanya diapa-apain, mending Basch aja deh XD #AlasanTakLogis. #AbaikanSaja.

Anak-anak melihat ke arah Lili, perempuan bertubuh mungil dengan pita dirambutnya.

"Awas kalo berani nyakitin atau ngapa-ngapain dia, kalian saya DOR!" kata Basch mengultimatum yang diakhiri dengan hiii oleh anak-anak sekelas (kecuali Lili).

"Jadwal kelas kalian untuk hari ini adalah PBB. Jangan lupa peralatannya dipake semua! Jam tangan, pita, topi, kalung, sama nametag." perintah senior Eliza.

"Iya kakaaaak~" jawab murid-murid semangat.

-ooOoo-

Lanjut ke kelas X-4 aja. Wah, kelasnya author beberapa tahun lalu, nih! #abaikan.

"PAGI, DEK!" sapa seorang senior dengan tegasnya.

"Pagi, Kaaak!" jawab seisi kelas dengan lantang.

"Nama saya Rangga Hardiansyah Nugraha dari kelas XI IPA 1!" dilihat dari namanya ketauan dia orang Indonesia. Oh, ternyata dia kakaknya personifikasi negara tercinta kita, Sekar (OC Indonesia yang cewek).

"Pagi, dek," sapa senior satunya yang ada disebelahnya.

"Pagi, kak." Jawab murid-murid kebingungan. Ini seniornya kok... mukanya?

"Nama saya Arthur Kirkland dari kelas XI IPA 1," kata senior berambut pirang itu. "Mulai hari ini kita berdua jadi koordinator kelas kalian sampai dua hari kedepan. Kalau ada yang mau bertanya, saya persilahkan. Pertanyaannya bebas, seputar sekolah juga boleh."

"Kak, saya mau nanya," seorang siswa mengangkat tangannya.

"Ya, silahkan."

"KOK ALISNYA KAKAK TEBEL BANGET, SIH?"

Tawa menggelegar di dalam kelas X-4. Wajah Arthur mulai memerah, semerah tomat.

"DIEM, LO! GAK USAH BAWA-BAWA ATAU BERTANYA SOAL ALIS GUE, DEH!" Arthur geram.

"Huahahaha, alis lo emang artistik banget, Thur," Rangga menimpali.

"LO DIEM AJA DEH, NGGA! GUE SANTET JUGA NIH LAMA-LAMA!"

"Heeh! Santet-santetan itu urusan gue..." Rangga mengeluarkan tatapan mautnya.

"I-iya ya? Iya deng..." Arthur ciut, takut sama temennya yang satu ini.

"Woy woy. Diem dong! Kalian ini bukannya ngasih contoh yang baik sama junior malah nunjukkin sifat asli kalian!" salah satu senior yang (sebenernya) ada daritadi cuma author lupa ngasih tau aja.

"Lukas? Kapan datengnya?" tanya Arthur dan Rangga berbarengan.

"Daritadi ada disini kali, gue lagi semedi (?) sama troll gue, kalian aja gak liat," jawab senior bermuka bishounen itu. Krik. Jangkrik berbunyi dengan indahnya dan kedua cowok itu terdiam melihat temannya.

"Nama saya Lukas Bondevik, kelas XI IPA 2."

"Kak saya mau nanya lagi, tapi nanya ke kakak yang kalem (?) itu" kali ini seorang anak perempuan mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah Lukas.

"Ya, silakan." Lukas mempersilakan si anak untuk bertanya.

"KAKAK SEBENERNYA CEWEK APA COWOK, SIH?!"

Lagi-lagi seisi kelas ricuh dengan suara tawa anak-anak baru.

"GUE INI COWOK! LIAT DONG! GUE PAKE CELANA, BUKAN ROK!" bentak Lukas.

"Kalo cowok kenapa make jepit, kak?" sepertinya anak itu belum puas untuk mempermalukan Lukas di depan junior lainnya.

"INI BUKAN JEPIT! INI CUMA SEKEDAR HIASAN DOANG! NAMANYA NORDIC CROSS TAU GAK?!" ngomong-ngomong, ini kenapa si Norway mendadak Tsundere gini, sih? Biarlah waktu yang menjawab semuanya. Biarlah mengalir seperti air sungai yang jernih. Biarlah—

Bug! Tak terasa ada bahaya yang mengancam. Sebuah buku melayang ke arah Author. "WOY, DASAR AUTHOR GEMBEL! DIEM LU!"

Iya iya! Maaf! Gak perlu lempar buku juga kali!

"Yaelaaaah, lu ngomel mulu udah kayak si Arthur aja." Komentar Rangga.

