SAKURA MUSIM DINGIN

.

.

.

The Character is belong to Masashi Kimoto-san

Story by

7 Gold

Warning: AU, AT, Typo, OOC, Alur gaje, Cerita se-mau-gue!

Rated T+

Genre: Drama, Romance, Hurt/comfort, Family, Friendship

Haruno Sakura: 21th

Uchiha Sasuke: 22th

Happy Reading!

.

.

.

"Karna tidak ada pohon Sakura yang akan bersemi saat salju turun"

.

.

.

CHAPTER 1

'Ckiiiiittt...!'

'BRAAAAKK...! BRAAAK...!'

'DUAAAARRR...!'

Suara ledakan yang cukup keras itu terdengar disepanjang jalanan pinggir kota yang sangat sepi. Udara malam yang dingin seketika berubah menjadi hangat karna kobaran api yang berasal dari sebuah mobil yang baru saja meledak karna menabrak pembatas jalan.

Seorang gadis berambut merah muda panjang yang baru saja selamat dari maut itu hanya bisa memandang kabur mobil yang dikendarainya beberapa saat lalu, sampai akhirnya ada seseorang yang berdiri tepat dihadapannya dengan seringai iblis yang terlukis diwajahnya.

"K-Kau.. T-Ta...piihh.. K-kena..pa..?" ucapnya sebelum akhirnya gadis itu tidak sadarkan diri karna benturan keras yang diterimanya.

~OoOoO~

"Dimana dia?! Dimana putriku?!" teriakan super nyaring itu menggema diseluruh koridor rumah sakit, seorang wanita paruh baya memandang nanar seorang pemuda berambut merah bata yang sedang duduk termenung dalam ruang tunggu

"Baa-san?" panggil pemuda itu pada wanita yang masih berlari menuju dirinya

"G-Garaa?! Dimana dia? Dimana putriku? Bagaimana keadaannya, Gaara?!" pertanyaan bertubi-tubipun dilontarkan oleh wanita paruh baya bermata emerald

"Tenanglah, Mebuki. Kita sedang berada dirumah sakit sekarang, jangan membuat kegaduhan seperti ini" seorang lelaki paruh baya yang datang dari belakang wanita itu mencoba menenangkan sang istri yang sedang kalap ini

"Bagaimana aku bisa tenang? Sementara putriku sedang memperjuangkan nyawanya!" bentak wanita itu membuat sang suami hanya bisa menghela nafas

"Ojii-san benar, baa-san. Tenanglah, karna Sakura sedang ditangani oleh dokter saat ini" pemuda berambut merah bata itupun mulai mengangkat suaranya

"Bagaimana ini bisa terjadi, Gaara? Ada apa dengannya?" bisik wanita paruh baya itu disela-sela isak tangisnya

"Aku..."

'Krieet' ucapan Gaara terpotong begitu saja ketika pintu ruang operasi itu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik berambut pirang panjang, mata coklat madunya menatap ketiga orang yang masih berdiri didepan ruang operasi itu

"B-Bagaimana keadaan putriku?" tanya Mebuki, wajahnya terlihat sangat tegang menunggu jawaban seperti apa yang akan diberikan oleh wanita dihadapannya

"Gadis itu sudah berhasil melewati masa kritisnya" raut wajah tegang itu sudah berubah menjadi pancaran kelegaan saat ini

"Tapi dia harus berjuang melewati masa komanya" dan kalimat terakhir yang diberikan oleh dokter wanita itu membuat ketiga orang yang masih berdiri dihadapannya seperti tersambar petir

~OoOoO~

Sang mentari mulai bergerak naik secara perlahan, sinarnya yang menghangatkan berhasil membangunkan sebagian dunia yang terkena cahayanya. Sinar itu juga mulai menerobos masuk ke sebuah ruangan yang sangat sunyi dan sepi, hanya bunyi alat pendeteksi jantung yang mendominasi diruangan ini.

