New Life, Love and Trouble

Story by Vylenzh

Naruto © Masashi Kishimoto

[Sakura/Sasuke]

Warning: AU, OOC, Typo(s) de el el.


.

.

Chapter 00: Prolog

.

.


Hidup yang baru dimulainya kini adalah awal dari perubahan besar yang terjadi kepada dirinya. Yah, meskipun awalnya ia tak menyangkanya bahwa perubahan ini lebih rumit dibanding kehidupannya yang dulu. Ya, dulu—kehidupan yang sengaja ia tinggalkan.

Ia, Haruno Sakura pindah dari Suna ke Konoha untuk mendapat kehidupan yang lebih baik dan normal dari kehidupan lamanya. Memulai sesuatu yang baru dengan segala hal yang baru dan berniat tak akan menciptakan masalah yang akan memperkeruh kehidupan barunya tersebut. Tapi yang terjadi—

Satu, ia tinggal di rumah sahabat ayahnya yang kebetulan tinggal di Konoha. Rumah itu ditempati oleh Nohara Rin dan seorang lagi—sepupu Rin-neechan (begitulah ia memanggilnya)bernama Uchiha Sasuke.

Dua, Uchiha Sasuke itu sungguh amat brengsek! Awalnya ia tak tahu kalau Sasuke yang tinggal bersama dengannya di rumah baru—ehem! koreksi—rumah Rin-neechan. Yang ia tahu awalnya Sasuke adalah cowok-aneh-penebar-pesona-nan-playboy-dan-brengsek yang tiba-tiba memintanya menjadi pacar. What the hell!

Tiga, Sasuke-brengsek-itu memang brengsek ternyata dia memintanya menjadi pacar karena taruhannya dengan sahabat pandanya itu—Gaara Sabaku yang juga tak kalah brengseknya—dia tak henti-hentinya menempel pada dirinya dan terus meminta menjadi pacarnya.

Empat, gara-gara Sasuke yang terus menempelnya itu dia kehilangan kesempatan menjadi anak baru yang tak banyak ulah dan normal. Cukup jijik mengatakan ini tapi Sasuke (oh, sungguh! Sakura benci mengatakannya) adalah salah satu idola di sekolahnya. Banyak cewek yang tergila-gila dengan pesona negatifnya. Akibatnya salah satu geng cewek-cewek centil pemuja Sasuke-pantat-ayam itu terus mem-bully-nya di hari-hari pertamanya di sekolah. Kata mereka, dia mencoba mencuri pangeran sekolah mereka. Hah! Sakura mau tertawa mendengarnya.

Lima, Sasuke masih belum menyerah mendekatinya dan terus memin—ah, bukan—tapi memaksa agar ia mau jadi pacarnya. Sasuke juga dengan akal busuk dan liciknya menjebaknya menebar gosip bahwa Sakura memohon-mohon agar dapat kencan dengan Sasuke. Gara-gara itu lebih banyak lagi bully yang ia terima dari fans sintingnya itu.

Enam, Sakura mau tidak mau tetap harus menjalani kehidupan barunya ini. Meskipun melenceng jauh dari perencanaan awalnya sebagai murid baru yang tidak banyak ulah dan normal. Dan omong-omong ia tidak mau diam saja di-bully terus. Karin cs—geng centil itu—akan menerima akibatnya dengan membangunkan singa betina yang sedang tidur.

Tujuh, Sasuke masih memaksanya menjadikannya pacar meskipun ia sudah menolaknya mentah-mentah dan membuat Sasuke makin marah padanya. Dan kalian tahu akibatnya... ya, makin banyak yang mem-bully-nya entah tiba-tiba buku pelajaran di dalam tas miliknya hilang. Meja penuh coretan menjijikkan. Diguyur tiba-tiba saat di dalam bilik toilet. Loker penuh bau menjijikkan (dan Sakura tak mau membayangkan bau apa itu). Sialan! Mereka sungguh tak main-main. Menghina Sakura seperti ini! Tapi dengan sebanyak apapun hinaan yang ia terima, ia tidak akan dan tidak pernah mau menerima paksaan Sasuke menjadikannya pacar. Selamanya!

Delapan, well jika kalian penasaran. Sakura baru memulai hidupnya di Konoha selama 2 minggu. Kata normal yang awalnya ia rencanakan jauh-jauh hari sudah tak terlihat lagi di matanya. Kehidupannya barunya kacau total. Dan ini akibat dari cowok brengsek bernama Sasuke itu.

Sembilan, ...

Tunggu! Kalian pasti tak akan mengerti hanya dengan catatan kehidupan dari Haruno Sakura yang ringkas diatas. Sakura akan menceritakannya dari awal kepindahannya ke Konoha dan semua kejadian buruk yang tiba-tiba menimpanya. Akibat-sebab, segalanya akan diceritakan. Tapi sebelum itu, dimanakah Sakura kini?

