All That Matters

Oh Sehun, Xi Luhan

Romance, -

Its yaoi, dont like dont read


Berawal dari Sehun yang sedang bermain gitar di salah satu klub bersama kawan-kawannya, bertemu dengan Luhan 'pekerja-baru' disitu. Hingga mempertemukan mereka di apartemen dengan desahan nista mereka.


a/n

Hai! Ketemu dengan saya kaisooholic sang penulis fict NC tergaje sedunia hoho. Ini percobaan fict aku yang kedua, iseng buat fict ini terinspirasi sama lagunya Justin Bieber yang All That Matters yang berkesan mature gitu karena disitu mvnya─asdfghjkl [NOBASH]. Namun aku pingin buat Twoshoot aja gak usah kepanjangan kayak fict fvckin doctor yang entah karena itu fict idenya liar yang muncul dadakan, jadinya ide untuk chapter berikutnya agak susah didapet. Maaf ya^^ tapi tenang aja, fict itu akan tetap dilanjut selama review kalian tetap menggentayangi haha-_-

Happy reading yeorobeun!


Kendaraan mobil BMW berwarna silver dengan seri 7.50─yang merupakan seri teratas dari mobil keluaran Eropa ini melaju dengan kecepatan lebih dari 150km/jam, melesat ditengah sepinya jalanan kota Seoul pada tengah malam itu yang tengah sepi dari hiruk pikuk keramaian dunia malam.

Dan di belakang mobil silver itu terdapat mobil ferarri sport berwarna hitam yang juga melaju tak kalah cepat membelah jalan di seoul. Pengendara itu─Kim Jongin tidak sendirian, di sebelahnya ada kekasihnya yang bernama Do Kyungsoo, dan masih tertidur karena dia baru saja pulang dari Jepang. Tentu saja karena kai─stage name jongin─ merindukan sosok pororonya, maka ia mengajak kekasihnya yang baru saja menyelesaikan beasiswanya di sana.

Sedikit pemaksaan, tapi kalau memang rindu bagaimana lagi?

Sementara sang pengendara mobil bmw, daritadi hanya diam tak bersuara. Dia hanya sendirian, dan ia juga mengabaikan keheningan yang menghantuinya dari tadi, mata tajamnya terus waspada terhadap jalanan yang tengah ia lintasi ini.

Sehun menyunggingkan smirk, dan membelokkan mobilnya ke salah satu gang yang cukup besar dan melambatkan laju mobil itu, dan kemudian menginjak pedal rem begitu ia sampai di tempat tujuannya.

Venus Bar.

Tak lama begitu sehun memarkirkan mobilnya, telinganya menangkap suara mobil kai yang juga perlahan memasuki lahan parkir di depan klub itu. Sehun hanya diam ditempatnya, dan matanya tak lepas dari mobil ferarri milik kai yang bodinya sangat mulus sehingga menimbulkan kesan angkuh namun berkarisma.

"Apa kau tak mempunyai mental yang kuat untuk bisa masuk kesana?"

Kai membuka suara, tentu saja dengan merangkul kyungsoo yang masih mengucek-ngucek matanya, baru bangun tidur. Sehun hanya diam dan tetap menampilkan wajah datar dan cueknnya. Arah pandangnya menatap tajam kyungsoo yang tampak menggemaskan, lalu beralih malas ke kai yang juga menatapnya ogah-ogahan.

Kai tampak berbisik ke kyungsoo, setelah dianggapi dengan anggukan, kyungsoo membuka bagasi mobil kai dan mengambil tas gitar yang baginya cukup menyusahkan karena bobot dari tas ini lumayan berat. Sementara kai hanya terkekeh pelan melihat tingkah kyungsoo yang lugu dan kai juga masih setia berdiri di tempat tadi tanpa melangkahkan kakinya satu langkah pun.

"Sudahlah, ini gitarmu" kai mengambil gitar itu dari kyungsoo dan menyerahkan gitar akustik bersenar string itu ke sehun, dan sehun hanya meraih gitar itu dan masuk kedalam bar tanpa berucap sepatah kata pada kai dan kyungsoo.

"Apakah kedatanganku merubah kepribadiannya?"

