"Namjoon hyung! cepat! nanti kita bisa tertinggal busnya!"

Taehyung menghentakan kakinya kesal. menunggu Hyung tersayangnya itu sangat amat menjengkelkan. Pagi yang cerah itu, sepasang Pemuda hendak berlibur ke Kebun Binatang. sesuai permintaan sang adik. Kim Namjoon tersenyum.

"Kau yang berjalan terlalu cepat, Tae. Kebun Binatang tidak akan lari dari tempatnya dan sepertinya aset pemerintah tentang bus tidak hanya satu, jadi kita bisa naik bus selanjutnya"

"ck, tapi tetap saja-"

"apa kita harus beli beberapa snack?" Namjoon berhenti berjalan ketika memandang Minimarket seraya Taehyung mengajukan protesnya. Taehyung segera mengikuti arah pandangnya dan menatap Namjoon dengan mata berbinar. Tentu saja ia mau!

"Hyung! Ayo mampir ke Minimarket itu, kita harus membeli es krim stoberi!" Taehyung berucap dengan semangat bak ingin memerdekakan Korea Selatan. Namjoon terkekeh. Adiknya yang manis sangat amat ia jaga itu sangat berharga baginya. Apapun akan ia lakukan untuk menjaga senyum manis Taehyung.

"Baiklah, Kita lomba. siapa yang sampai ke Minimarket terlebih dahuㅡ hey, Taehyung!" Belum selesai mengajaknya berbelanja, tapi Taehyung sudah lebih dulu berlari menuju Minimarket. Namjoon menghela nafasnya, lalu ikut berlari menuju adiknya.

"tiga bulan lalu, aku juga ke Minimarket ini, bersama Yoongi hyung." Taehyung mulai mengajaknya berbicara setelah sibuk memakan es krim "kesayangan"nya itu. Namjoon menoleh dan tersenyum pada adiknya,

"Yoongi si brengsek itu?" "Demi tuhan, Hyung! Yoongi hyung bukan seorang brengsek!" Taehyung menjawab pertanyaan Namjoon dengan kerlingan mata tajam yang tidak bersahabat, Namjoon melihatnya. Tatapan itu menusuk ulu hatinya.

"Kau yang tidak makan dan tidak tidur selama tiga hari dan berakhir menjadi Kim Taehyung yang menyedihkan, masih bisa bilang bahwa orang yang menyebabkan itu semua bukan seorang brengsek? yang benar saja, Tae." Taehyung terdiam. mengingat masa masa itu sangat membuatnya kacau dan ingin menangis. Dia menyukai Yoongi hyung. Yoongi hyung yang cuek, namun tetap perhatian padanya. candaannya yang tergolong renyah namun Taehyung bisa tertawa. Yoongi hyung yang terlihat sangat keren dimatanya, bukan miliknya. Yoongi hyung yang ia sukai itu milik Jeon Jungkook. Taehyung merunduk. mengingat masa itu. ketika ia menerima tawaran bermain Truth or Dare oleh Yoongi hyung dan berakhir ketika Yoongi hyung menanyakan apa perasaan Taehyung padanya. Taehyung meruntuki dirinya sendiri kenapa dia bisa selugu dan sejujur itu mengatakan bahwa ia sangat menyukai Yoongi hyung. Saat itu, Yoongi hyung tetap menjadi temannya walau tau Taehyung menyukainya. namun, Taehyung merasa ada yang aneh. Taehyung melihat catatan kecil Yoongi hyung yang bertuliskan:

"i'm nocturnal who dated a ghost, Boo-ya"

Taehyung merasa gelisah. Taehyung bahkan dengan -sok- elitnya mengintai dan memata-matai Yoongi sampai akhirnya, Taehyung melihat Yoongi bersama Jungkook. melakukan adegan manis seperti sepasang kekasih.

Taehyung dengan kecewa melangkahkan kakinya menemui Yoongi di taman belakang perkuliahan mereka. Taehyung mengajak Yoongi berbicara empat mata. dalam artian, ia ingin pembicaraan ini privasi dan tidak ada orang yang tahu.

"Yoongi hyung?"

