Namja berambut coklat itu mengerjapkan kedua matanya berkali-kali. Mulutnya sedikit terbuka lebar, sementara seseorang di hadapannya hanya balas menatapnya jengah. Ia lebih memilih untuk memfokuskan pandangannya pada objek di tangannya—selembar kertas yang di dalamnya bertaburan angka-angka. Itu bukan soal matematika atau fisika, tapi daftar nilai sebenarnya.

"Fisika 40, Matematika 30? Apa kau tertidur di kelas atau kau malah menganggap dua pelajaran itu sebagai pelajaran seni rupa dan malah mengisi lembar jawabanmu dengan gambar tidak jelas?"

Tersentak, ia langsung mempoutkan bibirnya pelan. "Aku tidur, sonsaengnim puas?"

Sang sonsaengnim hanya bisa menghela nafasnya. Ia memijat pelipisnya perlahan. Kalau saja namja di hadapannya ini bukan sepupunya mungkin ia akan dengan senang hati memberikannya hukuman. "Harusnya kau itu kuhukum, Kyu…"

Kyuhyun masih bertahan dengan pout di bibirnya. "Aku kan tidak melakukan kesalahan apa-apa, buat apa aku dihukum?"

Choi Siwon—sang sonsaengnim—hanya bisa menghela nafasnya. Memang sih, anak ini tidak melakukan apapun yang salah, kecuali persoalan tidur di kelas. Yang jadi masalah itu, nilai anak ini…

"Kalau begitu, besok temui Kim Kibum, siswa kelas 2 sepulang sekolah di perpustakaan…"

"Hah? Untuk?"

"Aku sudah memintanya menjadi tutormu selama satu tahun ke depan untuk dua mata pelajaran ini, karena aku yakin kalau pasti tidur lagi selama pelajaran ini."

"Justru itu yang jadi masalahnya, Siwonnie-hyung!"

Ruang guru saat ini kosong, dan hanya ada mereka berdua di dalamnya jadi tidak masalah kalau Kyuhyun memanggilnya 'hyung' dan bukannya 'sonsaengnim' seperti biasanya.

Siwon lebih memilih untuk kembali fokus pada lembaran di tangannya daripada mendengar ocehan Kyuhyun—walau dua angka yang tadi ia sebutkan agak mengganggu penglihatannya. Yang benar saja, hampir semua pelajaran Kyuhyun rata-rata mendapatkan nilai di atas 85—kecuali untuk olahraga, ia masih bisa memaklumi itu. Tapi untuk Matematika dan Fisika?

Anak ini pasti bukan hanya tidur di kelas itu, tapi justru malah pingsan!

.

.

TUTOR—

Author: RiN

Chapter: 1 of ?

Warning: Crack Pair, OOC, YAOI, Typos, etc.

.

Cast: KiHyun (Kibum – Kyuhyun)

.

DON'T LIKE, JUST DON'T READ

.

.

Kyuhyun melangkahkan kakinya menyusuri koridor kosong di sekolahnya. Ini sudah lewat dari jam pulang, jadi wajar kalau sekolah sudah sepi. Kalaupun ada yang masih tinggal, pasti hanya anggota klub olahraga saja yang memang punya jadwal latihan sepulang sekolah. Tapi tetap saja bangunan utamanya pasti sepi.

Ia sedikit menghentakkan kakinya, toh tidak akan ada yang melihat tingkah konyolnya ini, kecuali hantu mungkin—itu juga kalau ada.

"Aish, seenaknya saja menyuruh orang lain untuk mengajariku, dasar sonsaengnim pabbo. Kudoakan kau tidak dapat pacar seumur hidupmu, Choi Siwon-ssi~!"

BRUKK!

Kyuhyun mundur satu langkah ketika tanpa sengaja ia menabrak—atau ditabrak—seseorang. Sepertinya ia terlalu banyak melamun sampai tidak sadar kalau di depannya ada seseorang. Kyuhyun mendongakkan kepalanya.

