520 Family

Main cast: Oh Sehun dan Xi Luhan

Rated: T

Warning: GS, OOC, TYPO(s), Cerita pasaran, Alur cepat

Genre: Family, Romance

"Ayah, bantu Haowen mengerjakan tugas ini" seorang anak laki-laki berjalan menuju ke seorang pria yang sedang duduk di samping istrinya. Pria itu lalu menegakkan tubuhnya sambil melihat anaknya yang sedang menata bukunya di atas meja.

"Apa yang bisa Ayah bantu Haowen" Tanya pria berbadan kurus itu sambil mencondongkan tubuhnya agar bisa melihat apa yang sedang menjadi masalah anaknya.

"Haowen lupa caranya mengerjakan soal ini" anak laki-laki itu menunjuk sebuah soal yang ada di bukunya.

"Ah Ayahmu memang seorang pakar matematika yang handal Haowen" ucap sang Ibu yang sedang memangku seorang balita. Dan lihatllah sang Ayah kini mendelik ke arah istrinya lalu membisikkan sebuah kalimat di telinga istrinya.

"Kau salah Lu, aku pakar di atas ranjang jika aku boleh mengingatkan" ucap sang suami yang membuat sang istri mendelik ke arahnya.

"Ya Oh Sehun!" pria yang bernama Oh Sehun itu segera menjauhkan dirinya dari sang istri lalu memilih menghampiri anaknya yang memerlukan bantuannya.

Oh Sehun, pria berumur tiga puluh tahun ini telah memiliki istri bernama Xi Luhan yang merupakan warga Negara Cina. Dan setelah dipersunting oleh Sehun, kini ia berganti nama menjadi Oh Luhan. di pernikahan mereke yang ke delapan tahun ini, mereka telah di karuniai dua orang anak. Oh Haowen berusia tujuh tahun, dan tahun ini adalah tahun pertamanya masuk ke sekolah dasar. Dan anak kedua bernama Oh Yujie yang masih berumur tiga tahun.

Sehun merupakan seorang guru di sebuah sekolah menengah atas. Ia mengajar pelajaran olahraga, sehingga tak ayal ia mempunyai badan atletis yang membuat murid-muridnya yang dalam masa-masa remaja ini tertarik padanya. Dengan wajah tanpa cacat bak idol, Sehun berhasil memikat murid perempuan. Dan lagi Sehun selalu mendapat hadiah-hadiah dari para murid perempuan yang mengagumi dirinya. Namun sekali lagi Sehun tak begitu menggubris kelakuan para muridnya itu. ia hanya menganggap mereka murid tak lebih

Luhan memang memiliki wajah yang cantik dengan mata rusa yang menjadi ciri khasnya. Tapi badannya sudah tak seindah badannya saat remaja. Ia harus rela menjadi sedikit berisi karena ia telah mengandung dua anak dari Sehun. Itu tak masalah bagi Sehun, karena memang Sehun tak melihat istrinya itu hanya dari fisik. Dan lebih, Luhan beruntung karena Sehun sangat menyaynginya dan keluarga kecil mereka.

"Nah sekarang coba Haowen kerjakan sendiri ne" ucap Sehun yang sudah selesai memberi tau cara mengerjakan tugas milik Haowen. Bocah laki-laki itu mengangguk lalu berkutat kembali dengan tugasnya.

"Wah Ayah ternyata handal dalam pelajaran matematika" ucap Luhan tanpa melihat sedikit pun kea rah Sehun yang mendekat ke arahnya. Luhan lebih memilih bermain dengan Yujie dengan menepuk-nepukkan kedua tangan kecil milik Yujie.

"Tentu saja, apa yang sulit dari pelajaran matematika kelas 1 sekolah dasar" Sehun menyentil hidung mungil Luhan hingga sang empu melihat ke arahnya.

"Apa kau mendapat hadiah lagi dari murid-muridmu" Tanya Luhan yang kini duduk menghadap kea rah Sehun. Dan Sehun mengangguk lalu membawa Yujie berganti di pangkuannya.