Kyungsoo mempoutkan bibirnya kesal, sebetulnya ia masih sedikit heran dan tidak percaya dengan sosok Oh Sehun yang tampak berbeda dari sebelumnya.

"Narsis kau hyung. Tentu tidak, dia berubah karena pacarnya itu meninggalkan nya sendirian di korea untuk perjodohan bodoh yang dilakukan orang tuanya di China" kai mengangkat bahu acuh dan kembali menatap objek favoritnya yang sudah ia rindukan hampir 3 tahun itu.

"Benarkah? Memang dengan siapa Tao dijodohkan?" kyungsoo bertanya antusias dan matanya sedikit berbinar-binar, paling tidak ia merasa lega karena tao yang selama ini selalu membullynya kali ini sudah pergi jauh-jauh dari hidupnya.

"Entahlah, kita bahas ini nanti. Aku ingin kita bersenang-senang terlebih dahulu" kai tersenyum dan wajahnya menyiratkan sesuatu yang aneh bagi kyungsoo. Dan tangan kekar kai menggandeng tangan mungil milik kyungsoo. Dan mereka berdua memasuki bar yang hanya berisi wanita seksi dan lelaki hidung belang ataupun remaja yang mencari ketenangan sesaat.

.

.

Sehun langsung meninggalkan kai dan kyungsoo dengan perasaan malas, ia sangat badmood hari ini dan dia juga masih mempunyai tugas di klub dan jangan lupakan tugas mata kuliahnya yang sudah menumpuk hampir 2 bulan.

Salahkan saja sehun yang stress memikirkan huang zi tao yang menurutnya adalah mantan terindahnnya, karena dia pergi meninggalkan sehun, sehun menjadi sosok pribadi yang kembali menutup diri dari sosial dan kembali menjadi sosok sehun yang memiliki kepribadian cuek, jutek, galak, sensitive, namun rapuh. Persis dengan gambaran sehun sebelum bertemu dengan sosok manis, pintar, berbakat, namun polos murid pindahan china─huang zi tao.

Back to story, sehun melangkahkan kakinya malas dan berjalan menuju panggung mini yang sudah penuh sesak dengan alat musik dan juga alat alat yang entah sehun tidak tahu namanya, tapi yang penting itu alat untuk seorang DJ.

Masa bodoh dengan itu, sehun mengeluarkan gitarnya dan menyetel agar suaranya menjadi lebih merdu dan menyambungkan ke salah satu kabel yang bertengger indah di lantai berserakan dengan kabel-kabel berwarna lainnya.

Awalnya sehun masih sedikit bingung, ia sedikit kesusahan untuk mencari kabel berwarna hijau tua yang biasa ia gunakan, namun entah kenapa lampu di klub ini semakin redup dari hari ke hari dan sehun tidak menyangkal bahwa ini sedikit menganggunya.

Setelah mendapatkan yang ia inginkan, sehun langsung memainkan instrumental lagu yang ia karang sendiri namun tidak ada yang menyanyikan lagu di antara petikan gitar itu─yang suaranya mampu menggetarkan hatimu karena tercengang akan suara yang begitu indah mengalun dengan indahnya yang juga bisa membuatmu merinding dan menari dengan elok seperti menari pada acara prom.

Orang-orang yang berada di lantai dansa hanya diam dan ikut menari sesuai irama petikan gitar sehun, sehun memejamkan matanya dan terkadang mengerutkan dahinya karena ia begitu menghayati lagu ini yang kebetulan ia buat untuk kado di hari ulang tahun tao.

Pengunjung bar itu berdansa slow dengan pasangannya masing-masing, ada yang berlawan jenis, dan tentu saja ada juga yang berdansa dengan pasangan sesama jenis.

30 menit bermain gitar tentu saja sehun telah selesai memainkan instrumen itu, dan memilih untuk menyegarkan tenggorokannya yang kering dan ia menyetelkan lagu random pada alat dj itu untuk membuat suasana diskotik ini semakin ramai dan tidak membuat pengunjung bosan.

Sehun meletakkan gitarnya dan berjalan turun dari panggung mini itu dan kakinya dengan semangat berjalan mendekati bar mini di dekatnya, dan mendudukan diri di kursi yang ada disitu.