Seorang namja—tidak lebih tinggi jika dibandingkan dengan dirinya—berdiri tepat di hadapannya. Iris gelapnya dibingkai kacamata berframe hitam, dan tengah menatapnya datar. Kyuhyun terpaku. Ditatapnya wajah stoic itu tanpa berkedip. Kagum? Ah, bukan. Lebih tepatnya terpesona.

Ng?

Mwo?

Terpesena? Apa yang baru saja terpikir olehnya itu?

Kyuhyun ingin sekali menampar kedua pipinya, menghalau pemikiran aneh yang baru saja berkelebat dalam benaknya.

Ia kembali menatapnya, tapi objek yang ditatap malah memilih untuk mengalihkan pandangannya. Namja itu mendengus pelan, hampir tak terdengar tapi mengingat tempat ini sudah sangat sepi seperti di pemakaman, Kyuhyun bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Tanpa mengatakan apapun, ia langsung pergi begitu saja, meninggalkan Kyuhyun yang sedikit melongo melihatnya.

Plak.

Kali ini Kyuhyun benar-benar menampar pipinya, menyadarkannya dari ekspresi aneh yang sedari tadi ia pasang. Alisnya berkerut. "Yang barusan itu apa-apaan? Dia bahkan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Tidak sopan!"

—Kalau dipikir lagi, justru bukannya Kyuhyun jauh lebih tidak sopan lagi? -_-

.

.

Kyuhyun masih setia memasang wajah masamnya hingga ia tiba di rumah. Ia menolak untuk diantar pulang oleh Siwon—kecuali kalau sepupu merangkap wali kelasnya itu membatalkan keputusannya untuk menjadikan siswa kelas 2 yang entah siapa namanya itu menjadi pengajarnya untuk dua mata pelajaran itu sepanjang sisa waktunya di kelas 1. Ia bahkan mengabaikan panggilan Yesung, hyungnya yang lebih tua lima tahun darinya.

Ia langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya, membuat sang hyung yang sedang menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Kedua alis Yesung berkerut, menyadari aura anak itu yang jauh dari kata menyenangkan. Apa terjadi sesuatu di sekolah tadi?

Yesung menggelengkan kepalanya, memilih untuk tidak terlalu memikirkannya. Toh apapun yang terjadi pada anak itu bukan urusannya. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. "Dasar anak aneh…"

—Ia bahkan tidak menyadari kalau ia pun sama anehnya. -_-

.

Kyuhyun langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Iris gelapnya beralih menatap jendela kamarnya yang hanya ditutupi tirai putih transparan. Ucapan Siwon masih terbayang dalam benaknya. Bukan, bukan masalah nilainya yang berada jauh di bawah rata-rata itu. Kalau masalah yang itu, sudah bisa dipastikan kalau itu hanya akan masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Artinya, ia benar-benar tidak pernah memikirnya dengan serius—seberapa sering Siwon membahas masalah itu, di sekolah atau di rumah.

Tutor?

Sampai ujian kenaikan kelas?

Dan dengan orang yang tidak ia kenal sama sekali?

Ng… tidak, tidak. Ia bukannya tidak kenal sih. Ia tahu siapa itu Kim Kibum, siswa yang selalu menduduki peringkat pertama setiap kali musim ujian datang. Tapi ia hanya tahu namanya, ia bahkan tidak tahu bagaimana rupanya dan sebagainya.

Nah, dengan ketidaktahuan ia akan dirinya dan juga orang itu yang—mungkin—tidak tahu apa-apa soal dirinya, bagaimana mungkin sonsaengnim kurang kerjaan itu malah menyuruh namja itu untuk mengajarinya?

"Arghh…"

Kyuhyun mengacak rambutnya. Ia langsung mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. Ditekannya beberapa tombol, lalu mendekatkannya ke telinga. Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum kemudian seseorang di seberang sana menjawab panggilan itu.

"Hyung~! Ayolah, jangan minta siapapun itu untuk mengajariku~ Aku tidak mengenalnya dan orang itu pun pasti tidak mengenalku. Bagaimana mungkin kau minta orang asing untuk mengajariku? Apa kepalamu terbentur pintu gereja?"

