Disclaimer : Naruto dan kawan-kawan milik Masashi Kishimoto.
-New Member!-
~Zara Zahra~
[Adventure]
{Pairing?}
=Namikaze Naruto, Akatsuki member=
#StrongNaru, AkatsukiNaru, DarkNaru, OOC, typo(s), misstypo(s), Bahasa Indonesia yang kurang baik dan kurang benar, Terlalu pendek, bikinan amatir, humor gak lucu, alur mudah ditebak, dan yang pasti banyak kekurangan, dan mohon diberi bunga Krisan(?) (Kritik & Saran) ^_^#
.
.
.
.
.
Chapter 1 – Anggota Baru?!
TAP...
TAP...
TAP...
TAP...
Terdengar suara langkah kaki manusia di tengah hutan belantara diperbatasan antara Hi no Kuni dan Kaze no Kuni. Yang lebih spesifiknya ada 2 orang yang berjalan di hutan tersebut. Yang satu anak kecil yang manis -walaupun laki-laki- berumur yang diduga 7-8 tahunan. Yang kedua pemuda berumur kira-kira 20 atau 19 tahunan.
"Kapan kita akan sampai, Pein-nii...?" Anak kecil yang berambut blonde spike, bermata biru dan tanda kumis kucing dikedua pipinya ini bertanya pada pemuda yang berjalan dengannya. Berambut orange, banyak tindik di wajah dan punya mata berwarna ungu berpola riak air tersebut.
"Sebentar lagi Naru..." Pemuda yang dipanggil Pein tadi hanya menjawab singkat, terlalu sibuk dengan buku misterius yang dibacanya dari awal perjalanan hingga saat ini (ZZ: buku bokep itu... ;Pein: ... ;ZZ: kok diem? Berarti aku benar ya? ;Pein: URUSAI! ;ZZ: *ditendang Pein*).
Naruto –atau Naru- yang diacuhkan itu hanya mengumpat-umpat dengan suara rendah, sedang menyumpahi buku aneh yang dibawa si Pein. Setelahnya mereka melanjutkan perjalanan ke markas Akatsuki dengan diam. Walau sesekali terdengar tawa misterius dari mulut si Pein. "Hihihi..."
.
~(o_o)(-_-)~
.
Mereka berdua –Naruto dan Pein- telah sampai disebuah gua lebar yang ternyata terdapat sebuah rumah yang besar dan mewah didalamnya. Rumah itu berlantai empat, dindingnya bercat hitam kelam, atapnya dicat hitam kemerahan. Hanya jendelanya saja yang tak dicat, walaupun tetap tidak kelihatan karena lampu dibagian dalamnya padam. Rumah ini hanya bisa dilihat dengan jelas apabila kita berdiri sejauh 3 meter. Rumahnya tak akan bisa dilihat lebih dari 3 meter, karena rumahnya akan tersamarkan dengan gelapnya gua. Mereka masuk melalui pintu bersisi dua-yang kali ini berwarna merah darah- yang tinggi. Saat masuk ke dalam rumah kita akan mendapati ruangan yang mewah. Disana ada sofa panjang berwarna hitam (daritadi warnanya suram mulu. Gak ada warna yang cerahan dikit napa?) dan ada TV layar lebar didepan sofa. Ternyata disana terdapat beberapa orang. Lebih spesifik ada 5 orang disana.
Orang pertama berambut pirang panjang (hampir mirip warna rambut naru, cuman lebih gelap), matanya juga biru(dan berwarna lebih gelap juga). Sebagian rambutnya diikat tinggi keatas. Dia memililki poni yang panjang hingga membuat mata kirinya tertutup. Ia sedang duduk diatas sofa tepat didepan TV. Ia sedang memegang remote TV, menukar-nukar channel TV terus-terusan tanpa ditonton dengan wajah bosan. Satu hal yang terlintas dipikiran Naruto saat melihat orang ini adalah : 'dia pasti sangat bosan...'
Disebelahnya ada seorang pemuda berambut hitam spike yang memakai topeng spiral berwarna orange yang memiliki lubang satu untuk mata kanannya, tengah duduk dengan mengayun-ayunkan kakinya, dengan antusias menonton TV yang sedang ditukar-tukar channelnya tadi oleh pemuda 1 tadi.
