Summary : Pertanyaan aneh Kuroko menimbulkan hal buruk baginya. Dan Akashi yang tidak bisa menahan godaan dari Kuroko tentu saja memanfaatkan kesempatan itu./BL/First AkaKuro/RnR?
Warning : BL. Aneh. Typos. Dll.
Kuroko no Basuke (c) Tadatoshi Fujimaki
Apakah Aku Mirip Artis, Akashi-kun? (c) Fujiwara Hana
Pair : AkaKuro
Siang hari di Maji Burger. Akashi dan Kuroko menghabiskan waktu bersama merupakan pemandangan biasa yang kerap kali terlihat. Mereka memakan pesanan masing-masing. Akashi dengan likuid pekat coklat gelap dan Kuroko dengan milkshakenya.
"Akashi-kun."
Suara selembut sutra buatan india menyapa gendang telinganya.
"Hm. Apa?" Akashi masih tetap fokus membaca buku kecil yang selalu ia bawa ke manapun.
Kuroko meletakkan milkshakenya ke meja, "Menurut Akashi-kun, apakah aku mirip artis?"
Meletakkan bukunya, alisnya bertaut bingung. Mata heterocrhomenya menelusuri pahatan sempurna di depannya. "Kurasa tidak."
Surai biru muda tertunduk. Mengaduk-aduk milkshakenya pelan.
"Memangnya kenapa?" Akashi menyesap kopinya pelan, menikmati aroma yang di gemarinya.
Mata belo milik Kuroko memandang Akashi penuh atensi membuat yang dipandang merasa tergoda.
"Kata Kise-kun wajahku mulus mirip artis. Setelah menyentuh kulitku, Aomine-kun mengatakan kulitku halus. Midorima-kun berkata bahwa kulitku wangi setelah ia menciumnya."
Akashi mendelik ke arah Kuroko. Apa yang ia katakan tadi? Aomine 'menyentuh'? Midorima mencium? Akashi yang berstatus kekasih saja belum pernah meng apa-apakan Kuroko. Bagaimana bisa Aomine dan Midorima sudah selangkah lebih maju darinya? Awas saja. Mereka tidak sadar bahwa Akashi lah kapten mereka. Sembari menyeringai Akashi memikirkan cara untuk memberikan hadiah untuk Aomine dan Midorima. Dan yang lebih penting lagi Akashi tengah menyusun hukuman dan hadiah untuk Kuroko tercinta fu fu fu.
"Menurutku yang semua mereka katakan benar. Tetapi menurutku kau tidak cocok menjadi artis."
Kuroko memberikan perhatian penuh pada sosok absolut di depannya dengan mata belo berbinar-binar mirip kucing yang diberi ikan segar. Dan Akashi sangat ingin menerkam Kuroko sekarang juga.
"Jadi menurut Akashi-kun aku lebih cocok menjadi apa?"
"Kau lebih cocok menjadi ibu dari anak-anakku nanti."
Lima detik wajah Kuroko berubah menjadi merah muda. Membuat Akashi gemas dan menahan diri untuk tidak menyerang Kuroko saat ini juga.
Tapi bibir Kuroko yang sedikit terbuka membuat Akashi menahan nafas berat. Perlahan tubuhnya bangkit. Mengambil tas yang tergeletak di sampingnya Akashi mencekal lengan mungil dengan kulit sehalus bulu kucing yang dirawat dengan baik. Mata biru menatap mata Akashi penuh tanda tanya.
"Mau kemana Akashi-kun?"
Tanpa menggubris ocehan Kuroko ia tetap menggiring Kuroko keluar Maji Burger dengan langkah terburu-buru.
"Ke apartemenku."
Mata Kuroko membulat. Kilatan jahil dari heterochrome Akashi membuatnya bergidik. Sepertinya Kuroko tahu apa yang tengah Akashi pikirkan saat ini.
"Tapi Akashi-kun, tasku?" mencari alasan yang masuk akal.
"Biar saja. Nanti kusuruh budakku yang mesum untuk mengambilnya. Yang penting sekarang kita perlu waktu untuk menghukummu."
Kuroko merasa ia perlu persiapan mental dan badan untuk menerima hukuman dari Akashi.
END
AN: AkaKuro pertama saya. Diharap maklum jika aneh atau berantakan. : )
Thanks for read : D
