Hikaru Kembali! Kali ini Hikaru buat fic pairing baru! Ring x Lui. Semoga disukai! :)

Declamair: Vocaloid punya Crypton Future Media dan Yamaha! Hikaru hanya punya fic gaje ini!

Warn: Abal, gaje, OOC dan lainnya.

Happy Reading!

.

.

.

.

Ring P.O.V

Hai, minna! Namaku Ring Suzune, aku kelas 2 SMA di SMA Yamaha. Sekarang baru memasuki tahun ajaran baru.

Aku berjalan menuju lantai 3, tempat kelas 2 berada. Banyak yang memperhatikanku, mungkin karena rambut biru langitku yang panajng hingga mencapai mata kaki. Padahal, Miku juga memiliki rambut panjang, bahkan lebih panjang dariku bila rambutnya diurai. Tapi, apa peduliku?

Aku melanjutkan menaiki satu-persatu anak tangga. Semoga sekelas dengan SeeU, SeeWoo, Dan yang lain!

Aku melangkahkan kakiku ke dalam kelas setelah memeriksa di kelas mana aku akan menimba ilmu nanti. Syukurlah, aku sekelas dengan SeeU dan SeeWoo yang baru jadian tahun lalu! Pasti seru menggoda pasangan baru. Hehehe…

Aku berjalan menuju meja SeeU dan SeeWoo yang sedang sarapan pagi sambil suap-suapan romantis di kelas yang masih sepi ini.

"Ehem!" Aku berdehem, membuat sepasang sejoli itu menatap ke arahku sedikit kesal.

"Ring! Kau mengganggu!" ucap SeeWoo dengan perempatan di sudut kepalanya. Ampun deh, baru diganggu dikit langsung marah.

"Gomen nasai… Aku hanya mau menyapa," kataku sedikit memelas.

"Ring-chan duduk di belakangku saja ya!" kata SeeU ramah. Aku mengangguk dan berjalan menuju kursi di belakang SeeU.

Pelajaran pun dimulai. Hari ini hanya perkenalan para murid dan guru saja. Tak ada pelajaran pada hari pertama. Bel pulang pun dengan cepatnya berbunyi. Semua siswa-siswi kelasku segera keluar. Aku segera ikut masuk ke dalam desakan para siswa dan menerobosnya.

Setelah agak lengang, aku measang sepatu rodaku yang berwarna biru dengan garis hitam yang kubawa. Untuk apa? Untuk senang-senang! Aku pun segera meluncur melintasi beberapa siswa, sampai ada seorang siswa yang benar-benar menghalangi jalanku.

"AWAS!" teriakku pada siswa itu. Tapi, ia tak menyingkir atau pun menoleh.

BRUUK

Aku pun menabrak siswa berambut oranye itu. Sedikit sakit, tapi, posisiku dan siswa itu mengundang perhatian siswa lain yang lewat. Aku di atas, dia di bawah. Wajah kami saling berhadapan, sedikit gerakan maju, bibir kami bersentuhan.

Setelah sadar dari syokku, aku segera bangun dari posisi memalukan itu. Siswa itu juga bangun dan membersihkan seragamnya. Lalu mencabut earphone di telinganya. Oh… Pantas ia tak dengar teriakkanku. Pakai earphone, toh…

"Bisa gak, gak pakai sepatu roda di lorong?" tanya siswa itu ketus. Huh! Salah sendiri pakai earphone!

"Tch, kan salah sendiri gak dengar! Padahal tadi aku sudah teriak!" balasku dengan ketus. Huh, aku tak akan kalah dengannya!

"Anak kelas berapa?" tanyanya padaku dengan nada lebih tenang. "Kelas dua! Bocah!" jawabku. Aku mengatainya 'Bocah' karena tubuhnya lebih pendek dibandingkan denganku. Jadi, aku simpulkan bahwa ia adik kelasku yang baru mengikuti MOS.

"Heh, berani mengatai 'Bocah'. Kayak sendirinya bukan 'aja!" balasnya dengan seringai. MENYEBALKAN!

"Ring! Ring!" panggil seseorang padaku. Aku yakin itu SeeU. Aku menoleh padanya.

"Apa? Kenapa gak sama SeeWoo?" tanyaku. Ia hanya menggeleng.

"SeeWoo ada urusan sama OSIS. Oh ya, Hibiki-san. Seewoo bilang, rapat OSIS akan dimulai," ucap SeeU pada siswa pendek itu.

