Tittle : You Are My Friend

Author : PrincessZitao

Main Cast : Xi Lihan, Huang Zitao , Byun Baekhyun, Wu Yifan, Oh Sehun

Rated : T

Genre : Hurt, Friendsip, Drama, Romance (sedikit)

Warning : Typo, BL, Shounen-ai, alur kecepatan, cerita pasaran.

Don't Like, Don't like. This is Yaoi/BoyXboy.


.

.

.

Happy Reading~

.

.

Angin musim gugur yang berhembus ke jendela
Melewati hati ku yang kosong
Aku bersandar pada dinding yang dingin
Dan memandang ke langis pagi yang cerah
Kau memberikan cinta yang begitu besar dan banyak Pada mataku yang kosong dan seorang diri
(I Have To Forget You - DBSK)

.

.

Pagi yang cerah, seperti biasa. Hari selalu berganti, namun tetap terasa sama. Kosong...dan sepi.

"Woyy...Luhan, kau sudah datang?" Teriakan itu mengalun dengan keras, memecah keheningan di sebuah ruangan yang di penuhi meja dan kursi. Seorang Namja -Bernama Xi Luhan- menoleh kedepan, menatap seorang namja bertubuh mungil yang tengah tersenyum lebar di depan pintu kelas.

Byun Baekhyun, teman sekelas Luhan. Ia sangat cerewet dan terlalu hiperaktive.

Sangat tidak penting.

Luhan kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela, menatap langit cerah yang entah kenapa terlihat begitu menarik menurutnya -walau kenyataannya terasa sangat membosankan-. Bagi Luhan, langit secerah apapun tetap terlihat sama.

.

Dunia...terasa kelam.

.

Baekhyun merenggut sebal, ia berjalan menuju mejanya sambil memasang wajah kesal. Namja manis itu melirik Luhan dengan tatapan benci, ia mempoutkan bibirnya sambil mencibir pelan.

'Ugh..sombong sekali, aku kan cuma bertanya. Tinggal jawab saja, apa susahnya sih. Dasar Luhan menyebalkan'

Bagi Luhan menjawab pertanyaan retoris itu sangatlah tidak penting, apa Baekhyun tidak punya pertanyaan yang lebih bermutu lagi untuk Luhan jawab? Jika itu sesuatu yang tidak penting, jangan pernah memanggil namanya. Sangat menyebalkan, semua orang memang pengganggu.

Kedua bola mata cantik Luhan menatap intens suatu objek, dahinya berkerut samar hingga kedua halisnya saling bertautan. Tatapan Luhan jatuh pada seorang namja yang sedang berjalan di koridor dengan langkah riang. Namja itu tersenyun cerah, piasnya yang bersinar di terpa sinar matahari membuatnya terlihat indah. Senyumannya...terasa hangat, sama_

.

.

_seperti Mentari.

.

.

Kenapa dia bisa tersenyum seperti itu?

Apakah dia merasa bahagia?

Tapi...kenapa?

Ah!

.

Luhan tersentak kecil, ia terkejut karena namja yang sedang ia amati tiba-tiba saja terjatuh keras kelantai. Beberapa sisiwa terlihat menertawakan namja tersebut. Tapi seperti orang bodoh, namja itu malah menatap semua orang dan tersenyum polos. Luhan mengernyit bingung, namja itu..ia bodoh atau idiot?

Perlahan namja tersebut bergerak mencoba bangun, dan yang terjadi selanjutanya adalah hal yang tidak pernah Luhan pikirkan. Namja itu...tertawa, ia tertawa lepas seoalah-olah tidak pernah ada yang terjadi padanya.

Bodoh.

Luhan melihatnya dengan jelas, tiga orang namja yang sedang tertawa bersamanya adalah orang yang telah membuatnya terjatuh. Tapi kenapa, namja itu malah ikut tertawa bersama yang lainnya. Apa namja itu tidak merasa tersinggung? Bukankan seharusnya namja tersebut marah atau mencaci maki orang-orang tersebut.

.

Kenapa?

Kenapa ya?

.

"Zitao, maaf ya...kami tidak sengaja"

"Hahaha...tidak papa, aku mengerti"

"Hahaha...baguslah"

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Bye Sunbae"

.

