Fanfiction Challenge.
Cast :
• Byun Baekhyun
• Park Chanyeol
• Etc.
Rating : M
Genre : School Life, Romance
Warning!
Yaoi, Boy x Boy, Etc.
Don't like Don't read
I don't like Siders ^-^
...
Hawa dingin menjalar di sepanjang jalanan Seoul. Entah diperempatan, pertigaan bahkan ditengah jalan besar. Wajar saja, jika begini namanya hari telah malam. Semua orang telah memigrasikan diri mereka ke sebuah pulau yang dinamakan 'pulau kapuk' sebutan untuk istana mimpi, kiasannya. Sebenarnya tidak semua, nyatanya ada mahkluk aneh yang masih terjaga.
Baekhyun, seorang laki-laki. Bertubuh mungil, sedikit tampan walau lebih kepada cantik. dia juga siswa menengah atas, berstatus single. Ia kini mendudukkan diri diatas kasur putih dengan sprai bermotif hati yang terlihat feminim. Walaupun terlihat feminim, ia selalu menolak jika dibilang kemayu. Ingat itu!
Apa yang kini sedang ia lakukan, penasaran?
Semua berawal dari ajakan sahabat disekolahnya, Kyungsoo. Kyungsoo merupakan seorang penulis FF Mature, sama seperti dirinya. Bedanya adalah, cerita yang ditulis oleh Kyungsoo adalah Gay. Sedangkan Baekhyun yang berkata jika ia mahkluk 'normal', selalu menulis FF Straight.
FF keduanya memang terbilang laku dipasaran para pecinta FF. Namun karena ide konyol dari Kyungsoo, Baekhyun harus tetap memfokuskan dirinya kelayar Laptop demi menulis kata per kata untuk FFnya.
"Jika yang membaca ceritamu lebih banyak, maka aku akan mengabulkan 3 permintaanmu dan juga mentraktirmu selama sebulan.."
"Namun baek, jika ternyata FF ku lebih banyak yang membaca. Kau yang harus melakukan hal itu kepadaku! Bagaimana?" Baekhyun bernostalgia mengingat perkataan Kyungsoo disekolah tadi. Ia tertarik dengan hadiah yang akan didapatkannya, bukan tantangannya.
FF yang selama ini mereka ciptakan memang selalu terlihat bersaing, jumlah pembaca dan juga comment yang selalu mereka terima terbilang banyak dan hanya berbeda tipis. Kadang baekhyun unggul, namun kadang Kyungsoo yang menerima respon lebih banyak.
Walaupun berbeda dari segi Gay dan Straight, bukan rahasia lagi di kelas mereka jika mereka berdua selalu membandingi FF yang mereka miliki dengan yang satunya.
Saat jam istirahat dikantin tadi, Kyungsoo mengusulkan suatu ide keren. Kyungsoo atau D.O, Pen namenya mengusul jika mereka harus membuat fiction yang bertentangan dengan semua cerita yang selama ini mereka tulis.
Kyungsoo yang harus membuat cerita mature straight, sedangkan Baekhyun harus membuat cerita mature yaoi. Bagi Baekhyun hal itu mudah, sangat mudah malah. Pikirnya, ia hanya perlu menuliskan kalimat dimana penis sang lelaki yang dimasukkan kedalam hole lelaki yang lebih feminim.
Tetapi kenyataannya sekarang ia sama sekali tidak bisa menuliskannya! Ia tidak memiliki suatu referensi, susah membayangkan dan masih berfikir 'Apa benar penis itu bisa masuk kedalam lubang anal laki-laki?' pikirannya berkabut.
Ia mengakui jika Kyungsoo adalah seorang yang hebat, karena bisa menggambarkan hal yang bahkan ia tidak mengerti bagaimana cara agar cerita seperti itu dapat dinikmati para pembaca.
'Kenapa sesulit itu jika kau bisa menulis cerita mesum straight, baek?' mungkin harusnya kalian yang menanyakan itu, tetapi kini diri baekhyun sendiri bertanya kepada dirinya. Berulang kali.
Menurutnya gay dan straight sama sekali tidak sama! Jujur, memang benar ia tidak pernah melakukan hal dewasa dengan para wanita. Tetapi ia masih dapat membayangkannya.
Didalam drama pun sangatlah jarang melihat sepasang gay saling berpandangan. Sedangkan Straight? Ia hampir bisa melihatnya setiap hari, di drama percintaan yang ummanya sukai.
