Rika : terinspirasi dari lagunya Shigotoshite-P alias Hinayukki.

Meiko : eh, belum selesai fic 'VOCALOID' bikin fic lagi.

Rika : teserah aku :p #dibacok sama Meiko


DISCLAMER

Fic ini bener-bener dari imajinasi yang super 'sekali' dari Rika. sedangkan Vocaloid berasal dari Yamaha

WARNING

EYD, TYPO, AU, OOC (maybe?), alur yang super cepat, habis itu... udah itu aja

GENRE

Advanture, Drama, Fantasy, dan masih banyak lagi

PAIRING

Rika masih bingung dengan soal pairing, terutama KaitoxMeiko, atau AkaitoxMeiko tapi lihat saja endingnya, jadi tunggu saja #plak.


Rika : yang jelas, karakter utama perempuannya adalah Meiko

Meiko : perasaanku kok tidak enak ya?

Rika : sudalah, dinikmati saja sebagai pemeran utama. Dan ambil posisi... siap... and ACTION!


Author POV

Di sebuah desa, terdapat hutan yang sangat terlarang untuk dimasuki orang, yang bernama The Forbidden Forest alias Hutan Terlarang. Mengapa hutan tersebut dinamai Hutan Terlarang? Karena hutan tersebut dilarang untuk dimasuki oleh orang. Karena sekali kau memasuki hutan, kau tak akan kembali ke duniamu. Itulah mengapa masyrakat desa memanggil nama hutan dengan nama The Forbidden Forest. Contohnya, korban orang menghilang di Hutan Terlarang adalah, Meiko Sakine serta Hiyama Kiyoteru. Mereka adalah korban dari Hutan Terlarang disaat mereka berusia anak kecil. Dikatakan, mereka berdua pergi ke Hutan Terlarang untuk mencari ketiga temannya yang bernama si kembar Kaito dan Akaito Shion serta Gakupo Kamui yang sedang bermain-main didaerah Hutan Terlarang.

Dan delapan tahun kemudian, ketiga temannya mencari kedua temannya karena salah satu dari tiga temannya mengatakan bahwa ia bertemu dengan Meiko Sakine di mimpinya. Walau dibilang aneh, tapi ia yakin sekali bahwa ia masih hidup karena mimpinya terulang sebanyak tiga kali dalam sebulan. Dan lelaki tersebut bernama Kaito Shion. Mereka bertiga mencari-cari Meiko serta Hiyama bahkan selama dua jam memutari Hutan Terlarang tapi tetap saja, hasilnya nihil.

"Sial! Aku tak bisa menemukannya!" Kaito yang karena kesulitan mencari teman wanitanya membuat amarahnya menjadi memukul pohon yang cukup besar disampingnya.

"Sudalah Kaito. Memang benar dikatakan para warga, sekali masuk tak bisa keluar," Kata Gakupo sambil duduk di batu besar.

"Iya, lagipula itu hanyalah mimpi, Kaito." Tambah Akaito, adik kembar Kaito.

"Tapi itu bukan mimpi biasa!" Bentak Kaito. Lelaki berambut biru laut tersebut memang masih memegang keyakinan dia, bahwa teman wanitanya, Meiko Sakine masih hidup.

"Apa kau yakin?" tanya lelaki berambut ungu yang bernama lengkap Gakupo Kamui.

"Apa wajahku ini menunjukan kebohongan, Gakupo?" balas lelaki berambut biru dengan wajah yang penuh keyakinan. Teman Kaito yang tak bisa ngomong apa-apa hanya terpaksa diam saja walau ingin membalasnya.

Tiba-tiba, disaat mereka masih memendam amarah, awan hitam menutupi sinar matahari yang cerah dan disaat itu, air yang jatuh dari langit menetes dan lama-kelamaan menjadi deras. Akhirnya mereka kehujanan akibat tidak membawa payung ataupun jas hujan.

"Cih, tidak bawa payung lagi!" bentak Kaito.

"Kita berlindung di gua itu, yuk!" ajak lelaki berambut berwarna merah yaitu adik kembarnya Kaito, Akaito, yang menunjuk-nunjuk ke gua yang kira-kira beberapa meter dari jarak mereka.

