YOU

Cast :

Jung Yunho

Kim Jaejoong

Kim Junsu

yang lain menyusul

rated : T

GS for uke

disclaimer :

all of casts are not mine

summary :

sosok dewa yunani yang tiba-tiba hadir dalam kehidupan Kim Jaejoong. memberikan warna bagi hari-harinya yang masih terikat oleh masa lalu. akankah ia memilih masa lalunya yang selalu diharapkannya ataukah sosok dewa yunani yang baru saja hadir?

Jaejoong pov

Ku lirik jam tangan yang ada di pergelangan tangan kiriku. Jam tanganku menunjukkan bahwa sekarang sudah pukul 10.00. sepertinya aku tidak terlambat. Saat ini aku sedang ada di kantor pusat Kim corp dan hari ini ada rapat rutin di kim corp yang harus ku ikuti karena aku bekerja di kantor cabang. Setelah melewati pintu kaca yang bertuliskan Kim corp, ku edarkan pandanganku untuk mencari kiranya ada yang ku kenal di sini. Sampai akhirnya ada yang memanggilku.

"Jae.." serunya memanggilku. Ku balas panggilannya dengan seulas senyum.

"Kenapa baru datang. Kau sendirian?" Ternyata orang yang memanggilku tadi adalah Junsu sahabatku. Kami sudah bersahabat sejak junior high school. Junsu memang bekerja di kantor pusat ini tidak seperti diriku.

"Kau lihat sendiri apakah aku bersama dengan orang lain ke sini hem?"

"Hahaha. Mian, salah sendiri kau terlalu sibuk. Seperti ini kan jadinya kemana-mana sendiri."

"Ya.. hentikan ceramahmu itu. Aku sedang tidak ingin membahasnya sekarang. Ini acara kantor su-ie tidak mungkin kan mengajak kekasih, suami atau siapapun ke kantor." Aku memutar mataku menanggapi perkataannya.

"Aku harus kembali ke tempat kerjaku, kapan-kapan kita lanjut lagi ada yang ingin ku ceritakan padamu."

"Jinjayo? Tentang apa? Emm jangan bilang uri junsu sedang jatuh cinta? Haha." Tanpa diberitahupun aku sudah tahu bahwa itu yang akan junsu ceritakan padaku. Tampak dari wajahnya yang berbunga-bunga.

"Hahaha besok aku ceritakan. Sampai jumpa ne. annyeong jae." Junsu pun melambaikan tangannya padaku sebelum pergi.

Entah kenapa aku jadi teringat pertama kali bertemu junsu. Dulu dia selalu tampil cupu dengan kacamata dan kawat giginya, tapi sekarang dia sudah berubah menjadi seorang wanita dewasa.

Aku pun mencari tempat untuk menunggu di lobi, dan akhirnya aku menemukan tempat duduk di samping seorang yeoja yang sepertinya sedari tadi tampak asik dengan smartphonenya. Ketika aku sudah duduk di sampingnya ia menatapku, ku berikan senyum untuk menyapanya, namun yang ku dapatkan dia malah memalingkan wajahnya dariku.

Bitch! Apa ia tidak pernah diajari sopan santun untuk membalas senyuman untuknya. Omelku dalam hati.

Tak selang lama tampak namja yang bersama denganku di lift tadi memasuki lobi. Ia lalu berbicara dengan resepsionis yang ada. Kenapa aku tadi tidak ke resepsionis? Jawabannya adalah untuk apa aku ke sana kalau aku sudah sering ke sini, dan sepertinya namja itu bukan orang Kim corp karena aku tidak pernah melihatnya sebelumnya..

Ku lihat namja tersebut duduk tidak jauh dari tempat si yeoja sialan tadi duduk, dan dapat ku lihat yeoja sialan tadi memberikan senyum yang menurutku aneh kepada namja tersebut. Hal yang membuatku harus menhan tawa adalah namja tersebut tidak menanggapinya.

Rasakan. Kataku dalam hati. Tunggu bukankah itu namja yang tadi. Oh..no kenapa aku harus bertemu dengannya lagi

Flashback on

Aish sepatu sialan, kenapa di saat seperti ini tidak bisa diajak kompromi. Sebenarnya bukan sepenuhnya salah stiletto dengan hak 7cm yang kugunakan saat ini, tapi salahku sendiri yang terlambat bangun dan harus buru-buru rapat sehingga mengharuskanku untuk berlari. Tanpa pikir panjang kulepas silettoku, aku pun berlari tanpa menggunakan alas kaki. Malu? Tentu saja tidak kan kakiku bagus untuk apa malu.

