HIDLEAF

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rating : M +

Genre : Romance ajalah.

Pair : NaruSasu pastinya

Warning : LEMON, NC-18, Yaoi, Kingdomverse, Typo (s).

()

Happy Reading

()

-(PART 1 : THE KING AND THE QUEEN OF HIDLEAF)-

Sosok pria bertubuh jangkung tengah menyenderkan badannya pada tiang istana megah berwarna emas, kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku seraya kaki kanannya mengetuk lantai tanpa henti.

Pria berambut pirang dengan jubah hitam yang menutupi pakaian dominan oranye itu tengah menunggu seseorang, wajahnya benar-benar menunjukan raut bosan namun tetap santai.

"Maaf menunggu lama." Seseorang datang dan berjalan ke arah sang pria, setelah sampai ia langsung membungkukan badannya. Hormat.

Pria itu tertawa kecil lalu mengambil tangan kanan lelaki berambut hitam yang juga menutupi pakaian hitam kebiruannya dengan jubah hitam. Tangan lelaki itu berwarna seputih salju, berbanding terbalik dengan pakaian yang di kenakannya.

"Tidak masalah bagiku. My Queen~" ia mencium lama punggung tangan seseorang yang ia panggil 'My Queen' tersebut lalu mata safirnya memandang teduh mata hitam lelaki itu. "Kita harus segera kesana."

Lelaki raven itu menganggukkan kepala nya lalu mengikuti langkah sang pria di sampingnya.

Mereka berdua berencana untuk mengunjungi makam seorang Raja yang memimpin Kerajaan yang tengah mereka pijaki saat ini. Sudah ada tujuh raja dengan masa pimpinan tak menentu yang memimpin Kerajaan Hidleaf, dan empat diantaranya telah beristirahat dengan tenang di sisi Tuhan.

Melihat kedatangan kedua orang itu membuat pasukan yang menjaga makam para Raja segera berdiri tegak dan dengan kompak melakukan 'Hormat senjata' saat kedua orang itu telah berjalan di tengah-tengah mereka. Dua pasukan yang lain segera membuka gerbang besar menuju ke makam dan menutupnya kembali saat kedua orang itu telah memasuki area pemakaman.

Makam tersebut memang hanya khusus di tempati para Raja Hidleaf, walaupun begitu batu nisan besar yang bertuliskan perjalanan singkat sang raja semasa hidupnya telah membuat taman makam ini tampak penuh.

Mereka berdua berdiri di tengah-tengah keempat batu nisan tersebut lalu bersama-sama membungkukan badan. Pria berambut pirang itu membuka suara, "Saya, Uzumaki Naruto. Raja Hidleaf yang ketujuh datang mengunjungi anda bersama Ratu saya, Uzumaki Sasuke. Izinkan kami untuk mendoakan anda untuk kebahagiaan anda di alam sana."

Badan mereka kembali di tengakkan. Sang Raja memajukan kaki kananya dan ia terduduk dengan kaki kiri yang menyangga badannya, berbeda dengan sang Ratu yang langsung duduk bersimpuh. Kedua tangan mereka masing-masing saling bertangkup , mendoakan para pendahulu mereka di depan sana seraya memejamkan kedua mata.

Mereka kembali berdiri setelah semuanya selesai dan setelah memberi penghormatan, kedua lelaki itu membalikkan badan dan keluar dari areal pemakaman.

[.;.]

[.;.]

Uchiha Sasuke yang saat ini telah menanggalkan marga kebanggaannya setelah di persunting oleh Raja muda ketujuh kerajaan Hidleaf ini tengah berdiam diri di depan cermin besar kamar miliknya – dan juga Raja – . Lelaki berusia 26 tahun itu disana bukan untuk berdandan seperti seorang Ratu pada umumnya, ia memang hobi sekali memandang dirinya sendiri dan kadang membuat sang Raja tertawa terbahak-bahak saat memergokinya melamun di depan cermin. Huh, lucu sekali.

Tok... Tok... Tok...

"Maaf mengganggu anda Sasuke-sama, Ya Mulya Raja menyuruh saya untuk memanggil anda, Ya Mulya menunggu anda di singgasananya." Ujar salah satu pelayan di depan pintu kamarnya. Pelayan itu terlalu takut untuk masuk walaupun Sasuke telah mengizinkannya sekalipun.

Pelayan itu segera pergi setelah yakin Sasuke mendengar perkataannya dan memang iya.

