Tsukigami harus menghela napas ketika menginjak stasiun dan sebuah kenyataan bagfi dirinya yang... sendirian. Beberapa jarak lagi sudah membuatnya sampai di panggung pentas Tengenji. Ia mengira-ngira akan janggal bila ia datang sendiri—tapi menolaknya pun terdengar aneh. Sedangkan teman-temannya semua memiliki alasan untuk mundur dari kata 'menonton pertunjukannya'.
Pertama, ia menghubungi Hoshitani untuk mendapat balasan bahwa yang bersangkutan terkena hukuman piket dan mustahil untuk membolos. Nayuki selalu setia menemani Hoshitani. Lalu, Kuga sudah berjanji untuk pulang ke rumah mengunjungi ibunya; dia tak mungkin tiba-tiba membatalkan janji tersebut hanya demi menonton pertunjukkan Tengenji, bukan?
Tsukigami, sendirian, merasa tak punya alasan untuk pergi namun tak punya alasan untuk menolak pula.
Pada akhirnya, ia tetap menduduki bangku penonton lalu menunggu detik-detik kain merah-belang di depan panggung itu untuk dibuka. Tsukigami sendiri tak pernah memiliki ketertarikan khusus pada dunia kabuki; tetapi mungkin kali ini ia harus sementara mengganti mindset-nya menjadi 'menghargai tiket gratis dari temannya'.
(Walaupun, jujur saja, cara memberinya cukup membuat kesal. —"Hey, yabosuke, sini kau datang ke pertunjukanku," sambil melambai-lambaikan tiketnya seakan Tsukigami adalah anjing yang begitu lapar akan tiket tersebut.)
Pertunjukan pun dimulai ketika tirai dibuka. Tsukigami belum mengerti soal detil-detil cerita yang akan dipertunjukkan sehingga ia akan mencoba mengerti ceritanya dengan menikmati sebaik mungkin hal yang akan ia tonton. Lalu, manik birunya terbelalak ketika ia melihat—
—bunga yang jatuh dari surga.
-xXx-
Sebagai pengunjung 'spesial', ia berjalan-jalan ke lobi staf belakang panggung. Ia berpikir bahwa sedikit sapaan pada temannya bukanlah hal yang buruk—toh, akan sepi bila ia meninggalkan tempat pentas tersebut tanpa ada interaksi dengan si pengundang sama sekali. Pikirannya juga penuh akan pertunjukan yang begitu berkesan baginya itu—ia yakin bisa memberikan banyak komentar untuknya. Dimulai dari langkah-langkah gemulai yang mencenangkan di hanamichi, polesan hijau khas kabuki yang menghiasi paras sang aktor yang benar-benar memberikan kesan bangsawan, serta suara emas yang melantun keluar dari katup bibirnya—ah satu aktor itu benar-benar mencruri perhatiannya. Ah. Belum lagi tatanan rambutnya yang menyisakan helai-helai yang terurai sedikit di samping pelipisnya—menambah kecantikannya yang terukir di benak Tsukigami.
Ia terus menggerakkan kakinya hingga netranya menangkap bayangan yang begitu familiar—bahkan membentuk sosok yang 'kan terus ia kenang. Onnagata yang memukau seluruh inderanya sejak pandangan pertama—
—Tengenji Kakeru.
"Hei, Yabosuke, bagaimana pertunjukannya?" ada dengusan sombong terselip di antara perkataannya, menggelitik hati untuk merasa kesal andai saja tak terbiasa. Sedangkan jawaban Tsukigami...?
Tsukigami hanya menghadap belakang untuk menahan tawanya yang terus terpeleset dari lisannya; sementara Tengenji memanggil-manggil karena agak bingung sekaligus tersinggung akan tawanya.
Tsukigami sendiri tak pernah menyangka, sehingga ia tertawa untuk bagiannya sendiri pula. Bagaimana bisa debut onnagata Tengenji dapat memeras hatinya sampai seperti itu? Misteri; tapi ia bersyukur hanya ia sendiri yang dapat melihatnya di antara teman-temannya.
.
.
.
.
"Oi, Tsukigami."
"Kenapa?"
"Enak saja mentertawakanku. Padahal kau yang bilang biar aku yang mendapat peran wanita saja di Romeo dan Juliet kemarin."
"Ya, terus?"
"Heh, aku sudah menunjukkan bahwa seorang Tengenji tak terpaku pada satu peran 'kan! Aku benar-benar menjadi onnagata yang sempurna seperti sindiranmu, Yabosuke!"
"... Iya, kau cantik."
"Kalau kau yang memerankan pasti lebih cantik,"
"Eh?"
"Ah—"
.
.
.
fin
A/N: serius ga sengaja saya ngasih judul bikin inget judul lagunya Tengenji. serius ga sengaja.
onnagata: peran perempuan di kabuki-keanya seharusnya kalo onnagata itu pemerannya khusus yang waifu-able gitu, jadi saya agak ngaco soal Tengenji tapi... biarkan saya berdelusi. /diinjek
hanamichi: tempat keluarnya aktor ke panggung kabuki gitu
(dan pengetahuan saya soal kabuki cetek banget cuma modal wikipedia maafkan kealayan saya)
(dan di story ini bakal jadi semacam log nyampah ten/tsuki saya setiap mood jadi multichap hwhw)
