Aloha~ Hanna disini kawan~~
Saya membuat cerita ini yang dengan 'lagi-lagi' mengetiknya tanpa rencana terlebih dahulu! jadi kalau aneh/gaje/abal mohon dimaafkan m(._.)m
Cerita ini ORIGINAL buatan saya, jangan menganggap ini nyontek atau apalah, karena saya tidak plagiat dari fict manapun... kecuali beberapa cerita lama saya XD
Kali ini saya coba Miku x Kaito, semoga berkenan~
Miku : Nee, author! kapan ceritanya dimulai! ngoceh aja lu...
Author : Na-nani! saya bisa bicara dengan Miku! ooh senangnya~ TTvTT
Kaito : author abal,sarap,gila,sinting,lebay
Author : Mwoo jahatnya kau Kaito! kuhukum kau untuk membacakan disclaimer!
Kaito : *Sigh*
Disclaimer : Hanna tidak memiliki 'APAPUN' disini, tapi dialah juru ketik yang telah membuat cerita ini semenarik mungkin.
Vocaloid by Yamah Corp.
Piano by Hanna Akiyama
Chap.1 = Your Piano's Voice.
Miku Pov
Aku menyusuri koridor gedung sekolah yang sepi ini, ya, waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 P.M. Oke, kenapa aku masih disekolah? Karena Meiko Sensei memberikanku tugas yang banyak! Akh menyebalkan, hanya karena aku mendengarkan tugas musik saat pelajarannya!
…oke, itu cukup menjadi alesan kenapa aku dihukum.
Samar-samar aku mendengar suara dentingan piano, siapa…?
Arah suara itu berasal dari ruang musik, dengan takut-takut, aku berjalan perlahan ke pintu ruangan tersebut, yah… kau tahulah? Cerita seram tentang suara piano saat pulang sekolah, dan yang memainkannya adalah…. AKH! CUKUP! Aku menakuti diriku saja, errgh…
Dan disinilah aku, TEPAT didepan pintu ruang musik itu, suara dentingan piano itu masih terdengar, aku menyadari kalau itu adalah lagu 'Butterfly on Your Right Shoulder', tanpa sadar aku terduduk di samping pintu sambil menyenderkan punggungku ditembok, aku memejamkan mata sambil mendengarkan lantunan suara piano lembut itu.
"…San…" terdengar suara samar-samar,
"…ku-san…" suara itu terdengar sedikit lebih jelas, aku berusaha membuka mataku, namun kenapa mata ini terasa berat?
"Miku-san…" suara itu kali ini terdengar dengan sangat jelas, tapi aku belum mengetahui siapa sosok yang memanggilku itu, mataku susah sekali untuk dibuka, sepertinya aku tertidur cukup lama… tunggu, dimana aku tertidur!
SRAT…!
Aku membuka paksa mataku dan mengangkat tubuhku dengan tiba-tiba, akibat gerakan itu sekarang kepalaku terasa pusing, aku memegang kepalaku yang terasa sedikit pusing…
Aku mendapati sosok seseorang didepanku, dia membelakangi sinar matahari senja yang menerobos masuk dari jendela besar di koridor, aku tidak bisa melihat jelas siapa itu dan apa yang dia lakukan.
Berusaha memfokuskan mata, aku mengusap mataku dengan cukup keras dan berhasil mengetahui siapa yang didepanku itu…
Kaito Senpai!
A…apa yang dia lakukan disini!
Rambut biru gelapnya tidak terlihat jelas karena pencahayaan yang kurang ini, aku mendapati sosoknya yang sedang jongkok didepanku dan matanya menatapku lekat-lekat, dia memiringkan kepalanya sedikit kiri, tangan kanannya bergerak mendekati kepalaku.
"Miku-san?" ucap Kaito Senpai memecahkan keheningan, tangannya mengusap kepalaku dengan lembut, aku sedikit terbuai dengan kelakuannya.
"Miku-san?" ucapnya sekali lagi dan membuatku kembali ke kenyataan, "A-ada apa Kaito Senpai?" kataku sopan, dia menghentikan usapan tangannya dan menarik tangannya menjauhiku, sekilas wajahku terlihat kecewa, "Kau tidak ingin pulang?" tanyanya, aku tersentak kaget dan langsung mengangkat tangan kiriku dan melirik jam tangan, 17.30 P.M ! aku sudah terlalu lama tertidur disini!
Aku melirik ke jendela besar didekatku, matahari senja-yang bisa dibilang sudah hampir kehilangan sinarnya- bersinar warna oranye-ungu menerobos jendela dan menampilkan bayangan diriku dan kaito di lantai yang berwarna hitam pekat. Akh! Ini sudah sangat sore!
Tunggu, kenapa Kaito Senpai masih disini?