"Oh Sehun, seperti biasa?" sapa bartender disitu, bartender yang satu-satunya mengenal sehun dan hapal betul apa yang sehun sukai di bar ini.

Tentu saja, minseok adalah pacar dari hyung tiri sehun sendiri. Jadi minseok mengenal sehun, begitu pula dengan sebaliknya.

Sehun menatap minseok dan mengangguk tanpa tersenyum sama sekali, minseok tersenyum maklum dan berjalan mengambil vodka favorit sehun yang kadar alkoholnya masih tergolong rendah.

Minseok berjalan kembali ke tempat sehun dan meletakkan botol berukuran tanggung itu di sebelah sehun. Sehun kembali menoleh dan tanpa berterima kasih ia langsung meneguk vodka itu.

Minseok menghela nafas sedih, menurut Jondae─pacar minseok, akhir-akhir ini setelah kepergian tao sehun tampak menyedihkan, ia kembali menjadi sehun yang dulu sangat menutup diri, dan jondae menyayangkan hal itu.

Sehun menatap datar pengunjung yang masih saja meliuk-liukkan badannya di lantai dansa, kemudian mata sehun menangkap pemandangan dimana kai dan kyungsoo tengah bercumbu mesra dan panas di salah satu sofa yang khusus untuk dua orang.

Sehun memperhatikan tangan kyungsoo yang bertengger indah di leher kai, sementara dengan posisi menindih kyungsoo, kai mencium bibir plum kyungsoo dengan sangat tidak sabaran dan penuh nafsu─tergambar dengan jelas tersirat cinta yang begitu besar di balik ciuman itu tentu saja.

Sehun iri, masalahnya selama ia berpacaran denga tao, belum pernah ia mencium bibir tao. Bisa dibilang...bibir sehun masih suci alias belum tersentuh sama sekali. Dan sehun tersenyum miris melihat kai dan kyungsoo yang berjalan keluar dari bar dan sehun sudah tahu kemana mereka akan melanjutkan kegiatan mereka.

Tapi ia berusaha acuh, matanya menatap gitar miliknya yang masih tergeletak manis di panggung mini itu, sebetulnya ia sudah tidak betah berlama-lama disini. Maka ia meninggalkan 200.000 won di meja bar dan berlalu mengambil gitarnya dan segera meminta uang kepada bosnya.

Minseok mengambil uang itu dan memperhatikan sehun yang memiliki tatapan wajah kosong dan seolah-olah darah tak mengalir di wajah tampannya.

Sehun terpuruk tanpa tao. Itu yang bisa minseok simpulkan sekarang.

.

Sehun berjalan ke lantai dua untuk segera meminta gaji nya selama bermain gitar dan menjadi dj sampingan disini, ruangan bosnya memang sedikit membuatnya muak untuk berlama-lama disana.

Bagaimana tidak? Biasanya ketika sehun memasuki ruangan itu, sudah hal yang biasa apabila sehun menjumpai dua sampai tiga wanita bermain genit dan menjijikan terhadap bosnya yang memang adalah konglomerat terkenal di seoul.

Sehun sudah sampai di depan ruangan bosnya, sehun sedikit heran untuk kali ini. Tidak ada suara desahan yang membuat telinganya panas. Sehun teringat ketika ia berada di depan pintu ini, sudah bisa terdengar suara desahan wanita-wanita jalang yang bermain dengan bosnya.

Tapi, kenapa kali ini tidak? Jangan bilang bosnya sedang tidak berada disini.

Cklek~

.

Luhan baru saja pulang dari perpustakaan, karena tugas mata kuliah membuatnya harus mengunjungi tempat mengerikan itu sampai tengah malam seperti ini.

Dan bodohnya, ia menolak saran neneknya untuk membawa sepeda gunungnya untuk kesana, mentang-mentang berangkatnya menumpang lay sehingga ia merasa tidak perlu membawa sepeda miliknya.

Luhan semakin merasa idiot ketika lay menghubunginya, bahwa ia tidak bisa menjemput luhan karena mobilnya terpaksa diderek oleh kepolisian karena ia memakirkan mobilnya di pinggir jalan raya.

"Bodoh! Kau bodoh!" Luhan merutuki dirinya yang begitu bodoh dan idiot, mengingat luhan hanya membawa 10.000 won, tidak akan sanggup membawanya ke rumah neneknya yang masih berjarak 15 blok lagi.