Kyuhyun enggan berbasa-basi. Daripada nantinya pembicaraan malah dialihkan ke hal lain, jadi lebih baik langsung tembak saja.

Masalahnya justru kalimat yang ia keluarkan tidak ada sopan-sopannya sama sekali. -_-

'Tut… tut… tut…'

Tapi Siwon lebih dulu mematikan sambungannya.

"Y-yak!"

Kyuhyun menatap ponselnya dengan wajah yang semakin kusut. Ia bahkan baru mengucapkan beberapa kalimat dan wali kelasnya itu langsung memutusnya.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu. Itu pasti hyungnya. Kyuhyun melempar ponselnya asal ke tempat tidur, lalu berjalan menuju pintu lalu membukanya.

"Apa, hyung? Kau tidak tahu kalau aku sedang sibuk?"

Yesung mendengus kesal. "Sibuk apanya? Aku tahu kau hanya melamun saja. Cepat ke bawah, itu juga kalau kau mau makan."

Kyuhyun diam. Detik berikutnya ia kembali memasang wajah kusutnya. "Hyung..."

Yesung menghentikan langkahnya, lalu berbalik. "Hm?"

"Pokoknya aku benci, Siwon-hyung."

"Hah?"

.

.

Waktu berjalan begitu cepat bagi Kyuhyun. Tanpa disadari hari berganti dan Kyuhyun kembali dengan rutinitas setiap paginya; bangun, mandi, bersiap pergi ke sekolah, sarapan dengan hyungnya dan pergi. Hanya yang membedakan dengan hari-harinya yang biasa adalah kenyataan kalau wajahnya kini ditekuk sedemikian rupa—dan kemungkinan akan semakin ditekuk kalau melihat wajah Siwon di sekolah.

Masih dengan persoalan yang sama, walau itu sebenarnya belum terjadi sama sekali.

Kyuhyun memasuki halaman sekolahnya dengan wajah yang semakin kusut. Bahkan aura yang dikeluarkannya membuat beberapa orang di sekitarnya sedikit menjauh.

Ia berjalan menaiki tangga dengan malas. Kelasnya ada di lantai dua, tapi rasanya seperti berada di lantai teratas.

"Kalau kau berjalan dengan langkah seperti itu, aku pastikan kau akan jatuh beberapa saat lagi."

Sebuah suara menginterupsinya, membuat Kyuhyun mau tidak mau menolehkan kepalanya. Seorang namja—berada dalam jarak yang hanya beberapa langkah dengan dirinya. Tapi bukan itu… itu namja yang kemarin menabraknya—atau mungkin ditabrak olehnya.

Kyuhyun mengerutkan alisnya. Jujur saja, ia penasaran. Sebenarnya siapa namja ini? Kenapa selama ia berada di sekolah ini, baru kali ini ia melihatnya?

Ia kembali membalikkan badannya, memilih untuk mengabaikan orang itu dan kembali melanjutkan perjalanannya menuju kelas. Tapi…

Duk.

Brugh.

"Aww…"

Kyuhyun tidak memperhatikan langkahnya, hingga tanpa sadar ia malah menginjak ujung anak tangga yang agak hancur dan berakhir dengan dirinya yang… yah, terjatuh… -_-

"Sudah kubilang kan."

Dan namja itu berjalan melewatinya—begitu saja, tanpa ada niat untuk membantunya berdiri atau sekedar bertanya apakah ia baik-baik saja atau tidak.

"Aish… apa-apaan orang itu? Setelah mengatakan itu dia malah langsung pergi?"

Kyuhyun masih dalam posisi jatuhnya—dimana dirinya masih terbaring di tangga dengan wajah yang membentur anak tangga paling atas—sambil menggerutu, mengabaikan fakta bahwa banyak siswa yang menatapnya dengan tatapan aneh. -_-

.

.

