A/N: Maiko kembali lagi dengan fanfic one shoot, kali ini tentang kelahiran si kembar OC milik Mai... hope you like it.

Ps: Mai sengaja mengubah nama 'Mai' karena itu adalah nickname, yang menjadi marga Mai, yaitu 'Matsushima'

Saint Seiya © Kurumada-sensei

Nitsuki Matsushima © TsukiRin Matsushima29

Story © Matsushima Maiko

Matsushima Maiko mempersembahkan

After the War

~A New Generation~

Nitsuki berdiri di depan kuil Aries, dia memandang lurus ke depan. Tidak lama kemudian dua sosok goldies berjalan mendekatinya, dia berharap sambil berdebar, berharap goldies – goldies yang lain akan menyusul mereka berdua. Seorang saint berambut hijau dan mengenakan gold cloth Aries mendekatinya. Dia menepuk lembut kepala Nitsuki "Maafkan kami..." gadis itu memandangnya dengan terkejut "A... apa maksudmu?" Seorang pemuda dengan tato harimau di punggungnya menatapnya dengan... kasihan? Apa gadis itu tidak salah lihat? Untuk apa pemuda itu menatapnya seperti itu?

"Nitsuki, dia gugur..."

Gadis itu terpaku mendengar kabar yang dia dengar "D- Dohko... tadi... kau bilang apa?" pemuda itu menatap sang saint Aries, seolah memastikan apa dia harus mengulangi ucapannya. Shion mengangguk kecil, sementara sang saint Libra menghela nafas "Nitsuki, Aspros gugur saat melawan Mephistopheles Youma..." Nitsuki jatuh terduduk mendengar kabar itu, dia tidak ingin mempercayainya. Dia tidak mau percaya...

Shion dan Dohko memandang gadis itu dengan sendu, kemudian Shion menepuk pundak Nitsuki "Tabahlah... kami..." wanita berambut dark mint panjang itu menggelengkan kepalanya "Itu kemauan dia... aku yakin itu kemauan dia..." kedua saint itu memandangnya dengan agak terkejut, Nitsuki mengangkat kepalanya dan mencoba tersenyum "Aku percaya dia memilih gugur di medan perang... terima kasih atas kabar yang kalian sampaikan..." dia berdiri dan membungkukkan badannya, kemudian dia pergi meninggalkan kedua saint itu.

7 minggu kemudian di Hikari no Oukoku.

Nitsuki berlari ke kamar mandi lagi, kemudian dia kembali muntah – muntah di wastafel. Ringo menatap sang kakak dengan heran, terhitung sudah 2-3 minggu sang kakak sering muntah – muntah. Awalnya dia mengira sang kakak hanya tidak enak badan, tapi jangka waktunya terlalu panjang. Kemudian dia meninggalkan sang kakak dan membuat portal, menuju Sanctuary.

Sanctuary, abad 20.

Ringo menuju Pope Chamber, menghadap seorang pria berambut hijau dengan iris ungu dengan tenang "Lama tidak berjumpa Pope Shion."

Pria itu menatap Ringo dengan terkejut, bagaimana tidak? Gadis berambut biru muda itu seharusnya sudah tiada. Namun dia ingat bahwa gadis itu bisa memanipulasi dimensi seperti sang kakak dan juga rekan Gemini-nya, sehingga gadis itu bisa datang dan pergi sesuka hatinya "Ada perlu apa, Ringo?"

"Aku mau bertanya sesuatu..."

Shion mengerutkan dahinya "Bertanya? Tentang apa?" Ringo menghela nafas, kemudian dia menatap lurus pria itu "Apa ada sesuatu yang terjadi antara aneki dan Aspros di hari sebelum perang?"

Mendengar pertanyaan itu, sang pope semakin mengerutkan dahinya "Apa maksudmu?" tidak lama kemudian dia teringat akan sesuatu, kemudian dia menceritakan segala yang dia ketahui saat itu.

Ringo mendengar pria itu dengan baik, sesaat kemudian matanya terbelalak. Kemudian cosmo unik gadis itu membara "Jadi itu... ternyata..." Shion menatapnya dengan heran, merinding saat merasakan cosmo unik gadis itu dan juga saat menatap iris ungu gadis itu yang menggelap. Kemudian Ringo sedikit membungkuk kepadanya "Terima kasih atas informasinya Shion, kurasa aku tahu apa yang terjadi kepada aneki."