Beberapa saat kemudian ada seorang pemuda berambut kuning jabrik yang masuk kedalam ruangan itu. Mata blue ocean miliknya memandang sendu seorang gadis berambut merah muda panjang yang sedang tertidur lelap –setidaknya seperti itulah gadis itu terlihat– walaupun semua orang yang ada dirumah sakit ini tau kalau gadis itu sedang koma.

Dengan perlahan pemuda itu berjalan mendekat kearah gadis yang masih bergeming semenjak kedatangannya. Luka lebam dibeberapa bagian tubuhnya berhasil membuat pemuda itu meringis. Sudah seminggu lamanya sejak gadis itu selamat dari kecelakaan maut yang membuatnya menjadi tidak sadarkan diri sekarang. Dan sudah selama itu pula tidak ada kemajuan berarti darinya.

"Naruto?" panggilan seorang pemuda yang baru saja masuk berhasil mengagetkannya

"Yo, Gaara" sahutnya sembari memperlihatkan senyuman tipisnya

"Datang untuk menjenguknya, eh?" tanya Gaara, sembari berjalan mendekat keranjang gadis itu

"Tentu saja" tatapan mata sebiru laut itu kini sudah beralih kembali pada gadis yang masih terbaring diranjangnya

"Aku cukup terkejut karna melihatmu ada disini. Bagaimana kabar perusahaanmu di Paris? Bukankah seharusnya kau masih ada disana sekarang?" sambung Gaara sembari menaruh sebuket mawar putih pada vas bunga yang ada diruangan itu

"Ya, aku meninggalkan semua itu ketika mendengar kabar mengenai Sakura-chan. Jadi? Bagaimana keadaannya, Gaara? Bagaimana... ini bisa terjadi?" sambung pemuda itu

"4 tulang rusuknya retak. Tulang lengan kiri atas dan tulang kaki kanannya juga patah. Lalu sisanya adalah luka lebam seperti yang kau lihat" sahutnya sembari memandang sendu gadis yang terlihat seperti sedang tertidur jika saja tidak ada selang selang yang menempel pada tubuhnya

"Karna mobilnya terbakar hangus, pihak kepolisian jadi sulit untuk melacak apakah ada penyebab lain yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi. Dan untuk sementara ini, pihak kepolisian masih memeriksa apakah ini murni kecelakaan atau ada pihak lain yang mensabotase kecelakaan ini" dan jawaban Gaara berhasil membuat Naruto menoleh kearahnya

"Apa maksudmu?" tanya pemuda itu

"Aku masih belum bisa memberikan penjelasan, selama dugaan yang kumiliki ini belum mendapatkan bukti yang jelas" sahut Gaara membuat Naruto mendesah kecewa

"Apakah.. kau masih mencintainya?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Naruto

"Bagaimana denganmu, Naruto?" pertanyaan Gaara membuat Naruto menoleh kearahnya

"Aku? Apa maksudmu?" tanya Naruto dengan wajah bingung

"Kau tau apa maksudku, Naruto" sahutnya, membuat Naruto kembali menatap gadis yang ada dihadapannya

"Aku... sudah lama berhenti mengejarnya, Gaara" sahut pemuda itu, tatapannya seketika berubah menjadi lembut "Karna aku sudah menganggap dia sebagai adik kecilku. Lagipula aku sudah mendapatkan seorang gadis yang sangat aku cintai" lanjut Naruto

"Bagiku dia adalah segalanya. Dan perasaan itu akan selalu ada untuknya, Naruto. Tapi baik kau ataupun aku juga tahu kalau gadis yang ada dihadapanku ini hanya mencintai pemuda itu"

"Pemuda itu, ya?" gumam Naruto matanya beralih menatap langit-langit ruang rawat itu "Apakah kau sudah memberitahukan mengenai keadaan Sakura-chan padanya?" sambung Naruto

"Aku tidak yakin akan memberitahukan hal ini padanya, karna kita berdua pun tau bagaimana keadaan pemuda itu" sahut Gaara sembari menatap wajah Naruto yang sudah beralih kembali memandang Sakura

"Tapi aku sangat yakin, kalau saat ini dia sedang tidak terkena amnesia. Dia pasti sudah berada disini dengan wajah dan baju yang sangat kusut karna terus-terusan menunggu Sakura-chan" kekeh Naruto sedikit melunakkan suasana kesedihan yang menguap diruang rawat ini