Bruukkk

.

Luhan kembali tersentak, detik-detik ketika namja itu -Zitao- terjatuh terlihat jelas oleh kedua bola matanya. Suara tawa siswa kembali menggema di telinganya, tawa Iblis. Tawa yang selalu terdengar saat namja itu terluka.

.

Zitao

Huang Zi Tao.

.

Walaupun begitu, Zitao tidak pernah marah. Zitao selalu tersenyum walaupun ia terluka. Zitao...anak yang baik.

"Hahaha...Zitao, maaf ya. Aku tidak sengaja menendang mu"

"Hahaha...tidak papa, tidak papa"

Luhan mengepalkan kedua tangannya erat, sangat erat hingga kuku-kuku jarinya memutih. Ada sesuatu yang bergemuruh di dadanya, rasanya sangat tidak nyaman. Ada sebuah perasaan yang mengganggunya, membuatnya gelisah. Tapi...Luhan tidak tahu kenapa?

Yang Luhan tau, ia hanya merasa begitu kesal saat semua ketidak adilan itu berjalan dengan baik di depannya. Namun walaupun begitu Luhan tidak melakukan apapun, ia hanya berdiam diri layaknya seorang pengecut. Tidak ada niat sedikitpun untuk menolong ataupun membantu Tao.

Tidak.

Luhan bukan seorang pengecut, hanya saja Luhan tidak suka terlibat dalan suatu permasalahan. Ini akan sangat merepotkan dan membuang-buang waktunya, salahkan saja Zitao yang terlalu baik. Membiarkan orang-orang dengan sesuka hati menindasnya.

Bahkan orang idiot juga tidak ingin di perlakukan seperti itu.

Walaupun dadanya terasa bergemuruh, walaupun Luhan merasa gelisah. Tapi itu tidak akan merubah apapun, ia hanya akan terdiam. Membiarkan semua suara tawa berputar-putar di kepalanya, dan mengabaikan hati nuraninya yang berteriak meminta Luhan untuk menolong Zitao.

Hah, yang benar saja.

Menangnya siapa Zitao? Dia hanyalah orang asing. Namja itu hanyalah orang aneh yang selalu bersikap sok akrab dengan Luhan. Sangat tidak penting.

Zitao bukan siapa-siapa bagi Luhan.

Bukan siapa-siapa.

Sudut bibir Luhan terangkat sedikit, membentuk sebuah seringaian kecil di wajah cantiknya.

"Dasar, Zitao bodoh"

.

Xi Luhan, namja cantik berkepribadian dingin. Ia pendiam dan tidak suka bersosialisasi. Semua hal di dunia ini tidak ada yang penting bagi Luhan, tidak ada.

.

Luhan anak yang baik, ia cerdas, sopan, hanya saja Luhan sedikit dingin dan pendiam. Luhan juga disukai banyak orang, walaupun Luhan tidak menyukai mereka semua. Menurutnya, teman adalah hal yang tidak penting. Dari pada pergi berkumpul di Cafe bersama teman, Luhan lebih suka bermain rubik, membaca, menonton Televisi, dan bermain game sendirian di rumah.

Namun Luhan tidak bisa mengelak, ketika semua kehidupannya mulai berubah. Jalan yang selalu Luhan lewati mulai berubah, namun tidak ada yang dapat Luhan lakukan selain terus berjalan. Karena orang yang membuat jalan hidup Luhan berubah, akan selalu mengejarnya jika Luhan pergi, dan menunggunya jika Luhan belum kembali.

.

Dia adalah...Huang Zi Tao.

Orang asing bagi Luhan.

Orang aneh yang suka sok akrab dengan Luhan.

Orang yang akan selalu mengejarnya jika Luhan pergi.

Orang yang akan menunggunya jika Luhan belum kembali.

Dia adalah Huang Zi Tao.

Zi...Tao_

.

.

.

_Teman Luhan.

.

.

.

"Aduh...Tao-ie, kenapa kaki mu biru seperti ini? Kamu tidak papa kan?" Baekhyun meringis kecil, ia menatap prihatin pergelangan kaki Tao yang sedikit membiru. Dalam hati Baekhyun mengumpat karena sudah ada orang yang dengan berani melukai sepupunya hingga seperti ini.