Sasuke mengambil jubah hitamnya lalu memakainya, ia memang tidak tampak seperti seorang Ratu, orang-orang yang baru mengenalnya mungkin menganggapnya hanya sebagai penasihat kerajaan. Tetapi setelah melihat tangan dan kaki lelaki itu terselimuti sarung tangan berwarna putih berjaring, dan juga cincin bertuliskan 'Q' di jari tengah tangan kanannya, orang tersebut akan segera meralat pemikirannya.

Kenapa jari tengah? Karena kelingkingnya telah terhiasi oleh cincin pernikahannya dengan sang Raja.

Ia berjalan dengan pelan menuju singgasana sang raja, pelayan atau prajurit yang melewatinya dengan segera menghentikan langkah dan membungkuk hormat di hadapannya.

Dahinya berkerut saat tak melihat satu pengawal pun berjaga di depan pintu singgasana Raja, bukannya ia ingin manja dan menyuruh pengawal itu membukakan pintu besar itu untuknya tetapi memang setidaknya ada dua sampai 3 pengawal yang berjaga.

Mendadak ia merasa curiga.

"My Queen~ Kenapa kau mendadak seperti Kakashi hm? Lama sekali..." Sang Raja ketujuh, Uzumaki Naruto duduk di kursi kebesarannya dengan kedua kakinya yang melebar, tangan kirinya ia gunakan untuk menopang kepalanya sementara telunjuk kanannya mengetuk-ngetuk sandaran kursinya.

Walaupun berujar sesantai itu, orang biasa pasti akan langsung bertekuk lutut ketakutan hanya dengan melihat mata sang raja dan juga hawa yang di keluarkannya. Namun tidak dengan sang Ratu, dia sudah kebal dengan itu semua.

"Maafkan saya..." Namun apa yang bisa di lakukan Ratu seperti dirinya? Walaupun ia istri dari Raja sekalipun, ia harus tetap hormat kepada pemimpin kerajaan ini kan?

"Kemari.." Naruto menegakkan badannya lalu menyenderkan badannya kembali, tangan kanannya ia acungkan ke depan, menyuruh Sasuke untuk menghampirinya.

Walaupun dengan hati dongkol sekalipun Sasuke mau tak mau harus menuruti permintaan sang Raja. Dia tak sabar untuk menonjok wajah memuakkan sang dominan setelah di kamar nanti, di sana mereka memutuskan tidak akan berperan sebagai Raja dan Ratu, tetapi sebagai suami istri pada umumnya yang saling melempar julukan 'TEME-DOBE' saat berbicara.

Naruto menepuk kedua pahanya, mengisyaratkan pada Sasuke untuk segera duduk di sana, dan Sasuke pun lagi-lagi menurutinya. Sialan – batin sang raven kesal.

"Aku ingin berbicara berdua saja denganmu, jadi aku menyuruh semua orang untuk segera menjauh dari singgasanaku." Pernyataan singkat itu telah menjawab pertanyaan Sasuke di awal tadi.

"Lalu, apa yang anda ingin bicarakan dengan saya?" tanya Sasuke sesopan mungkin.

Tiba-tiba saja Naruto tertawa.

"Tidak perlu terlalu formal berbicara denganku, saat ini. Tapi kau masih tetap harus menuruti semua perkataanku, Uzumaki Sasuke." Ujarnya seraya tersenyum lebar.

Namun entah kenapa bulu kuduk Sasuke mendadak berdiri. Merinding.

"Baiklah, apa yang kau ingin katakan kepadaku? Dan kenapa juga aku harus duduk di pangkuanmu? Hm?" berondongnya cepat.

Gigi sang raja menarik lepas sarung tangan hitam di kedua tangan miliknya sendiri lalu melemparnya ke sembarang arah. "Aku hanya ingin mencoba suasana baru.." kedua tangan telanjangnya mulai menerobos masuk ke dalam pakaian – Ala kerajaan – milik Sasuke lalu mengelusnya perlahan.

"Uhmm..." sepertinya otak cerdas Sasuke telah mengetahui apa maksud 'suasana baru' yang baru saja Naruto utarakan kepadanya.

Jemari panjang nan besar milik Naruto semakin bergerak kebawah dan menemukan bongkahan pantat kenyal milik sang ratu yang langsung saja ia remas.

"Ahh.." desahan kecil lolos begitu saja dari mulut sang raven, "Ja-Jangan disinihh..."