Bus sudah tidak lewat, taxi juga tidak menunjukkan batang hidungnya daritadi, apalagi bila ia ingin menumpang pada mobil yang lewat, sama saja ia ingin mencari masalah dan mencari mati.

Terpaksa, luhan harus mau berjalan kaki menyusuri jalanan trotoar seoul yang begitu sepi dari keramaian seoul di siang hari. Sangat berbanding terbalik, tapi luhan juga harus tetap waspada dengan keadaan apabila ia nanti diculik lalu dibunuh dan ia dijadikan budak di luar negeri─

─'hollyshit luhan, jangan berpikiran negatif dahulu!' luhan berusaha menenangkan dirinya sambil mengelus tangannya yang kedinginan karena suhu seoul memang sangat rendah untuk hari ini. Dan cukup membuat luhan semakin merasa sial dan tersiksa.

Tiba-tiba terdapat mobil berwarna hitam yang melaju ke arahnya, luhan daritadi hanya berkomat-kamit berharap sesuatu yang buruk semoga tidak akan menimpanya.

Semoga.

Mobil itu berhenti, dan dari dalam mobil keluarlah seseorang yang gagah, tampan, dan menggunakan setelan formal mengejar luhan dari belakang secara diam-diam. Luhan yang merasa diikuti oleh seseorang hanya bisa mempercepat langkahnya.

Namun apalah daya, tubuh mungil luhan tidak bisa menandingi tubuh seseorang yang kali ini mengejarnya. Dan mencengkram pergelangan tangan luhan, cukup membuat desiran darah luhan berdegup kencang dan luhan ingin siapapun yang membuatnya ketakutan ini adalah seseorang yang ia kenal.

"Hey, kau sendirian?"

Suara asing, ini bukan seperti yang ia harapkan. Luhan tidak mau menatap wajah orang itu ketika badan luhan berhadapan dengan orang yang memang lebih tinggi dari luhan.

"Kau ingin pulang? Biar kuantar saja"

Tawar orang itu sambil mengeluarkan smirk yang tentu saja luhan tidak tahu.

Luhan mencoba menimbang-nimbang apa yang akan ia pilih, apakah untuk menyetujui ajakan orang asing itu atau ia lebih memilih pulang sendiri. Apabila ia benar-benar orang baik, ia pasti akan mengantarkan luhan ke rumah nenek luhan tanpa lebih dari 15 menit, luhan pikir pemuda ini akan mengebut dan mengantar luhan sampai dengan selamat.

Tapi hal yang masih mengganjal hati luhan adalah, apabila ia memilih untuk berjalan kaki ke rumah neneknya, mungkin luhan akan sampai pada subuh nanti dan pasti luhan akan langsung sakit. Mengingat besok libur, luhan tidak terlalu mempermasalahkan itu.

Luhan bingung, apa yang harus ia pilih?

"Ayolah, tidak aman apabila harus berjalan sendirian saat tengah malam seperti ini. Percayalah padaku"

Orang itu mencengkram bahu luhan, kali ini luhan mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah orang itu, wajahnya tampan, namun entah benar atau tidak luhan merasa ada aura yang tidak menyenangkan dari orang ini.

"Ah, namaku Kris Wu. Ikutlah, ayo"

Kris tersenyum ke arah luhan, dan luhan pun mengangguk. Luhan memasuki mobil mewah milik kris, dan kris juga menanyakan dimana alamat rumah tempat tinggal luhan, ketika luhan menjawabnya kris hanya mengangguk paham dan menjalankan mobilnya.

Sesuai harapan luhan, mobil ini melaju sangat kencang dan sangat ngebut. Luhan menjadi parno sendiri.

.

Luhan merasa aneh ketika mobil kris melewati jalan ke rumah neneknya, luhan berusaha mengingat-ingat lagi apakah kris salah jalan atau memang ini masih perjalanan ke rumah neneknya.

Seoul Elementary School.

Tidak mungkin! Rumah nenek sudah berada jauh terlewat...apakah...

Luhan menjadi kikuk dan menoleh ke arah kris yang masih fokus menyetir dan matanya tak lepas dari jalanan yang sepi itu.