"Haha kau benar" sahut Gaara

"Baiklah kalau begitu aku pamit sekarang" kalimat yang baru saja diucapkan Naruto sukses membuat Gaara bingung

Dan seperti tau kebingungan yang sedang melanda pemuda Sabaku ini akhirnya Naruto kembali angkat bicara "Aku akan mengunjungi pemuda itu, karna kudengar dia sudah kembali ke Konoha 3 hari lalu" lanjutnya

"Begitukah? Baiklah aku titip salam untuknya" sahut Gaara

"Dan jaga dia untukku, Gaara. Karna bagiku Sakura adalah adik kecilku yang sangat berharga" sahut Naruto kemudian berjalan keluar dari ruang rawat itu

"Adik kecil, eh? Bahkan setelah selama ini kau tetap saja tidak bisa menyembunyikan perasaan itu, Naruto" bisik Gaara entah pada siapa

~OoOoO~

Seorang pemuda bermata onyx yang sangat menghanyutkan itu sedang berjalan dengan santai dikoridor rumahnya yang terbilang sangat luas dan mewah. Cuaca siang ini di Konoha terbilang sangat terik, namun hal ini tidak menyurutkan niat sang pemuda itu untuk pergi kesuatu tempat. Namun langkah kakinya terhenti ketika dia melewati kamar sang adik yang terbuka lebar.

"Sedang melamunkan sesuatu, eh?" suara bariton pemuda itu yang berdiri diambang pintu berhasil mengagetkan pemuda lain yang sedang duduk termenung dipinggir ranjang King size miliknya

"Itachi-nii..?" panggilnya

"Ada apa? apa yang sedang kau fikirkan, Sasuke?" tanya Itachi sembari berjalan mendekati sang adik yang sudah kembali menatap sesuatu yang ada digenggaman tangannya

"Apakah kau mengenal mereka?" tanya pemuda itu, pandangannya tidak beralih sedikitpun dari sebuah foto yang dibingkai dengan rapih

"Darimana kau mendapatkan foto ini?" tanya Itachi sedikit terkejut, karna setahunya Sasuke tidak pernah membingkai fotonya dengan siapapun kecuali foto dia dengan keluarganya dan juga 'gadis itu'

"Foto ini terjatuh ketika aku mengambil baju didalam lemari tadi" sahut Sasuke tanpa mengalihkan pandangannya dari foto yang masih digenggamnya

"Mereka adalah sahabatmu sejak kecil" sahut Itachi sembari mendudukkan dirinya disebelah sang adik

"Bisa kau jelaskan siapa saja mereka?" tanya Sasuke, matanya memandang penuh harap pada sang kakak, sesuatu yang sangat jarang dia lakukan bahkan tidak pernah sama sekali

Dan hal itu cukup membuat Itachi terkekeh melihat ekspresi sang adik seperti seorang anak kecil yang berharap dibelikan sebuah permen oleh ayahnya.

"Kau lihat pemuda berambut kuning jabrik yang berdiri disebelah kananmu? Dia adalah Uzumaki Naruto. Dia adalah Sahabatmu sejak kecil, kalian bahkan sangat akrab dan kalian juga selalu masuk kesekolah yang sama. Ditambah lagi orangtuanya adalah relasi bisnis Tou-san

Lalu pemuda yang berdiri disebelah kanan Naruto adalah Hyuuga Neji. Dia adalah temanmu sejak SD. Kemudian yang berdiri disebelah Neji adalah Nara Shikamaru. Dia juga merupakan temanmu sejak SD dan merupakan pewaris sah dari Nara Group. Kau selalu menyebutnya rusa pemalas karna hobinya yang selalu tidur dalam situasi apapun.

Kemudian pemuda yang berdiri disebelah kirimu adalah Inuzuka Kiba, dia adalah temanmu sejak SMP, aku tidak tau seberapa dekat kau dengannya. Tapi yang jelas dia adalah teman yang sangat solid.