"Berani sekali kau menentang Rajamu ini hm?" tangan kanannya masih setia meremas pantat Sasuke sementara tangan kirinya mulai membuka resleting celana sang istri dan membuang celana itu, menyisahkan kaki putih itu dengan celana dalam yang masih menjaga kesejatiannya dan juga kaus kaki putih yang sengaja tidak Naruto lepas untuk menambah keseksiannya.

"Uhmmpp..." bibir sang raja telah membungkam bibir merah sang istri, melesakkan lidahnya ke dalam mulut sang 'Uchiha' lalu mengemut habis-habisan lidah Sasuke bagaikan mengemut lolipop.

Air liur menetes dari mulut Sasuke saat Naruto melepas ciuman di antara mereka, tak berlangsung lama sebelum Naruto kembali memakan bibir seksi tersebut.

Kedua tangannya yang menganggur ia gunakan untuk melepas kancing baju Sasuke namun tidak membiarkannya terlepas. Bibirnya menyeringai, ia biarkan baju itu disana agar Ukenya ini semakin kepanasan akan buaiannya.

Tetapi dengan baik hati ia melepas jubah hitam itu, jubah tersebut membuat pemandangannya terganggu.

"Engg.. Ahh.." Sasuke mendesah di dalam ciumannya saat jemari Naruto mulai menyentuh nipple tegang miliknya lalu mencubitnya keras.

"Hahhh..." dan ciuman mereka pun terlepas setelah titik paling sensitifnya itu di pilin kasar oleh Naruto. Keringat mulai bercucuran di sekitar dahinya, aktifitas ini membuat badannya semakin memanas, di tambah lagi dengan Naruto yang tidak membiarkan pakaiannya terlepas.

"Sasuke... Lanjut..?" tawar Naruto seraya melepas seluruh sentuhan tangannya pada tubuh Sasuke.

Lelaki raven itu menggelengkan kepalanya, ia masih cukup waras untuk tidak bercinta di tempat yang bisa saja di masuki siapa saja ini.

Naruto menghela nafas heran lalu dengan santainya ia menyentuh gundukan yang masih terlindungi celana dalam yang telah mengeras sempurna.

"Naruhh- Sudahh... Cukupp..."

"Bisakah kau berhenti bersikap Tsundere dan pasrah saja aku garap disini? Santai saja, tidak ada orang yang berani memasuki ruangan ini tanpa seizinku, aku akan langsung memenjara mereka atau bahkan menggantung kepala mereka jika ada yang berani memasuki ruangan ini saat kita tengah bercinta." Naruto semakin meremas keras gundukan itu dan membuat Sasuke memekik keras.

Ia mengangkat tubuh Sasuke, memposisikan gundukan itu tepat di depan mulutnya lalu mengendusnya perlahan.

Sedangkan Sasuke yang tengah mempertahankan posisinya – Duduk dengan kaki bawahnya sebagai penyangga dan mengangkang di hadapan Naruto – dibuat lemas saat Naruto mengeluarkan miliknya dari 'Sarang' lalu mengulumnya.

"Ah-Ah-Ahhh Nar-Ahh..." Naruto menyentuh pantat Sasuke lalu mendorongnya, membuat kejantanan sang 'istri' semakin melesak masuk ke dalam mulutnya. Ia membiarkan saat tangan Sasuke meremas rambut pirangnya, menyalurkan hasratnya yang ia pendam karena ke –Tsundere-an nya itu.

Tangan kirinya mulai beraksi. Jemari tersebut mulai meraba belahan pantat sang Uchiha lalu memasukkan tiga jari sekaligus kedalam lubang berkedut tersebut.

"Enggg-Ahhhh!" Sasuke mendesah keras seraya mendongakkan kepalanya ke atas, tiga rangsangan di bagian selatannya membuatnya kehilangan akal sehatnya yang semenjak tadi ia pertahankan, di tambah lagi rambut pirang Naruto yang menggelitik perut dan dada membuatnya ingin segera mengeluarkan hasratnya, "Na-ru... ahh-tang... A-akuhh..."

Naruto menganggukkan kepalanya, mengizinkan Sasuke mengeluarkan cairannya. Ia semakin cepat mengulum kejantanan Sasuke, meremas pantat sintalnya dan juga menyodok lubang kemerahan itu dengan jemarinya.

"Ahhhh... Naruhh..." Sasuke menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak kuat lagi menahan desakan yang berkumpul di kejantanannya, "Keluarhhh... Aku.. Keluarr-Ahhhh...!"

Dada Sasuke semakin melengkung saat cairan itu keluar dengan derasnya memasuki mulut Naruto yang dengan senang hati menelannya tanpa menyisahkan satu tetes cairan pun yang keluar. Ia jatuh terduduk dan langsung menyenderkan badannya pada dada bidang Naruto yang masih memakai pakaiannya.