"M-mian...tapi rumah nenekku sudah terlewat, bisakah kau memutar balik mobilnya?"

Luhan berkata dengan sangat berhati-hati dan luhan juga mati-matian menahan detak jantungnya yang berdetak dan berdegup tidak normal. Entah kenapa ia bisa menjadi parno sendiri seperti ini.

"Kurasa kau masih perlu belajar. Ingatkah kau pada kata-kata 'Jangan pernah percayai orang yang baru kau kenal'? dan kini kau akan menjadi budakku"

Luhan yang mendengarnya hanya bisa sweatdrop dan tak sadar meneteskan air matanya, kali ini ia semakin merasa idiot dan tidak berguna. Seharusnya tadi ia lebih memilih untuk mengabaikan kris tadi dan memutuskan untuk nekat berjalan ke rumah neneknya.

"Turunkan aku...kumohon" luhan sesenggukkan, ia tidak berani menatap kris, kris hanya diam tidak menggubris perkataan luhan sama sekali, ia hanya fokus dan fokus menyetir.

Luhan semakin takut, maka ia berteriak dan meminta untuk diturunkan. Meronta tidak jelas hingga kris menjadi emosi karena luhan sangat berisik dan tidak mau diam.

Karena kehabisan akal, maka kris segera membungkan mulut luhan dengan lakban yang ia simpan di jok belakang mobilnya. Jangan tertawa, kris menyimpan ini untuk membungkam mulut wanita jalang yang ia culik, ah kumohon jangan dibayangkan.

Luhan terdiam, hatinya terus menangis. Kecuali matanya yang sudah tidak meneteskan air mata, kris merasa lega karena anak itu sudah mau diam. Dan kris segera melajukan mobilnya menuju tempat kerjanya ketika malam hari─venus bar.

.

Alis mata sehun terangkat sebelah begitu ia melihat sosok seorang yang sedang memejamkan mata sedang tertidur di sofa ruangan bosnya, dan mulutnya juga terbungkam oleh lakban hitam yang tampak membuat sosok di sofa itu terlihat...entahlah.

"Hm kau datang pada saat yang tepat sehunna"

Kris berbicara dan menunjuk seorang yang sangat sehun tidak ingin ketahui. Tapi ia tidak ingin gajinya dipotong/diusir dari sini,lebih baik apabila sehun akan menjadi pendegar yang baik untuk kris. Paling nanti sehun hanya menggumam mengiyakan saja, tidak lebih.

"Aku menemukan lelaki, dia tampan tapi cantik, apakah menurutmu dia pantas bekerja sebagai pelayan seks disini?"

Sehun yang tidak peduli hanya mengangguk, matanya masih enggan dan malas melihat orang yang tampak menyedihkan itu. Sehun masa bodoh dengan masalah orang ini.

Kris baru saja ingin melanjutkan pertanyaannya, begitu mata orang yang tengah tertidur itu perlahan-lahan membuka, dan menatap takut kedua orang yang berada di hadapannya.

Sehun tidak tahu, karena ia sedang menghadap jendela yang menampakkan pemandangan lampu dari gedung-gedung pencakar langit seoul, tapi kris sangat menyukai calon budaknya ini, entah kenapa.

.

"Kau akan bekerja disini, sebagai budak seks. Aku tidak menerima penolakan" kris menekan suaranya ketika ia melepaskan lakban yang terikat di mulut luhan. Tapi ikatan di tangan dan kaki luhan masih terpasang, sama saja ia akan tetap disekap disini. Sampai menemukan waktu yang tepat untuk melarikan diri dari sini.

"Andwae...kumohon pulangkan aku. Aku mohon" akhirnya luhan membuka mulutnya, ia masih ingin hidup bahagia dengan neneknya, teman-temannya, bahkan ia belum sempat bertemu orang tuanya di china selama 5 tahun lebih.

Tidak, tidak. Aku tidak boleh berlama-lama disini. Luhan berpikir keras dan memejamkan matanya.

Tepat saat luhan memejamkan matanya, sehun berbalik dan menghampiri bosnya. Yang masih betah duduk di sofa dekat luhan. Tepatnya sehun ingin segera uangnya dan pergi dari sini.