Yang ketiga laki-laki bercadar hitam yang menutupi wajahnya hingga hanya tersisa 2 mata hijaunya. Ia sedang duduk diatas tikar yang terletak disebelah sofa tadi. Ia sedang menghitung berlembar-lembar uang berwarna hijau yang ada dikoper yang sedang dipeluknya. Naruto terlihat berbinar-binar melihat mata pria ini 'woow, matanya hijau! Pasti karena keseringan melihat uang, jadi matanya berubah warna jadi hijau!' pikir Naruto ngawur.
Yang ke-empat pemuda barwajah mirip hiu dan berbadan berwarna biru yang sedang bersandar di dinding sedang membersihkan pedang basar berduri yang juga punya mulut bergerigi (sama kayak yang punya).
Yang terakhir, pemuda berambut hitam panjang yang diikat yang punya garis memanjang dibawah kedua matanya sedang duduk diam disebelah pemuda berwajah hiu tadi. 'Eh? Rasanya aku pernah melihat wajahnya, tapi dimana ya?' pikir Naruto.
Saat mereka berlima menyadari seseorang memasuki rumah, mereka menghentikan aktifitas mereka dan melihat kearah pintu.
"Siapa anak kecil yang kau bawa itu, Leader-san?" Tobi (pemuda kedua) bertanya pada Pein yang dipanggil Leader tadi.
"Anggota baru kita." Pein lagi-lagi hanya menjawab singkat, masih sibuk denga buku anehnya.
"Kau serius Leader?" Deidara (pemuda pertama) bertanya, tak yakin dengan perkataan Leader mereka tadi.
"Terserah." Si Leader masih menjawab dengan acuh tak acuh. Deidara dan Tobi yang diacuhin (nasibnya sama ama Naruto) ngedumel-dumel gak jelas juga. Kemudian mereka ber lima tadi melanjutkan aktifitasnya kembali.
"Naru, kau akan diajak Konan nanti berkeliling markas ini. Aku pergi kekamar dulu, mau lanjutin baca. Disini banyak yang mengganggu." Si Pein menutup bukunya dan meninggalkan Naruto yang masih terdiam didepan pintu masuk, memperhatikan anggota rumah barunya itu melanjutkan kegiatannya tadi.
Tiba-tiba dari dalam rumah –ruang dapur- datang seorang wanita berambut biru gelap yang berhiaskan mawar kertas dikepalanya menghampiri Naruto.
"Kau Naruto kan? Perkenalkan, namaku Konan. Ayo, aku ajak berkeliling dulu. Setelahnya baru kita akan berkenalan dengan anggota yang lain." Kata Konan mengajak Naruto.
"Ha'i Konan-nee!" balas Naruto.
.
~(o_o)(-_-)~
.
"Nah... kalau yang ini kamar Pein-nii. Tapi lebih baik kita tak perlu masuk untuk melihatnya." Konan dan Naruto sudah berjalan-jalan mengelilingi rumah yang menjadi markas Akatsuki ini.
"Kenapa nee-chan?" tanya Naruto ke Konan.
"Yah... habisnya disana banyak hantunya~. Kau berani masuk kesana?" Kata Konan dengan wajah yang dibuat-buat horror. Lagipula gak mungkin kan ada hantu dirumah ini. Palingan pas hantunya masuk ni rumah, malah si hantunya yang lari ketakutan dan gak kerumah ini lagi. Wong udah ada banyak monster dirumah ini (baca : anggota akatsuki).
"Hiiiiii... Naru takut Konan-nee. Ayo kita ketempat yang lain saja!" Naruto yang notabene takut hantu langsung berjarak beberapa kilometer(?) dari pintu kamar Pein. Konan hanya terkikik geli. Dia sengaja berbohong pada Naruto tentang kamar Pein karena isi kamar Pein itu hanya akan menodai pikiran Naruto yang polos.
Setelah puas berkeliling markas akatsuki dan menemui beberapa anggotanya dikamar masing-masing. Ada Hidan, pemuda berambut perak yang sedang duduk ditengah-tengah lantai kamarnya yang bergambar segitiga dalam lingkaran merah dari darah yang sedang melalukan sesuatu yang Naruto tidak mengerti. Ada Sasori, pemuda berambut merah dan bermata hazel sedang membuat boneka dikamarnya, yang juga memiliki banyak koleksi boneka yang terpajang didalamnya. Ada Zetsu yang berada di halaman belakang rumah sedang menyiram tanaman dikebun miliknya (Wew, akatsuki punya kebun sendiri... satu hal lagi. Walaupun didalam gua, rumahnya tetap terkena sinar matahari kok.). dan Pein yang berada didalam kamarnya melakukan sesuatu yang Naruto tidak ketahui karena ia takut masuk kedalam.