"Terimakasih pemberitahuannya, SeeU. Dan, kau. Jangan harap akan selamat…" ucapnya sambil menunjukku dengan tampang kesal dan segera pergi meninggalkan aku dan SeeU.

"Ring, kau adu mulut dengannya?" tanya SeeU dengan beberapa bulir keringat yang mengalir di pelipisnya.

"Ya, memang kenapa?" tanyaku balik. Sepertinya ia ketakutan pada siswa itu.

"Ring, kau tahu, dia siapa?" tanya SeeU lagi. Aku menggeleng. "Dia Ketua OSIS tahun ini. Lui Hibiki, anak kelas 12-1." Penjelasan SeeU membuatku terbelalak. Ketua OSIS, yang kabarnya sangat sadis. Dan aku, sudah membuat perkara dengannya!

-xXx-

Aku masih memikirkan masalah waktu aku pertama masuk sekolah. Perkara yang tak sengaja aku buat dengan sang ketua OSIS. Aku bisa dihabisi 'nih! Terlebih, ia kakak kelas!

Aku berjalan gontai ke kelasku. Aku membuka pintu kelas dengn sangat tidak bersemangat. Saat kau melihat ke dalam kelas, ternyata ada si ketua OSIS yang sedang mengobrol dengan SeeWoo. MATI AKU!

"Ara… Sepertinya ada pengganggu di sini…" sindir si ketua OSIS yang tak mau aku tahu namanya!

"Apa pedulimu!" balasku ketus. Ia hanya terkekeh kecil. Menyebalkan!

"Hah… Aku kakak kelas 'loh!" ucapnya tak mau kalah.

"Tapi, aku lebih tinggi dibanding kau!" balasku tanpa menoleh padanya.

Tak ada jawaban untuk sesaat. Semoga ia mengalah. Tapi, aku merasa ada seseorang yang menarik daguku ke atas. Dan mataku bertemu dengan manik orange keemasan milik seseorang, si ketua OSIS.

"Kau sudah keterlaluan. Tahu?" ucapnya dengan wajah sedikit sebal. Aku hanya diam, aku bisa merasakan nafasnya. WAJAHNYA TERLALU DEKAT!

Setelah mengatakan itu, ia segera melepas tangannya dari daguku dan segera keluar kelas setelah pamit dengan SeeWoo. Ukh… Kenapa wajahku panas?

-xXx-

Bel istirahat berbunyi. SeeU meninggalkan aku sendiri di kelas, sementara ia langsung pergi ke kantin bersama SeeWoo. Huu… Ditinggal lagi!

Aku memutuskan untuk menidurkan kepalaku di atas meja dengan kedua tangan terlipat sebagai tempat menidurkan yang nyaman. Aku jadi mengantuk…

"Tidur di kelas bisa kukenai sanksi 'loh." Sebuah suara terdengar di telingaku. Rasanya pernah dengar.

Aku memutuskan untuk mengangkat kepalaku dan menatap sumber suara. Seorang pria berambut oranye dengan mata oranye keemasan duduk di atas mejaku sambil melipat kedua tangannya dan menatapku dengan senyum yang entah apa artinya.

"Apa maumu?" tanyaku to the point. Malas meladeninya…

"Mauku? Kau membantuku untuk mengurus berkas OSIS sepulang sekolah sebagai permintaan maafmu," Jawabnya dengan senyum yang ma- APA YANG KUPIKIRKAN?!

"Aku menolak!" jawabku tegas. Mengerjakan tugasnya? Hah! Sok ngatur kau!

"Kenapa menolak?" tanyanya sembari menatap mataku. Ukh… Kenapa ia harus menatap mataku? Kenapa jantungku berdetak tak karuan?!

"Tch… Bukan urusanku!" jawabku sambil mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Tak sopan 'loh, berbicara dengan seseorang tapi tak menatap matanya." Ia memberiku nasihat layaknya orang tua memberitahu anaknya.

"Kenapa aku harus menurutimu?" tanyaku dengan tsundere. Hah… Tsundere-ku keluar juga…

"Hahahahaha~~ Kau tsundere juga 'ya?" ucapnya sembari tertawa di atas mejaku. Ukh… Pipiku panas rasanya…

"Aku gak tsundere!" ucapku dnegan nada ketus. Huh… Kenapa mukaku panas! Mau mendidih!