"Ah aku lupa dengan uangmu, duduklah disini sebentar"

Sehun akhirnya bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, walaupun ia masih terus mendapatkan uang dari appa dan eommanya, tentu saja sehun tidak mau menggunakan uang itu. Uang yang dimana berhasil membuat appa dan eommanya menjadi lupa pada sehun dan jongdae sehingga sehun terpaksa mencari pekerjaan sendiri.

Sehun mematuhi perintah bosnya, ia duduk di sofa seberang luhan. Matanya menatap luhan yang masih memejamkan matanya, mulut luhan masih tertutup rapat menahan isakan tangis, entah sehun merasakan desiran melihat pemuda ini.

"Siapa kau?"

.

Sehun untuk pertama kali mengajak seseorang yang asing berbicara dengannya, dahulu ketika ia bertemu seseorang yang tidak ia kenal atau asing, sehun akan terus diam hingga orang itu menyapa atau mengajak sehun berbicara.

Tapi, ini tidak. Luhan berhasil membuat sehun menjadi bertanya-tanya.

Luhan membuka matanya, matanya berair, dan sorot matanya sangat lesu.

Sehun terkejut, mata rusa itu...ah entahlah sehun merasa dejavu sendiri, sehun merasa tidak asing dengan mata rusa itu, sehun pernah melihat mata indah itu, sehun pernah bertemu orang itu, tapi...dimana?

"Luhan imnida"

Luhan menjawab malas sambil menatap sehun yang masih saja betah menatap tajam ke arah luhan, hingga sehun tidak sadar bahwa kris duduk di sebelahnya membawa amplop coklat berisi uang.

"Oh sehun, kau tertarik dengan dia?"

.

Luhan dan Sehun kali ini berada dalam satu mobil, luhan merasa sangat bahagia ketika sehun mengajaknya keluar, paling tidak ini menjadi kesempatan emas luhan untuk kabur.

Tapi, malangnya luhan, sehun justru membawa luhan ke apartemen mewahnya di daerah Gangnam, luhan mencoba tenang dan entah hatinya berdegup kencang berada di mobil oh sehun,

Bukan karena terpesona oleh desain mewah mobil bmw itu.

Hanya saja...luhan menjadi salah tingkah apabila bersama sehun. Suasana mobil sangat awkward, tak ada yang berbicara.

Sehun tentu saja malas membuka suara, dan luhan juga masih merasa was-was dengan pemuda yang baru saja ia tahu dalam 5 menit itu.

.

.

"Wah, apartemenmu besar sekali! Kau pasti orang kaya" luhan langsung menceloteh begitu ia sampai di apartemen sehun, warna dinding sehun berwarna coklat pucat dan desain dari apartemen bergaya american clasic, dan luhan menyukai itu.

"Lihatlah ini! Whoa televisi mu besar sekali, beli dimana ini?" luhan melihat televisi hitam itu sambil menatapnya tak percaya, dan matannya juga menangkap berbagai koleksi buku-buku tua yang ada di almari buku dan itu tertata sangat rapih.

"Selain itu kau juga suka membaca buku ya? Apakah kau pernah menerbitkan buku?" kaki luhan berjalan mendekati almari itu dan memperiksa buku itu satu persatu, halaman demi halaman masih sangat terawat, dan luhan mengaggumi ini.

"Whoaaa! Dapurmu bersih sekali! Pasti pacarmu sering membersihkan apartemen ini ya? Dan hey, piring-piring kotor ini bertumpukkan di wastafel, ewh jorok juga kau" luhan menatap malas tumpukan piring dan gelas kotor yang bertengger indah di wastafel sehun dan iseng luhan membuka kulkas berwarna silver itu.

"Sayang sekali, kulkasnya kosong. Padahal aku lapar tahu!" luhan mempoutkan bibirnya kesal dan berjalan asal menuju pintu yang entah luhan tidak ketahui, mungkin kamar mandi.

Tapi, itu kamar sehun.

.

Sehun baru saja membawa luhan ke apartemennya kurang dari 15 menit namun telinganya sudah mendidih mendengar celoteh luhan mengenai penampilan apartemen sehun. Sehun terkadang terkekeh pelan mendengar pujian luhan dan ejekan luhan dari luar sana.