Mereka semua (Semua anggota akatsuki dan naruto) berkumpul di ruang tamu kembali.
"Nah... seperti yang kalian ketahui semua... kita kedatangan anggota baru hari ini." Kata Konan memulai pembicaraan.
"Maksudmu anak ini? Apa kau yakin?" lagi-lagi Deidara bertanya hal yang sama.
"Jangan meremehkannya Dei... dia itu kuat, sama dengan kita. Kurasa..." Kata Konan. Ia sendiri tidak yakin akan Naruto karena Konan sendiri pun belum pernah melihat kekuatan Naruto.
"Tuh kan! Kau sendiri tak yakin dengan perkataanmu sendiri. Kenapa kita harus memasukannya jadi anggota kita?" Kata Deidara protes.
"Hei! Kau pikir aku sembarang pilih anggota ha? Dia sudah kuuji sendiri tahu!" Pein ikut protes. Ia merasa harga dirinya jatuh karena hal ini. (ZZ: he? Lu punya harga diri juga ya? Pein: Apa loe bilang tadi!? ZZ: gak ada... *siul-siul gk jelas*)
"Sudah sudah! Kalau kalian tidak yakin dengan kemampuannya, kita bisa mengujinya ulang nanti" Kata Itachi melerai petengkaran mereka dengan tenang. Naruto yang dipertengkarkan pun hanya diam memperhatikan mereka.
"Baiklah... Nah, sekarang pekenalkan dirimu, Naru-chan" kata Konan.
"Ha'i. Watashiwa Uzumaki Naruto. Yoroshiku ne~~" Naruto mempekenalkan dirinya dengan tersenyum manis.
"KA-KAWAIIIII~~~" batin seluruh anggota akatsuki dengan wajah memerah. Kecuali Pain yang kembali membaca bukunya, Itachi hanya diam, dan Kakuzu yang lebih mementingkan uangnya.
"Darimana kau berasal?" Hidan sudah menghilangkan rona diwajahnya, dan memulai sesi introgasinya.
"Hmmmmm... entahlah. Aku juga tak ingat aku berasal dari mana. Hehe~~~ gomenne. Nii-chan.."
Naruto menjawabnya dengan santai. Para Akatsuki lain memandang dengan curiga pada Naruto.
"Leader, dimana kau mendapatkan anak ini?" tanya Hidan pada Pein.
"Entahlah. Aku sudah lupa." Jawab Pein dengan enteng.
"Ha-aaah..." yang lain hanya menghela nafas, maklum dengan sifat ketua mereka yang sangat tak peduli sekitar.
Hidan melanjutkan interogasinya. "Berapa umurmu?" tanyanya pada Naruto.
"Umurku 12 tahun" jawab Naruto. Akatsuki yang lain terkejut dengan pernyataan Naruto tadi. 'kupikir umurnya baru 6 tahun...' pikir mereka kompak.
"Bagaimana ceritanya hingga kau bisa bertemu dengan Leader?" tanya Hidan lagi.
"ummmm... baiklah akan kuceritakan..."
Flashback
Saat itu adalah pagi yang sangat cerah. Dimana burung-burung berkicau, daun-daun pohon yang terlihat segar karena embun pagi, udara yang dingin tapi sejuk, dan para penduduk Kirigakure yang sudah memulai aktifitas harian mereka. Ha-ah Pagi yang indah~~~. Tapi sepertinya ada satu orang yang tak peduli akan keindahan pagi itu. Bagaimana tidak, orang tesebut berjalan dengan pelan di tepi hutan. Memakai jubah hitam, menutupi surai orangenya dengan tudung jubahnya, dan matanya yang hanya terfokus pada buku yang dipegangnya. Hati-hati om... nanti ketabrak pohon lho~ #PLAK!. Dan seperti yang diperingatkan tadi, karena tidak melihat jalan, akhirnya om-om tadi tertabrak juga dengan pohon.
JDUAKK!
"Aduhh... DASAR POHON BRENGSEEEK! KALAU TUMBUH TUH LIAT-LIAT TEMPAT DONG!" Eh? Si Pria yang sudah diidentifikasi bernama Pein itu malah menyalahkan sang pohon yang sedari tadi diam. Padahal sudah jelas-jelas kalau dia sendiri yang salah. Si pohon yang mendengar umpatan dan sumpah serapah dari Pein itu mulai menggugurkan daun-daunnya. Dan jika diteliti lebih baik, akan terlihat setitik air mata dibagian batangnya(?).