"Itu buktinya. Yang penting, nanti pulang sekolah kau datang ke kelas 12-1," ucapnya dengan wajah kemenangan. Ukh… Mau meledak rasanya! Ada apa denganku?! "Oke, aku balik ya! Jaa!" Itulah kalimat terakhir yang dikatakannya sebelum ia keluar kelasku sambil melambaikan tangan padaku.

Fyuu… Entah mengapa saat menatap mata si ketua OSIS menyebalkan itu jantungku berdetak lebih cepat. Wajahku juga jadi terasa mendidih. Apa yang terjadi ya?

-xXx-

Sekarang, di sinilah aku. Di depan kelas 12-1, tempat yang disebutkan ketua OSIS. Entah mengapa, kakiku membawaku ke sini…

Aku mengetuk pelan pintu kelas itu. Tak ada jawaban, aku putuskan untuk membuka pintu kelas itu perlahan. Aku bisa melihat seorang pemuda sedang menulis sesuatu di atas kertas sambil mendengarkan earphone. Pantas, ia tak membukakan pintu atau menyuruhku masuk.

"Ah, kau sudah datang! Kupikir tak akan datang," ucapnya smbari melepas sebelah earphonenya dan memamerkan senyumnya padaku.

BLUSH

Kenapa mukaku panas lagi?! Padahal aku belum pernah merasa begini! Apa yang terjadi denganku?!

"Kenapa bengong? Ayo, duduk di sini! Bantu aku urus berkas," ucapnya sambil menunjuk sebuah kursi di sebelahnya yang kosong.

Aku berjalan menuju kursi disebelah pemuda itu. Aku sedikit ragu duduk di sebelahnya. Tapi, dia hanya senyum dan terus menatapku, apa sih?! Bikin risih!

"Kenapa lihat-lihat?! Cantik?!" ucapku dengan nada yang kurang enak, sedikit tinggi. Dia terkekeh. Huh… Aku sudah mengatakan sesuatu yang mengatakan kalau aku ke-geeran.

"Hahaha… Aku tahu kau cantik!" ucapnya disela tawanya. Ia mengakui kalau aku cantik?!Amazing! "Aku hanya memperhatikan penampilanmu. Gak boleh 'ya?" tanyanya sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Bu-bukan begitu…" Kenapa kau jadi gugup kalau ngomong sama dia?!

"Boleh aku panggil Ring-chan 'gak?" tanyanya, seentara aku masih diam sambil terus berdiri di sebelah kursi kosong yang diduduki oleh kakak kelas itu.

"Terserah!" balasku dengan nada tsundere. Ukh… Kenapa nadaku harus tsundere 'sih?!

"Hahaha… Kau boleh panggil aku Lui-kun 'kok!" katanya dengan senyum man- Lupakan! Memang namanya siapa 'ya? Kenapa ia memintaku memanggilnya 'Lui-kun'?

"Memang namamu siapa?" tanyaku datar. Ia hanya berusaha meredam tawanya yang sepertinya sebentar lagi akan mele-

"BWAHAHAHAHAHA~~~"

Dan tawanya pun meledak! Apa yang lucu 'sih!

"Kenapa ketawa?!" bentakku, aku rasa mukaku panas karena menahan malu.

"Tidak, wajahmu lucu saja!" jawabnya dengan senyum jahil. "Kau benar-benar tak tahu namaku?" tanyanya kemudian. Aku menggeleng. "Lui Hibiki," ucapnya memperkenalkan diri padaku.

"Aku Ri-" "Ring Suzune, aku sudah tahu tentangmu 'kok." Dia memutuskan ucapanku seenaknya! Tunggu, dia bilang kalau dia sudah tahu tentangku? Apa maksudnya?

"Aku tahu kalau kau kalau keluargamu kurang berkecukupan, bahkan kau bersekolah di sini karena beasiswa. Orang tuamu bekerja di luar negri karena dinas tapi jarang mengirimi kau uang. Kau tinggal sendiri di apartemen. Benar?" Ia mengatakan itu semua yang aku akui semuanya benar!

Siapa dia sebenarnya?! Stalker 'kah?!

TBC

A/N: Gomen, bukan ngelanjutin cerita yang 'Angel in the Lake' dan 'X-Vocaloid' saya malah buat baru. Saya gak bisa berenti imajinasi 'sih! Ditambah, saya suka pairing ini! XD

Tadinya mau dibuat one-shoot, tapi gak jadi, takut kepanjangan. Jadi, two-shoot! Semoga gak ada typo dan gak aneh ya! Riview please! Flame 'pun saya terima dengan senang hati! :D