Tao meringis kecil saat Baekhyun menekan pelan pergelangan kakinya yang membiru. Tapi sedetik kemudian Tao tersenyum manis kepada Baekhyun, membuat kedua bola matanya membentuk lengkungan bulan sabit yang cantik.

"Tidak, aku tidak papa kok Baekhyun hyung. Memang ini sedikit terasa sakit, tapi tidak papa kok" Baekhyun tersenyum kecil, ia menatap Tao yang tengah tersenyum manis kepadanya.

"Benar, tidak papa?" Tanya Baekhyun ragu, Tao tersenyum dan mengangguk pelan.

"Ya, tidak papa. Aku baik-baik saja, Baekhyun hyung" Baekhyun tersenyum tulus, senyuman yang terlihat begitu manis untuk seukuran namja.

Tao selalu saja seperti ini, ia anak yang rapuh, tapi selalu saja mencoba terlihat kuat di depan orang lain. Tao selalu akan tersenyum walaupun itu menyakitkan, Tao...anak yang baik.

Luhan memutar bola matanya malas dan berdecak kesal "Bodoh" Baekhyun mendelik tajam ke arah Luhan.

"Apa kau bilang?" Luhan menghela nafas pelan. Bukannya menjawab pertanyaan Baekhyun, Luhan malah merilik jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya dengan cuek. Jam sekolah sudah berakhir 30 menit yang lalu, tapi karena Baekhyun dan sepupunya Tao. Luhan jadi terlambat pulang sekolah.

Ah! Menyebalkan.

"Aku mau pulang" Ucap Luhan, kedua kakinya melangkah meninggalkan gerbang sekolah yang sudah sepi. Baekhyun kembali mendelik tajam dan menahan pergelangan tangan Luhan, mencegah namja penyuka rusa itu untuk melangkah pergi.

"Yaks...tunggu, jangan pergi" Teriak Baekhyun menatap Luhan tajam, Luhan menatap Baekhyun kesal. Suara cemperengnya benar-benar pencamaran bagi telinga Luhan.

"Kenapa?" Tanya Luhan malas.

"Kau harus pulang bersama, Tao" Luhan mengernyit tidak suka.

"Kenapa?" Tanyanya lagi.

"Karena kau tetangga, Tao" Luhan mendengus sebal.

"Tidak mau"

"LUHAAANNN" Luhan menutup kedua telinganya erat, dan menatap Baekhyun tajam. Benar-benar ya, Baekhyun ingin membuat telinganya menjadi tuli apa?

"Kenapa tidak kau saja yang pulanh bersama Tao, kau kan sepupunya" Ucap Luhan kesal. Baekhyun merenggut sebal, Luhan menyebalkan -menurutnya.

"Rumah kami berbeda arah Luhan". Luhan menghela nafas kasar.

"Tapikan_"

"POKOKNYA KAU HARUS PULANG BERSAMA TAO, TITIK"

Dan Luhan hampir saja terjengkakng saat mendengar teriakan Baekhyun yang membuat daun-daun berguguran lebih cepat.

.

.

.

Bagi Luhan, Baekhyun dan Tao itu pengganggu yang menyebalkan. Mereka berdua benar-benar merepotkan. Terkadang Luhan berpikir, apa salahnya sehingga kedua orang aneh itu harus masuk dalam kehidupannya?

Bibir tipis Luhan bergerak-gerak kecil, menggumamkan semua umpatan dan cacimakian untuk Baekhyun yang telah membuat hidupnya menderita. Luhan menekuk wajahnya dengan kekesalan yang terlihat jelas di wajah cantiknya.

"Gegeeee...tunggu aku" Luhan menoleh kebelakang dengan malas, ia menatap Tao yang tengah berjalan pincang di belakanganya. Luhan berdecak kesal.

"Jalan mu lelet sekali" Ucap Luhan ketus, Tao mempoutkan bibirnya lucu.

"Kaki Tao sakit, gege" Teriakan Tao mengalun dengan nada yang sedikit manja, suara Tao memang seperti itu. Luhan menghela nafas pasrah.

