Listen to my heartbeat...because it tells you everything
KAISOO as main cast
GS! rated T
Alur cerita ini murni ide sendiri, bila ada kesamaan hanya unsur ketidaksengajaan.
Don't like don't read.
Don't forget to review.
:):*
.
.
.
.
Author by rerudo95
.
.
.
" Hei ku dengar Kim Jongin baru saja putus dengan Kim Sohyun.", suara itu berhasil menghentikan gerakan tangan Kyungsoo. Matanya bergerak gusar tanpa bisa ia cegah.
" Benarkah? Berarti ada kesempatan buat kita mendekatinya.",sahut yang lain dengan nada senang yang amat kentara. Sama sekali tak menyadari ada yang diam-diam mencuri dengar pembicaraan mereka.
" Belum tentu. Kau tahu sendiri bagaimana selera Jongin. Kau ingat bukan dia mengencani hampir semua primadona kampus."
" Ya. Jung Soojung, Kwon Boa, Moon Geunyoung, dan Kim Sohyun. Lalu siapa lagi yang akan dikencaninya? "
" Kau melupakan Choi Jinri. Mungkin sebentar lagi dia akan mengencani Bae Joohyun. "
Apa kita perlu operasi plastik agar Jongin mau melihat kita? , jawab yang lain putus asa,
'bugh'
Obrolan kedua yeoja itu terhenti karena debuman yang Kyungsoo buat. Ia membereskan buku nya kasar tanpa menghiraukan tatapan aneh dari orang-orang yang ada disekitarnya. Bahkan dua orang yang bergosip tadi kini beralih berbisik membicarakan dirinya. Setelah semua rapi, Kyungsoo berlalu keluar dari perpustakaan.
Langkah kakinya melambat seiring dengan kedua mata bulatnya melihat seseorang yang dikenalnya. Kim Jongin, tengah tersenyum dengan seorang gadis cantik. Hentakan tak nyaman pada jantungnya mulai bekerja. Nafasnya tercekat seolah baru saja ada yang merenggut oksigen disekitarnya. Apa yang sedang terjadi padanya?. Ia mempercepat langkahnya, menghindar dari pemandangan indah yang dapat meremukkan jantungnya kapan saja.
Kini Kyungsoo termenung sendirian. Mencoba memahami apa yang tengah dirasakannya. Jantungnya masih berdegup kencang dan terasa sangat sakit. Menelaah apa yang tengah terjadi pada dirinya. Mungkinkah perasaan itu masih ada? Atau hanya perasaan sesaat saja. Kyungsoo menghela napas kasar, meyakinkan diri jika itu hanya perasaan sesaatnya. Benar, hanya sebatas itu.
Namun mengapa hatinya seolah berkata lain.
...
" Tidak. Setahuku mereka tidak berkencan.", ucap Chanyeol-teman dekatnya- saat ia bertanya hubungan antara Jongin dan Sohyun. Ia hanya mengangguk-anggukkan kepala pura-pura tak peduli. Namun sebagian dari dirinya entah mengapa merasa lega. Rumor tentang kedekatan Jongin dengan beberapa gadis dikampus memang bukan hanya sekali ini ia dengar. Namun, lagi-lagi entah mengapa ia merasa kuatir tentang yang satu ini.
" Kau masih menyukainya kan?", pertanyaan Chanyeol membuyarkan lamunan Kyungsoo. Ia berusaha tertawa tanpa terdengar aneh. Mendengus pura-pura kesal dan memukul lengan pemuda jangkung itu.
" Tidak, hanya penasaran saja.", jawab Kyungsoo. Ia segera mencari topik lain sebagai pelarian. Tak mau orang lain melihat perasaannya yang bahkan masih tak bisa ia pahami.
Namun satu hal yang ia lupakan. Chanyeol terlalu mengenal dirinya.
...
Penyesalan selalu datang diakhir.
Itulah yang Kyungsoo dengar dari orang-orang disekitarnya. Apakah saat ini ia tengah menyesal?. Tidak mungkin. Ia hanya merasa suntuk dan itu mempengaruhi kinerja otaknya untuk mengulang kenangan indah yang pernah terjadi dalam hidupnya.
Tapi apakah itu wajar? Wajarkah jika perasaan itu tak hilang setelah dua tahun berlalu. Sekuat apapun iya menyangkal, perasaan itu akan timbul dengan sendirinya setiap kali nama tu terdengar oleh telinganya, Kim Jongin.