Akhirnya aku sudah sampai di lift dan sedetik kemudian pintu lift tertutup. Huft.. akhirnya. Setelah melihat angka 15 sudah menyala, yang menandakan lift ini menuju ke lantai 15, aku pun mengambil tissue dari dalam tasku untuk membersihkan debu-debu di kakiku lalu kupakai sepatu yang tadi sempat ku lepas. Sepatu beres, ku ambil lipcare kemudian ku sapukan di bibirku agar tetap lembab. Setelah ku pastikan rata ku alihkan perhatian pada rambutku, untungnya acaraku berlari tadi tidak terlalu merusak tatanan rambutku jadi aku hanya perlu merapikan sedikit rambutku dengan menggunakan jari, yah inilah untungnya mempunyai rambut lurus dan mudah ditata. Selesai dengan rambut, ku ambil tissue basah untuk membersihkan tanganku dan membuangnya di tas untuk ku buang nanti. Oke tinggal sentuhan terakhir, ku ambil parfume dari tasku, ku semprotkan sedikit dan beres. Ku patutkan diri di depan cermin yang ada di lift tersebut, sepatu ceck, baju ceck, tas ceck, muka ceck, rambut ceck, parfume ceck. Perfect. Tinggal menunggu pintu lift terbuka.

Tiba-tiba aku sadar bhwa aku tidak sendiri sedari tadi. Ada seorang namja di dekatku. Ku amati outfit yang dipakainya, jelas bukan barang murah mengingat aku mengenal beberapa brand terkenal untuk beberapa pakaian kerja namja. Tepat ketika ku lihat wajahnya.

God.. apakah yang ada di depanku ini manusia. Its too perfect. Layaknya dewa-dewa dalam mitologi yunani. Tapi ada yang ganjal dari wajahnya. Emmm dia sebal? Sepertinya iya. terlihat dari caranya memandangku, dan sepertinya itu gara-gara aku. Ya untuk mencairkan suasana akupun meminta maaf.

"Mianhe, ini hari pertamaku dan aku terlambat." Kataku sambil tersenyum. Jawaban yang ku dapat ternyata hanya sebuah pandangan meremehkan dan kemudian menatap pintu lift kembali.

Damn! Ini orang maunya apa sih. Umpatku dalam hati dan berharap sesudah keluar dari lift ini aku tidak akan bertemu dengannya lagi.

Flashback off

Tak lama kemudian seorang namja tua berjalan ke arah kami. Namja tua itu adalah Mr. Kim atasanku. Ia mempersilahkan kami untuk ke ruang rapat. Aku memilih duduk di kursi yang jauh dari pintu masuk. Pada dasarnya Kim corp tempatku bekerja adalah perusahaan besar yang bergerak di bidang yang berhubungan dengan kesehatan dan terbesar di korea, bahkan sekarang sudah menyebar ke jepang dan beberapa Negara lain di kawasan Eropa.

"Silahkan menikmati makanan yang udah tersedia sebelum kita mulai pertemuan kali ini." Mr. Kim mempersilahkan kami untuk menikmati hidangan yang ada.

Aku pun melangkahkan kakiku untuk mengambil segelas orange juice, tanpa ku sadari ternyata namja yang berada satu lift denganku tadi sudah berdiri di sampingku. Setelah selesai mengambil orange juice aku langsung duduk kembali di tempatku. Kuamati orang-orang yang ada di ruangan ini. Hampir semuanya lebih tua dariku dan hanya namja dan yoeja tadi yang tampak muda, mungkin seumuran denganku.

"Terima kasih karena sudah mau hadir dalam kesempatan kali ini. Kali ini kita akan membahas mengenai training yang akan dilakukan di Jepang. Aku sudah mengetahuinya sebelumnya. Mr. kim lalu menjelaskan apa saja yang harus kami lakukan di sana. Sampai pada akhirnya Mr. Kim meminta kami untuk memperkenalkan diri.

Akhirnya aku tahu nama namja yang tadi bersamaku di lift, namanya Jung Yunho. Harus kuakui bahwa dia tampan, dengan kulit tan yang eksotis, bibir berbentuk hati, wajah yang bisa dibilang berukuran kecil. Rambutnya yang pendek tertata rapi, serta jangan lupakan style berpakaian yang rapi dan nampak sangat cocok dengan badannya yang tegap dan err seksi. Oh tuhan hentikan lamunanku ini. Selain itu ada hal yang nampak menarik darinya. Cara dia membawa diri di hadapan orang lain. Tampak bahwa dia orang yang ramah dan sopan namun sepertinya dia tidak akan seperti itu terhadap orang yang tidak di kenalnya. Jadi orang yang tidak mengenalnya pasti mereka akan mengatakan dia sombong.

