Title: Stupid Beauty And The Genius One

Cast: Namjoon, Jin, Jungkook, Yoongi, Hoseok #NamJin #NamKook #YoonJin #YoonSeok

Lenght: Three Shoot

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]


"Give me your shoulder, hold me tight, to Your Dream.." - Kim Seokjin

.

.

.

Kim Seokjin, pria paling cantik dan manis yang sangat terkenal di Bangtan International University, mahasiswa jurusan seni yang tengah duduk di semester enam. Namun kecantikannya tidak diimbangi dengan kapasitas otaknya. Para mahasiswa disana menyebutnya sebagai Stupid Beauty.

Kim Namjoon, dikenal sebagai The Genius One di Bangtan International University. Mahasiswa jurusan teknik, semester dua. Tentu saja ia disebut sebagai The Genius One! Karena kecerdasannya tidak ada tandingannya di universitas itu. Ia mendapat nilai A untuk setiap mata kuliah yang sudah diambilnya!

Jeon Jungkook, sang pria imut yang juga tergolong sangat cerdas, karena ia siswa akselerasi di SMP dan SMA nya sehingga ia bisa masuk universitas tiga tahun lebih awal dari orang-orang lain seusianya. Usia Jungkook tiga tahun dibawah Namjoon, namun ia berada di angkatan yang sama dengan Namjoon, berbeda jurusan. Jungkook adalah mahasiswa jurusan komunikasi, semester dua.

Mengapa Namjoon tetap dianggap lebih genius daripada Jungkook yang notabene tiga tahun lebih muda darinya namun sudah menjadi mahasiswa? Karena nilai Jungkook masih ada beberapa yang mendapat angka B+, tidak A semua seperti Namjoon.

Dan jurusan komunikasi juga tidak serumit jurusan teknik.

Karena itulah gelar The Genius One diberikan kepada Namjoon.

.

.

.

Karena sama-sama sering berkutat dengan buku di perpustakaan, Namjoon dan Jungkook menjadi sangat dekat, hampir tak terpisahkan.

Banyak yang berasumsi bahwa Namjoon dan Jungkook berpacaran, namun setiap kali ditanya mereka tetap mengatakan bahwa mereka hanya sebatas sahabat baik.

Sementara itu, sang stupid beauty, sudah sejak lama diam-diam mengagumi sosok sang the genius one.

Ya! Diam-diam.

Karena sifat Jin yang tidak percaya diri dengan kebodohannya, ia tidak bisa menunjukkan ketertarikannya kepada Namjoon sang genius one.

.

.

.

Semua ketertarikan Jin kepada Namjoon berawal pada semester awal Namjoon masuk di universitas itu.

Saat itu Jin sedang kesal karena lagi-lagi nilai ujiannya mendapat nilai D, almost failed, karena angka untuk kata failed adalah E.

Jin terduduk di tepi lapangan basket Bangtan International University, menunggu sahabatnya, Min Yoongi, mahasiswa jurusan sastra semester empat, menyelesaikan kegiatan klub basketnya.

Jin dan Yoongi sudah bersahabat sejak SMA karena mereka bersekolah di sekolah yang sama. Sebenarnya dulu Yoongi pernah mengutarakan perasaannya kepada Jin, namun Jin menolaknya karena saat itu Jin belum siap berpacaran.

Sejak saat itu mereka justru menjadi sangat dekat. Sahabat dekat.

Dan karena mood Jin sangat jelek seharian itu akibat nilai D untuk ujiannya, Jin berencana mengajak Yoongi menemaninya melepaskan stres ke sebuah gamezone dekat kampus mereka, makanya Jin menunggu Yoongi menyelesaikan kegiatan klub basketnya.

Namun tiba-tiba, tanpa ada suara apapun sebelumnya, sebuah bola basket mendarat tepat di kepala Jin, dengan cukup keras, membuat Jin pingsan seketika di tempat.