Mata safir Naruto melirik Sasuke yang tengah terengah-engah, ia dekap kepala raven itu, jemari kirinya yang tadi menyodok habus-habisan lubang sang istri ia jilat, seakan ia merasa kurang dengan cairan yang ia telan tadi.

"Sasuke..." Panggil seduktif.

Sasuke membalasnya dengan gumaman seadanya. Tubunya telah luar biasa lelah. Ia mengenyit saat merasakan sesutu yang keras tengah ia duduki.

Ini belum selesai. Naruto masih belum keluar.

"Kau sudah tahu maksudnya kan? Cepat keluarkan dan manjakan milikku dengan lubang ketatmu itu."

Sang raven tidak bisa membantah, dengan perlahan ia mundurkan tubuhnya dari Naruto lalu tangannya bergerak lihai membuka resleting celana Naruto dan mengeluarkan kejantanan yang telah berdiri tegak dan tegang itu. Ia memegang benda berukuran 'WOW' itu lalu mendekatkanya pada lubang miliknya.

"Aww-shhh..." Sasuke berdesis perih saat lubangnya mulai terkoyak dengan benda yang lebih besar dari ketiga jari Naruto tadi. "Ahhh!"

Naruto hanya tersenyum saat melihat sang uke tengah memasukkan miliknya yang besar ke dalam lubang sempitnya dengan susah payah, sendirian. Mulutnya masih setia menjilati jemari tangan kirinya, sementara tangan kanannya bersandar angkuh di pegangan kursi singgasananya.

Jleb!

"Akhhh!" pekikan kesakitan itu keluar saat Sasuke memasukkan kejantanan itu dengan paksa dan langsung menekan titik prostatnya. "Sakithh-ughh..."

"Naik turunkan sayang, kau semakin merasa sakit jika diam saja..." pintanya. Dan juga sebagai perintah karena jujur saja ia sudah tidak tahan lagi ingin segera membanjiri lubang Sasuke dengan cairannya.

Kedua tangan Sasuke bertumpu pada kedua pundak Naruto, dengan perlahan ia mulai mengangkat pantatnya dan sedetik kemudian ia menurunkannya.

Kedua pria yang mendapat jabatan penting dalam kerajaan ini sama-sama terengah, keringat semakin deras membanjiri tubuh mereka. Kilatan nafsu terpancar jelas dari kedua pasang mata yang selalu memandang tajam musuh kerajaan.

"Lebih cepat Sukehh..."

"Aku lelahh.. Tidak bi-Ahhh..."

Naruto memutuskan untuk aktif, disamping kasihan dengan Sasuke yang sudah kepayahan menaik turunkan pantatnya sendirian, ia juga tidak bisa menahan ledakan cairan yang memprotes ingin keluar.

Kedua tangannya ia gunakan untuk menaik turunkan pantat Sasuke dengan cepat, sesekali ia memijat kejantanan Sasuke agar lelaki raven itu semakin terangsang dan semakin menjepit benda miliknya.

"Keluarhhh-Lagihhh... Keduaaa-Ahhh!"

"Sebut namaku Sasukeehh-ughh.."

Sasuke mengalungkan tangannya pada leher Naruto dan semakin mengeratkannya saat desakan untuk kedua kalinya itu melesak ingin keluar.

"Lagihhh Naruu... Kelu-Ahhhh Narutoooo!"

"Akhhhh... Sasukehh!"

Mereka berdua sama-sama terengah, lelah.

"Ahaa.. ha.. ha.. ha..!" Naruto tertawa keras lalu mengeluarkan bendanya dari lubang miliknya itu lalu memeluk Sasuke yang telah tertidur itu dengan erat.

"Aku benar-benar mencintaimu ratuku~ " ia mendongakkan kepala sang istri lalu meraup bibir kemerahan Sasuke yang telah membengkak.

'Aku bersyukur kau mau menjadikan aku suamimu, Sasuke...'

Batinnya tulus.

(.;.)

TBC

Singkat ya? Memang kok. Ini fanfic sudah pernah aku post di Grup FB. Tapi ya pingin aja aku post ulang di FF.

Hari ini aku langsung post 2 chapter langsung dan rencananya akan selesai di chapter ketiga. Jadi tunggu aja chapter ketiganya ya, please...

.

Terima Kasih sudah membaca!

Next - CHAPTER 2

.

Uchiha Iggyland.