Padahal saat di mobil luhan menutup mulutnya rapat-rapat seolah-olah ia bisu dan tidak bisa berbicara, namun ternyata sehun salah pemikiran. Dia lebih mengerikan.

sehun menggelengkan kepalanya dan membuka almari pakaiannya untuk mengganti baju.

Cklek~

"Oh, ini kamarmu? Ku kira ini kamar mandi. Apakah disini ada kamar mandi? Kau tahu aku belum mandi dari pukul 1 siang tadi sepulang kuliah, aku numpang mandi yah!"

Luhan berjalan menuju pintu kamar mandi sehun yang terbuka, dan meraih handuk─milik sehun, mengambilnya sembarangan yang tergeletak di kasur king size sehun dan berlalu menuju pintu kamar mandi yang terbuka.

BLAM

Sehun sedikit terlonjak mendengar pintu tertutup begitu keras.

3 seconds...

"KYAA! Kamar mandi ini bersih dan harum sekali! Bahkan lebih luas dari kamarku sendiri!"

Kali ini sehun tertawa renyah dan kembali meneruskan untuk mengganti pakaiannya.

.

Luhan telah selesai membersihkan badannya, dan ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan topless dan handuk sehun mengalung indah di daerah privasinya.

Luhan melihat sehun yang tengah memejamkan matanya, tak bisa dipungkiri luhan terkagum-kagum dengan penampilan sehun.

Celana boxer hitam dan kaos putih polos, serta rambut blonde sehun yang terlihat berantakan membuat luhan terpaku sesaat, kemudian kembali sadar ketika ia merasa kedinginan dari suhu ac yang menembus kulitnya.

Luhan menaiki kasur sehun dan loncat-loncat seolah-olah ia kesetanan, menginjak kasur itu dengan brutal dan melompat-lompat tidak sabaran.

"Bisakah kau diam?" sehun membuka suara dan menatap malas luhan sementara luhan hanya cengegesan sendiri menampilkan deretan gigi rapinya.

"Tadi sudah kubangunkan dengan memanggilmu berkali-kali, hanya saja kau tidak bangun. Makanya aku lakukan ini supaya kau cepat bangun" luhan tertawa canggung dan sedikit mengibaskan rambut hitamnya yang masih basah itu.

Sehun tahu luhan berbohong, sebenarnya daritadi ia tidak tertidur, dan sehun juga tidak mendengar suara luhan sama sekali setelah ia keluar dari kamar mandi.

"Apa maumu?"

"Pinjamkan aku pakaian! Besok akan kubersihkan dan kukembalikan padamu"

"Hei, kau akan menginap disini, selamanya"

.

Luhan membulatkan matanya ketika sehun berkata bahwa ia tidak akan pulang dan akan menetap di apartemen sehun selamanya. Luhan hanya berusaha santai, toh nantinya ia juga akan kabur ketika kuliah.

"Tidak, kau tidak akan bisa kabur" sehun bisa membaca pikiran luhan, luhan semakin sweatdrop mendengar tuturan sehun barusan, dan sehun juga memberikan pakaiannya kepada luhan. Dan luhan kembali memasuki kamar mandi untuk memakai pakaian sehun tanpa berbicara sama sekali.

Setelah luhan keluar, ia tercengang dengan kehadiran sehun didepan kamar mandi. Luhan terkejut dan berusaha minggir dari sehun, namun sehun dengan cepat meraih lengan luhan, dan sehun menghimpit tubuh mungil luhan di dinding.

Sehun menatap dalam mata luhan, pakaian sehun tampaknya sangat longgar di tubuh luhan, hingga mengekspos bahu putih luhan.

"Aku membelimu. Kau milikku"

"ANDWAE!"

.

Sehun kali ini tengah menindih luhan di kasurnya, ia tengah menggoda rusa imutnya ini dengan terus-terusan mengajak ia dirty talk dan mengucapkan kata-kata yang mampu membuat luhan blushing sendiri.

10 menit yang lalu, saat sehun masih menghimpit tubuh luhan, sehun mengecup kening luhan dan meyakinkan semuanya akan baik-baik saja, entah kerasukan setan apa luhan mempercayai sehun. Dan sehun merasa sangat senang.