Tapi, tak disangka, ketiga pemuda itu menerima penderitaan sekali lagi saat mereka memasuki gua. Gua tersebut pastinya gelap gulita serta ada genangan air yang kelihatannya berasal dari cuaca jelek tersebut. Dan dengan terpaksanya, mereka harus berjalan lagi ke dalam gua tersebut hingga tak ada genangan air karena mereka tak bisa istirahat ditemani dengan genangan air. Mereka berjalan ke dalam gua tersebut tanpa ditemani cahaya sedikitpun, dan yang mereka andalkan hanyalah insting mereka.

Sekian sudah lama berjalan, ada sebuah cahaya yang tak jauh dari jarak mereka. karena penasaran, mereka berjalan ke arah cahaya putih tersebut. Lama kelamaan, saat mereka mendekati cahaya tersebut, cahaya itu makin lama makin membesar hingga menyilaukan mata. Dan saat mereka sudah memasuki cahaya tersebut, mereka begitu kaget apa yang mereka lihat di depan mata mereka.

"Ti... tidak mungkin..."

"A... apa ini...?"

"M... mana mungkin bisa..."

Dan yang mereka lihat adalah, sebuah istana putih yang sangat megah nan besar didepan mereka yang jaraknya sangat jauh karena mereka berada di tebing serta langit biru yang cerah yang sebelumnya langit hitam. Mereka melihat kebelakang untuk memastikannya, dan yang mereka lihat adalah gua yang mereka masuki yang lubangnya ditutupi oleh dedaunan serta di belakang gua terdapat sebuah hutan lagi.

"I... ini mana mungkin! Mana ada istana di balik gua!?" tanya Kaito dengan mengacak-acakan rambut karena kebingungannya.

"Sepertinya, Meiko, Hiyama, serta orang-orang lainnya dibawa ketempat ini." Kata Akaito dengan predeksinya yang ia yakin seratus persen benar.

"Tapi, aku masih tetap tidak percaya apa yang kulihat!" kata Gakupo dengan mata yang terbelak.

Disaat mereka sedang sibuk dengan dunia yang mereka kunjungi, ada sebuah makhluk yang kira-kira tingginya sekitar 15 cm, yang makhluknya seperti manusia namun mempunyai sayap menghampiri tiga pemuda tersebut. "Oh, pendatang baru." Gumam makhluk tersebut.

"Hei kalian!" saat makhluk kecil tersebut memanggil ketiga-tiga pemuda tersebut, mereka masih tetap kebingungan mencari asal suara itu darimana. Padahal, makhluk tersebut ada DIDEPAN mereka.

"Aku didepan kamu!" teriak makhluk bersayap tersebut karena kesalnya. Saat mereka menoleh ke arah depan dengan serempak, pertanyaan-pertanyaan melintas di kepala mereka dengan pertanyaan yang masing-masing berbeda.

"Burung?"

"Atau... nyamuk?"

"Atau serangga?"

Kesabaran makhluk biru tersebut lama-kelamaan sudah mulai habis karena dikira dia adalah serangga. "AKU INI BUKAN SERANGGA!" bentak makhluk tersebut dengan suara yang keras sekali.

"Namaku Aoki Lapis, panggil saja Aoki. Nama kalian?" tanya Aoki yang masih menyimpan rasa amarah.

"Aku Kaito Shion."

"Aku Akaito Shion."

"Aku Gakupo Kamui." Singkat mereka.

"Jadi, kalian pendatang baru ya? Aku ucapkan selamat datang di dunia Vocalefheim." Kata makhluk biru tersebut sambil mengucapkan 'selamat datang' dengan cueknya karena ia masih menyimpan rasa amarah.

"Vo... Vocal... fheim..?" mereka yang pasti dari dunia lain kebingungan dengan kata yang sangat asing di telinganya serta cukup sulit untuk dikatakan.

"Baik, baik akan kuperjelas tentang dunia ini. Dunia ini adalah rumah seluruh peri, seperti aku. Peri terdapat beberapa ras, contohnya aku yang makhluknya kecil termasuk ras Pixie. Lalu, kalian pasti melewati gua itu, bukan?" Tanya Aoki pada tiga pemuda tersebut.

"I... iya..." kata Kaito dengan gugup.

"Aoki, boleh kami tahu sebenarnya dunia Vocal... Vocal..."

"Vocalefheim?" Tanya Aoki untuk meralat pertanyaan Akaito.