"Siapa lagi kali ini? Apa hadiahnya?" Tanya Luhan dengan penasarannya. Ia terkadang merasa sedikit lucu melihat suaminya di kagumi oleh para remaja. Sedikit menelisik ke belakang, sebenarnya Luhan juga pernah melakukan hal seperti itu, tapi itu hanya bagian dari masa pubertasnya. Sehingga ia tak begitu cemburu dengan ulah para murid suaminya.

"Dari Jeong Da Rae. Hanya kacamata renang dan beberapa surat" jawab Sehun yang kini mengangkat tinggi tubuh Yujie lalu mencium perut gembil anaknya hingga balita itu terkekeh lucu.

"Ah mereka sangat perhatian padamu. Mereka tak ingin matamu teriritasi oleh kaporit yang ada di air kolam renang, jadi mereka memberimu kacamata renang" ucap Luhan sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Aku jadi ingin memliki banyak fans sepertimu" Luhan memukul pelan lengan Sehun yang membuat Sehun menatap penuh ke arah istrinya.

"Tapi aku tak suka jika kau memiliki banyak fans"

"Ya! Kau egois"

"Biarkan aku egois. Aku tak ingin membagimu dengan orang lain kecuali dengan keluargamu dan anak-anak kita"

"Kau mendapatkan kata-kata itu darimana?" pertanya Luhan itu diikuti gelak tawa darinya yang membuat Sehun mendengus kesal.

"Aish kau ini. Aku sedang berusaha menjadi pria romantis seperti yang kau mau" Sehun kembali sibuk dengan Yujie dan itu pula yang membuat Luhan semakin tertawa.

"Suamiku~" panggil Luhan manja. Ia menarik-narik lengan Sehun agar menatapnya. Namun nihilo karena Sehun sama sekali tak melihat ke arahnya.

"Ya! Lihat aku" tangan Luhan mencengkram rahang tajam milik Sehun meski tak begitu kuat. Lalu ia mengarahkan kepala Sehun agar menoleh ke arahnya. Dan benar, Sehun kini menatapnya namun dengan tatapan jengah.

"Wae?"

"Jangan marah padaku" kata Luhan sambil menggelayut manja di lengan Sehun.

"Aku marah padamu" sontak balasan dari Sehun membuat Luhan mengerucutkan bibirnya. Tanpa Luhan sadari Sehun tersenyum samar melihat tingkah istrinya.

"Aku harus apa jika kau marah padaku?"

"Mendongaklah" Luhan sedikit menjauhkan tubuhnya lalu segera mendongakkan kepalanya seperti apa yang Sehun pinta. Tanpa aba-aba Sehun mengecup bibir mungil milik Luhan. Luhan bisa saja menjauh, namun sepertinya wanita itu telah menikmati ciuman suaminya hingga mengalungkan tangannya di leher Sehun.

Sehun pun demikian, meski tangan kirinya memeluk tubuh Yujie namun tangan yang lainnya berada di tengkuk Luhan untuk menekan kepala Luhan agar melakukan ciuman yang lebih dalam lagi. Mereka saling membelitkan lidah mereka seakan sedang bertarung. Kepala Sehun maupun Luhan pun bergerak ke kanan maupun ke kiri.

"Ayah, Ibu" panggil Haowen yang sedang menatap mereka dengan tampang polos. Dan seketika Luhan mendorong dada Sehun dengan keras.

"Ah… ya… ada apa sayang?" Tanya Luhan sambil menetralkan kembali nafasnya.

"Haowen mengantuk" bocah laki-laki ini mengucek-ucek matanya tanda bahwa ia mengantuk saat ini.

"Baiklah, kajja kita ke kamar untuk menyiapkan perlengkapan sekolahmu lalu bersiap untuk tidur" Luhan berdiri lalu menggenggam tangan Haowen untuk pergi ke kamarnya.

"Lu~" Luhan menoleh ke arah suaminya,

"Kita lanjutkan di kamar ne" tanpa menjawab perkataan Sehun Luhan segera berjalan menuju ke kamar Haowen untuk menidurkan anak laki-lakinya itu.

END?