"Sialan lo..." Arthur misuh.

"Ya sudah lah, saya kasih tau aja deh jadwalnya. Jadwal kalian hari ini adalah membuat yel-yel kelas. Pokoknya kalian harus bikin yang bagus, yang kreatif, yang unik, bombastis, meriah—"

BUUUGG! Sebuah kursi (?) melayang ke arah Rangga.

"HEH! KOK GUE DILEMPAR, SIH?! SALAH GUE APA, COBA?!" omel Rangga pada kedua temannya yang bule itu.

"Pengen nimpuk aja..." jawab Arthur singkat.

"Lu banyak bacot sih. Buruan deh keburu apel nanti!" timpal Lukas yang ada disebelah Arthur.

"AAAAAH GUE SANTET LO SEMUAAAA!"

Adegan seterusnya dipotong karena tidak cocok untuk usia 100 tahun kebawah XD

-ooOoo-

Kelas X-5 yang notabene ada banyak adik dari senior yang lagi bertugas malah diasuh sama mantan kompeni...

"GOEDEMORGEN!" kata senior yang rambutnya lancip kayak duri.

"Apaan tuh, kak, artinya?" tanya anak yang duduk paling depan dengan polosnya.

"Artinya 'Selamat Pagi', dasar bodoh!" kata si senior sambil menggeplak kepala juniornya. Wih, kasar amat, kak!

"Aduh! Maaf, kak..." jawab si anak ketakutan.

"Nama saya Rick van Boegarde (Soalnya Rick van Droom itu aneh! Akhirnya bikin nama ngasal lagi buat bang Nethy..) dari kelas XII Bahasa 1! Saya akan jadi koordinator kelas kalian sampai dua hari kedepan!"

Anak-anak diam. Bahkan jangkrik pun enggan berbunyi. Karena oh karena, sang koordinator punya tampang yang nyeremin. Liat aja. Ada bekas luka di dahinya! Entah itu luka karena apa, yang jelas seperti luka sabetan.

"Duh, Nethy jangan galak-galak dong sama adek kelas! Malu-maluin aja, sih..." kata senior satunya lagi yang ada disampingnya sambil ber-facepalm ria. Siapa dia? Kok cantik banget, sih?

"Adek kelas emang pantes digituin, biar dia nggak kurang ajar sama kakak kelas!"

"Maafin pacar saya ini, yah. Dia emang kayak gitu kelakuannya. Maklum, dia itu mantan kompeni, jadi sifatnya yang jaman dulu itu masih kebawa-bawa sampe sekarang. Padahal udah tahun 2012 ya, dan Indonesia aja udah merdeka..." tutur senior cewek dengan sopannya.

"Ah kamu buka aib orang aja!" cowok itu pundung dengan suksesnya. Entah kenapa, biar dia cowok tapi kok dia takut banget sama ceweknya. Iyalah. Ceweknya kan orang Indonesia. Yep. ORANG INDONESIA.

"Oh ya, nama saya Tsania Marwa dari kelas XII IPA 2. Salam kenal ya!"

"Ah, disana itu ada adek saya namanya Bella. BELLAAAAA~ BROER DISINI! MUAH MUAH MUAH!" teriak senior yang bernama Rick sambil melambaikan tangannya pada gadis berambut pirang yang duduk di tengah.

"Itu abang lo, Bel?" tanya cewek yang duduk disampingnya yang memiliki wajah seperti orang Chinese.

"...Bukan." jawabnya pasrah. Haduuuh, malu-maluin aja sih, si Nethy!

"Disana juga ada adik saya, lho! Namanya Sekar." Kata senior Tsania menunjuk gadis yang memakai ornamen bunga melati di rambutnya. "Setelah apel di lapangan nanti jadwal kalian hari ini adalah keliling kelas. Kalung, topi, nametag, pita sama jamnya dipake yah!"

"Iya kaaaak..."

-ooOoo-

"Selamat pagi, da~" sapa senior bertubuh tinggi berambut keperakan di dalam kelas X-6.

"Selamat pagi, semuanya.." sapa senior satunya dengan wajah gugup.

"Perkenalkan nama saya Ivan Braginski dari kelas XI IPS 1, da~"

"Saya Yekaterina Braginskaya dari kelas XII IPS 3. Salam kenal..."

Muka anak cowok langsung mupeng ngeliat seniornya yang cewek. Iyalah, badannya seksi dan (ehm) dadanya lumayan berisi dan padat. Jelas cowok-cowok berekspresi seperti itu.

"Kenapa kalian ngeliatin kakakku kayak gitu, daaa?" Ivan udah nyiapin pipa buat gebuk anak-anak baru yang ada didepannya.