"Ya, atau apalah namanya. Bisakah kamu perjelas tentang dunia ini terutama istana itu?" tanya Akaito.

"Baik, wajar saja kalian pendatang baru. Jadi, akan kujelaskan tentang dunia ini." Kata Aoki yang kelihatannya amarahnya sudah hilang.

"Vocalefheim dulu tidak mempunyai kerajaan. Tapi, begitu ada pendatang baru ke dunia ini, mereka membuat kerajaan yang megah yang kalian lihat. Mereka bernama Titania dan Oberon. Tapi, saat Titania mempunyai anak laki-laki, mereka menjadi berantakan. Dan akhirnya, Oberon serta anak laki-lakinya membangun istana dibalik istana putih tersebut. perbatasan antara kedua kerajaan tersebut adalah The Dark Forest. Tidak mudah melewati hutan tersebut karena kalian tak akan bisa hidup walau sehari saja." Jelas Aoki dengan penjelasan yang sangat lebar.

"Lalu, apa perbedaan dengan kerajaan Titania dengan kerajaan Oberon?" tanya Kaito.

"Kerajaan Titania adalah kerajaan yang rakyatnya seluruhnya bahagia serta kita baik pada pendatang baru. Tapi, beda dengan Kerajaan Oberon. Kerajaan tersebut benar-benar peri yang kotor, tak berperasaan, serta suka menjahili manusia." Kata Aoki dengan jengkelnya saat menjelaskan kerajaan Oberon. Mereka hanya mengangguk-angguk kepala saja untuk isyarat mengerti.

"Lalu, apa yang membuat kalian datang sampai kesini?" tanya Aoki lagi pada tiga pemuda.

"Sebenarnya, kami mencari teman yang sudah menghilang lama di hutan. Tapi, saat kami bertiga ke gua ini, kami sudah tiba disini." Jelas Kaito. Aoki hanya mengangguk-angguk saja.

Disaat mereka sedang berbincang-bincang, seorang makhluk yang tingginya sama dengan makhluk biru menghampiri ke Aoki sambil berteriak memanggil-manggil nama Aoki.

"Aoki! Rupanya kau ada disini!" teriak makhluk yang berjenis ras Pixie tersebut.

"Oh, Yuki. Ada apa mencariku?" tanya Aoki.

"Ada kabar buruk! Sebenarnya paduka Titania di... DICULIK!" teriak makhluk yang berambut hitam tersebut. Aoki, beserta tiga pemuda tersebut kaget mendengar dari pemberitahuan yang sepertinya teman Aoki.

"B... bagaimana bisa paduka diculik? Penjaganya bagaimana?" tanya Aoki dengan wajah serius.

"Y... yah..., sebenarnya... saat paduka jalan-jalan di taman kerajaan, ada makhluk berwarna hitam menghajar seluruh pengawal yang ada di taman kerajaan, lalu saat salah satu pengawal sudah sadar, paduka sudah tak ada lagi di taman." Jelas makhluk yang bernama Yuki.

"Sepertinya yang menculik paduka adalah ras Spriggan, ya?" pikir Aoki walau belum seratus persen benar.

"Tidak mungkin! Ras Spriggan kan ada dibalik kerajaan. Kalau melewati hutan 'The Dark Forest' itu hampir mustahil!" kata Yuki.

"Lalu inti dari pertanyaan adalah, siapa penculiknya?" tanya Aoki pada Yuki dengan wajah yang ketus.

"Soal itu... aku tak tahu lagi. Maka dari itu, semuanya mencari paduka Titania. Bahkan bantuan dari ras Dryard masih belum ketemu!"

"Eh... maaf... kalau mengganggu perbincangan kalian, sebenarnya siapa ras Spriggan dan ras Dryard?" tanya Gakupo yang tiba-tiba mengganggu perbincangan antar Pixie.

"Kukira kalian tahu. Ras Spriggan adalah ras yang berasal dari kerajaan Oberon. Mereka adalah perusak kehidupan manusia karena Spriggan suka datang ke dunia kalian dan mengganggu dunia kalian. Mereka juga ahli dalam mata-mata. Kukira kalian tahu makhluk yang sering menjahili dunia kalian?" tanya Aoki dengan muka cuek.

"Ah... ya..., sebenarnya desa kami juga pernah menimpa kejadian misterius. Masyarakat mengira itu ulah dari iblis atau apalah." Kata Gakupo dengan basa-basi.