Dan yang berdiri disebelah kirinya adalah Sabaku Gaara. Gaara adalah temanmu sejak masuk SMA hingga Kuliah. Dia juga merupakan sahabat dan rival sejatimu. Seperti halnya hubunganmu dengan Naruto yang terkadang suka bertengkar atau memperebutkan sesuatu, begitupula hubunganmu dengannya.

Kau selalu tidak pernah mau kalah darinya, mulai dari bersaing dalam bidang olahraga, seni, pelajaran bahkan percintaan" jelas Itachi panjang lebar

"Nee, Itachi nii..?" mendengar namanya dipanggil oleh Sasuke, sontak membuat Itachi menoleh kearahnya

"Ada apa?" tanya Itachi setelah beberapa menit menunggu sang adik untuk membuka mulut

"Apakah aku memiliki kekasih?" pertanyaan itu sedikit membuat Itachi terkejut dan kebingungan

"Heh? Apa maksudmu? Tentu saja kau punya, dia adalah gadis yang sekarang sedang ada di London, dan akan menjadi tunanganmu bulan dep–"

"Bukan dia" potong Sasuke membuat Itachi semakin kebingungan

"Maksudku adalah gadis yang aku cintai. Gadis yang benar-benar aku cintai" lirihnya membuat Itachi menahan nafasnya selama beberapa saat

"Apa maksudmu, Sasuke?! Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Itachi sedikit menaikkan nada bicaranya, membuat Sasuke semakin menundukkan kepalanya

"Apakah aku memiliki kekasih sebelum aku pergi ke London 3 tahun lalu?" tanya Sasuke, kembali membuat Itachi menahan nafasnya *Jangan lama-lama nahan nafas Itachi-kun, ntar kalo kamu kekurangan oksigen bisa gawat-_-*

"Apakah aku mencintainya?" Tanya Sasuke sembari menatap onyx yang serupa dengan miliknya dan Lagi-lagi pertanyaan Sasuke sukses membuat Itachi jadi salah tingkah

"Aku tidak tau mengenai hal itu. Karna kau sendiri pun tau kan kalau sudah 4 tahun aku berada di London. Jadi aku tidak tau siapa kekasihmu sebelum berangkah ke London" sahut Itachi, ada nada kebohongan disana dan Sasuke menyadari hal itu

"Begitukah..?" ulangnya dengan nada sendu

"Kau bilang aku dan Gaara adalah rival sejati karna selalu bersaing dalam segala hal termasuk percintaan" Ucapan Sasuke berhasil membuat Itachi terkejut dan sedikit menegang

"Lalu siapa gadis itu?" Itachi seperti terkena sebuah sambaran petir disiang bolong, keringat dingin meluncur dengan bebas melewati pelipis matanya

"D-Dia adalah sahabatmu sejak kecil" sahut Itachi berusaha mengulur waktu untuk mencari topik lain yang bisa mengalihkan pembicaraan ini

"Lalu siapa namanya? Apakah gadis itu adalah gadis yang menjadi kekasihku dulu?" tanya Sasuke tanpa memperdulikan wajah Itachi yang mulai memucat

"Sudah ku bilangkan, aku tidak tau mengenai hal itu" dusta pemuda itu

"Lalu siapa namanya?" ulang Sasuke, mecoba sabar dengan sang kakak yang sedang berbelit-belit ini

"N-namanya adalah Sa–"

"Sasuke-kun...?!" panggilan nyaring yang berasal dari ambang pintu berhasil membuat kedua pemuda tampan berdarah Uchiha itu menoleh

"Kaa-chan..?" gumam Itachi dengan wajah terkejut sekaligus lega

"Hn. Ada apa Kaa-chan?" tanya Sasuke dengan wajah datarnya

"Ada tamu untukmu" sahutnya sembari tersenyum lembut

"Tamu?" tanya Sasuke sembari mengernyitkan alisnya dan tanpa basa-basi lagi akhirnya pemuda itupun bangkit dan segera menemui siapa tamu yang dimaksud nyonya Uchiha itu

.

.

.