Ia merutuki dirinya sendiri yang telah bersombong diri dan menerima ajakan Kyungsoo. Ia takut kalah, Demi Tuhan bukan masalah mentraktir sahabatnya itu. Tapi bagaimana jika Kyungsoo meminta hal yang aneh-aneh?! Ia tidak mau sama sekali.
Sudah tengah malam, baru tertulis sedikitnya 200 kata. Finally, ia tidak sanggup dan ia harus mencari alasan besok agar Kyungsoo mau membatalkan perjanjiannya itu. Harus!
Selamat tidur Dewa Dewi disurga, ucapnya dalam hati.
...
Pagi tiba, sekarang hari rabu. Jadi baekhyun memakai seragam khusus rabu ditambah hoodie maroon yang tertempel diseluruh permukaan tubuhnya. Ia tidak memakai eyeliner hari ini, hanya ingin terlihat natural.
Setelah menyemprotkan cologne, wewangian diseluruh tubuhnya ia langsung menuju meja makan tempat kedua orang tuanya dan adik perempuannya bersarapan. Ingatkan baekhyun karena hari ini ia tidak memakai parfume, hanya cologne biasa karena ia juga tidak ingin terlalu tercium.
"Pagi umma, appa." ucap baekhyun kepada kedua orang tuanya, sedikit tersenyum agar dianggap sebagai anak yang baik.
"Dan juga yeri, pagi." ia juga menyapa adiknya, lihatlah sopan sekali.
Ayahnya hanya berdeham, dan ibunya tersenyum lalu menyiapkan roti panggang (telah dipanggang terlebih dahulu) untuk baekhyun. Baekhyun tidak suka roti tanpa dibakar, sebab itu ibunya harus terlebih dahulu memanaskan roti itu kedalam Bread Toaster.
"Pagi juga oppa ku yang cantik!" Yeri tersenyum senang dan menampikkan deretan giginya yang bersinar, baekhyun hanya mendegus dibilang cantik.
"Oppa, kenapa tidak pakai eyeliner huh? Kau tidak terlihat seperti biasanya.." Yeri sedikit bingung dengan menampilan oppa yang berada didepannya ini. Agak aneh jika ia tidak memakai eyelinernya. Sejujurnya baekhyun merasa minder jika tidak memakai benda berwarna itu.
"Woah, tumben sekali sayang.. Jarang sekali umma melihatmu seperti ini.." Jessica sang umma menimpali, sedangkan Byun Kyuhyun ayah dari Baekhyun hanya tersenyum melihatnya dan terus meneruskan acara makannya tanpa terganggu sama sekali.
"Aku hanya ingin saja umma." jawab Baekhyun masih berfokus pada roti didepannya.
"Oppa juga tidak memakai parfume.." Yeri berkata lagi.
"Yakk! Mengapa sangat memperhatikan ku eoh?" Baekhyun mengerucut sebal sedangkan Yeri kini tertawa melihatnya.
"Hanya ingin saja.." ucap Yeri mengikuti perkataan Baekhyun kepada umma mereka tadi.
Perkataan Yeri tidak dijawab oleh Baekhyun, dan ia hanya melanjutkan makannya yang hanya tersisa sedikit. Jessica menggelengkan kepalanya.
"Baekhyun, mau berangkat bersama appa dengan yeri atau seperti biasa?" Kyuhyun sang ayah mulai membuka percakapan.
"Tidak appa. Aku akan menaiki bus seperti biasa. Baiklah aku berangkat.." setelah menghabiskan suapan roti terakhir baekhyun pamit kepada kedua orang tuanya dan melanjutkan langkahnya keluar. Menaiki bus agar sampai tepat waktu kesekolah.
Baekhyun memang begitu sejak awal tingkat 1 di sekolah menengahnya. Sudah sekitar satu tahun setengah, karena sekarang ia sudah berada ditingkat 2 Sekolah menengah. Walau keluarganya cukup berada, ia tidak pernah mau jika harus berangkat bersama sang appa. Atau membawa motor, karena ia tidak dapat menaikinya.
Ia selalu berangkat menggunakan bus kearah sekolahnya. Tidak pernah malu, karena jujur saja bus adalah tempat kedua dimana ia banyak menemukan ide-ide dari berbagai FFnya. Setelah yang pertama di Toilet rumah.