"Lalu, ras Dryard itu apa?" tanya lagi Akaito.

"Ras Dryard adalah roh dari peri-peri yang sudah lama mati akan berwujud ke bentuk pohon." Kata Aoki.

"Bagaimana nih, Aoki? Semuanya sedang mencari paduka!" ribut temannya Aoki, Yuki.

"M... mana aku tahu! Tapi, menurutku paduka diculik oleh Spriggan dan dibawa ke kerajaan Oberon." Jelas Aoki.

"Lalu apa kamu punya bukti kuat kalau paduka dibawa kerajaan Oberon?" tanya Yuki dengan wajah yang ketus.

"Y... ya..., aku belum punya bukti apapun, tapi yang pasti paduka dibawa kerajaan Oberon." Kata Aoki sambil menggaruk-garuk pipinya yang tidak begitu gatal dengan jari telunjuknya.

"Itu benar!" suara teriakan pemuda berambut biru membuat Aoki serta Yuki menoleh ke arah pemuda berambut biru.

"Itu sudah jelas bukan?" tanya adik kembarnya pada kedua makhluk yang berras Pixie.

"Kalau tidak ketemu-ketemu sang paduka Titania, artinya dia dibawa ke kerajaan Oberon, bukan?" tambah Gakupo yang juga bertanya pada kedua makhluk berras Pixie tersebut.

"I... iya juga..." jawab Yuki dengan ragu-ragu.

"Maka dari itu kita akan ke kerajaan Oberon dan menolong ratu Titania." Tambah lelaki yang bernama lengkap Kaito Shion.

"Kalau kau mau ke kerajaan Oberon, kalian harus melewati hu-"

"Kita tak peduli!" Teriak Kaito dengan bersemangat.

"Lagipula, kedatangan kami mungkin 'takdir' untuk menyelamatkan paduka Titania." Santai Gakupo yang juga menyetujui pendapat Kaito.

"Selain itu, kami juga ingin sekali bertemu pada paduka Titania." Semangat lelaki berambut merah. Makhluk yang serba berwarna biru tersebut hanya menghela nafas dan tersenyum pada ketiga pemuda tersebut.

"Baik, kalau keinginan kalian begitu... Yuki, kau mau ikut?" Ajak Aoki pada temannya.

"T... tidak deh, lebih baik aku disini dibandingkan saya jadi korban selanjutnya." Kata Yuki dengan menggeleng-geleng kepalanya.

"Oh, ya sebelum itu, kita ke desa Elf, yuk." Ajak Aoki pada tiga pemuda.

"Elf?"

"Ya, disana tempat berkumpulnya seluruh peri-peri, kalian kan tak mungkin pergi ke kerajaan Oberon tanpa membawa senjata, bukan?" sindir Aoki. Memang, mereka tak punya senjata apapun, sehingga mereka malu-malu sendiri.

"Baiklah, kita akan cari senjata, deh." Kata Kaito dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tak begitu gatal.

"Aku juga ingin cari pedang." Kata Gakupo yang juga garuk-garuk kepala.

"Baiklah, kita akan berangkat ke desa Elf!" seru Aoki. Tiga pemuda yang pastinya Kaito, Akaito, serta Gakupo juga tak kalah serunya dengan Aoki. Beda dengan peri Pixie yang berambut hitam bernama Yuki. Ia menggeleng-geleng kepalanya saja dan tidak bersemangat seperti Aoki.

Disisi lain, di tempat kerajaan Oberon, tepatnya istana hitam yang juga tak kalah megahnya dengan kerajaan Titania, disanalah tempat Titania diculik, di menara tinggi yang sebelahnya istana Oberon. Di dalam sel penjara, Titania yang sedang di tahan di menara bagaikan rapunzel sedang duduk diam sambil menunggu seseorang, seseorang untuk menyelamatkannya dengan wajah yang sedih karena tak tahan di tempat tahanan kerajaan Oberon.

"Kau tampak sedih, Titania," Suara yang tak asing ditelinga Titania yang berasal dari pintu sel penjara Titania yang pastinya adalah suaminya, Oberon.

"Mengapa kau tampak sedih? Bukannya, kau senang bisa melihat suamimu yang baik-baik saja beserta anak kita?" tanya makhluk yang bersayap yang tingginya sama seperti manusia umumnya pada Titania.

