" Honey, aku pulang"
Hermione melangkah masuk ke Potter Manor yang nampak sepi. Dia mengernyit ketika tidak terdengar suara balasan dari sang suami. Dia memandang sekeliling dan tidak menemukan satu pun dari anak-anaknya, padahal biasanya mereka semua sangat ramai. Wanita itu melepas mantelnya dan meletakkan tas kerjanya. Dia melewati ruang keluarga dan mendengar suara-suara di dapur. Mengangkat alis, Hermione melangkah menuju dapur.
" James! Kau membuat adonannya berantakan!" terdengar suara seorang anak perempuan.
" Tidak! Aku membuatnya dengan benar kok!" protes suara anak laki-laki
" James, Lily, berhenti bertengkar!" kali ini suara pria dewasa.
" HUAAA!" seorang anak kecil menangis.
" Lihat, James, kau membuat Albus menangis" gerutu anak perempuan
" Tidak, itu kau!"
Hermione memandang dapur rumahnya dan melihat suami dan ketiga anaknya di dapur. Sang suami sedang memanaskan Teflon sementara dua anak tertuanya mengurus adonan sedangkan anaknya yang paling muda duduk di kursi tinggi. Hermione melihat kulit telur dan beberapa bahan masakan berantakan, membuatnya setengah jengkel setengah geli.
" Well, ada apa ini?" kata Hermione dan sukses membuat keempat orang yang dia cintai itu menoleh.
" Mummy!" anak laki-laki berambut hitam dan bermata cokelat serta anak perempuan berambut cokelat dan bermata hijau cemerlang langsung berlari ke arah Hermione.
" Halo, sayang" Hermione memeluk keduanya dan memberi kecupan di pipi masing-masing " Jadi, siapa yang mau ceritakan pada Mum apa yang terjadi?"
" Kami pikir Mum masih kerja jadi kami berencana memasak makan malam" jelas Lily
" Kami mau buat omelet!"
" Ya, Daddy mau membantu kami"
" Dan bagaimana hasilnya?" tanya Hermione.
" Dad menghanguskan adonan pertama" kata keduanya.
" Hei!" protes Harry saat mendengar percakapan istri dan dua anaknya
" Sori, Dad" balas keduanya.
Hermione tertawa mendengar itu dan mengusap rambut kedua anaknya sebelum memberi pelukan dan kecupan kecil di bibir suaminya.
" Aku tak tahu kau pulang lebih cepat" kata Harry setelah melepas pelukan.
" Oh, apa kau mau aku lembur?" Hermione mengangkat alis.
" Tentu tidak, aku senang kau pulang cepat" kata Harry
" Mama!" Albus kecil merengek dan menggapai-gapai Hermione dengan tangannya dari kursi tinggi.
" Oh, halo, sweety" Hermione mengangkat Albus dari kursi tinggi " Kau kangen dengan Mum, eh?" dia mengecup pipi putranya yang baru setahun itu
Albus tertawa dan dengan manja meringkuk dalam pelukan Hermione.
" Dia memanggilmu terus sejak aku pulang, kau tahu?" kata Harry sambil melanjutkan memasak omelet.
" Kau butuh bantuan, Harry?" tanya Hermione
" Tidak, bagaimana kalau kau mandi saja, Mione? Kau pasti capek, biar aku bereskan omeletnya" jelas Harry.
Hermione tersenyum lembut, Harry adalah tipe suami yang memang benar-benar pengertian.
" Tentu, aku takkan lama" Hermione mendudukkan Albus di kursi tinggi lagi " Mum segera kembali, sayang" lalu pergi ke lantai dua menuju kamarnya.
Hermione bergegas mandi dan begitu dia selesai, aroma omelet sudah tercium ketika dia menuruni tangga. James dan Lily nampak bersemangat menata meja sementara Harry mengeluarkan makan malam mereka dari dapur.
" Mummy, kami berhasil membuat omeletnya!" kata Lily dengan semangat ketika melihat Hermione sudah memasukki ruang makan.
" Ya, dan Mum yakin ini omelet terlezat yang pernah Mum makan" kata Hermione.
" Oke, waktunya makan malam" kata Harry, ceria.
Hermione mengambil omelet ke piring Albus dan membantu putra bungsunya itu memotong-motongnya menjadi potongan kecil agar mudah dimakan sebelum mengisi piringnya sendiri dengan omelet, daging panggang dan kepiting saus tomat. Tentu saja Hermione menyantap omelet duluan untuk menyenangkan hati kedua koki ciliknya itu.