"Halo, Tae." Yoongi tersenyum. melihatnya, Taehyung merasa tali yang melilit dadanya mulai mengencang, menahan nafasnya. "A-aku ingin bertanya tentangmu, Hyung" Taehyung merunduk. dadanya semakin sesak. "Ada apa, Tae?" Taehyung menghela nafas berat, membuat Pemuda bersurai hijau mint menyegarkan itu mengerutkan dahinya.

"Apa benar, Kau dan Jungkook, sepasang Kekasih?" Yoongi membelalakan matanya mendengar pertanyaan Taehyung. Namun, dengan profesionalnya Yoongi merubah ekspresi itu menjadi senyum kecil yang memukau.

"Bagaimana kau bisa mengatakan itu?"

"Katakan saja, Hyung. Apa itu benar?" Taehyung menggigit bibirnya, gugup. Yoongi yang didepannya kali ini terlihat sangat berbeda dari biasanya. "Biarkan aku bertanya lebih dulu, Tae. Bagaimana bisa kau menebak-nebak seperti itu?"

"Aku hanya penasaran, Hyung. tidak lebih"

"Jika benar, bagaimana?"

Taehyung membeku. hatinya mencelos tiba-tiba merasakan sakit. Namun, Taehyung tersenyum.

"Aku akan memberi ucapan selamat, tentu saja."

"jika tebakanmu salah?" Kali ini, Taehyung mendecak.

"oh Ayolah, Hyung. Aku hanya penasaran."

"Kenapa kau penasaran, Tae?" Yoongi bertanya seraya menatap mata Taehyung yang indah dan menenangkan itu.

"Jadi, Aku tidak boleh penasaran tentangmu, Hyung? Baiklah kalau begitu, Aku pergiㅡ" baru saja Taehyung membalikan badan dan jalan beberapa langkah, Yoongi berbicara.

"Tidak, tidak. bukan itu maksudku, Tae." Yoongi sedang berusaha menahan Taehyung pergi untuk menjelaskan semuanya. Namun, Taehyung tidak membalikkan badannya meskipun mendengar ucapan Yoongi.

"Sudahlah Hyung, selamat atas hubungan barumu dengan Jungkook." Yoongi menghela nafasnya dan mengacak rambutnya frustasi.

"Apa kau marah padaku, Tae?" Marah? Tentu saja tidak. Taehyung tidak marah padamu, Yoongi. Dia hanya kecewa. Yoongi menghela nafasnya, lagi. "Jangan berubah, Tae. Jangan seperti kupu-kupu yang berubah dan terbang begitu saja" Taehyung menitikkan setetes air dari matanya yang indah, ini terlalu sulit untuk remaja yang baru merasakan cinta pertama kalinya. Namun, dibanding menunjukan kesedihannya, Taehyung tersenyum.

"Kenapa tidak, Kupu-Kupu itu cantik. dan mungkin aku akan berubah sepertinya dan terbang bebas menjauh seperti mereka" Taehyung dan Yoongi terdiam. menikmati keheningan yang terjadi karena ucapan Taehyung begitu menyakitkan dan Yoongi mau tak mau merasa bersalah.

Kupu-Kupu.

awalnya memang jelek, hanya seekor ulat yang meliukkan perutnya untuk berjalan, kemudian ulat itu terkekang oleh kepompong. setelahnya, ulat itu berubah menjadi cantik dengan memiliki sayap dan bisa terbang bebas di udara. Lalu Taehyung, pemuda polos dan lugu itu belum pernah merasakan cinta. ia sangat amat bodoh akan hal itu. Namun, Yoongi datang. mengekangnya dengan kasih sayang dan perhatian yang amat Taehyung sukai. Yoongi mengekang eksistensi Taehyung. Lalu, Taehyung berubah menjadi pria yang lebih ceria, lebih bersemangat. Tapi, Taehyung bukan kupu-kupu yang setelah mendapat keindahannya, ia pergi. Taehyung adalah Taehyung. ketika ia merasakan kebahagiaannya, seseorang mengusiknya. Yoongi. Yoongi berhubungan dengan Jungkook sangat mengusiknya. membuat kebahagiaan itu sirna menjadi sebuah kekecewaan yang teramat sakit jika harus dituang dengan kata-kata.

"Hyung, Kau tahu kan kalau aku menyukaimu?-" Yoongi mengangguk mendengar pertanyaan Taehyung walau Taehyung tidak melihatnya.