Kaito Senpai melepaskan syal birunya dan melilitkannya dileherku, dia tersenyum lembut, "Jadi… kau ingin pulang, tidak?" Tanya Kaito Senpai, aku mengangguk mantap,
"Baiklah, aku akan mengantarkanmu, ayo pulang!" ucapnya, dia berdiri lalu mengulurkan tangannya padaku, membantuku berdiri. Aku menyambut tangannya dan berdiri sepelan mungkin, aku tidak ingin melepaskan tangan ini…
"Em… anu, Kaito Senpai memang rumahnya dimana?" tanyaku, saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju rumahku didaerah XXX (sekitar 1.5 km dari sekolah) A/N : saya gak tahu harus menempatkan rumahnya mereka dan sekolah mereka dimana, jadi saya ngasal saja XD
"Rumahku di daerah XOXX" kata Kaito Senpai tanpa menoleh kearahku, aku terbelalak kaget mendengar jawabannya,
"Daerah XOXX! Itu kan jauh sekali dari sini Senpai! Bahkan jauh dari sekolah! Tapi… Senpai malah mengantarku…" kalimat terakhir kuucapkan sepelan mungkin, aku merasa tidak enak dengan Kaito Senpai, mungkin tinggal 200 M lagi akan sampai dirumahku, atap rumahku yang berada di sisi kanan jalan sudah terlihat, tapi Kaito Senpai? Asal kau tahu saja, daerah XOXX itu sekitar 8 Km dari sekolah, ditambah dia mengantarku, berarti jarak yang harus dia tempuh 9.5 Km!
"Tidak apa-apa, sudah lama aku ingin berjalan-jalan ke daerah ini… rasanya aku rindu sekali dengan daerah ini…" katanya sambil tersenyum… sedih? Ya, Kaito Senpai tersenyum sedih ketika mengatakan itu, aku tidak tahu apa yang membuatnya sedih, tapi aku harus mengalihkan pembicaraan ini!
"Eh, itu anu… kok tadi Senpai masih di sekolah?" tanyaku, yah, topik pengalih pembicaraan ini tidak terlalu jelek, bukan?
Kaito Senpai tersenyum padaku, "Kau dengar suara piano?" tanyanya, aku mengangguk, "Aku sedang berlatih main piano…"
"Na-nani? Berlatih piano? Untuk apa?" tanyaku –yang sedikit sok kaget-,
"Aku akan mengikuti kontes piano nasional." Katanya pelan,
"Hah! Nasional! He-Hebat! Aku tidak tahu Kaito Senpai jago bermain piano!" kataku kagum, aku benar-benar tidak tahu kalau salah satu Senpaiku ini yang ice-cream-mania ternyata jago bermain piano,
"Yah… aku juga tidak mengira akan menyukai piano…" Kaito tersenyum sedih kembali, Baka Miku…! Baka! Kau membuat Senpai sedih lagi! "Tapi, demi teman masa kecilku, aku akan berjuang, karena aku sudah berjanji padanya!" ucap Kaito Senpai sambil tersenyum mantap dan menatap ke arah depan,
"Teman masa kecil? Janji?" tanyaku bingung, rasanya aku cukup familiar dengan kata-kata itu? Hei… itu kan memang kata-kata yang biasa ada di kehidupan sehari-hari! Aku menepuk dahiku yang tertutup poni hijau toska ku,
"Lain kali akan kuceritakan, sekarang kau lebih baik masuk rumah dan hangatkan badanmu…!" ucap Kaito Senpai, aku menyadari kalau aku telah sampai di depan pagar rumahku yang bercat biru muda dan hijau lumut. Kaito Senpai melambaikan tangan padaku, dan berjalan menjauhiku, aku lalu teringat sesuatu…
"Kaito Senpai!" seruku, Kaito Senpai menoleh kebelakang dan sedikit menyeringai, "Umm, anu… ini syalmu, maaf kupakai… aku tidak menyadarinya barusan…" kataku pelan sambil menghampiri Kaito Senpai dipinggir jalan dan menyerahkan syal biru laut itu kepada Senpai,
"Kukira kau lupa…" kata Kaito Senpai dan tertawa kecil, aku hanya bisa diam, yah… karena aku memang konyol sekarang…
Kaito Senpai melambaikan tangannya lagi dan berjalan kembali, "Oh iya, jangan memanggilku Kaito Senpai! Itu sangat panjang dan tidak enak didengar kan?" katanya, sambil tersenyum sedikit, dengan ragu-ragu aku memanggilnya…
"Kaito…?"
Dia mengacungkan jempol padaku lalu berlari kearah rumahnya…
Kaito…
Kaito…
Kaito…
Nama itu terus mengalir di otakku…
To be Continued~
Tunggu...! jangan cepat-cepat meninggalkan fict ini! karena saya berjanji akan mengupdate cerita ini paling lama 2/3 hari lagi... sebisa mungkin saya buat besok!
Miku : Akh, author gaje... tahun baruan lu mau buat fict ini?
Author : ya suka-suka gue sih, lu jadi peran diem ajalah.
Miku : Sialan! *jejelin mulut author pake bawang*
Author : am-ampun gan! saya masih punya anak-suami (?) boong deh, saya masih single... dan satu lagi, saya tidak suka bawang miku!
Miku : oh, gananya tuh...
Author : *death glare special to Miku*
Kaito : Minna, RnR please~!
Read and Review please~!