Setelah menjauhi pohon yang ditabraknya tadi, Pein baru menyadari kalau dia sudah berada ditengah hutan sekarang. Saat ia akan beranjak dari hutan tersebut, tiba-tiba ia mendengar suara ledakan yang tak jauh dari tempatnya berdiri. 'Ledakan Chakra apa ini? Ledakannya memang kecil, tapi Chakranya...' kata Pein dalam hati. Dan karena penasaran, ia pun menghampiri sumber ledakan tersebut.
DUAARRR!
Terdengar lagi suara ledakan dari tempat tersebut. Pein juga sudah dekat dengan tempat tersebut. Hal yang ia lihat setelah sampai adalah : pohon-pohon yang tumbang, banyaknya lubang-lubang berdiameter 5 meter disana, dan ia juga melihat seorang anak kecil berambut pirang dan bermata biru berdiri ditengah lubang itu. Keadaannya sangat kacau. Pakaian anak tersebut sudah compang-camping dan kotor kayak anak gembel gak ganti baju 5 tahun, tubuh dan wajahnya yang sebenarnya berwarna tan itu sudah hitam-hitam kayak orang gak mandi berabad-abad. Ditambah lagi dengan deru nafasnya yang sangat cepat secepat pesawat jet. Benar-benar mengenaskan. Pein yang mendengar deskripsi yang aneh itu hanya bisa sweatdrop.
Sang anak yang diverifikasi (ZZ: verifikasi apa artinya ya? ;Pein: kalo lu gk tau, knapa ditulis! ;ZZ: yee biarin! Bwek~ :p ;Pein: Argh! Bisa gila gue klo ngomong ama lo!) bernama Naruto itu sudah keluar dari lubang tadi. Setelah keluar ia langsung membuat 2 bunshin dirinya.
"Masih belum! Ayo kita ulangi lagi!" Kata Naruto asli.
"YOSH!" jawab 2 bunshin tersebut.
2 bunshin tadi mulai mengarahkan kedua telapak tangannya kearah tangan naruto asli. Kemudian terbuatlah sebuah bola pusaran biru yang berbentuk shuriken dari tangannya.
Fuuton : Rasenshuriken!
Naruto pun menghilangkan bunshinnya dan melempar Rasenshuriken tersebut kedepan. Rasenshuriken itu berputar dengan cepat dan kemudian membesar. Jutsu tersebut menghancurkan segala yang ada disekitarnya. Menghancurkan pohon-pohon, bahkan tanah yang ada dibawahnya.
'Hoo... jutsu yang menarik...' kata Pein dalam hati. Pein mulai terarik dengan anak tersebut. Ia memiliki kekuatan yang sangat unik. Apalagi chakranya... chakranya sedikit aneh. Terasa gelap... dan bertekanan sangat tinggi. Contohnya saja jutsu anehnya itu. Walaupun pusaran bola chakranya berwarna biru, namun dibagian yang mirip shurikennya malah berwarna hitam dan sangat gelap. Sepertinya Pein akan merengkrut(betul gak tulisannya?) bocah itu menjadi anggotanya.
.
.
~(o_o)(-_-)~
.
.
"hah... hah... hah... sepertinya jutsu tersebut sudah sempurna. Lebih baik aku pergi dan membeli makanan sekarang". Naruto yang merasa latihannya itu sudah selesai, mulai melangkahkan kakinya keluar dari hutan itu. Namun belum satu langkah ia berjalan, tiba-tiba 3 kunai melesat cepat kearah dirinya. Naruto yang menyadari adanya bahaya, segera menghindar dari posisinya.
"Siapa disana? Ayo tunjukkan wujudmu!" Ia mengeluarkan kunai dari kantongnya dan mulai berdiri dengan posisi siaga. Tak ada jawaban dari orang tersebut. Namun Naruto mendengar suara langkah seseorang dari balik sebuah pohon. Naruto makin meningkatkan kewaspadaannya.
Tiba-tiba ia menerima tendangan dari depan. Karena memiliki reflek yang bagus, Naruto dapat mengindari serangan itu. Naruto melempar berpuluh-puluh kunai ke arah orang tersebut. Namun sebelum kunai itu mengenainya, kunai-kunai tersebut terpental, seperti ada kekuatan kasat mata yang mendorongnya.
