Pandora Hearts © Jun Mochizuki
The Princess And Her Servant © ReRe-cHaN_Yami no_Hito
(The Crazy Teams)

Rating: T
Pairing: BreakxSharon
Genre: Romance/General
Warning!: Canon. Drabble. Scene diambil dari manga.

Chapter 1: Relieved

.

.

.

[Pandora Hearts, Retrace II: Tempest of Conviction…]

.

"Oz Vessalius…," Break membuka mulutnya setelah kereta berjalan selama beberapa menit. Sosok Tuan Muda Vessalius itu masih melekat di benaknya. Walau dia tidak melihat sang Tuan Muda dari jarak yang cukup dekat.

"Huh?" Sharon memberikan gumaman dan tatapan bingung pada Break sebagai responnya.

"Dari sudut pandangmu, bagaimana menurutmu?" tanya Break pada sosok sang Nona-nya tersebut. Tapi belum sempat sang Nona menjawab, Break kembali membuka mulutnya, "Hmmm… mari kita lihat… Bukankah dia pas dengan kriteria idaman Nona?" ucap Break ditambah dengan kekehannya dan Emily.

"Apa maksudmu!" Sharon mengelak. Suaranya meninggi. Kedua pipinya bersemu merah.

"Eh?"

Sadar akan ke-khilaf-annya, Sharon berdehem pelan. Dia kembali membuka mulut berbicara─tentu saja dia tidak membahas mengenai hal semacam kriteria-nya yang barusan Break tanya─, "Jika dia menjadi penerus Vessalius, sudah menjadi takdir kalau suatu saat dia akan berada dipihak kita. Dan akan lebih baik jika kau mengenalnya lebih dalam. Karena yang akan lebih terlibat adalah kau, bukan aku."

"Heheheheh, kelihatannya memang pasti begitu…" Break bicara dengan santainya. Sementara sang Nona dihadapannya memegang keningnya. Antara pusing dengan sikap Break atau menutupi rasa malu. Tapi, senyuman tipis menghias wajahnya.

Break memiringkan kepalanya. Awalnya hanya sekedar mencari posisi nyaman. Tapi keadaan langit diluar sana membuatnya teralihkan dan sebuah pikiran lain menyelusup di benaknya.

"Ada apa?" tanya Sharon.

Break meletakkan tangan kanannya dibawah dagu. "Ah, tidak. Seperti yang kuperkirakan, hujan mulai turun."

Langit diluar sana memang mulai menggelap. Walau saat itu adalah malam tapi perbedaannya sungguh terlihat. Dan pria dengan bola mata merah itu menyadarinya.

Sharon menolehkan kepalanya kesebelah kiri. Melihat hal yang dimaksud oleh Break.

"Ah, ingin tahu apakah ini akan menjadi badai?" ujar Break.

Sharon mengalihkan pandangannya lagi. Dan menatap Break.

Sementara Break, ia tersenyum senang sekaligus lega dibalik lengan pakaian yang menutupi setengah wajahnya. Dia lega karena sepertinya sang Nona tak berminat pada sang Tuan Muda Vessalius. Dan dia senang karena hingga hari ini pun, walau hal 'itu' akan segera bermula, dia masih dapat melihat senyum dan ekspresi natural sang Nona.

.End of Chapter 1.

.

.

.

(A/N) Yayy! Jadi dalam sehari! (Ya-iyalah, orang Cuma drabble). Ohohoho~ maksain bikin dalam kondisi WB ^3^. Senangnya udah jadi~
Kesampean juga bikin BreakxSharon akhirnya~
Nah~ mumpung saya lagi banyak waktu lowong (dan pinjeman modem). Saya bakal fokusin dulu ke fic yang lebih gampang ini dulu xD
Buat fic yang lain, tunda dulu, deh *ditendang* #dasar gak bertanggung jawab

.

.

.

Well, RnR, Please~

Klik tombol dibawah~!