"Kalau begitu cepatlah, berlari, terbang atau apa kek" Tao menghentikan langkahnya, kedua bola matanya yang sipit membulat menatap Luhan horror.

"Gege bercanda, Terbang? Tao bukan burung" Ucap Tao dengan wajah kaget yang menggemaskan. Luhan mengerang frustasi, Tao bodoh.

"Kalau begitu cepatlah" Teriak Luhan kesal, sudah lambat, bodoh lagi. Bikin kesal saja.

Tanpa menunggu lama Luhan segera berbalik, dan berjalan meninggalkan Tao dengan langkah cepat. Luhan terus berjalan tanpa memperdulikan teriakan Tao yang memintanya untuk menunggu.

"Gegeeee, tunggu aku"

Masa bodoh, aku tidak peduli.

"Gegeeeee"

Berisik.

"Gegeeee...tunggu ak_Kyaaaaaa"

.

Deg

.

Oh sekarang apa lagi yang terjdi dengan bocah panda China itu?

Luhan segera menoleh ke belakang, walau sedikit tapi wajahnya menyiratkan kekhawatiran. Tapi yang Luhan lihat di depannya sekarang malah membuatnya speechless seketika.

Sudah lambat, bodoh, aneh lagi.

Bagus.

Luhan memasang wajah datarnya, dari semua orang yang pernah Luhan kanal, Tao adalah orang yang paling aneh yang pernah Luhan temui. Lihat saja dia, saat ini Tao sedang memeluk sebuah tihang dengan wajah ketakutan. Bahkan sebelah kakinya juga ia lingkarkan memeluk tihang tersebut.

What The Hell!

"Tao, apa yang sedang kau lakukan?" Luhan bertanya dingin dengan wajah datarnya, Tao itu ada-ada saja ya?

Tao menggigit bibir bawahnya, dan menatap Luhan ragu "Aku...takut" Luhan mengangkat sebelah halisnya bingung.

"Takut? Takut apa?"

"Tadi aku melihat tikus" Jawab Tao mencicit takut, Luhan tercengang dengan bibir tipisnya yang terbuka sedikit.

Oh, Tuhan. Apalagi sekarang?

"Tao, kau pikir ini dimana, hehe? Tidak mungkin disini ada tikus" Luhan berteriak frustasi, Tao benar-benar menguji kesabarannya. Tao mempoutkan bibirnya, dia melepaskan pelukannya pada tihang dengan wajah sebal.

"Tapi jika aku tidak melakukan hal itu, gege tidak akan berhenti untuk menunggu ku"

Astaga, menghilanglah kau mahluk setengah Panda.

Luhan mendelik tajam, Tao sama saja seperti sepupunya Baekhyun. Menyebalkan.

"Baik" Luhan menyeringai "Aku akan benar-benar meninggalkan mu, sekarang juga" Ucap Luhan lalu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, Tao membelalak, bibir kucingnya terbuka sedikit. Kepingan black pearlnya menatap Luhan tak percaya.

"Ya...gege, jangan seperti itu" Teriak Tao mencoba mengejar Luhan dengan kaki pincangnya, Luhan mengabaikan teriakan Tao yang entah kenapa selalu mengalun dengan manja. Tolong ingatkan Luhan kalau Tao itu seorang namja.

"Gege...tungguuuu"

Tidak, kali ini Luhan tidak akan berhenti. Ia tidak akan tertipu lagi oleh Tao.

"Gegegeee..."

Terus saja berteriak, Luhan tidak akan peduli.

"Akhh"

.

Deg

.

Luhan kembali menghentikan langkahnya, tidak. Kali ini Luhan tidak akan berbalik, ia tidak boleh tertipu lagi.

"Akh, sakit"

.

Deg

.

Luhan tersentak, dengan cepat namja cantik itu berbalik ke belakang. Kedua bola mata Luhan terbelalak saat melihat Tao tengah terduduk sambil memegangi kakinya yang membiru. Walaupun Luhan mencoba untuk tidak peduli, tapi tetap saja...Luhan tidak bisa. Kenapa?

Luhan mencoba menggerakkan kakinya melangkah menghampiri Tao, tapi tidak bisa. Semua pergerakannya terkunci oleh sebuah keraguan.