Naruto yang melihat itu hanya mendecih. Ia kemudian berlari kearah orang tersebut dan menyerang dengan taijutsu. Tetapi yang anehnya, orang itu yang diidentifikasi bernama Pein itu dapat dengan mudah menangkisnya. Pein pun mulai menyerang balik dengan taijutsu. Adu taijutsu pun dimulai.
'Cih! Siapa orang ini!? Ia dapat menangkis seluruh seranganku. Padahal aku yakin tingkat taijutsu-ku selevel jounin!'kata Naruto dalam hati.
"Wow. Serangannya lumayan juga..."Kata Pein. Naruto tidak menanggapi perkataan Pein. Setelah puas beradu taijutsu, Naruto berhenti dan berjarak dari Pein. Ia membentuk 2 bunshin, dan membentuk Rasenshuriken dan melemparnya kearah Pein. Namun, Rasenshuriken itu menghilang dipentalkan oleh jutsu gravitasi dari Pein.
Saat Naruto akan meluncurkan serangan berikutnya, tiba-tiba Pein menginterupsi.
"Berhenti!"
"Eh? Berhenti?"
"Ya. Aku tak akan menyerang mu lagi. Mendekatlah kemari" kata Pein dengan tenang. Karena pertarungan sudah berakhir (baca:di stop) dan Naruto merasa orang tersebut tidak berbahaya lagi, Naruto kembali ke mode biasanya. Karena sudah di mode normal, ia hanya patuh saja. Mendekati Pein tanpa menaruh curiga atau waspada lagi kepadanya.
"Oh iya. Ngomong-ngomong kau siapa ya? Kenapa tiba-tiba menyerangku tadi?" tanya Naruto pada Pein setelah berdiri mendekati Pein.
"Aku adalah dewa. Namun kau bisa memanggilku Pain. Aku menyerang mu untuk sekadar menguji kekuatanmu saja." Jawab Pein.
"Dewa? Jadi kau dewa!? Hontou!? Berarti kau bisa mengabulkan seluruh permintaanku dong!" kata Naruto dengan ekspresi penuh harap.
"Ya. Aku bisa mengabulkannya. Namun kau harus masuk organisasiku. Disana kita akan mewujudkan semua keinginan kita." Kata Pein lagi.
"Wakatta! Aku ikut!" kata Naruto dengan wajah ceria.
"Baiklah. Ayo kita kemarkas" Kata Pein pada Naruto.
"Kuruyuuuukk~~" terdengar suara perut Naruto. "Nyehe~... Pein-nii, kita pergi makan dulu ya! Soalnya aku belum makan dari kemarin." Kata Naruto.
"Baiklah... ayo pergi" Kata Pein sambil berjalan keluar dari hutan.
"Yey! RAMEEEEEEN~~" Naruto berseru dengan riangnya.
Flashback END
"Jadi begitu ceritanya..." kata Naruto mengakhiri cerita dongengnya(?) dan menutup buku dongengnya (eh?).
Akatsuki yang lain ternyata sudah tertidur setelah mendengar dongeng pengantar tidur(?) dari Naruto tadi. Bahkan mereka sudah bergelung dengan selimut masing-masing(?). Tiba-tiba Konan tersadar dan bangun dari tidurnya.
"Eh? Hey bangun semua!" Konan membangunkan kawan-kawannya dengan menendang kepala mereka satu-satu. Mereka yang ditendang tentu saja langsung terjungkir jatuh dari kasur masing-masing (sejak kapan diruang tamu ada kasur?)
BRUK!
"OUCH!" mereka mengaduh kesakitan dengan serentak. Naruto yang melihat kelakuan kakak-kakak barunya ini hanya bisa sweatdrop.
"Lalu bagaimana dengan ceritanya? Apa yang Pein lakukan setelah menabrak pohon tadi?" Kata Deidara setelah berdiri dari posisi tak elitnya karena jatuh tadi.
"JADI KAU SUDAH TIDUR SELAMA ITU!? ITU SUDAH DICERITAKAN DARI AWAL TAHU!" Teriak semua anggota akatsuki tambah Naruto. Mereka juga menjitak Deidara beramai-ramai, sehingga ia tidur kembali (baca : pingsan).
"Ha-ah sudahlah, biarkan saja Deidara beristirahat dengan tenang di sisi-Nya(?). Lebih baik kalian perkenalkan diri saja sekarang. Kau sebagai Leader jadi kau duluan, Pein"
"Kau sudah tau siapa aku." Yup. Pein hanya mengucapkan 5 kata untuk memperkenalkan dirinya. Konan mendengus. "Selanjutnya,"
"Sasori. Akasuna no Sasori. Kau tahu aku pembuat kugutsu kan? Kau mau tidak jadi bonekaku yang ke 1.000.000? ... Haha. Bercanda" Sasori memperkenalkan dirinya dengan wajah datar. Ditambah dengan lelucon tak lucu yang disampaikan dengan wajah datar, membuat semua orang yang mendengarnya sweatdrop.