Sasuke berjalan dengan santai menuju ruang tamu yang ada dilantai 1. Langkahnya semakin dekat dan semakin dekat membuat perasaan penasaran semakin membeludak keluar namun tertutupi oleh wajah datarnya itu.

Dan ketika dia sampai diruang tamu, orang yang sedang ditunggunya itu menoleh dengan memberikan senyum lebarnya pada Uchiha bungsu ini.

"Yo, Sasuke! Lama tidak jumpa" ucapnya dengan bersemangat

.

.

.

Pemuda berdarah Uchiha itu mulai berjalan mendekat kearah seorang pemuda lain yang sedang duduk di kursi tamu dengan senyuman lebarnya.

"Bagaimana kabarmu, Sasuke?" sambutnya ketika bungsu Uchiha itu duduk tepat dihadapannya

"Kau... Uzumaki Naruto, benar?" tanya pemuda itu dengan wajah yang berusaha mengingat sesuatu

"Kau... mengingatku?" tanya pemuda itu terkejut ketika Sasuke menyebutkan namanya

"Tidak" sahutnya membuat kekecewaan tercetak jelas diwajah pemuda Uzumaki ini

"Lalu bagaimana kau bisa mengenaliku kalau kau tidak mengingatku?" tanya Naruto dengan bingung

"Tadi Itachi nii sempat menceritakan siapa saja teman yang dekat denganku dulu" sahutnya dan hanya dibalas dengan anggukan singkat oleh Naruto

"Oh ya aku datang kemari bukan hanya untuk menjengukmu. Tapi juga ingin memberitahukan sesuatu" ucapan Naruto sukses membuat Sasuke menoleh kearahnya

"Apa?" tanya pemuda itu dengan wajah datarnya

"Ini mengenai Sakura-chan" sahutnya

Seketika itu juga, Sasuke merasakan nyeri hebat menerjang kepalanya. Membuatnya terasa berdenyut denyut. Wajahnya seketika itu juga memucat dengan keringat dingin yang mulai turun melewati sisi wajahnya.

"Oy, kau baik-baik saja?" tanya Naruto panik, ketika melihat wajah Sasuke yang sudah pucat dari lahir kini bertambah semakin pucat

"Y-ya, aku baik-baik saja" sahutnya ketika rasa nyeri itu perlahan mulai bisa diatas sendiri

"Kau yakin?" tanya Naruto, karna jawaban yang diberikan oleh pemuda Uchiha dihadapannya ini sangat tidak meyakinkan

"Iya, Naruto. Jadi? Ada apa dengan gadis yang kau sebutkan namanya tadi?" tanya Sasuke, wajahnya sudah kembali menjadi datar walaupun kepalanya masih sedikit terasa nyeri

"Mungkin kau tidak mengingatnya. Dan mengingat bagaimana sifatmu dulu pada orang yang tidak kau kenal, ada kemungkinan juga kau tidak akan perduli pada apa yang akan aku sampaikan ini mengenai Sakura-chan. Tapi karna kau juga sahabat baiknya maka aku perlu memberitahukan ini" sahut Naruto panjang lebar

"Seminggu yang lalu Sakura-chan mengalami kecelakaan mobil" lanjutnya sembari menatap mantap onyx milik Sasuke

'Deg'

Sasuke merasa dadanya seperti terhantam sesuatu yang sangat keras, membuat dadanya terasa sesak ketika mendengar apa yang disampaikan oleh Naruto. Sasuke sempat bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi dengannya. Kenapa dia merasa sangat sedih ketika medengar hal ini. Dan lagi, siapa Sakura ini? Siapa gadis itu? Dan ada hubungan apa dia dengan gadis itu?