"Kau sangat cantik, aku meragukan kau ini namja" sehun tersenyum dan menjilat bibir luhan, tangannya masih ia gunakan untuk menyangga tubuhnya supaya ia tidak terjatuh, luhan menggembungkan pipinya kesal dan sehun semakin gemas hingga mencium pipi kiri luhan hingga meninggalkan bekas saliva sehun disana.

"Sehun" luhan bergumam dan mengalungkan tangannya di leher sehun dan menarik tubuh itu untuk semakin mendekat dengan luhan.

"Hm?" sehun kembali menatap mata rusa itu, luhan menatapnya balik dan tersenyum.

"Kenapa kau membeliku?" luhan bertanya dan mengelus rambut belakang sehun, tangan kanannya menggoda leher sehun dengan memainkan kukunya di tengkuk sehun.

"Kau cantik dan manis, aku menyukaimu" luhan memejamkan matanya karena ia merasa pipinya semakin memanas, dan entah apa yang ia lakukan, ia menggesekkan 'miliknya' yang masih terbungkus oleh celana boxer dengan 'milik' sehun yang juga masih bertengger manis di balik boxer hitam itu.

"Kau...menggodaku, hm?" sehun menyembunyikan wajahnya di ceruk leher luhan, sehun menyesap dalam wangi tubuh lemon itu dan menjilat sensual leher luhan, membuatnya mengadahkan kepalanya untuk memberi akses lebih pada sehun.

"Tidak, kaunya saja yang mudah terangsang" luhan meremas rambut sehun dan menekan kepala itu, namun sehun melepaskan jilatan itu di leher luhan dan kembali ke posisi semulanya─menindih dan menatap mata luhan.

"Benarkah? Kurasa tidak, kau sendiri yang horny. Bukan aku" sehun menyunggingkan smirknya dan mendekatkan bibirnya ke bibir luhan, luhan awalnya sedikit kaget dengan gerakan cepat sehun, dan ia memejamkan matanya menyesapi bibir sehun.

Sehun menempelkan bibirnya ke bibir luhan, merasakan manis bibir itu dengan mengulumnya dan mengigit-gigit kecil bibir itu, lidahnya ia gunakan untuk menjilat bibir atas dan bawah luhan bergantian.

Luhan juga melumat bibir sehun dengan tidak sabaran, ia gigit bibir sehun kuat-kuat namun sehun tidak mau membuka mulutnya.

Sehun ingin ia yang mengendalikan ini, ia tahan desahan yang akan keluar dari mulutnya ketika luhan secara brutal mengigit bibir bawahnya, sehun pun juga balik mengigit bibir itu kasar

"Eeuuummhh..."

Luhan akhirnya mendesah, dan membuka mulutnya untuk sehun, lidah sehun langsung bergerilya di goa hangat milik luhan dan mengabsen deretan gigi rapi itu, dan menggelitik langit-langit sehun yang entah kenapa terasa sangat segar dan manis ketika terasa di lidahnya.

Luhan meremas rambut sehun, dan menekan tengkuk sehun supaya lelaki itu semakin memperdalam ciuman panas mereka, sehun kali ini melumat bibir luhan lagi dan menghisap bibir itu kuat-kuat hingga desahan luhan kembali terdengar.

"Nngh.."

Sehun menyukai desahan singkat luhan, dan mata sehun juga semakin terpejam ketika ia menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri supaya pasokan oksigen mereka terpenuhi dan ciuman ini tak akan berhenti begitu saja.

Dan begitu sehun mengulum bibir luhan, tiba-tiba luhan berontak dan badannya bergerak ke arah kanan.

BRUGH

Kali ini sehun berada di bawah, dan luhan diatas, luhan semakin menyukai posisi ciuman ini dan kembali menyentuh bibir sehun tidak sabaran, menjilat-jilat bibir itu dan menciumnya sangat dalam.

Tangan luhan masih bertengger di leher sehun, dan tangan sehun memegang paha luhan sesekali mengusapnya perlahan membuat luhan merinding dan bergidik geli.

Sehun merasa pasokan udaranya habis, dan ia melepas paksa ciuman itu.

"Whoa, kau hebat berciuman rupanya"


TBC/END/DELETE?!

Mind to review?

20+ review i will update asap!