Kadang ia masih menemukan dirinya mencari Jongin diantara teman-temannya. Rasanya ia ingin tertawa keras-keras. Ia merasa bodoh, ia yang sudah memilih mengakhirinya, mengakhiri kisah Jongin dan Kyungsoo dalam lembar hidupnya. Tak seharusnya ia begini. Bahkan Jongin sudah melupakannya, melupakan kisah manis mereka. Bahkan namja itu mengingkari janjinya sendiri. Lalu, mengapa ia tak bisa?
...
Kyungsoo tak membenci musim dingin. Ia justru sangat menyukainya. Namun ia benci ketika imunitas tubuhnya yang selalu lemah saat musim dingin. Belajar dengan kepala pening dan hidung tersumbat bukanlah hal yang menyenangkan sekalipun itu adalah pelajaran yang kau sukai.
Berkali-kali Kyungsoo harus memeras matanya saat Miss Tiffany-dosen bahasa Inggrisnya- berubah menjadi dua. Ia tak bisa berkonsentrasi dengan bahasan yang di bawakan didepan kelas. Bahkan ketika semua mata memandang padanya, ia masih tak bisa menemukan kesadarannya yang seolah menguap beberapa persen.
" Miss Do, are you okey?", tanya Miss Tiff kuatir melihat murid kesayangannya pucat. Kyungsoo menelan ludahnya, membasahi kerongkongannya yang mengering karena kebutuhannya bernafas menggunakan mulut.
"Yes mam, I'm okey.", kebohongannya tak akan bisa tertutupi dengan mudah karena suaranya kini nyaris hilang. Banyak yang menatapnya kuatir, namun hanya satu yang menarik perhatian Kyungsoo. Disudut depan sana, Jongin tengah menatapnya tajam. Kyungsoo tak tahu artinya, tak ingin mengartikan sebenarnya. Karena ia tahu pasti apa yang ada dipikiran pemuda itu.
" Lebih baik kau keruang kesehatan dan meminta obat. Kau tidak dalam kondisi yang baik-baik saja Miss Do.", ucapan Miss Tiff tak bisa dibantah. Dari pada berargumen panjang yang dapat membuat kepalanya bertambah pusing. Kyungsoo lebih baik menurut. Dengan tangan lemah ia membereskan barangnya dan beranjak pergi. Namun lagi-lagi tangan Miss Tiff menahannya.
" Kim Jongin, bisakah kau antar nona Do ke ruang kesehatan. Aku tak yakin ia bisa sampai disana dengan tubuhnya yang lemah."
Ia panik, namun tak tahu harus bagaimana saat melihat Jongin tanpa ragu bergerak kearahnya dan menggandeng lengannya. Miss Tiff tersenyum dan memberi jalan bagi mereka untuk pergi.
Ruang kesehatan terasa begitu jauh. Padahal Kyungsoo sudah tak tahan dengan kepalanya yang terus berdenyut. Namun ia menyukai aroma Jongin yang begitu dekat dengannya. Menyukai bagaimana lengan itu menjaganya untuk tetap berdiri tegak.
Ranjang putih itu terlihat sangat menggoda. Segera saja Kyungsoo merebahkan diri disana dan memejamkan matanya demi mengurangi denyutan dikepalanya. Dalam hati ia meminta maaf karena mengabaikan Jongin yang kini tengah berbicara dengan petugas kesehatan yang tengah berjaga. Mungkin menjelaskan tentang keadaannya. Entahlah, otaknya terlalu berat untuk berpikir.
Keadaan ruangan yang sepi membuat gema langkah terdengar jelas. Tanpa membuka mata pun Kyungsoo tahu ada yang berjalan mendekat kearahnya. Jantungnya berdetak cepat kala ia tahu jika Jongin yang kini duduk di sisi ranjangnya. Tangan Jongin yang terasa lebih dingin dari suhu tubuhnya mengelus kepalanya yang berdenyut. Membuat kesadaran Kyungsoo menggantung di ujung tebing. Di tepi kesadarannya Kyungsoo merasakan bibir Jongin pada keningnya, serta bisikan lembut yang mengantarnya kealam mimpi.
" Jangan sakit. Jaljayo."
...