'PRAAANGG..!' suara benda kaca yang jatuh menyentuh lantai itu berhasil membuat Naruto terkejut dan Sasuke seperti kembali ditarik keluar dari lamunannya

"A-apa.. yang baru saja kau ucapkan.. Naruto?" tanya Mikoto yang saat ini sedang berdiri dibelakang Sasuke, wajahnya terlihat pucat sementara matanya menatap nanar Naruto yang memasang wajah terkejut

"Mikoto baa-san..?" panggil Naruto

"BERITAHU AKU! APA YANG BARU SAJA KAU KATAKAN?!" seketika nada bicara nyonya Uchiha ini meninggi, membuat Itachi yang semula berada di dapur segera berlari dan mendekati asal suara dengan wajah cemas

"Ada apa kaa-san? Kenapa kaa-san berteriak seperti itu?" tanya Itachi dengan nafas tersengal-sengal

"Itachi nii..?" merasa namanya di panggil sulung Uchiha itupun menoleh dan mendapati Naruto sedang memasang wajah terkejutnya

"Naruto? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Itachi

"A-aku.."

"Jawab dulu pertanyaanku, Naruto. Apa yang terjadi pada Sakura-chan?" tanya Mikoto masih dengan wajah pucatnya

"Sakura?" Itachi membeo nama yang baru saja disebut oleh ibunya

"Te-tenanglah, Baa-san" ucap Naruto dengan gugup

"Naruto benar, Kaa-san. Bagaimana dia bisa menjelaskan kalau Kaa-san memasang wajah seperti ini" Sasuke berusaha membuat sang ibu tenang

"Duduklah, Kaa-san. Agar Naruto bisa menjelaskan apa yang dia ucapkan " kemudian dengan perlahan Itachi membantu ibunya untuk duduk di sebelah Sasuke

"Seminggu yang lalu Sakura-chan mengalami kecelakaan mobil. Mobil yang dikendarainya meledak setelah menabrak pembatas jalan, dan karna kecelakaan itulah dia menjadi koma sekarang" ucapan Naruto berhasil membuat air mata sang nyonya Uchiha ini menetes dan membuat wajah Itachi memucat

"Lalu bagaimana keadaannya Naruto?" tanya Itachi

"4 tulang rusuknya retak. Tulang lengan kiri atas dan tulang kaki kanannya juga patah. Lalu sisanya adalah luka lebam yang ada dibeberapa bagian tubuhnya" sahut Naruto membuat isak tangis Mikoto meledak

"Hiks... kenapa ini terjadi padamu, Sakura-chan.." gumam Mikoto disela isakkan tangisnya "Kita harus menjenguknya sekarang!" lanjut Mikoto sembari memandang tajam onyx milik Itachi

"Bukankah lebih baik kalau kita menunggu, Tou-san?" tanya Sasuke, membuat pandangan tajam itu beralih menatapnya

"Tidak. Aku mau menjenguknya sekarang!" sahutnya dengan tegas membuat Itachi menghela nafas panjang

Selalu saja seperti ini. Segala sesuatu yang menyangkut Sakura seperti sudah menjadi prioritas utama bagi nyonya Uchiha ini. Bagaimana tidak? Baginya Sakura sudah seperti anaknya sendiri. Ditambah lagi Haruno Mebuki yang merupakan ibu kandung dari gadis itu adalah sahabatnya sendiri.

"Baiklah, kita akan menjenguknya sekarang. Tapi setelah Kaa-san berganti baju" dan tanpa menunggu apapun lagi nyonya Uchiha itu langsung melesat masuk kedalam kamarnya untuk mengganti pakaian

"Sebaiknya kau juga ikut, Sasuke. Karna dia adalah sahabatmu sejak kecil" titah Itachi dan dijawab dengan anggukan singkat oleh pemuda itu sebelum akhirnya tubuh tegapnya menghilang diujung tangga menuju lantai 2

"Jadi? Bagaimana kabarmu, Naruto?" tanya Itachi setelah beberapa menit terdiam dengan suasana canggung

"Aku baik, Itachi nii. Bagaimana denganmu? Aku terkejut kau sudah kembali ke Konoha" sahut pemuda itu

"Aku juga baik. Yaa, aku juga pulang karna Sasuke. Aku tidak bisa meninggalkannya dengan keadaan seperti itu" sahutnya

"Sepertinya amnesia itu membuatnya menderita cukup parah ya" kekehnya berusaha mencairkan suasana kesedihan yang hampir menyelimuti ruangan ini