Pria itu mengangguk kecil, dia tidak mengatakan apapun kepada gadis itu saat kaki mungilnya melangkah keluar dari Pope Chamber. Tidak lama kemudian Dohko mendatanginya "Kenapa Ringo kemari? Biasanya dia berbicara dengan Mu atau yang lain bukan?"

Shion mengangkat bahunya, pertanda pria itu sama sekali tidak tahu apa – apa. Dohko menghela nafasnya, dalam hati dia merasa pasti akan terjadi sesuatu. Kemudian dia memberi tanda kepada Shion bahwa dia akan kembali ke Gunung Rozan.

Kembali ke Hikari no Oukoku.

Ringo berlari ke ruangan santai milik sang kakak, kemudian dia melihat Nitsuki sedang membaca sebuah buku. Dia langsung memeluk Nitsuki dengan erat dan membuat wanita berambut dark mint itu kebingungan "Kau kenapa, Rin?"

Gadis berambut biru itu perlahan meneteskan air matanya, membuat gadis berambut dark mint itu semakin bingung dengan tingkah laku adik kembarnya "Ada apa? Kau berkelahi dengan Deathmask?"

Ringo segera menggelengkan kepalanya, kemudian dia menatap Nitsuki "Aku akan melindungi aneki, apapun yang terjadi aku pasti akan melindungi aneki"

2 minggu kemudian.

"APA?! YOUR HIGHNESS HAMIL!?"

Ringo memandang kesal para bangsawan itu, wajah mereka semua memucat saat mendengar kabar dari dokter yang mereka panggil. Seorang pria tua terduduk di kursinya "Siapa yang berani menghamili Your Highness? Apa yang harus kita lakukan dengan jabang bayi itu?" beberapa bangsawan saling bertukar pandangan, kemudian mereka memberi kode agar janin itu digugurkan.

Gadis itu segera pergi dari ruangan istana dan menuju kamar sang kakak, kemudian dia segera memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas Nitsuki dan membuatnya kembali heran "Apa yang kau lakukan, Rin?"

Ringo terus mengemas peralatan pribadi sang kakak "Menyelamatkan calon keponakanku dan aneki." Nitsuki berdiri dan mendekati wanita itu "Apa maksudmu?" Ringo berhenti berkemas dan menatap sang kakak "Mereka berencana untuk menggugurkan kandungan aneki."

Nitsuki terbelalak saat mendengar ucapan Ringo, sementara gadis berambut biru itu memberikan tas besar kepada Nitsuki "Aneki, kurasa sebaiknya kau kabur ke Sanctuary. Aku akan meminta Shion dan Dohko menjagamu." wanita berambut dark mint itu langsung menggelengkan kepala, dia tidak bisa membayangan apa kata mereka berdua saat tahu bahwa di dalam perutnya ada keturunan Aspros.

Ringo menghela nafas, kemudian dia memikirkan sesuatu. Gadis itu segera membuka portal dan menarik Nitsuki. Ternyata gadis itu menarik sang kakak menuju istana Hades. Nitsuki jelas gelagapan saat Ringo menariknya.

Hades menatap kedatangan Ringo dengan heran, Ringo segera berbisik kepada pria itu. beberapa kali Hades melirik Nitsuki, kemudian dia mengangguk "Baiklah, tidak ada alasan untuk menolak permintaanmu. Wanita itu akan tinggal bersama Partita dan Youma, mereka akan merawat kakakmu dengan baik"

Nitsuki terbelalak mendengar ucapan Hades 'Tidak... tidak... kenapa harus Youma...' tidak lama kemudian Partita datang menghadap Hades, tanpa membuang waktu pria itu langsung menjelaskan perintahnya dan langsung dipatuhi Partita. Wanita itu memberi isyarat kepada Nitsuki agar mengikutinya.

Ringo tersenyum lemah sambil memeluk Nitsuki "Sayonara aneki..." wanita berambut dark mint itu mengangguk kecil, kemudian dia memeluk Ringo "Jaa ne..."