Sebelum Yoongi sempat berlari menuju tempat Jin jatuh pingsan, sosok sang genius itu sudah terlebih dahulu muncul entah darimana, menggendong tubuh Jin yang pingsan itu, dan berlari membawa Jin ke ruang UKM. Unit Kesehatan Mahasiswa.

Yoongi berencana menyusul Jin, namun sang pelatih menyuruhnya kembali ke lapangan, sehingga Yoongi tidak jadi menyusul Jin ke UKM.

Sementara itu, Namjoon menemani Jin di UKM sampai Jin sadarkan diri.

"Uh? Aku dimana? Ouch~ Kepalaku pusing.." gerutu Jin ketika membuka matanya.

"Kau terkena bola basket, sunbae... Dan kau pingsan.." sahut Namjoon yang tengah terduduk di kursi yang ada di samping kasur Jin.

"Uh? Kau siapa? Mengapa kau ada disini?" Jin kebingungan melihat sosok pria berbibir tebal itu disampingnya.

"Kenalkan, aku Kim Namjoon, mahasiswa jurusan tehnik semester satu..." jawab Namjoon sambil menganggukan kepalanya, menunjukkan rasa hormatnya kepada sang senior.

"Ah~ Kau yang membawaku kesini?" tanya Jin.

Namjoon menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

DEG!

Lesung pipi yang terbentuk di kedua pipi Namjoon memberikan sensasi menggelitik di dada Jin. Detak jantung Jin tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya!

"Gumawo, Namjoon a~" sahut Jin singkat. Sebenarnya Jin bersikap agak dingin seperti itu karena ia tidak ingin Namjoon mendengar detak jantungnya saat itu.

"Ne, sunbae..." sahut Namjoon.

Suasana menjadi hening.

"Ah, sunbae, kau sudah mendingan kan? Kalau begitu aku ijin pamit ya sunbae, aku harus segera kembali ke perpustakaan.." sahut Namjoon, memecah keheningan.

"Uh? Ah~ Ne..." sahut Jin singkat.

Setelah Namjoon keluar dari ruang UKM, Jin segera menarik nafas dalam-dalam, berusaha menetralkan detak jantungnya.

"Igo mwoya? Whoaaa~ Ini pertama kalinya aku bertingkah aneh begini!" gerutu Jin.

Tak lama kemudian Yoongi masuk ke dalam ruang UKM dengan tubuh penuh keringat.

"Hyeong, kau sudah sadar?" tanya Yoongi.

Jin menganggukan kepalanya. Wajahnya masih agak memerah karena memngingat senyuman Namjoon.

"Kau demam hyeong? Wajahmu agak merah..." Yoongi menatap bingung ke arah Jin.

"Ah~ Aku merasa agak pusing..." dalih Jin.

"Ah, hyeong! Kau tahu tidak siapa yang membawamu kesini? Mahasiswa angkatan baru, kudengar nilai ujian nasionalnya di SMA kemarin tertinggi ke Korea Selatan... Ada beberapa yang berkata, ia titisan Einstein~ Ia terlihat sangat keren ketika menggendongmu, seperti seorang pangeran yang menggendong tuan putri~" sahut Yoongi dengan penuh antusias.

"Uh? Jinjja?" Jin menatap wajah Yoongi. "Ia secerdas itu? Ia menggendongku seperti tuan putri?"

Yoongi menganggukan kepalanya. "Anak-anak basket ribut membahas betapa kerennya ia menggendongmu tadi hyeong~"

"Aigooooo~ Setelah ini aku pasti jadi bahan pembicaraan... Yaishhhh~" gumam Jin sambil menepuk dahinya.

Jin sudah sangat terkenal di Bangtan International University dari awal ia masuk menjadi mahasiswa disana karena wajah cantik dan manisnya itu, dan sebenarnya Jin bukan tipe orang yang suka mendapat perhatian berlebihan seperti apa yang terjadi padanya itu.

Karena itulah Jin benci jika adegan dirinya dengan Namjoon tadi menjadi heboh di kalangan para mahasiswa Bangtan International University.