"Apa maksudmu dengan suamiku? Lagipula kau hanya raja yang memerintahkan rakyat yang kotor!" ejek Titania pada suaminya. Karena kesal, Oberon yang pastinya suaminya Titania menampar wajah Titania dengan keras. "Kau benar-benar tidak sopan pada suamimu, Titania."

"Jangan panggil namaku dengan 'Titania', namaku adalah Meiko!" bentak Titania atau bisa dibilang Meiko Sakine yang sedang menahan rasa sakitnya yang ada di pipinya.

"Nama itu sudah tidak berguna lagi di dunia ini, Titania." Senyum sinis Oberon. Makhluk bersayap tersebut menahan amarahnya karena ia menganggap marah tak ada gunanya.

"Kau mau apa denganku, Hiyama?" tanya perempuan berambut coklat dan pendek sambil menahan amarahnya.

"Aku punya kedatangan tamu untuk kau. Mungkin kamu akan senang melihatnya,"

Oberon alias Hiyama Kiyoteru memanggil penjaga untuk membawa masuk tamu yang dibicarakan Oberon, dan setelah penjaga membawa masuk, yang ternyata adalah anaknya mereka sendiri. tentu saja Meiko alias Titania terkejut melihat anaknya yang terluka parah serta ada darah disekujur tubuhnya. "Mikuo!"

Penjaga tersebut melempar makhluk yang berambut teal ke sel penjara. Langsung saja, Meiko mendekati dan memeluk anaknya sendiri yang sedang terluka parah dengan pelukan hangat. Perempuan yang beriris berwarna coklat tersebut menatap dengan amarah besar pada suaminya karena memperlakukan keji pada anaknya. "Apa yang kau lakukan pada anakmu sendiri!?"

"Aku hanya bermain-main sedikit dengannya."

"Ini bukan main-main, Hiyama! Kau sudah membuat anak kita hampir mati!" teriak Meiko yang mau mengeluarkan air mata serta tatapan mata yang tajam pada suaminya, Hiyama alias Oberon.

"Baik, baik, aku tak akan memperlakukan keras dengan dia lagi, tapi selanjutnya akan kuperlakukan dengan 'hangat' pada kau," Senyum sinis lelaki berambut hitam kecoklatan. Meiko yang tak bisa berkata apa-apa lagi hanya menatap Hiyama dengan amarahnya yang membara. Sedangkan, Hiyama hanya tersenyum sinis pada istrinya, Meiko.

"Baiklah, aku ke kerajaanku, ada urusan penting. Jadi sampai jumpa, Titania." Kata Oberon sambil meninggalkan istri serta anaknya.

Ia juga tak lupa memberitahu pada penjaganya untuk menjaga keluarganya kalau mereka mencoba kabur. Dan sesudah Oberon meninggalkan keluarganya, air mata yang keluar dari mata Meiko menetes di telapak tangan serta membasahi wajah perempuan berambut coklat karena ia sudah muak dengan suaminya yang memperlakukan istri serta anaknya dengan tidak manusiawi. Ia ingin cepat-cepat keluar dan meminta bantuan siapa saja, untuk membebaskan dirinya dari cengkraman raja iblis tersebut. "...Tolong aku..."


Meiko : ngomong-ngomong, kenapa anakku itu Mikuo? Kalau dalam hal logis, benar-benar tidak masuk akal terutama rambut ijonya.

Rika : sudalah, nanti tahu sendiri kok kalau baca chapter selanjutnya, selanjutnya, selanjutnya, selanjutnya, se- #Author ditebas

Meiko : tapi lama TT_TT

Rika : kalau mau cepet, minta reviewnya dari para senpai-senpai dan para readers sekalian

Meiko : oi! Para readers dan para author! Tolong direview ceritanya Ricchan ya! Kalau tidak, akan kuhajar kalian semua!

Rika : ti... tidak sampai segitunya ya... *sweatdrop* tapi, Rika ingin mengharapkan reviewnya dari para pen... uhuk, pembaca sekalian. Asal jangan review yang aneh-aneh, ya

Meiko & Rika : KALAU TIDAK, AKAN KUHAJAR KALIAN SEMUA... *yandere* #Meiko dan Rika ditebas oleh rekan-rekan kerjanya