Canggung. Hanya itu yang bisa Kyungsoo gambarkan dari situasi yang ia alami saat ini. Ia hanya bisa berpegangan erat pada ujung jaket yang Jongin gunakan. Sedangkan pria itu berkonsentrasi mengendarai motor besarnya.
Tadi ketika ia bangun, kampus tempatnya belajar sudah terlihat sepi. Tanda jika kegiatan belajar mengajar sudah berakhir. Hati-hati Kyungsoo bangkit dari tidurnya dan merasa senang karena pusingnya sudah berangsur membaik. Ia mengernyit mendengar suara yang tengah bercakap-cakap tak jauh dari bangsal tempatnya tidur. Setelah membenahi pakaiannya yang kusut. Kyungsoo segera keluar. Merasa tak enak jika ia terlalu lama menahan petugas kesehatan yang mungkin saja sudah ingin pulang.
Kyungsoo mengeratkan pegangannya pada tas miliknya saat tahu Jongin berada disana. Sedang membicarakan sesuatu dengan petugas kesehatan. Ia hanya bisa tersenyum saat Miss Kim- petugas kesehatan- melihat kehadirannya diantara mereka.
" Kau sudah bangun? Sebaiknya kau segera pulang dan makan sesuatu yang hangat. Jika tidak flu mu akan semakin parah.", nasihatnya sebelum mengantar mereka ke pintu. Jongin tersenyum ramah dan ikut berbalik pergi.
Dan itulah sebabnya ia bisa berada disini. Diatas motor besar Jongin yang melaju dengan kecepatan sedang. Kyungsoo mengerutkan kening heran saat Jongin malah berhenti, seingatnya rumah yang ditempatinya masih harus berjalan beberapa saat lagi.
" Makan dulu ya.", ucap Jongin mengetahui kebingungan Kyungsoo. Dan baru ia sadari jika kini mereka tengah berada didepan sebuah restoran. Restoran favorit Jongin.
Kyungsoo hanya bisa duduk diam dan mengamati Jongin yang tengah memesan makanan. Entah mengapa ia ingin tersenyum, dan benar-benar tak bisa menahannya.
Tak ada lagi rasa kuatir karena semua berjalan baik-baik saja. Jongin masih sama seperti dulu, ia sangat suka bercanda. Suasana canggung tadi menguap. Berganti dengan suasana menyenangkan. Dan Kyungsoo baru menyadari jika ia sangat merindukan moment seperti ini. Bukan, ia merindukan Jongin. Suaranya, tawanya, perhatiannya. Ia merindukan Jongin yang manis , Jongin yang manja, bahkan ia merindukan Jongin yang dingin saat sedang marah padanya.
Dan kini Kyungsoo akui, perasaannya untuk Jongin masih sama. Bahkan mungkin semakin besar. Jantungnya mengatakan hal itu.
Namun, apakah semua bisa kembali seperti dulu. Pertanyaan itu hanya bisa tergantung dalam benaknya.
...
Waktu akan cepat berlalu ketika kau menikmatinya.
Tanpa terasa dua jam berlalu begitu saja. Rasanya masih tak cukup untuk saling melemparkan candaan dan tertawa lepas bersama. Kyungsoo sangat menikmati hari ini meski berkali-kali Jongin mengejek suaranya yang sengau.
Terasa berat saat mengetahui ia sudah berada didepan rumahnya. Tanda jika sebentar lagi ia akan berpisah dengan Jongin-nya. 'Nya'? Ya, karena ia tahu setelah ini tak akan ada lagi moment seperti ini. Ia tahu Jongin akan kembali menjauh dan menjadi asing.
" Masuklah. Udara semakin dingin. ", dengan berat hati Kyungsoo melepas helmnya dan menyerahkannya pada Jongin.
" Terimakasih untuk makanannya. Ah, juga karena sudah mengantarku pulang.", ia tersenyum dan berbalik pergi.
" Soo?", panggilan Jongin membuat Kyungsoo kembali berbalik. Semua terasa kabur saat riba-tiba Jongin menariknya dan memeluknya erat. Matanya melebar terkejut namun digantinkan dengan detak jantungnya yang menggila. Ia bisa merasakan nafas Jongin yang dingin dari sela-sela rambutnya.
" I love you.", Kyungsoo tercekat. Ia tak bisa merasakan jantungnya beberapa saat ketika mendengar kalimat itu terucap. Ada harapan. Jongin masih mencintainya.