" Hmm…sangat lezat, James, Lily" puji Hermione, sukses membuat kedua anaknya itu memasang cengiran terlebar mereka.
" Kalian bisa jadi koki hebat kalau besar nanti" tambah Harry, tertawa pelan.
" Mum, besok kita jalan-jalan?" tanya Lily, penuh harap.
Hermione merasa hatinya sedikit sedih mendengar pertanyaan putrinya itu. Pekerjaannya sebagai Kepala Dapartemen Hukum Sihir membuatnya mendapat banyak sekali pekerjaan karena dia harus memimpin banyak sekali defisi terutama karena mendekat Natal ada banyak sekali pekerjaan yang harus dia selesaikan.
" Lily, Mum masih harus bekerja, sayang" Harry yang menjawab pertanyaan Lily " Besok kalian jalan dengan Dad dulu, bagaimana?"
" Tapi Mum sudah lama tidak jalan-jalan dengan kita" kali ini James yang memprotes.
" Mum minta maaf, anak-anak" Hermione menghela napas " Masih banyak sekali urusan yang harus Mum selesaikan, sayang"
Hermione merasa hatinya hancur melihat pandangan kecewa kedua anak tertuanya itu namun mereka mengangguk dan melanjutkan makan malam mereka. Hermione memandang Harry dan pria itu membalasnya dengan senyuman lembut yang menenangkan. Harry mencairkan suasana dengan memberitahukan Lily dan James bahwa dia berhasil mendapatkan tiket Piala Dunia Quidditch dan sukses membuat keduanya bersemangat.
Seusai makan malam, mereka duduk di ruang keluarga dengan Harry dan Hermione duduk di sofa dengan anak-anak mereka duduk sambil bermain di permadani. James dan Lily sangat manis, mereka memang kadang bertengkar tapi mereka berdua sangat akur jika ada Albus, keduanya menunjukkan betapa mereka menyayangi adik kecil mereka itu. Albus selalu senang jika James dan Lily menemaninya, dia selalu bertepuk tangan dan tertawa senang melihat kedua kakaknya itu.
" Lihat ini, Albus" James memamerkan Snitch mainan yang diberikan Harry sebagai hadiah ulangtahunnya sementara Albus berusaha menggapainya.
Albus menggapai-gapai Snitch itu namun Snitch itu terbang jauh lebih tinggi dari dirinya, dia memasang wajah puppy face ke James dan kakaknya itu langsung menangkapkan Snitch dan memberikannya padanya. Albus memandang Snitch dengan kagum dan menyodorkannya pada Lily.
" Kau mau menerbangkannya lagi?" tanya Lily dan Albus tertawa " Oke, Alby" dia membuka sayap Snitch itu dan membiarkannya terbang di sekitar Albus.
Hermione tersenyum lembut melihat ketiga anak-anaknya yang bermain bersama-sama dan merasa bersalah karena dia seringkali sibuk dengan pekerjaan hingga tidak bisa sering menghabiskan waktu dengan anak-anaknya.
" Kau baik-baik saja?" tanya Harry ketika melihat istrinya yang nampak sedang memikirkan sesuatu itu.
" Ya, aku baik-baik saja" Hermione mengangguk sambil tersenyum.
Harry memandangnya dengan tanda tanya dan mengangkat alisnya. Hermione tersenyum kecil, dia harusnya tahu takkan jawaban seperti itu takkan memuaskan suaminya. Dia dan Harry sudah berteman sejak mereka umur sebelas tahun sebelum mereka menikah, jelas kebohongan seperti itu tidak akan luput dengan mudah dari perhatian Harry.
" Well, aku hanya senang berkumpul denganmu dan anak-anak seperti ini" gumam Hermione sambil memandang James dan Lily yang bergantian memainkan Quaffle dengan Albus sekarang " dan aku sadar aku terlalu sibuk bekerja hingga sulit menyisihkan waktu untuk kalian, aku hanya merasa bersalah"
" Kau tahu kalau kami mengerti, Mione" kata Harry, lembut " Kau ibu yang hebat, lagipula setahuku bukan kuantitas yang menentukan tapi kualitas, kau selalu mengisihkan waktu yang luar biasa untuk keluarga kita"
" Sungguh?" tanya Hermione, pelan.