"Yaa, begitulah. Tiada hari tanpa melamun setiap kali aku melihatnya"

"Ne, Itachi nii.." panggil Naruto membuat sang empunya nama menoleh

"Apakah kau akan menceritakan masa lalu itu padanya?" lanjut Naruto, membuat Itachi seketika memasang wajah sendu

"Haruskah aku menceritakan masa lalu kelam itu? Lagipula Sasuke akan bertunangan bulan depan" sahutnya membuat Naruto terkejut dan langsung menatap nanar Uchiha bungsu dihadapannya

~OoOoO~

Suasana didalam ruangan serba putih itu begitu hening dan sepi. Tidak ada suara lain selain alat pendeteksi jantung yang dipasang pada seorang gadis yang belum memberikan kemajuan apapun sejak seminggu yang lalu.

Seorang wanita paruh baya bermata onyx itu menatap kosong gadis yang masih tidak sadarkan diri. Sebelah tangannya bergerak terangkat untuk mengelus pucuk kepala gadis itu.

"Kenapa kau tidak memberitahuku, Mebuki-chan? Kau tau kan kalau dia sudah aku anggap sebagai anakku sendiri" ucapnya pada seorang wanita paruh baya yang duduk dihadapannya, mata emeraldnya menatap penuh penyesalan pada wanita dihadapannya

"Gomenne Mikoto-chan. Aku tidak ingin membuatmu cemas. Apalagi ku dengar keadaan Sasuke-kun juga belum membaikkan?" sahutnya dengan hati-hati

"Sepertinya kita berada disituasi yang hampir sama ya" kekeh Mikoto berusaha mencairkan suasana

Sementara itu ketiga pemuda yang berbeda warna rambut itu seperti sedang tenggelam dalam pembicaraan serius.

"Jadi? Apakah kau sudah menyuruh pihak kepolisian untuk menangani ini, Gaara?" tanya pemuda berambut raven panjang yang diikat satu, mata onyxnya memandang serius pemuda berambut merah bata dihadapannya

"Sudah. Dan saat ini pihak kepolisian sedang menyelidikinya" sahut Gaara

"Ne, Itachi nii" panggilan yang dilontarkan Naruto membuat orang yang dipanggilnya menoleh

"Dimana si Teme?" tanya pemuda itu ketika menyadari sosok bungsu Uchiha berambut bak pantat ayam itu tidak ada diruangan ini

"Dia ada diluar" sahut Itachi, membuat kedua pemuda dihadapannya mengernyitkan alisnya

"Baiklah aku akan menemuinya" sahutnya sembari berjalan keluar dari ruang rawat itu

.

.

.

Suara pintu yang dibuka dan ditutup secara perlahan membuat seorang pemuda yang duduk diruang tunggu itu menoleh. Mata onyxnya memandang datar orang yang baru saja keluar dari ruangan yang ada dihadapannya.

"Mau ikut untuk membeli kopi?" tanya pemuda itu yang ternyata adalah Naruto, sementara pemuda yang ditanyainya itu hanya mengangguk sebagai jawaban

.

.

.

"Jadi? Kenapa kau tidak masuk kedalam Sasuke?" tanya Naruto, saat ini kedua pemuda itu sedang duduk disalah satu kursi yang disediakan dikantin ini

"Entahlah. Aku ragu untuk menemui gadis itu" sahutnya sembari memandang cappucino hangat yang ada dihadapannya

"Apa yang membuatmu ragu?" tanya Naruto, membuat pemuda itu mendesah frustasi

"Entahlah" sahutnya dengan mata terpejam

"Oh ya, aku dengar kau akan bertunangan bulan depan?" tanya Naruto membuat pemuda dihadapannya memandang manik sebiru lautnya dengan datar

Beberapa menit berlalu tanpa ada satupun diantara mereka yang membuka mulutnya. Sampai akhirnya Naruto mengucapkan sesuatu yang membuat Sasuke tertegun

"Apakah kau mencintainya?" itulah yang ditanyakan oleh Naruto

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" dan bukannya menjawab pemuda raven ini malah balik bertanya

"Aku hanya ingin tau" dusta pemuda itu, manik blue ocean miliknya dapat menangkap sorot kesenduan dalam tatapan datar onyx sekelam malam milik Sasuke

"Tentang apakah aku mencintai gadis itu atau tidak adalah urusanku dan kau tidak berhak ikut campur" sahut pemuda itu kemudian bangkit dari posisinya

Namun belum sempat dia melangkahkan kakinya, Naruto sudah menyodorkan sebuah kotak berwarna biru dongker dengan pita berwarna putih. Dahi pemuda itu mengernyit dengan tatapan bertanya yang dilayangkan olehnya pada Naruto.