Dan karena itu juga lah, Jin memutuskan untuk bersikap dingin kepada Namjoon setelah gosip antara mereka berdua beredar di kampus.

Dan tanpa terasa waktu berlalu begitu saja.

Setahun sudah berlalu, dan selama setahun itulah Jin memperhatikan Namjoon secara diam-diam dari kejauhan.

Selama setahun itulah, Jin mencintai Namjoon secara diam-diam.

Dan Jin sangat terkejut ketika Namjoon mendapat julukan The Genius One di kampus mereka, mengingat bahwa gelar untuknya adalah Stupid Beauty.

"Yaishhhh~ Mana mungkin pria sejenius itu bisa menyukai pria sebodoh diriku..." rutuk Jin dalam hati sambil memantapkan hatinya untuk mencintai Namjoon secara diam-diam.

Apalagi Namjoon terlihat sangat dekat dengan pria cerdas lainnya yang bernama Jeon Jungkook sejak Namjoon dan Jungkook menginjak semester dua.

Jin semakin putus asa untuk mengejar cinta pertamanya itu.

.

.

.

Takdir memang begitu menyebalkan bagi Jin.

Karena di semester enam ini, ia dipaksa oleh seorang dosen untuk masuk bergabung dengan English Club Bangtan International University, mengingat Jin sudah berada di semester enam namun nilai mata kuliah English nya selalu mendapat nilai D.

Mata kuliah English One di semester satu, D.

Mata kuliah English Two di semester tiga, D.

Mata kuliah English Three di semester lima, D.

Dan sialnya, Namjoon serta Jungkook juga bergabung dalam English Club itu!

Dan Jin yang tidak bisa mengajak bicara Namjoon sejak gosip antara dirinya dan Namjoon tersebar di kampus setahun yang lalu, benar-benar pasrah dengan takdirnya harus berada di satu ruangan kelas yang sama dengan Namjoon.

"Sebisa mungkin aku harus menghindari agar antara kami tidak terjadi kontak mata ataupun pembicaraan..." sahut hati kecil Jin ketika ia pertama kali masuk bergabung di klub itu.

Jin sengaja duduk di kursi paling belakang, menghindari Namjoon dan Jungkook yang duduk di barisan depan.

Hari pertamanya bergabung disana, keadaan aman-aman saja.

Pertemuan klub kedua, masih aman.

Dan selama dua kali pertemuan itu, Jin selalu merutuk dari tempat duduknya di belakang.

Merutuki Jungkook yang begitu manja kepada Namjoon.

Merutuki Jungkook yang terus menempel disamping Namjoon!

.

.

.

"Yaish! Moodku benar-benar tidak baik hari ini.." gerutu Jin ketika ia dan Yoongi sedang makan siang bersama di kantin setelah pertemuan kedua English Club berakhir hari itu.

Memang biasanya klub-klub kampus diadakan di sore hari sepulang kuliah atau di sabtu dan minggu, namun untuk pertemuan kedua kali ini dimajukan ke siang hari karena sang dosen pembimbing English Club berhalangan di sore harinya.

"Waeyo, hyeong? Akhir-akhir ini kuperhatikan moodmu selalu buruk.." sahut Yoongi.

Jin akhirnya tidak tahan memendam perasaannya sendirian dan memutuskan menceritakan semua rahasianya kepada Yoongi.

"Aku sudah menyukainya sejak hari pertama ia tersenyum padaku di UKM sore itu, Yoongi a~ Dan selama setahun ini aku diam-diam memperhatikannya dari kejauhan..." sahut Jin.

BYUR!

Sebuah semburan dari mulut Yoongi mendarat dengan sangat tepat di wajah manis Jin.

Yoongi yang sedang meminum air setelah menyelesaikan makannya sangat terkejut mendengar rahasia yang tengah Jin ceritakan padanya hingga tanpa sadar ia menyemburkan air dalam mulutnya.