Mungkin saja jika ia berada di bus kali ini, ia bisa mendapatkan ide dan membuat FF Gay nya. Baekhyun memang bertekad untuk membatalkan perjanjian bersama Kyungsoo, tetapi ia masih ingin mendapatkan hadiah dari Kyungsoo! Berusaha sedikit mungkin akan mendapat hasil, batinnya.
Setelah keluar dari bus satu-satunya pemikiran yang keluar dari dirinya adalah, tak selamanya berada dibus membuatnya memiliki ide. Nyatanya ia tidak bisa menemukan imajinasinya disana.
Saatnya menuju Kyungsoo dan berkata bahwa ia akan berhenti untuk menulis FF. Dengan alasan jika ia akan fokus pada ujian tengah semester, dan akhirnya Kyungsoo akan setuju untuk membatalkan Challenge yang telah mereka sepakati kemarin. Semoga saja baek,
...
"Kyung.." Baekhyun memanggil Kyungsoo yang kini terlihat terpaku pada layar laptopnya. Ia sedang menulis Fiction,
"Hm." Kyungsoo hanya bergumam menjawab perkataan Baekhyun. Sebenarnya bel pelajaran telah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, namun sepertinya Saem tidak akan datang hari ini.
"Ayo batalkan perjanjian kemarin. Aku tidak mau" ucap Baekhyun to the point.
Kyungsoo mengarahkan pandangannya kepada Baekhyun, memberhentikan kegiatannya itu. "Memangnya mengapa? Kau takut?" ujar Kyungsoo dengan nada meremehkan.
"Tidak Kyung! Aku hanya ingin berfokus pada ujian nanti" sahut Baekhyun beralasan, padahal yang ditebak Kyungsoo itu adalah kebenarannya.
"Alasan saja. Aku tahu baek, kau bingung ingin menulis apa bukan? Mengaku saja!" Kyungsoo berdecih dan menyilangkan tangannya didepan badan, sedangkan Baekhyun hanya diam.
"Jika kau ingin membatalkan boleh saja, tetapi itu berarti aku yang menang dan kau harus memberikan hadiah Challenge kita padaku.." Kyungsoo tersenyum manis.
"Yakk! Bagaimana bisa begitu? Bahkan kita belum memulainya Kyung." baekhyun dengan raut kesalnya ingin mengutuk pria pendek dengan mata bulat disampingnya ini. Sungguh licik!
"Perjanjian tetaplah perjanjian Byun! Cobalah kerjakan Fanfict mu, atau berhenti sekarang dan berikan hadiahnya padaku. Ingat, minggu depan adalah penerbitan chapter pertama. Bye" Ucap Kyungsoo final, dan langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Baekhyun. Sepertinya ia ingin mencari tempat yang pas untuk menulis FF nya itu.
Sial, sial, sial! Itulah yang Baekhyun pikirkan. Ia sudah tahu akan sulit untuk meminta Kyungsoo membatalkan perjanjian mereka. Ia juga melihat jika tadi Kyungsoo terlihat sama sekali tidak kesusahan dalam menulis FF miliknya. Apa yang harus ia lakukan? Kyungsoo terlihat menakutkan untuknya sekarang.
...
Baekhyun melangkahkan kakinya menuju kantin, tepat pada bangku Luhan. Luhan adalah kakak kelasnya, berada satu angkatan diatasnya. Walau begitu, mereka cukup berteman akrab dan terlihat serasi jika bersama.
"Mana Kyungsoo, baek?" Luhan bertanya kepada Baekhyun setelah anak itu sampai ditempat duduknya, menanyakan Kyungsoo.
"Entah hyung, anak itu menyebalkan. Sangat.." Baekhyun mengucap lalu meminum Apple Juice milik Luhan yang berada didepannya itu. Tanpa izin, karena ia tahu Luhan tidak akan memarahinya hanya karena meminum minuman miliknya.
"Kalian mengapa lagi eoh?"
"Ini tentang Fanfict hyunggg." Baekhyun mengerucutkan bibirnya, membuat Luhan gemas melihatnya.
"Kenapa hum?" Luhan bertanya.
"Kyungsoo menantangku membuat Fanfict, tetapi aku harus membuat Gay sedangkan ia Straight. Awalnya aku kira mudah, namun itu semua tidak seperti itu. Rasanya ingin mati hyunggg.." rengek Baekhyun kepada Luhan. Ia memang biasa bermanja seperti ini jika bersama Luhan.
