Cinta yang Tak Terucap

Genre: Hurt/Comfort

Main Character: Gumi/Megpoid

Slight Pairing: Len x Rin

Vocaloid © Yamaha dan sejenisnya

Status: Complete/One-shoot

Warning: OOT, Bad, Miss Typo, Full Gumi's POV, dan warning-warning sejenisnya

.

.

.

*) Special for Mr. Caramel :D

.

.

.

Cinta ini … tidak akan pernah terucap, walaupun satu detik pun.

"Gumi, aku nyontek pr seperti biasa ya! Lagi males ngerjain pr nih."

"Ah, tentu saja, Len," balasku sambil tersenyum.

Tidak ada yang tahu bahwa dibalik senyumanku itu selalu menyimpan rasa sakit hati, rasa kecewa, dan perasaan cemburu. Ya, aku cemburu. Karena lelaki berambut pirang itu lebih memilih gadis itu dibandingkan dengan diriku, sahabatnya.

"Gumi, apa kau tahu? Len itu suka sama anak kelasku! Kenapa kau masih menyukainya, huh?" tanya salah satu temanku dari kelas lain.

"A-aku … juga tidak tahu kenapa bisa aku masih mencintainya," jawabku.

Setiap jawabanku tentang dirimu, hatiku selalu diliputi oleh rasa ragu yang begitu mendalam.

"Kau … suka dia?" tanya salah satu anak sekelasku.

"Ng … mungkin tidak," jawabku ragu.

Len Kagamine, apakah aku pernah hadir disetiap mimpimu disaat aku selalu memimpikan dirimu?

Len Kagamine, apakah kau pernah menyebut namaku dikala aku selalu menyebut namamu?

Len Kagamine, apakah aku hanya sekedar sahabat bagimu disaat aku suka padamu?

"Gumi, sepertinya aku jatuh cinta pada seseorang."

Bahkan terkadang, sebuah kalimat yang diucapkan dari mulutmu itu bisa membuat hatiku tergores. Ah, bukan lagi tergores! Melainkan hatiku telah terluka, terluka sangat dalam.

"Tenang saja, Len! Aku pasti akan selalu mendukungmu untuk mendapatkan hatinya," ucapku dengan semangat –padahal hatiku begitu sakit.

"Wah, thank you, Gumi! Kau memang sahabat terbaikku."

Sahabat? Kenapa kau masih setia dengan lingkup sahabat? Kapan kau akan menganggapku lebih dari sahabat?

"Gumi, kau itu memang sahabatku yang terbaik."

"Oh, ya? Memangnya kenapa?" tanyaku dengan senyuman pahit.

"Karna kau mau membantuku untuk menjalin hubungan dengan Rin."

Len Kagamine, tahukah dirimu bahwa setiap aku membantumu hatiku selalu terasa sesak dan air mataku selalu hampir menetes dari setiap bola mataku?

"Hey, menurutmu, apakah jika ada seorang sahabatmu jatuh cinta padamu tapi kau suka dengan orang lain kau akan menjalin hubungan seperti sepasang kekasih dengan sahabatmu?" tanyaku dengan bahasa dan kalimat yang tidak efektif itu, dikarenakan keraguanku.

"Oh … menurutku sih, aku akan menolaknya. Karena aku sudah menyukai orang lain."

Secara tidak langsung, aku sudah merasa ditolak mentah-mentah oleh dirimu.

"Hey, Gumi! Jika didrama nanti aku menjadi tokoh utamanya, maka kau mau jadi siapanya?"

"Aku … cukup menjadi si tokoh figuran," jawabku pelan.

Kenapa? Karena si tokoh figuran hanya bisa menatap kalian dari kejauhan. Setiap eksistensi-ku hanya akan berada dilingkup tokoh sampingan, berbeda dengan dirimu dan dirinya yang pastinya akan menjadi si tokoh utama.

"Gumi-san, aku suka sama Len. Apakah kau pikir Len akan menyukaiku?" tanya gadis berambut pirang pendek itu –Rin.

"Ya, dan aku rasa kalian akan menjadi pasangan yang serasi," jawabku dengan senyuman palsu.

See? Bahkan pada temanku sendiri, aku terpaksa mengalami sakit hati.

Memang, ada kalanya cinta itu memang tidak bisa terbalas –hanya bertepuk sebelah tangan. Lalu kini … biarlah perasaan yang namanya 'cinta' ini tidak akan pernah terucap dari mulutku untukmu. Karena aku tahu–

"Rin, aku suka kamu."

"Aku juga suka kamu, Len."

–cintaku tidak akan pernah terbalas, apapun yang terjadi.


Absurd, ya? Hahaha … serius, ini rada ngibul dan seperti biasanya, kegalauan saya masih terus berlanjut XD

Last words, thanks for reading and mind to review?