"Gaara-chan ayo tidur, besok mama harus piket pagi mengantikan bibi ino" sakura membujuk anak semata wayangnya yang sedang bermain robot yang dibuat khusus oleh papanya sebagai oleh-oleh dari kepulangannya meeting deasain robot terbaru perusahaannya di New York.
Merasa diabaikan oleh putranya yang berumur 3 tahun tersebut, sakura mulai merasa geram dengan tikah anaknya yang seperti papanya.
"Gaara-chan..."Teriak sakura pada anaknya yang masih sibuk dengan robot-robotanya.
Sakura bergumam sendiri "anak sama papa sama saja, kenapa gaara harus mewarisi watak dan fisik seperti papanya".
Dengan menahan kesal, sakura menghampiri anaknya yang masih bermain dengan robotnya. Dan ikut duduk di smping anaknya. Lalu memegang tangan anaknya, dan sukses diberi tatapan horor oleh anaknya. Sakura hanya menghembuskan nafas panjang "Gaara-chan ayo tidur, mama beaok hrus piket pagi dan gaara-chan harus mama antar ke rumah omah pagi-pagi sekali. Ayo sayang kita tidur"
Gaara hanya mengjapkan matanya dan berkata "gaara mau bobo asal videocall dulu sama papa" rajuk gaara pada mamanya yang beraurai merah muda.
"papa pasti masih sibuk sayang, besok saja ya. Lagian lusa papa janji pulang kan karna robot pesanan gaara yang dibuatkan papa telah selesai dirakit" sambil menggendong anaknya kekamar mereka, namun sakura melihat muka anak bersurai marahnya ditekuk dengan mengembungkan pipi dan memajukan bibir mungilnya. Sontak membuat sakura tertawa dan berkata "ne Gaara-chan apa gen mama yang ada padamu hanya sifat manja?"sakura menangkup pipi putranya.
Gaara yang kesal dan semakin kesal karena ditertawakan oleh mamanya. Gaara memalingkan wajahnya.
Sesampinya di kamar yang cukup luas dengan desain yang cukup mewah, sakura mendudukan anaknya di kasur king sizenya. Dan melihat anaknya masih marah.
"Hei sayang, sudah jangan marah. Ya sudah kita coba telpon papa ya. Tapi Gaara-chan harus janji setelah telponan sama papa harus lngsung tidur. Janji?" sakura menaikan kelingkingnya di hadapan Gaara dan Gaara meliriknya.
gaara melirik sakura dengan menautkan jari kelingking kecilnya pada kelingking ibunya dan berkata dengan wajah sedih "Gaara mau tapi mama ga boleh kerja, gaara gaara tidak mau dititpkan dirumah omah, omah itu bawel"
"ya sudah gaara-chan minta izin papa saja apakah mama boleh bolos atau tidak ya" sambil mengambil smartphone canggih milihnya dan mencoba menyambungkan telpon dengan suaminya.
Tutt tutt tutt nada tunggu terdengar oleh ibu dan anak tersebut
Sambil mendengarkan nada tunggu telpon sakura manaiki kasurnya dan memangku gaara dipahanya.
telpon pun tersambung"hallo honey..." terlihat wajah tampan yang masih memakai kemeja berwarna merah yang senada dengan warna rambutnya.
"papa.. Gaala kangen papa" gaara tersenyum girang melihat videocall di handphone mamanya.
"ah gaara-chan belum tidur? Apa mama bekerja sampai selarut ini dan tidak menemani jagoan papa tidur?" sasori tersenyum disebrng sana.
Gaara mendongkrak wajahnya dan menatap sakura untuk meminta menjelaskan pada papanya.
Sakura meliht putranya tidak membuka mulut. Dan menghela nafas. "Ne, saso-kun Gaara merajuk minta menelponmu, dan gaara melarangku untuk piket pagi esok hari"
Sasori mengerutkan dahinya "gaara-chan sangat merindukan papa ya? Papa janji pulang besok lusa dan membwakan mainan pesanan gaara. Jangan melarang mama bekerja ya sayang, mama itu pahlawan. Orang-orang yang sakit di rumah sakit memerlukan bantuan mama."
Gaara menatap papanya di sebrang sana dan bergumam "Gaara tidak mau tinggal sama omah, gaara ingin dititp disekolah seperti anak-anak lain" lalu gaara menunduk takut papanya marah.
Disebrang sana sasori hanya menghela nafas panjang "Gaara-chan masih kecil, tunggu 1 tahun lagi ya baru gaara-chan boleh sekolah. Ne, Gaara-chan harusnya bersyukur masih ada mama dan papa. Dulu papa seumuran Gaara-chan sudah ditinggal nenek-kakek gaara-chan. Jagoan papa jangan manja, jangan terlalu sering menyusahkan mama. Harusnya Gaara-chan mulai belajar menjaga mama, karana papa ga selalu ada bersama kalian. Gaara-chan mengerti kan?"
Gaara hanya mengangguk patuh.