"Yaish, Min Yoongiiiiii...!" Jin berteriak karena kesal dengan semburan Yoongi.

"Ah, mian hyeong~ Mian.. Mian..." Yoongi segera mengambil tissue dan melap seluruh air yang ada di wajah manis Jin.

"Yaishhh! Kalau kau bukan sahabatku, sudah kujambak rambutmu dan kuhajar habis-habisa punggungmu, Min Yoongi..." gerutu Jin sambil memukul kepala belakang Yoongi dengan telapak tangannya.

"Aphayooo, hyeooong..." gerutu Yoongi yang kesakitan dengan pukulan Jin.

Jin menatap Yoongi, antara kesal dan merasa bersalah karena memukulnya sekeras itu.

"Aku cuci muka dulu, kau tunggu disini!" sahut Jin, lalu ia segera berjalan menuju toilet.

"Jin hyeong bisa jatuh cinta? Pada pandangan pertama? Whoaaaa~" Yoongi memiringkan kepalanya, masih belum mempercayai apa yangdidengarnya.

Sementara itu, dalam toilet, lagi-lagi Jin harus melihat adegan Jungkook yang begitu manja bergelayutan di lengan Namjoon.

Ketika Jin sedang mencuci mukanya, Jungkook dan Namjoon masuk ke dalam toilet.

"Hyeooooong~ Ajari aku ya, oke? Oke?" rengek Jungkook sambil terus memegang erat lengan Namjoon.

"Aku tidak bisa janji kalau sabtu malam, Jungkook a~" sahut Namjoon sambil membuka pintu bilik toilet.

Jungkook melepaskan tangannya dari lengan Namjoon agar Namjoon bisa masuk ke dalam bilik toilet.

Namjoon menutup pintu bilik dan memulai ritual buang air kecilnya, tak lama kemudian Namjoon keluar dari bilik toilet dan mencuci tangan di wastafel, tepat disebelah wastafel tempat Jin tengah mencuci mukanya.

"Ah, selamat siang sunbae~" sahut Namjoon menyapa Jin.

Jin hanya menganggukan kepalanya, dengan gaya cool, kemudian melap wajahnya yang basah dengan tissue.

Sebenarnya Namjoon sudah sejak dulu berusaha menyapa Jin setiap mereka berpapasan, namun Jin selalu bersikap cuek dan dingin menanggapi sapaan Namjoon karena Jin tidak bisa menunjukkan rasa sukanya kepada Namjoon.

Jungkook juga menganggukan kepalanya sambil tersenyum menyapa Jin, dan Jin hanya membalas sapaan Jungkook dengan menganggukan kepalanya, kemudian berjalan keluar dari toilet itu.

Dadanya sudah terasa sesak, grogi melihat Namjoon dari jarak sedekat itu, dan kesal melihat kedekatan Jungkook dan Namjoon.

"Jin sunbae seperti menghindari kita ya hyeong sejak dulu?" tanya Jungkook, menyadari betapa dinginnya sikap Jin barusan.

"Molla~ Mungkin ia tidak suka digosipkan denganku waktu dulu aku menolongnya di dekat lapangan basket itu..." sahut Namjoon sambil menatap pantulan wajahnya di kaca toilet.

"Baiklah, kita lupakan Jin sunbae~ Hyeoooong, sabtu sore ajari aku ya oke?" Jungkook lagi-lagi merengek dengan gaya bocahnya.

"Baiklah.. Baiklah.. Akan kuusahakan, tapi tidak janji, araseo?" sahut Namjoon sambil menatap wajah Jungkook.

Di mata Namjoon, Jungkook terlihat benar-benar seperti seorang bocah yang sangat manja, karena perbedaan usia merekayang cukup jauh.

Dan Namjoon tidak tega menolak permintaan Jungkook setiap melihat Jungkook merengek memohon seperti itu kepadanya.

Jin kembali ke meja tempat Yoongi berada.