Seolah mengerti dengan kebingungan yang tidak begitu terlihat diwajah datar sang Uchiha ini akhirnya Naruto kembali membuka mulut.

"5 hari lalu adalah ulang tahunmu kan?" tanya pemuda itu membuat Sasuke semakin menekuk alisnya "Jangan bingung seperti itu. Kau fikir berapa lama aku mengenalmu, eh?" lanjutnya membuat wajah sang Uchiha ini kembali datar

"Tapi kotak yang ada dihadapanmu itu bukan hadiah dariku. Itu adalah hadiah yang ingin diberikan oleh Sakura-chan pada ulang tahunmu 5 hari yang lalu" sambungnya membuat keterkejutan sempat hinggap diwajah sang Uchiha bungsu itu walaupun hanya sebentar

"Ambillah. Aku tidak menginginkannya" sahut Sasuke dengan dingin. Dan ucapan itu sukses membuat Naruto sangat kesal dan marah.

"Kau tidak berubah ya Sasuke. Walaupun sudah 3 tahun kau meninggalkan Konoha dan kembali dengan keadaan amnesia seperti ini. Kau boleh membuangnya ketika sampai dirumah nanti. Tapi setidaknya bawalah kotak ini pulang bersamamu" ucap Naruto kemudian beranjak untuk bangkit dari duduknya

"Ingatanmu memang sedang hilang sekarang dan hal itulah yang membuatmu tidak mengenali kami yang pernah berjuang bersamamu. Tapi satu hal yang perlu kau ingat, walaupun kenangan dari masa lalumu sudah hilang tapi perasaanmu tidak akan pernah hilang dan berkurang baik dulu maupun sekarang" lanjutnya sebelum melangkah meninggalkan Sasuke yang masih terdiam menatap punggung Naruto yang sudah berjalan menjauh

~OoOoO~

Pemuda itu termenung disudut ruangan yang sangat gelap, sepi dan dingin. Tatapannya terlihat sangat kosong. Dia kehilangan segalanya. Dia kehilangan sesuatu yang membuatnya merasa sangat hidup. Disampingnya terdapat sebuah kotak besar yang terbuat dari baja. Setiap sisinya menampilkan 4 perasaan yang berbeda. Kebahagiaan, Kekecewaan, Kesedihan, dan Penyesalan.

Dia sudah berusaha untuk membuka kotak itu namun gagal, sampai akhirnya sebuah burung memberikan sebuah kunci berlapis emas yang bisa digunakannya untuk membuka kotak itu dan mengambil kembali segala sesuatu yang terkunci dalam kotak besar itu.

Namun ada yang salah dengan pemuda itu. Dia menjadi ragu dan bertanya-tanya. Bagaimana kalau apa yang ada didalam kotak itu tidak terlihat seperti apa yang diharapkannya? Bagaimana kalau semua yang pernah diambil dan terkunci didalam sana akan terasa berbeda ketika keluar nanti?

.

.

.

TBC


Author Note:

Yeeeaaay! akhirnya Gold update fic baruuuu! *Girang sambil jingkrak-jingkrak* duuuh duh Gold kangen banget bikin fic baru :(

Sebenernya sih Gold ga berani apdet fic ini karna Gold belom nulis sampe beberapa chapter kedepan, tapi berhubung tangan Gold udah gatel buat apdet fic baru, jadilah fic ini Gold apdet. Hoho gimana minna-san? tertarik ga sama fic Gold yang ini?

Keep or Delete? Review yaa!