.

.

.

"—aku tak salah dengar 'kan?" Sasuke memicingkan alisnya heran dan terkejut.

Sakura mendengus kasar. "Aku tak akan mengulanginya, Uchiha." Dia mengalihkan pandangan dari sepasang mata yang memandangnya tajam.

"Oh, benarkah?" Bungsu Uchiha itu masih belum percaya. Atau tak yakin untuk percaya. Yah, bagaimana ia bisa percaya ketika gadis yang jadi bahan taruhannya yang selama 2 minggu berturut-turut ia paksa jadi pacar sampai di-bully satu sekolah dan tetap ngotot tidak mau menerima tawarannya untuk jadi pacar tiba-tiba mau jadi pacarnya?! Haha... Dunia makin lucu ya?

"Apakah telingamu sudah tuli, Uchiha?" Pertanyaan yang lebih tepatnya pernyataan sinisme dari gadis Haruno terlontar.

Sasuke memasang seringainya lebar. "Baiklah, baiklah. Jadi, kau menyerah, eh, Haruno?" tanya Sasuke dengan nada mencibir di akhir kalimat.

Sakura mengabaikan pertanyaan terakhir Sasuke. Ia memberanikan diri menatap lagi kedua mata hitam kelam milik Sasuke. "Aku bisa memercayaimu 'kan?"

"Hn?"

"Dengan aku menjadi pacarmu kau akan menghentikan pem-bully-an yang aku terima?"

Sasuke tersenyum kemenangan. "Tentu saja, Haruno. Apa yang tak bisa aku perbuat, eh?"

Sakura tak bisa tak memutar kedua bola matanya melihat sikap ke-pede-an milik Sasuke. "Dan satu lagi."

Sasuke tak menbalas ucapan Sakura. Tapi, telinganya mendengar dengan pasti yang dikatakan Sakura.

Setelah menyelesaikan ucapannya, Sasuke tersenyum atau menyeringai lebih tepatnya. "Mudah dan bisa diatur. Kau akan melihat hasilnya hari Senin, Sakura."

Mendadak, Sakura merasa ada yang mengobrak-abrik isi perutnya mendengar Sasuke untuk pertamakalinya memanggil nama kecilnya. Dan sepertinya Sasuke melihat ekspresi ganjil Sakura ketika ia memanggil nama kecilnya. Ia segera mendekati Sakura yang langsung mundur tapi segera dicegah oleh Sasuke.

"Dan kupikir untuk selanjutnya kau bisa memanggilku—" Sasuke mendekatkan wajahnya ke telinga Sakura. Deru napasnya memberikan sinyal geli ke tubuh Sakura. "—Sasuke atau Sasuke-kun tak masalah."

Sakura berjengit geli dan mendorong tubuh Sasuke menjauh dari tubuhnya. "Tidak sudi!"

Sasuke memasang senyum meremehkan. "Sakura, aku ini pacarmu sekarang. Baik-baik, bisa kan? Dan seharusnya kau tahu apa yang bisa kulakukan kepada teman barumu itu." Sasuke menggeleng lemah sok merasa bersalah.

Sedangkan Sakura memandang marah Sasuke. "Kau sudah berjanji, Uch—"

"Sst—" Jari telunjuk Sasuke menempel pada bibir Sakura. "Sasuke, Sakura. Itu peraturan pertama untuk menjadi pacarku. Aneh bila aku mendengar kau masih memanggilku Uchiha."

Sakura tak bisa lagi menahan segala umpatan yang terpendam sejak tadi di dalam hatinya. Tapi ia harus sabar. Ia menghela napas panjang dan mengeluarkannya. "Baiklah, S-sa—" Shit! Bibirnya sulit sekali mengatakan nama terkutuk itu—nama pemuda di hadapannya. Dia memejamkan kedua matanya dan membukanya kembali tak lama kemudian. "Sasuke," ucapnya dengan cepat. "Puas?"

"Oh, sungguh puas. Jadi, Sakura-ku Sayang. Kau akan melihat dunia barumu yang indah di hari Senin." Sasuke tersenyum simpul. Ia lalu beranjak pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

Sakura memandang sebal kepergian Sasuke. Ia menghela napas memikirkan apakah keputusan yang diambilnya benar? Bukankah ia ingin hidup normal? Bukannya malah pacaran dengan idola nomor satu sekolah yang brengsek dan menyebalkan? Ah, Sakura tak tahu lagi! Konoha hanya menciptakan mimpi buruknya kembali!

Oh, Tuhan! Ini benar-benar menyebalkan!

.

.

.

-tbc-