"Hyeong, lanjutkan ceritamu hyeong~ Aku penasaran..." sahut Yoongi ketika Jin sudah duduk dihadapannya.

"Yaish~ Jangan sekarang, jinjja.. Moodku sedang sangaaaaat tidak baik..." gerutu Jin, masih kesal melihat Jungkook yang terus menempel dengan Namjoon, bahkan sampai menemani Namjoon ke dalam toilet!

"Kapan moodmu bagus kalau kau marah-marah terus seharian ini huft~" sahut Yoongi sambil memajukan bibirnya, menatap wajah Jin yang sangat terlihat sedang emosi.

"Kau tahu Yoongi a? Jeon Jungkook~ Pria kelahiran 1997 yang seangkatan dengan Namjoon itu? Yang selalu menempel dengan Namjoon itu..." tanya Jin.

Yoongi berpikir sejenak, kemudian menjawab, "Ah~ Ara! Waeyo hyeong?"

"Barusan aku berpapasan dengan mereka berdua di toilet, dan kau tahu? Jungkook hanya menemani Namjoon disana dan terus merengek manja disampingnya! Yaishhh~ Menyebalkan..." gerutu Jin.

Yoongi tertawa sangat kencang.

Jin menatap bingung ke arah Yoongi. "Waeyo? Micheosseo?"

"Hyeong, kau cemburu pada bocah itu? Jadi moodmu jelek karena kau cemburu pada bocah yang usianya lima tahun dibawahmu? Hahahaha~ Aigoo~ Uri Jin hyeong neoum kyeoptaaaa~" sahut Yoongi sambil terus tertawa, menyadari apa alasan Jin marah-marah seharian itu.

"Yaish, Min Yoongi~~~~" Jin segera berdiri dan memukul punggung Yoongi, kemudian berjalan menuju kelasnya karena jam pelajaran akan segera dimulai.

Sementara Yoongi masih tidak bisa menghentikan tawanya dan masih terduduk di tempatnya makan siang.

.

.

.

Malam itu Jin seperti biasa, merenung di dalam kamarnya.

MP3 playernya memutar sebuah lagu, yang jika lagu itu bisa bicara ia pasti akan berteriak lelah karena terus menerus diputar setiap malam.

Ini sudah menjadi ritual Jin setiap malam sejak ia diam-diam jatuh cinta kepada Namjoon.

Merenung, mendengarkan sebuah lagu yang sama setiap malam, lagu yang menggambarkan perasaannya kepada Namjoon, sambil memejamkan matanya, membayangkan seandainya ia bisa berada disamping Namjoon sebagai kekasihnya.

"SURAN - TO YOUR DREAM (Ost. Entertainer / Ddanddara)

I opened my eyes in the darkness
And I saw your smiling face
When I fell asleep for a moment
I think you said something
So I'm standing in front of you
But you're looking somewhere else, far away

Above my dim face

The warm sunlight falls
Between the tickling wind
This feeling lazily spreads
Actually, I don't really know
I think I'm still half asleep

Give me your shoulder, hold me tight

To Your Dream
Come here and tell me, only let me know
To Your Dream
Hurry and take me, fast asleep
Into the world you live in

My hopes are high, in my dreams
You're there like a miracle
You've made my feelings grow so much

I wanna sweetly fall asleep on your arm

To Your Dream
Even if I sleep talk, don't mind it
To Your Dream
In this secret that only we know
Take me so I won't wake up

Tell me in a whisper

That you like me too
Forgetting the time it took to come to me
I wanna be with you"

"Arghhhh~ Seandainya aku bisa menjadi kekasih Namjoooooon~~~~~~~" teriak Jin.

.

.

.

Kegiatan perkuliahan tetap berjalan normal seperti biasanya, dan seperti biasa pula, Jin selalu bersikap dingin dan cool setiap ia berpapasan dengan Namjoon di kampus.

Yoongi benar-benar sukses menjadi tumbalnya, karena beberapa kali Jin dan Namjoon berpapasan, Jin sedang bersama Yoongi, dan Jin selalu berpura-pura sibuk mengajak bicara Yoongi agar ia tidak perlu mejawab sapaan Namjoon.