" Tentu saja" Harry terkekeh pelan " Kau istri dan ibu yang hebat, Mione, percaya itu" dia menambahkan.
" Aku lega kau mengatakannya" Hermione tersenyum " Aku benar-benar takut kalau kau dan anak-anak kurang mendapat perhatian dariku" dia menambahkan.
" Kau lihat mereka" Harry memandang anak-anak mereka " Mereka menyayangimu, mereka mengidolakanmu, Mione dan mereka takkan menemukan ibu yang lebih baik lagi daripada dirimu"
" Kau tahu, aku rasa aku akan mengambil cuti awal untuk Natal kali ini" gumam Hermione, mengenggam tangan Harry " Aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak denganmu dan anak-anak, aku akan selesaikan kerjaanku secepatnya supaya aku bisa ajukan cuti lebih awal ke Kingsley" dia menjelaskan.
" Kau tahu kan aku tak mau kau kelelahan" Harry menghela napas
" Aku bisa mengatur waktuku dengan baik, Harry" Hermione memutar bola mata " Aku bisa mengaturnya dan aku akan istirahat, kau tenang saja" dia meremas pelan tangan Harry " Kau percaya padaku, kan?"
" Kau tahu aku percaya padamu lebih dari hidupku sendiri" tukas Harry " Maksudku, kau sudah menyelamatkan nyawaku dan Ron bahkan sejak kita masih di tahun pertama Hogwarts"
" Well, kalau begitu kau harus percaya bahwa aku tidak akan membuat diriku kelelahan kali ini, dear" Hermione mengangkat bahu " mungkin aku akan pulang lebih malam, tapi aku janji aku akan tetap istirahat, bagaimana?"
" Kau putuskan itu sendiri, honey, kau tahu aku selalu mendukung keputusanmu"
" Trims, Harry" Hermione mencondongkan wajahnya dan mengecup bibir Harry.
" Mummy, ngantuk" tiba-tiba Lily berjalan kearahnya sambil mengusap matanya.
" Oh, waktunya tidur kalau begitu, anak-anak" kata Hermione, seraya mengusap rambut Lily dengan sayang
" Mummy, bacakan cerita?" tanya James, penuh harap
" Tentu saja, sayang" Hermione mengangguk.
James dan Lily berjalan dengan semangat menuju kamar mereka sementara Harry dan Hermione mengikuti mereka, Albus ada di gendongan Harry dan sudah jatuh tertidur di pelukan ayahnya itu. Harry membaringkan tidur di kotak bayi sementara Hermione mengawasi James dan Lily sudah menggosok gigi dan mengganti pakaian dengan piyama tidur sebelum duduk di kursi tepat diantara kedua tempat tidur kedua anak tertuanya itu.
" Oke, kalian ingin cerita apa?" Hermione membawa buku cerita sebelum tidur yang dibelinya untuk anak-anaknya itu.
" Penyihir Hati Berbulu" jawab James, semangat.
" Baiklah, zaman dahulu kala…." Hermione memulai ceritanya.
Wanita itu membacakan cerita untuk kedua anaknya yang mendengar dengan seksama, dia baru sampai di halaman ketiga dan ketika dia mendongak mereka berdua sudah jatuh tertidur. Hermione merasa hatinya menghangat, dia menutup bukunya dan menyelimuti keduanya, memastikan masing-masing dari mereka mendapat kecupan hangat selamat tidur. Begitu dia menoleh, dia melihat suaminya ada di ambang pintu, memandang mereka dengan pandangan lembut dan Hermione tersenyum kecil.
" Apa yang kau lihat, eh?" Hermione berbisik pelan ketika berjalan mendekati Harry.
" Pemandangan terindah di dunia" balas Harry, berkedip " Tidak ada yang lebih membahagiakan daripada melihat kau dan anak-anak kita"
Hermione tersenyum dan mematikan lampu kamar itu sebelum dia dan Harry kembali ke kamar mereka. Mereka berdua bersiap untuk tidur, Hermione mendesah lega ketika membaringkan dirinya di tempat tidur, menyadari betapa lelahnya tubuhnya.
" Met tidur, Hermione" bisik Harry, melingkarkan tangannya di pinggang Hermione dan menariknya mendekat " I love you"
" I love you too" balas Hermione, membiarkan dirinya meringkuk dalam pelukan pria itu.