Luhan menatap Tao dengan tatapan yang sulit di artikan, namja manis dengan lingkaran mata seperti panda itu meringis pelan, jari-jari lentiknya bergerak pelan menekan pergelangan kakinya yang membiru. Terasa sakit, tapi juga merasa lebih baik.

"Aduh, gege...sakit"

Angin berhembus pelan, udara menari-nari dengan gemulai. Sentuhannya yang lembut merusak tatanan rambut Luhan dan Tao yang berbeda warna. Luhan masih tetap berada pada posisinya, tidak berniat menolong Tao sedikitpun.

Kenapa?

Kenapa Luhan harus menolong Tao? Tao itukan bukan siapa-siapa Luhan. Tao hanyalah hobaenya yang selalu sok akrab dengan Luhan. Tao hanyalah orang menyebalkan yang selalu mengganggu hidupnya, Tao bukan siapa-siapa Luhan. Bukan siapa-siapa, jadi...Luhan tidak perlu menolong Tao-kan?

"Gege...sakit"

Luhan mengepalkan tangannya, perasaan ini_

.

.

_muncul lagi.

Gelisah, khawatir, dan perasaan takut lainnya saat Tao terluka kembali Luhan rasakan. Tapi kenapa? Luhan tidak mengerti?
Seharusnya saat ini Luhan sudah pergi dan meninggalkan Tao untuk pulang ke rumah, tapi entah kenapa? Tiba-tiba kedua kaki Luhan tidak bisa di gerakkan. Luhan ingin mendekat, tapi terasa sulit. Ingin pergi, tapi juga tidak bisa.

Begitu menyebalkan.

Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Luhan tidak mengerti. Kenapa hanya karena Tao, Luhan menjadi sangat lemah. Kenapa? Luhan merasa benci saat ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, termasuk...perasaannya.

"Taoooo"

Luhan tersentak, kedua bola matanya menatap dua orang namja yang tengah berlari menghampiri Tao.

.

Wu Yifan dan Oh Sehun.

.

"Kau tidak papa, Tao" Sehun berjongkok di depan Tao, ia menatap Tao dengan raut wajah khawatir. Berbeda dengan Kris yang masih bisa memasang wajah datarnya, walaupun sebenarnya namja tampan itu juga khawatir.

"Dia baik-baik saja" Ucap Luhan berjalan menghampiri ketiganya, Sehun menatapnya tajam.

"Kenapa kau tidak menolongnya?" Luhan menatap malas Sehun saat namja yang mempunyai kulit seputih susu itu bertanya dengan nada sinis kepadanya.

"Kan ada kau" Jawab Luhan cuek, Sehun berdecak kesal. Luhan itu ya.

"Bagaimana kalau aku tidak datang? Kau akan terus berdiri disana tanpa ada niat untuk menolong Tao sedikitpun, begitu?" Ucap Sehun sarkatik, Luhan terdiam. Ia harus menjawab apa? Sehun benar dan Luhan tidak bisa mengelak.

Tao menggigit bibir bawahnya gusar, kedua bola matanya terus bergerak menatap takut Sehun dan Luhan secara bergantian. Kok malah bertengkar sih?

Sehun menghela nafas pelan, ia tidak ingin menyakiti Luhan. Tapi Sehun juga ingin Luhan berubah, ia tidak ingin Luhan terus bersikap seenaknya seperti ini.

"Sudah...sudah...sudah" Tao mencoba menengahi, namja manis bersurai raven itu mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan wajahnya.

"Aku tidak papa kok, sungguh. Jadi kalian tidak usah bertengkar, oke" Mereka semua menatap data wajah Tao yang sedang tersenyum manis.

'Panda bodoh, kalau tidak papa lalu kenapa sedari tadi terus meringis kesakitan' Batin ketiganya kompak.

Kris berdehem pelan, suasana yang tiba-tiba menjadi hening membuatnya merasa tidak nyaman.

"Lalu kenapa kaki mu bisa terluka seperti itu?" Tanya Kris menunjuk kaki Tao dengan dagunya. Tao tersenyum manis, senyum yang diam-diam Kris sukai tanpa sang empunya ketahui. Tao menatap Kris yang selalu berwajah datar seperti Sehun.