"Hyung~" Kyuhyun mempoutkan bibirnya. Ini jam istirahat, dan hampir semua guru pergi makan siang, atau yang terlalu rajin mungkin masih berada di kelasnya, jadi ruang guru sepi. Hanya ada dirinya dan Siwon.

Kyuhyun langsung menahan sang sonsaengnim sebelum orang itu juga pergi untuk makan siang. Dan jadilah mereka kini hanya berdua di ruangan yang cukup luas ini. Tujuannya jelas hanya satu. Masih berusaha membuat sang sonsaengnim membatalkan masalah seseorang yang akan mengajarinya, tentu saja.

"Apa?"

Siwon menatap jengah namja berwajah manis di hadapannya ini. Ayolah, ia sedang lapar dan anak ini malah menahannya di sini hanya untuk memintanya mengubah keputusannya yang sudah jelas tidak akan ia ubah itu—

—karena masalahnya adalah Kibum sendiri yang menawarinya untuk mengajari Kyuhyun, itu juga kalau tidak mau disebut memaksa sekaligus mengancam.

Rasanya ia ingin sekali memukul kepalanya sendiri.

"Jebal~"

Dan kalau mau jujur, sebenarnya saat ini ia benar-benar hampir tergoda untuk membatalkan keputusannya itu. Melihat bagaimana wajah sepupunya yang memelas itu dengan pout di bibirnya—itu manis. Tapi mengingat ancaman yang dikeluarkan siswa kelas 2 itu, dan kalau ia juga masih mau mempertahankan reputasinya di sekolah ini, jelas ia tidak akan mungkin menuruti keinginan Kyuhyun—

—benar-benar murid yang mengerikan.

"Aniyo. Pokoknya tidak." Dan Siwon langsung bergegas pergi dari situ, meninggalkan Kyuhyun, atau ia akan benar-benar menuruti keinginan sepupunya itu.

.

.

Dan di sinilah Kyuhyun berada, di perpustakaan dengan tetap setia memasang wajah kusutnya. Beberapa murid perempuan yang ada di sekitarnya hanya memandanginya sambil berusaha untuk menahan tawa. Bukan apa-apa, tapi wajah kusut Kyuhyun justru terlihat manis di mata mereka. -_-

Kyuhyun mengetuk meja beberapa kali dengan jari-jarinya. Ayolah, moodnya hari ini sedang benar-benar buruk, dan menunggu seperti hanya membuat moodnya yang buruk semakin buruk.

Orang itu masih belum datang. Padahal bel pulang sudah berbunyi lima belas menit yang lalu.

Lima menit. Kalau sampai orang itu tidak datang dalam waktu lima menit lagi maka ia akan pulang saat itu juga.

"Annyeong…"

Deg. Suara itu…

Kyuhyun mendongakkan kepalanya dan kedua matanya seketika membulat. "Kau…"

Itu namja yang kemarin menabraknya dan yang tadi pagi membuatnya terjatuh di tangga—

—baiklah, itu kesimpulan seenaknya sih sebenarnya.

"Namaku Kim Kibum, mohon bantuannya sampai akhir tahun ajaran…"

Dan Kyuhyun benar-benar ingin membenturkan kepalanya ke atas meja saat ini juga. Apalagi melihat seringai orang itu yang baginya terlihat sangat menyebalkan.

Ya Tuhan…

.

To Be Continued—

.

a/n ada beberapa orang yang request ff KiHyun sama saya, baik itu di twitter atau di review ff lain, dan kebanyakan mintanya fluff dan minim konflik. So, saya buat ini. Tadinya saya mau publish ff ini minggu kemarin, cuma saya harus fokus sama UAS jadinya gak keburu. :)

Ini bakal minim konflik, mungkin. Saya gak bisa jamin sih, toh otak saya pada dasarnya udah berkonflik jadi berharap aja saya gak akan bikin KiHyun jadi aneh-aneh. xD Paling konflik hanya di dua orang itu aja~

Oke, see you next time~ Saya gak bisa jamin kapan saya bakal update ini atau ff yang lain karena minggu depan saya ada praktikum. -_-

RnR?

.

BEST REGARDS

RiN—

.