"Aku juga, Tae." Yoongi dengan lirih menjawab. membuat Taehyung bingung.

"Aku juga apa?"

"Aku juga menyukaimu"

Ya Tuhan, rasanya Taehyung ingin tertawa. ini bukan waktu untuk sebuah lelucon renyah seperti itu, Yoongi. "Aku tidak pandai dalam menjelaskan sesuatu. Kau tahu, ini tidak mudah seperti yang dilihat.." Yoongi mencoba menjelaskan semuanya. Taehyung tahu itu. tapi Taehyung tidak mau dan tidak akan mau tahu kronologinya.

"Kenapa kau tidak bilang padaku, Hyung?" Taehyung menitikan air matanya lagi. Oh brengsek sekali kau, Min Yoongi.

"Aku pikir, Kau akan pergi, Tae." Taehyung terkekeh. padahal ia mau berteriak menyuarakan betapa sakitnya hati Taehyung saat ini. Taehyung melangkahkan kakinya, berjalan menjauhi Yoongi. Yoongi tidak bergeming, ia hanya diam ditempat. entah sedang memikirkan apa. Namun, sebelum Taehyung benar-benar pergi, Taehyung berbalik. tersenyum melihat Yoongi dengan wajah menyesalnya seraya berkata;

"Tenang saja, Hyung. Aku tidak akan pergi.Aku disini"

Tiga hari setelah pertemuan menyayat perasaan Taehyung itu, Yoongi berubah. Yoongi sudah mulai terbuka atas hubungannya dengan Jungkook. tidak ada waktu untuk tidak berduaan. dan mereka juga telah mengumbar kemesraan mereka didepan publik, tidak ditaman belakang. Namun tidak pada Taehyung. Taehyung semakin terpuruk dengan kesedihan, tiga hari setelah pertemuan itu, Taehyung tidak masuk kampus. Alasannya sakit, tapi bukan fisiknya yang sakit. melainkan hatinya. Taehyung kehilangan nafsu makannya, Taehyung bahkan tidak tidur. Namjoon, kakak Taehyung, menghela nafas lelah setelah membujuk adiknya untuk makan dan melakukan aktifitas apapun. Taehyung selama ini hanya diam dikamarnya, terduduk dan menyandakan punggungnya dengan bantal dan menatap kosong pemandangan luar lewat jendela.

sesuatu mengedip. Ponsel Taehyung. berarti seseorang mengiriminya pesan. Taehyung melirik nakas tempat Ponselnya diletakkan dan mengambilnya. mengecek, siapa tahu itu pesan penting.

From; Yoongi.

Taehyung, Maafkan aku. stop being like that and just curse at me.

Taehyung menghela nafasnya, ini bukan seperti yang ia harapkan. namun, memang pada dasarnya Taehyung itu lugu dan polos, Taehyung menggerakkan jarinya untuk membalas pesan itu.

To; Yoongi.

Maaf untuk apa? Kau tidak ada salah apa-apa, Hyung.

Taehyung menitikkan airmatanya. ini terlalu sakit untuk Taehyung. belum sampai semenit, Taehyung mendapatkan balasannya.

From; Yoongi.

Jadilah Taehyung yang manis dan menggemaskan seperti biasanya, Tae.

Taehyung tersenyum. namun air mata tetap keluar dari mata indahnya.

To; Yoongi.

Jangan mencemaskanku, Hyung. Aku baik-baik saja. dan berhenti mengawasiku!

Setelah meyakinkan bahwa pesannya terkirim, Taehyung segera melemparkan Ponselnya. Amarah, Kekecewaan, dan Kesedihan ia limpahkan saat melempar barang mati tersebut. Taehyung berteriak, mengacak rambutnya, dan menangis sejadi-jadinya. Namjoon datang setelah mendengar teriakan Taehyung. tanpa mengetuk, ia langsung masuk dan memeluk tubuh ringkih itu, mengelus punggung adiknya yang bergetar karena tangisan. dalam hati, ia meruntuk betapa brengseknya Min Yoongi yang telah melakukan semua ini pada adiknya. Kim Taehyung yang ceria, selalu tersenyum dan membuat orang tersenyum, kini telah mati. yang didekapnya sekarang adalah Kim Taehyung yang hancur, sangat hancur.

"Terima kasih, Min Yoongi"