Tiba-tiba saja aku sadar bahwa dia sedang menatapku secara otomatis aku menundukkan wajahku sepertinya wajahku sudah memerah sekarang, namun baru aku sadari bahwa bukan hanya dia yang sedang menatapku tapi semua orang yang ada di ruangan ini, yang ternyata sedang menungguku untuk memperkenalkan diri. Aku pun buru- buru memperkenalkan diri. Semua orang mengangguk menanggapiku, dank u lihat Yunho tersenyum ke arahku. Tunggu dulu itu bukan senyum tapi seringaian.

Oh what the hell. Umpatku dalam hati

Tak berapa lama pertemuan ini pun berakhir. Ku langkahkan kaiku ke pelataran parkir, sambil berjalan ku cari kunci mobilku di dalam tas. Ku lihat sebuah ferarri merah mengkilap bertengger di samping mobilku.

Bip-bip alarm ferarri itu berbunyi, yang berarti si pemiliknya berada di dekat sini. Ah.. akhirnya ketemu juga kunci mobilku tapi…

Bruagh….

"Appo," karena kurang memperhatikan jalan yang ku lalui aku pun terjatuh dan kunci mobil yang ku pegang terlempar ke bawah mobil.

Aish apa lagi ini. Sepertinya hari ini hari sialku.

Aku pun bangkit untuk mengambil kunci mobil yang tergelatak dengan indahnya di bawah mobilku.

"Hey, gwenchana?" Yunho tiba-tiba sudah berada di sampingku dan bertanya apakah aku baik-baik saja.

"Gwenchana." Aku pun mencoba untuk mengambil kunci mobilku.

Duagh.. bukannya kunci mobil yang ku dapatkan tapi malah kepalaku yang terbentur pintu mobil.

"Butuh bantuan?" Yunho menawariku.

"Ani. Aku bisa sendiri." Aku pun mencoba lagi namun ternyata kesialan yang ku dapatkan kepalaku terbentur untuk kedua kalinya.

"Ish.. appo.." aku mengusap usap kepalaku yang sepertinya nanti akan ada benjolan di kepalaku ini. Huh.. kesialan apa lagi yang akan ku dapat setelah ini, gumamku dalam hati.

"Mau mencoba lagi?" Yunho berkata dan melihat ke arahku yang masih mengusap-usap kepalaku yang naas.

"Iya, aku bisa sendiri." Aku menjawab pertanyaannya dengan kesal.

"Yakin?" Yunho bertanya sekali lagi kepadaku. Aku hendak menjawab iya tapi aku melihat seorang security melihat ke arah kami dengan tatapan curiga.

Oh.. shit.. umpatku dalam hati.

Dengan terpaksa aku berkata pada Yunho

"Apa kau bisa membantuku?"

"Ne.." Ia tersenyum lalu mencoba mengambilkan kunciku. Akhirnya kunci itu berhasil diambil olehnya. Yunho lalu mengembalikan kunci itu padaku. Sembari mengembalikan ia berkata

"Lain kali lihat jalan yang kau lalui kalau jalan."

Maksud hati ingin berterima kasih dan memberikan senyum terbaikku karena telah menbantuku tapi yang ada sekarang aku ingin sekali menggeplak kepalanya, tapi akhirnya aku mengucapkan terima kasih juga padanya. Mau bagaimanapun dia tadi sudah membantuku kan?

"Gamshahamnida." Ucapku sambil mengambil kunci di tangannya.

Yunho hanya tersenyum hingga akhirnya ia menuju ke mobilnya yang ternyata adalah ferarri merah di samping mobilku. Harusnya ia tidak sembarangan memberikan senyum kepada setiap orang terutama yeoja. Karena seperti inilah akibatnya. Aku hanya dapat berdiri kaku di samping mobilku. Baru kali ini aku setuju mengenai pendapat bahwa senyuman dapat membuat orang tersipu-sipu, oh ralat lebih tepatnya senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Tak lama kemudian aku tersadar dari kegiatan senyum-senyum gilaku tadi. Untung saja tidak ada orang lain di sini. Aku pun melangkah memasuki mobilku. Oh.. hari yang penuh dengan kesialan.

- tbc -