Wanita berambut dark mint itu langsung mengikuti Partita. Mereka menuju sebuah tempat di istana. Beberapa Specter terkejut saat melihat Nitsuki, Kagaho nyaris mengeluarkan Corona Blast-nya, Minos yang gemetar ketakutan karena Nitsuki memaksanya memakai dress di fic Beauty Competition dan Aiacos yang langsung memeluk Nitsuki sambil berteriak kegirangan.

Partita menatap mereka seolah berkata 'Wanita-ini-titipan-Hades-sama' akhirnya para Specter yang penasaran itu harus mundur kembali ke ruangan mereka masing – masing. Kedua wanita itu sampai di sebuah sector khusus, Partita tersenyum kepada Nitsuki "Mulai sekarang kita keluarga, Nitsuki"

Nitsuki menatap Partita dengan terkejut, sementara Partita tersenyum lembut sambil mengelus kepalanya "Kau boleh memanggilku ibu" tidak lama kemudian Youma muncul, dia langsung memeluk Partita "Apa kabar Partita sayang?"

Partita tersenyum sambil memegang tangan Youma "Hades-sama menitipkan anak ini kepada kita" wanita itu memegang tangan Nitsuki "Ayo kemari Nitsuki" Youma memandang Nitsuki, kemudian dia tertawa sambil mengelus kepala Nitsuki "Senang mengenalmu Nitsuki, aku Youma. Panggil saja aku ayah"

Nitsuki semakin terkejut mendengar ucapan Youma, perlahan rasa haru melingkupinya, entah kenapa air matanya menetes. Dia ingin jujur akan kondisinya, namun Partita mengelus kepalanya "Aku sudah tahu Nitsuki, kami sudah tahu..."

Nitsuki memandang Partita dengan heran, Youma tertawa kecil "Aku tahu sewaktu melawan anak laki – laki itu, Hahaha... dia hebat juga ya." wajah Nitsuki langsung menjadi kepiting rebus mendengar ucapan pria berambut hitam itu.

Youma tertawa sambil mengacak rambut Nitsuki "Yang jelas jaga kandunganmu baik – baik, aku penasaran nanti kita punya berapa cucu, Partita?" Partita tersenyum sambil merapikan rambut Nitsuki "Aku tidak tahu, tapi yang jelas berapapun cucu yang akan lahir. Aku sangat senang"

Wajah Nitsuki semakin merah padam "K- kenapa omongannya jadi melantur ke sana?" wajah merah dan suaranya yang agak gugup sukses membuat kedua suami istri itu tertawa bersama dan ruangan mereka dipenuhi tawa canda.

6 bulan kemudian.

Nitsuki memandang keluar istana, pemandangan padang es membuatnya sangat bosan. Beberapa kali dia menulis di bukunya, terkadang dia mengelus perutnya. Bulan ini sudah genap 9 bulan, sekarang dia harus menanti kelahiran anaknya. Selama setengah tahun ini Nitsuki mengenal banyak Specter, dan kebanyakan dari mereka bersikap baik kepada wanita itu.

Contohnya saja Aiacos yang selalu mengunjunginya setiap kali ada waktu luang, biasanya pemuda itu datang bersama Violate dan berbincang – bincang dengannya. Rune yang terkadang mengunjunginya dan membawakan buah – buahan, Minos yang selalu menghadiahi sang calon ibu dengan boneka – boneka tanpa bosan sampai dimarahi Partita habis – habisan karena kamar Nitsuki dipenuhi boneka dari Minos, ataupun Rhadamanthys dan Pandora yang mengunjunginya setiap 2 minggu sekali.

Hades juga sesekali mengunjunginya, terkadang bersama Alone yang kebetulan menginap di sana. Dan sudah pasti Alone membawa buku sketsanya, entah menunjukkan gambar barunya atau melukis Nitsuki yang asyik membaca buku atau tertawa saat sedang mendengar cerita dari Hades.

Thanatos dan Hypnos mengunjungi wanita itu 3 minggu sekali, terkadang mereka membawa beberapa buku baru untuknya. Belum lagi Paraoh yang mengunjunginya setiap beberapa hari sekali. Tanpa Nitsuki sadari, dia menjadi kesayangan para Specter.