"Hueee, nggak ada apa-apa, kak! Maaf!" jawab anak-anak cowok yang duduk di bangku depan.

"Oh, baguslah kalau gitu. Ufu~!"

Anak-anak udah ketakutan. Kecuali satu anak yang duduk di bangku paling belakang.

Anak itu berdiri dari tempat duduknya. Satu kelas menjadi hening. Lalu ia berkata...

"Brat... BRAT IVAN! MENIKAHLAH DENGANKUUU!"

"TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK KKKK!" senior bertubuh tinggi itu pun berlari meninggalkan kelas. Anak-anak yang melihatnya pun cuma bisa bengong. Hee? Itu senior diajak nikah? Ckckck.

"Natalia, jangan gitu sama kakak. Kasian dia," ujar senior Yekaterina.

"Kakak nggak usah ikut campur urusan hidupku! BRAT! KEMBALIIII!" Natalia pun pergi meninggalkan kelas mengejar orang yang dicintainya.

"Maafkan adik saya yang tadi, ya! Jadwal buat kalian adalah main games sama kakak-kakak koordinator. Oke?"

"OKE KAK!"

-ooOoo-

Kelas X-7 yang terakhir.

"Sel'm't p'gi s'muany'. N'ma sy' B'rw'ld Ox'nst'ern' d'ri k'las XII IP' 1" kata senior bertubuh tinggi berkacamata. Murid-murid keheranan. Ini senior, kelas tiga, tapi ngomongnya gaje? Kok mau sih sekolah ini nerima dia!

"Selamat pagi semuanya. Nama saya Berwald Oxenstierna dari kelas XII IPA 1. Gitu katanya, dek," kata senior berambut pirang disampingnya yang disambut dengan kata 'ooooh' dari junior yang duduk didepannya. "Saya Tino Väinämöinen dari kelas XII IPA 2." Lanjutnya.

Tiba-tiba terdengar suara aneh di depan kelas. Sepertinya itu senior satunya lagi yang menjabat sebagai koordinator kelas yang bontot ini.

"HUAHAHAHA! GUE ITU KING NORDICS!"

"Hey, Mathias! Kesini! Perkenalan diri dulu, dong!" bentak Tiino pada sahabatnya.

"Nama gue Mathias Køhler! Gue dari kelas XII IPS 3." Senior berambut jabrik yang nenteng kapak (?) itu pun memperkenalkan diri.

"Kak, itu kapak beneran?" Tanya salah seorang anak yang duduk di barisan belakang.

"Iyalah! Mau bukti? Nih!"

BRAK. Meja yang tak berdosa itu pun sukses terbelah menjadi dua. Anak-anak pun ketakutan. Takut ditebas pake kapaknya Denmark, si manusia kambing (?)

"Beneran, kan? HAHAHAH! GUE GITUUUUU!" kata si senior dengan narsisnya.

"M'nding k'mu k'lu'r aj' d'h. G'nggu b'ng't." Senior Berwald memelototi si jabrik. Karena kalah adu aura kejam (emangnya Russia?) akhirnya si jabrik a.k.a Denmark alias Mathias pun keluar dari kelas. Diusir lebih tepatnya.

"Hahaha, dia itu salah satu keluarga saya! Maklumin aja ya kalau sifatnya begitu. Hehe. Jadwal kalian kali ini cuma main games sama koordinator kelas! Hehehe." Entah kenapa senior kita kali ini OOC banget. Keseringan ketawa!

Bel berbunyi. Semua murid-murid pun turun ke lapangan untuk mengikuti apel. Gimana ya kejadian setelah apel? Apa mereka bakal dikerjain? Atau malah seniornya yang dikerjain? Entahlah... Author juga bingung! *digampar*

To Be Continued...

-ooOoo-

Duh, gini nih kalo kelamaan meditasi di dalem WC. Otaknya keburu rusak gara-gara nyium bau kamar mandi yang lebih bau daripada bangkai gajah #abaikan.

Baiklah! Ini adalah hari pertama MOS yang dipotong buat apel, jadi mulai MOS yang sebenarnya ada di chapter 2 nanti.

Ada yang mau rikues buat chapter depan? Rikues tentang jadwal mos selain PBB, keliling sekolah, bikin yel-yel, pokoknya yang unik-unik lah (yang jelas sesuai buat anak sekolahan) karena otak author udah mampet belom sempet manggil tukang sedot (?) gara-gara insiden lebaran lalu, hiks... *pundung*

Saya yume fuusen, beserta kru yang bertugas sebagai boss dan direktur (?) pamit!