" I miss you. So much. Bisakah kita kembali seperti dulu?", pertanyaan itu kembali membuat Kyungsoo ragu. Bisakah? Ia takut perasaan ini hanya semu. Ia takut menyakiti Jongin dengan perasaannya yang tak menentu. Ia ingat alasan mengapa ia mengakhiri hubungannya dengan Jongin. Debaran itu pernah hilang, dan ia takut hal yang sama terjadi lagi dikemudian hari.
Namun pelukan Jongin yang terlepas meninggalkan kekosongan yang begitu menyiksa. Lidahnya kelu saat melihat kekecewaan dimata Jongin karena keterdiamannya.
" Maafkan aku. Lupakan saja apa yang aku bicarakan tadi."
Rasa kosong tadi berubah menjadi lubang tak berujung. Tidak lagi, ia tak mau menyesal lagi. Dengan gemetar Kyungsoo menahan lengan Jongin yang hendak berbalik pergi. Ia menatap Jongin dalam dan mengangkat tangan namja itu untuk menyentuh dadanya. Tepat pada jantungnya yang berdebar kencang. Ia berharap Jongin mengerti arti debaran jantungnya karena jantungnya mengatakan apa yang tak bisa terucap dari bibirnya.
Tangis bahagia tak bisa Kyungsoo bendung saat Jongin kembali memeluknya. Membisikkan kata ' I love you ' berulang kali.
" I love you more, Jongin."
...
Tempat ternyaman adalah berada dalam pelukan orang yang kau cintai dan balas mencintai mu. Klise? Berlebihan? Tidak. Percayalah , kau akan merasakannya ketika bertemu orang yang tepat. Seperti Kyungsoo yang kini tengah menikmati angin pantai bersama Jongin yang tengah memeluknya dari belakang. Ia tak peduli dengan angin dingin, ia pun tak peduli dengan awan mendung yang menggantung rendah diatas kepalanya. Ia tak takut akan jatuh sakit karena ada Jongin bersamanya. Memeluknya hangat.
Kyungsoo memejamkan mata saat merasakan kecupan Jongin pada pelipisnya.
" Hampir hujan. Ayo kembali ke mobil.", bisik Jongin lembut.
" Sebentar lagi.", hanya itu jawaban yang Kyungsoo berikan. Mata bulatnya masih terpejam dengan senyum yang tak pernah pudar dari bibirnya.
Sejak semalam mereka kembali menjadi sepasang kekasih. Kenangan selama tiga tahun, cinta yang susah payah mereka bangun dan jaga akhirnya harus berakhir karena keegoisan. Dan kini setelah dua tahun berpisah mereka menyerah untuk saling menghindar. Mereka tahu siapa cinta sejati mereka dan berdoa supaya Tuhan terus menyatukan mereka.
Semua mahasiswa kampus terkejut dengan berita yang dibawa Jongin pagi ini. Jongin yang terkenal dingin tengah tersenyum bahkan tertawa lebar dengan sosok mungil yang digandengnya. Bahkan Jongin tak ragu untuk memberikan kecupan sayang pada Kyungsoo didepan banyak orang.
Meskipun terkejut kini mereka memahami mengapa Jongin bisa jatuh pada seorang Do Kyungsoo. Kyungsoo memang tidak terkenal seperti teman-teman wanita Jongin, kini Kyungsoo tahu mereka tak pernah menjalin hubungan. Namun Kyungsoo adalah seorang yang berharga. Sulit untuk lepas jika kau telah terpesona dengannya.
Berbeda lagi bagi orang-orang yang sudah mengenal dan tahu hubungan mereka, tentu saja teman-teman mereka seperti Chanyeol turut merasa bahagia. Karena pada akhirnya pasangan itu menyadari hatinya masing-masing.
" Jongin."
" Ya?"
" I love you."
.
.
.
.
END
Hello, I m newbie rerudo95
Kemaren ada yang minta sequel Crazy Little Things called Love ya, but sorry, aku gak buat suquelnya
Sebagai gantinya aku bawa oneshot lain.
Ini FF pertama yang aku buat, gak jamin bagus sih, tapi berharap bgt kalian suka
Kalo kalian suka aku bakal posting lanjutannya .
Dan satu lagi, ini short, gak sampe 2k...
Oke guys, jgn lupa review
Gomawo . :*