"Kenapa tidak kau batalkan saja baek? Begitu saja rumit sekali.." ucap Luhan dengan gampangnya.
"Sudah hyung! Kau tahu sendiri Kyungsoo, ia itu keras kepala. Ia tidak setuju, apa yang harus kulakukan hyung?"
"Hanya buat Fanfict itu. Mudah,"
"Kalau aku bisa, tidak perlu bercerita padamu. Hyung memang menyebalkan. Haishh!" baekhyun semakin kesal, karena hyungnya ini sangatlah bodoh.
"Aku tahu apa yang harus kau lakukan baek." ucap Luhan dengan sok serius. Ia memajukan tubuhnya, membuat jaraknya dengan Baekhyun semakin dekat.
"Apa hyung?" Baekhyun pun tertarik dan penasaran apa yang akan disampaikan oleh Luhan.
"Kau bilang kau tidak dapat membuat cerita gay bukan?"
"Iya hyung.. Sudah tahu pakai bertanya"
"Aishh! Bukan begitu.. Apa yang membuatmu kesusahan membuatnya?"
"A-aku hanya tidak tahu dan sulit membayangkan bagaimana adegan dewasa untuk Fanfict gay.."
"Yeap! Itu kuncinya, cobalah untuk melakukannya dengan lelaki lain baek. Hanya dengan itu kau akan mendapatkan inspirasi." ujar Luhan seraya memprovokasi Baekhyun.
"Mwoo?!" baekhyun membulatkan matanya, apakah ia harus mencoba hal seperti itu dengan laki-laki? Oh no! Dia normal,
"Hanya itu yang dapat kau lakukan." kata Luhan datar.
"Jika begitu, itu akan menjadi Real Fiction hyung! Bukan Fanfict.."
"Tidak apa-apa. Sekalian untuk pengalamanmu baek. Ahahaha" Luhan mengedipkan satu matanya kepada Baekhyun, lalu meninggalkan adik kelasnya itu yang kini tengah termenung memikirkan cara lain.
Cara Luhan sungguhlah tidak elit, begitu fikirnya.
...
Senja telah tiba sejak 1 jam lalu. Baekhyun masih berada didalam kelasnya, sendirian dengan pintu kelas yang tertutup. Jika ini adalah film horror, maka biasanya akan terdengar bunyi jendela diketuk atau suara hantu yang membuat sebagian orang memekik ketakutan.
Namun ini bukan, baekhyun sangat tidak pantas untuk memerankan tokoh dalam film horror. Ia tidak takut hantu dan ia hanya memusatkan diri pada laptopnya. Ya, laptopnya. Ia berjanji pada dirinya sendiri, malam ini setidaknya harus tertulis sekitar seribu kata sebelum ia bisa pulang menuju rumahnya.
Ditengah menulis Fanfictnya, ia merasakan bagian selatan tubuhnya tidak dapat diajak kompromi. Ia sedang menahan urine nya. 'Ini pasti akibat terlalu banyak meminum air mineral tadi' ucapnya dalam hati.
Dengan penuh kekesalan ia meninggalkan kelas untuk menuju ke kamar mandi. Membiarkan laptopnya yang menyala itu sendirian diruangan kelas. Laptop berisi Fanfict yang baru terdiri dari 400 kata.
Setelah selesai mengeluarkan urinenya, Baekhyun langsung buru-buru melangkahkan kakinya kedalam kelas. Ia harus menyelesaikan FF itu dengan cepat sebelum pukul sembikan malam. Karena demi apapun ia akan tertinggal bus.
Tetapi saat didepan kelas, ia melihat sesosok manusia berada didepan laptopnya, terlihat serius. Awalnya ia mengira jika sosok itu hanyalah seorang hantu, namun orang itu adalah Chanyeol. Teman sekelasnya yang cukup populer, cukup bastard juga menurutnya.
"Chanyeol?" baekhyun memanggil orang itu dengan nadanya, sambil melangkahkan kakinya.
Suasana didalam ruangan kelas memang gelap, baekhyun tidak menyalakan cahaya kelas tadi. Ia hanya merasa lebih fokus apa bila suasana gelap. Chanyeol, lelaki yang dipanggil baekhyun menoleh kearah suara yang memanggilnya.
"Baek?" chanyeol malah kembali memanggil nama baekhyun.
"Apa yang kau lakukan disini?" baekhyun bertanya heran setelah mendudukan dirinya disamping bangku chanyeol.