"Namaku Hoshigaki Kisame. Aku adalah salah satu pemegang tujuh pedang shinobi dari Kirigakure." Kata Kisame memperkenalkan dirinya.
"Wow Hebat! Aku juga ingin bertarung memakai pedang sepertimu Kisame-nii!" Kata Naruto sambil melihat samehada dengan mata berbinar-binar.
"Kau bisa Kenjutsu, gaki?" Tanya Kisame pada Naruto.
"Bisa. Tapi aku tak yakin sih..." Jawab Naruto dengan wajah murung.
"Tenang... aku akan mengajarimu. Sepertinya Samehada juga menyukai dirimu." Kata Kisame.
"Hontou? Arigatou Kisame-nii!" Kata Naruto dengan wajah senang.
"Itachi Uchiha. Mantan shinobi dari Konohagakure." Itachi memperkenalkan dirinya dengan singkat.
'Oh aku ingat! Jadi dia ya, orang yang sering diceritakan Sasuke..' Kata Naruto dalam hati.
"Hmm... jadi kau orangnya ya... Itachi-nii... orang yang membantai seluruh anggota klan Uchiha seorang diri..." kata Naruto sambil memperhatikan wajah Itachi dengan seksama.
"Dari mana kau tau semua itu, Naruto-kun?" Tanya Itachi.
"Aku mendengarnya dari seseorang. Tapi kalau siapa orangnya itu rahasia~~" kata Naruto dengan senyum tipis. Itachi yang mendengar jawaban Naruto hanya diam dan tidak bersuara lagi. Walaupun tatapan matanya tak berpindah dari Naruto.
"Giliranku! Giliranku!... Perkenalkan Namaku Tobi. Semoga kita bisa jadi teman baik Naru-chan~" Tobi memperkenalkan dirinya sambil memeluk Naruto dengan erat. Naruto yang dipeluk tentu saja merasa sesak.
"To-tobi-nii... A-aku tak bisa ber-nafas..." kata Naruto yang masih dalam pelukan maut Tobi. Konan yang melihat pembunuhan perlahan itu tak tinggal diam dan merebut Naruto dari Tobi.
"Apa-apaan ku Tobi! Kau ingin membunuh Naru-chan hah!" Kata Konan memarahi Tobi.
"Eh? Gomen senpai... Gomen juga Naru-chan..." Kata Tobi raut wajah yang entah merasa bersalah atau berwatados. Tentu saja, kan Tobi pake topeng.
Lalu dilanjutkan dengan perkenalan anggota akatsuki yang lain satu per satu. Kecuali Deidara yang masih pingsan tentunya...
.
.
TBC
.
.
Kurasa cerita ini sama kayak cerita-cerita yang biasanya ada (mainstream). Tentang Naruto ama Kebenciannya. Awal-awal memang perkenalan dan keseharian Akatsuki ama Naruto dulu. Baru berikutnya rencana balas dendam naruto. Itu rencana sih... Ah iya! Disini Naruto ceritanya kayak punya sifat terpisah gitu deh... Kalo sedang Mode normalnya, Dia kayak anak bodoh, hyper, ceria, ama brisik juga. Kalo sedang mode bertarung, dia bakal serius, diam, dan ngomong sedikit. Jadi kalo kita liat dia kayak punya kepribadian ganda gitu deh... Maaf ya... Chap 1 nya memang Pengenalan Chara yang gak perlu kurasa. Soalnya semua orang disini sudah tau kan chara yang ada di Naruto? Ini karena otakku hanya kepikiran garis besar ceritanya aja. Kalo masalah menguraikan idenya yang buat ku pusing. Makanya chap 1 perkenalannya yang kubuat.
Emmm... karna aku Newbie, jadi... yah... pasti ada yang banyak kesalahanlah ama fic ku ni. Jadi aku sangat perlu yang namanya Saran yang membangun buatku. Aku juga belum bisa buat adegan bertarungnya. Jadi aku sangat membutuhkan masukan dan pengajaran. Jadi... Ceritanya di Review ya Kakak-kakak senpai semua. ^_^
REVIEW
:-)
:-)
:-)
REVIEW