"Aku terjatuh, gege" Jawabnya tersenyum lima jari, Kris mengangkat sebelah halisnya tinggi-tinggi. Kris merasa kurang yakin dengan jawaban Tao.

"Benarkah?"

"Ne, ge_"

"Bohong" Tao membelalak, kedua bola matanya yang mirip panda meenatap horor ke arah Luhan. Luhan sedikit melirik Tao yang menggeleng-gelengkan kepalanya seolah mengatakan 'jangan katakan, jangan katakan'. Tapi sepertinya Luhan tidak peduli, ia mengabaikan Tao lalu menatap Kris dan Sehun secara bergantian.

"Tao di bully oleh Kyuhyun dan teman-temannya" Jawab Luhan cuek mengabaikan Tao yang tengah menatapnya tak percaya, Tao mempoukan bibirnya lucu. Kok di beri tahu sih?

Kris menghela nafas kasar, Sehun memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing, sementara Luhan tampak cuek dengan keadaan sekitarnya.

"Tao" Kris menatap Tao tajam, sehinnga membuat bocah panda itu merinding ketakutan.

"Kau bodoh ya?" Tao menundukkan kepalanya, mendengar Kris membentaknya tiba-tiba saja membuat Tao menajdi Down. Sikap Kris memang seperti itu, sangat kasar dan dingin. Bahkan Luhan saja tidak seperti itu.

"Kenapa kau tidak melawan mereka, heh?" Tao mengangkat kepalanya, bibir kucingnya terbuka sedikit seperti ingin berbicara namun tidak tahu harus mengatakan apa. Tao memasang wajah cengo yang cukup menggemaskan, Kris menatapnya bingung. Ekspresi macam apa itu?

"Melawan mereka?" Tao memiringkan kepalanya bingung, kedua keping black pearlnya mengerjap pelan dan menatap Kris dengan tatapan polos khas anak kecil. Kris menelan ludahnya gugup, Tao sedang menggodanya atau apa? Berani sekali bocah panda itu memasang ekspresi menggemaskan seperti itu.

"Kenapa aku harus melawan mereka, ge?" Kris memasang wajah datarnya mendengar pertanyaan Tao.

.

Kenapa harus melawan mereka?

Kenapa harus melawan mereka?

Hahahaha

Pertanyaan macam apa itu?

.

"Memangnya mereka salah apa, ge?" Sehun menghela nafas pasrah, Luhan memutar bola matanya jengah.

.

Mereka salah apa?

Sabar, sabar.

Orang sabar makin cantik dan tampan.

.

Mungkin Sehun dan Luhan bisa sedikit sabar menghadapi Tao, tapi tidak dengan Kris. Bagi Kris, bersabar kepada Tao sama artinya dengan bunuh diri.

Dengan rasa kesal yang memuncak, Kris dengan cepat mengangkat Tao ke bahunya. Ia menggendong Tao seperti karung beras. Tao membelalak dan memekik nyaring, namja manis itu memberontak dan berteriak-teriak meminta Kris untuk menurunkannya. Tapi Kris yang sudah benar-benar kesal, mengabaikan segala rontaan Tao. Dengan wajah yang menakutkan untuk di lihat, Kris berjalan begitu saja melewati Luhan yang memasang wajah shocknya, dan Sehun dengan ekspresi datarnya. Namja tampai dengan surai blonde itu terus berjalan pergi meninggalkan Sehun dan Luhan begitu saja.

.

.

"Hueeee...gege, turunkan Tao. Kita mau kemana?"

Sehun menggeleng-gelengkam kepalanya.

"Gege, hueeee...Kris ge jahat, Kris ge jelek. Cepat turunkan Tao"

Luhan tercengang.

"HUEEEEE...MAMA, BABAAA. TOLONG TAOOOO, TAO MAU DI CULIK"

Sehun dan Luhan hampir terjengkang.

Ugh!

Lebay.

.

.

.

TBC

.

.

FF Chaptered pertama ku ;)

Tolong Kritik dan sarannya di kotak review!

Review kalian adalah penyemangat bagi saya :D