Sasori tersenyum bngga dan melirik istrinya di sebrang telpon lalu berkata "Gaara-chan sekarang tidur ya." perintahnya pada sang anak.
Gaara menatapnya "tapi papa temani gaara sampai gaara tertidur" rajuknya pada sang ayah
Disebrang sana terlihat sasori menganggukan kepala "siap kapten, papa nyanyikan lagu kesukaan gaara-chan. Hei, hmm papa juga ingin di peluk mamamu yang cantik itu"
Gaara terkekeh ketika mendengar perkataan sang ayah sambil menyamankan posisi untuk tidur di pelukan ibunya. Sedngkan ibunya hanya tersenyum melihat tingkah suami dan anaknya.
Gaara mulai memejmkn matanya dan sang ayah mulai menyanyikan lagu kesukaan anaknya.
Seiring berakhirnya lagu tersebut terdengan deru nafas teratur bocah 3 tahun tersebut. Membuat sakura tersenyum dan dibalas dengn kedipn sang suami disebrang sana.
"honey, tidur lah. Besok kan piket pagi. Ah aku merinduhkanmu ingin rasanya aku memelukmu saat tidur ah bahkan aku ingin membuatkan adik untuk gaara-chan" candaannya pada sakura.
Mendengar perkataan sasori pipi sakura merona merah dan melototi suaminya. Namun disebrang sana hanya terkekeh dengan melihat salah tingkah sakura.
"ah honey, aku ada meeting sebentar lagi. Oyasumi my wife, aku titip jagoanku selama aku disini ya sayang. Ne sakura-chan, bisa kau dekatkan kameranya ke bibirmu? Aku ingin menciummu." pinta suaminya dan dituruti oleh sakura. Ia mendektkan kamernya pada bagian bibirnya dan tersengar suara kecupan "muuaach" stelah selesai sakura berkata
"i love you sasori-kun, cepat pulang" sakura tersenyum
"love you too akasuna sakura, hm tidurlah dan mimpi indah agar besok punya banyak tenaga untuk tugas rumah sakit dan mengatasi kemanjaan gaara"
"hmm iya, jaga kehatan ya saso-kun.. Bye"
Sambungan telpon pun terputus. Sakura membenarkan selimutnya dan memeluk Gaara. Sakura pun tertidur untuk menjemput mimpi indahnya.
Matahari pagi menerobos masuk melewati jendela, membuat seorang balita 3 tahun tersebut mengerang dengan suara serak khas mengantuk. "hmmm mama silauu"sambil menyembunyikan kepala merahnya di dalam selimut.
sakura yang melihat tingkah laku anaknya hanya menggelengkan kepala.
"Gaara-chan ayo bangun, mama harus piket pagi"dengan seeikit jahil, sakura menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh putranya. Namun balita itu hanya merubah posisi tidurnya menjadi telungkup menyembungikan surai merahnya di bawah bantal.
"Akasuna Gaara... Mama harus piket pagi, jadi cepat bangun sayang. Mama harus ke rumah omahmu dulu. Ayo bangun !"Sakura mulai kehabisan kesabaran.
Hening tak ada tanggapan sedikit pun dari sang anak. Sakura menghela nafas dan mulai menyerah. "Mama tunggu di ruang makan, cepat bangun dan turun untuk sarapan" sakura meninggalkan kamarnya dan segara ke dapur untuk memasak sarpan kesukaan putranya tersebut.
Hanya 15 menit masakan pun tersaji rapi di meja makan. Dan sakur menunggu putranya turun.
5 menit...
10 menit...
20 menit...
Sakura tidak bisa bersabar lagi, diliriknya jam tangannya sudah menunjukan jam 7.35, 25 menit lagi ia harus bertugas dan putra semata wayangnya masih belum menunjukan bqtqng hidungnya untuk sarapan. Sakura berlari ke kamarnya dan dilihatnya putranya masih tertidur pulas.
"sudah tidak ada waktu lagi, ssss Gaara..." sakura langsung memangku anaknya yang masih tertidur dibawanya ke bawah. Ditidurkan sejenak di sopa ruang tengahnya dan dia berlari ke ruang makan untuk memasukan sarapqn Gaara ke kotak bekal. Setelah selesai, sakura memasukannya ketas dan berlari ke ruang tengah lalu menggendong gaara. Disambarnya kunci mobil dimeja ruang tengah tersebut. Sakura berlarikeluar dan mengunci pintu rumahnya, dan dengan segera berlari ke arah mobil yang terparkir di garasinya.
"arrggghhh Gaara..." nada kesal keluar dari mulut istri akasuna sasori yang sekarang sedang membaringkan anaknya di kursi penumpang dan sakura mengecek barang bawaannya takut-takut ada yang tertinggal. Setelah dipastikan tidak ada yang tertinggal, mobil tersebut melaju mulai menjauhi rumah keluarga akasuna tersebut. Mobil melaju melewati perkotaan konoha, tujuannya adalah rumah keluarga Haruno, tentunya untuk menitipkan Gaara pada Mebuki Haruno, ibu kandung Sakura.