"Mengambil barang yang tertinggal. Dan kau? Apakah benda ini milikmu?" tanya Chanyeol dengan tatapan menelisiknya sambil menunjuk laptop Baekhyun, benda yang ia maksud.
"U-uhm iya itu milikku.." baekhyun gugup, ia baru sadar jika kursor laptopnya sebenarnya berada tepat pada adegan dewasa gay yang ia buat. Ia buat asal.
Baekhyun langsung merebut laptop nya dari hadapan Chanyeol dan menutup laptop itu tanpa menyimpannya. Ia mahkluk terbodoh yang pernah ada! Menghabiskan banyak waktu tetapi sekarang tidak mendapatkan hasilnya. Filenya pasti telah hilang, karena demi apapun laptopnya tidak diatur dengan Auto Save. Ckck.
Chanyeol hanya menyeringai melihat tingkah Baekhyun yang terlihat gugup.
"Aku tidak menyangka baek" ujar Chanyeol masih dengan seringaiannya.
"A-apa?" Baekhyun gugup.
"Kufikir kau hanya seorang penulis FF biasa, ternyata aku salah. Kau penulis FF mature dan parahnya Fiction yang kau buat itu gay kan?" Chanyeol masih menyeringai dan mulai mendekatkan dirinya pada Baekhyun, memangkas jarak mereka.
"T-tidak! Aku tidak chanyeol. Itu hanyalah sebuah tantangan dari Kyungsoo! Aku bahkan tidak bisa menuliskan cerita gay itu.." baekhyun memundurkan tubuhnya dan mulai menunduk. Chanyeol terlihat menyeramkam, padahal sebenarnya terlihat tampan dengan rambut berwarna hitam legam.
"Mengapa tidak bisa?" tanya Chanyeol cepat.
"A-aku hanya tidak tahu bagaimana adegan dewasa yang harus kutulis. Aku tidak memiliki pengalaman" ujar Baekhyun, ia tidak sadar jika jawabannya itu justru membuat Chanyeol lagi-lagi menyeringai.
"Kau ingin menulis FF tetapi belum pernah mencoba apapun? Bagaimana bisa?" tanya Chanyeol menatap manik Baekhyun lekat.
"Apa aku harus mencobanya dahulu baru bisa membuat karya?" tanya Baekhyun jengkel. Orang didepannya ini terlalu sok.
"Harus!" jawab Chanyeol penuh penekanan.
"Tetapi aku tidak mencoba apapun untuk membuat FF mature straight. Bahkan pembaca mengaku jika mereka menyukai FF ku!" Baekhyun tidak terima atas jawaban dari Chanyeol barusan.
"Apa kau baru saja berkata jika kau menulis Fanfict mature? Hm?" senyum miring terlukis diwajah Chanyeol. Baekhyun menutup mulutnya, merutuki dirinya yang berkata tidak penting.
Bodoh! Pikirannya mengantuk.
Baekhyun buru-buru membereskan peralatannya, ia akan membawa kakinya untuk keluar. Sungguh ia malu ketahuan menulis Fanfict mature oleh Chanyeol. Apakah ia akan dikatai Byuntae oleh teman sekelasnya ini?
Saat ingin melangkahkan kakinya, tangannya ditarik oleh Chanyeol menyebabkan dirinya terduduk dikursi yang baru saja ia lepas dari bokongnya. Chanyeol mendekatkan wajahnya pada wajah Baekhyun. Terpaan nafas lelaki itu terasa saat ia berkata,
"Ingin mencoba berciuman denganku?" ujar Chanyeol lengkap dengan seringaiannya.
Belum sempat Baekhyun menjawab, bibirnya sudah tersambar oleh bibir tebal milik Chanyeol. Ingin melawan, namun ia tidak bisa. Rasanya kaku. Jujur saja ini ciuman pertamanya, entah mengapa terasa mendebarkan.
Chanyeol terus mencium Baekhyun, mengulum bibir cherry itu dengan penuh perasaan. Saat Chanyeol semakin dalam dan dalam ia mulai melumat Baekhyun lalu memasukkan lidahnya kedalam rongga mulut Baekhyun.
Selanjutnya Baekhyun hanya bisa mengalungkan tangannya pada leher Chanyeol dan sedikit bergumam.
Sepertinya perkataan Luhan tadi siang harus ia pertimbangkan lagi.
Tbc.