"Yaish, hyeong.. Aku semakin tidak mengerti.." sahut Yoongi ketika ia dan Jin sedang duduk di pinggir lapangan basket.

Yoongi beristirahat sejenak menemani Jin yang tengah duduk di tepi lapangan sebelum klub basketnya akan berlanjut beberapa menit kemudian.

"Apanya?" tanya Jin.

"Kau bilang kau sangat mencintai Namjoon, betul?" tanya Yoongi.

"Uh? Mmmmm..." Jin menganggukan kepalanya. "Waeyo?"

"Kenapa kau terus menghindar darinya? Aku lihat beberapa kali ia berusaha menyapamu, hyeong.. Mungkin saja ia juga menyukaimu..." sahut Yoongi.

"Aniya~ Itu mustahil, Yoongi a~ Kau tahu ia siapa? The genius one! Kau lihat aku siapa? Stupid beauty.. Huft~" Jin menghela nafas.

"Memangnya orang cerdas tidak mungkin menyukai orang bodoh sepertimu, hyeong?" tanya Yoongi lagi.

"Yaaaa, Min Yoongi, dengarkan baik-baik.. Pria yang pintar, apalagi tergolong sangat jenius, pasti memikirkan masa depannya matang-matang! Mana mungkin ia rela menikahi pria sebodoh diriku..." Jin memajukan bibir merahnya, menunjukkan kekecewaannya terlahir sebagai pria manis dengan otk pas-pasan.

Yoongi justru tertawa, bukannya mengasihani Jin. "Hyeong, kau bahkan sudah berpikir sampai jenjang pernikahan? Hahahahaha.. Yaaaaa, hyeooong~ Kau benar-benar lucu, jinjja~ Hahahaha..."

"Yaish!" Tentu saja, sebuah pukulan mendarat di punggung Yoongi.

Jin memang suka memukul orang di dekatnya jika moodnya terganggu. Dan memukuli Yoongi sudah menjadi ritualnya sejak mereka bersahabat dekat. Dan Yoongi sudah kebal dengan itu semua.

"Min Yoongi, cepat kembali ke lapangan!" teriak sang pelatih klub basket.

Yoongi menepuk bahu Jin sambil terus tertawa, kemudian berlari menuju lapangan.

"Yoongi, aku pulang duluan ya!" teriak Jin, berpamitan kepada Yoongi.

Yoongi menganggukan kepalanya dari kejauhan. "Hati-hati, hyeong!"

Dan di lobi gedung utama kampus, Jin berpapasan dengan Namjoon!

Namjoon sedang kesulitan membawa beberapa buku tebal di tangannya untuk dikembalikannya ke perpustakaan.

"Haruskah aku menawarkan bantuan?" gumam Jin dalam hatinya.

.

-TBC-


Note: JRENG JENG~ JENG JENG JENG~ FF yang tidak jelas terbuat lagi, dan kali ini adalah FF Three Shoot.. FF 3 chapter yang tiap chapternya akan saya post seminggu sekali, jadi kelanjutan 2 chapter berikutnya akan ada di minggu depan dan minggu depannya lagi, silakan ditunggu ya all :)

Dari kemarin para pencinta NamJin banyak yang request ke saya supaya bikin FF NamJin, dan terlintaslah ide ini. Maaf kalau kurang menarik ceritanya, soalnya ini sih simple life banget menurut saya.

Refresing abis bikin yang taehyung psiko melulu dari kemarin (Love And Confussion, Human Traffic Light), refreshing abis bikin perselingkuhan melulu kemarin2 (The Marriage, Beauty Affair), makanya saya putuskan bikin yang simple life dulu untuk FF NamJin kali ini. Semoga masih bisa menghibur para readers ya :)

Oke, selamat menunggu kelanjutan chapternya, dan jangan lupa reviewnya ya all /bows/