1 minggu kemudian.

Erangan kesakitan meluncur dari bibir mungil Nitsuki, wanita itu beberapa kali melirik jam di dinding kamarnya. Sementara beberapa Specter perempuan sibuk di dalam kamarnya. Bahkan Pandora juga terlihat sibuk menyiapkan peralatan yang mereka butuhkan.

Partita beberapa kali mengelap keringat anaknya, dia berbisik dengan penuh kasih sayang. Berusaha menguatkan Nitsuki agar dia mampu menyambut kehadiran anaknya yang akan lahir beberapa jam lagi.

Tidak lama kemudian proses bersalin pun dilakukan, Pandora dan Partita berusaha membantu Nitsuki agar dia mampu melahirkan anaknya. Beberapa kali wanita itu mengerang keras saat rasa sakit menyelimuti seluruh tubuhnya. Bahkan air matanya mengalir dan menyatu bersama keringatnya.

Sementara di luar sana Youma terlihat gelisah, dia terus berjalan mondar mandir sambil menggigit ujung jarinya. Terkadang memandang ke arah pintu kamar Nitsuki saat erangan kesakitan wanita berambut dark mint itu mengeras. Alone menatap ke pintu dengan pandangan cemas juga, dia tahu sakit yang dialami wanita itu sangat kentara. Terlebih dengan tubuhnya yang mungil.

Jam demi jam berlalu, Youma memandang ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam. Pria itu beberapa kali menggigit bibirnya, dia teringat akan percakapannya dengan Hades beberapa hari yang lalu.

Flashback.

"Hades-sama, tolong izinkan saya menjemput Saint Gemini Aspros."

Hades memandang Youma dengan dingin, kemudian dia menghela nafas "Tidak biasanya kau meminta hal itu, apa karena sebentar lagi Nitsuki akan melahirkan?"

Pria berambut hitam itu mengangguk, dia menatap Hades dengan tenang- oh, tidak! Tunggu dulu! Lihat baik – baik matanya...

Binar kekhawatiran terlihat jelas di mata pria itu, sementara di dalam hatinya dia berharap agar permintaannya dikabulkan. Namun harapan itu harus pupus saat Hades memberi kode penolakan "Nitsuki lebih membutuhkan kehadiranmu dan Partita di sisinya daripada kehadiran Saint itu."

Youma terkejut saat mendengar ucapan Hades, bagaimanapun kehadiran seorang suami saat melahirkan sangat dibutuhkan setiap wanita. Dia ingat bagaimana dia menemani Partita saat melahirkan Tenma, penolakan sang penguasa Underworld itu seolah membuat seluruh tubuhnya menjadi lemas.

"Tidak ada penolakan, kembali ke tempatmu Youma"

Flashback end

Tidak lama kemudian terdengar suara tangisan bayi memecahkan keheningan, Youma langsung masuk ke dalam kamar. Dilihatnya Nitsuki dan Partita sedang menggendong sepasang bayi, Partita menatap Youma sambil tersenyum lembut "Youma... cucu kita telah lahir"

Youma tersenyum puas, kemudian dia mengambil bayi yang ada di dalam pelukan Partita. Pria itu menatap lembut bayi laki – laki yang ada dalam gendongannya "Nitsuki, kau sudah memikirkan nama untuk mereka?"

Nitsuki tersenyum sambil mengelus kepala bayi perempuan dalam gendongannya "Rhea... anak ini Rhea..."

Youma menatap bayi di pelukan wanita itu "Rhea?" tidak lama kemudian Hades memasuki ruangan itu "Aku yang menyarankannya."

Semua membungkuk memberi hormat kepada Hades, kecuali Nitsuki. Hades memandang bayi dalam pelukan Youma "Bagaimana dengan bayi yang satunya lagi, Nitsuki?"

Nitsuki memandang bayi laki – lakinya sambil tersenyum "Yoru... namanya Yoru..."

~~~To Be Continued~~~ / ~~~The End~~~ (?)

A/N: Maaf karena tidak update selama beberapa minggu, dan maaf jika fic ini tidak sesuai harapan. Ada ide agar ini multichap atau tetap oneshoot? And review please?