Especially for You

CHAPTER 1: Only You

WARNING: OOC, GAJE, ANEH BANGET, typo, garing, gajelas, anehlah yang jelas~

HEHE, halo semuaaaa, salam perkenalan dulu ah, ini aaron emang baru alias newbie banget! maaf banget kalo emang banyak ew factor di cerita ini, karena hehe yeah ini fic pertama GaaSaku ku, (walau sebenarnya lebih team GaaHina) *minta digampar*

okay daripada saya ngebacot entar readers dan tetangga marah (emang ada readers yang mau baca? *nangis dipojokkan*)

3, 2, 1, Happy Reading, everyone! :D


"Talking to the Moon. Trying to get to You. In hopes you're on, the other side. Talking to me too"

-Bruno M.


normal POV

pukul 8.15! gawat. emang sekolah sialan, gue kira bakalan ada kemunduran jam masuk. ugh.

"terpaksa lariiiiii" teriak sakura

fyuh. ternyata masih keburu. kaki sakura langsung patuh mengikuti otaknya untuk segera menuju tempat duduk. kedua dari belakang.

menurutnya memang tempat yang nyaman untuk duduk disini. dan secara refleks mataku langsung melirik kursi sebelahnya.

"jangan bilang dia terlambat lagi" gumam sakura.

"pagi anak-anak! siapkan kertas kalian terlebih dahulu, sensei memang akan memberi tambahan waktu untuk belajar 19 menit." kakashi-sensei memotong lamunan sakura dengan ucapannya. hari ini memang akan diadakan ulangan fisika, bab optika geometri tepatnya. bab yang cukup sulit untuk sakura, walau dia memang menyenangi jurusan IPA.

dan pelajaran yang memang gaara sukai. batin sakura.

"BRAK"

"pagi sensei" muka gaara seperti biasa. tanpa ekspresi pada wajah tampannya. dalam hitungan seperdetik, sakura menoleh ke arah pintu.

"hei, gaara. untung belum dimulai, kau seharusnya tidak boleh telat seperti ini lagi, sudah berapa kali kau telat seperti ini? seharusnya kau memikirkannya." kakashi-sensei memang sedikit terlihat kesal. namun hanya itu yang dikatakannya. gaara pun hanya mengangguk dan menuju ke tempat duduknya. seperti biasa, di sebelah Sakura. teman kecilnya.

mata Gaara yang dikelilinga garis mata yang hitam kelam dan menarik melirik sekilas sakura yang sedang membaca buku catatannya ulang yang tampak kesusahan.

Helah sakura, pasti dia belum mengerti tentang apa yang dijelaskan kakashi-sensei tentang bab ini. Batin Gaara

Gaara segera mengeluarkan buku tulisnya, dan merobek cepat dua lembar kertas pertengahan buku tulisnya. dua?

"Sakura,"

sakura menoleh dan mendapati Gaara menyodorkan selembar kertas ke dirinya.

oh iya. batin sakura

"thanks banget, gaara. " mau tak mau sakura tersenyum sebagai tanda terima kasih. tapi yang disenyumi justru hanya mengangguk dan membuka lembar selanjutnya dari majalah bola yang dibacanya.

yang bener aja nih, anak! mau pelajaran fisika gini, malah baca tentang.. siapa tuh? jack wilshere?

sakura tidak bisa tidak heran, yah ini memang bukan pertama kalinya. sakura adalah teman baik gaara, hampir semua hal tentang gaara, dia tahu. sahabatnya memang dingin, wajahnya datar, mungkin bisa dihitung dengan jari berapa kali dia tersenyum.

sewaktu gaara mencetak gol di pertandingan antar tim SMP. sebagai kapten, sakura ingat bagaimana senyum gaara saat mengangkat piala.


"Gaara congrats!" sakura hampir setengah teriak. gaara menoleh ke arah sakura, dan berjalan kearahnya seiring gadis yang dituju juga melakukan hal yang sama. tangannya masih memegang tropi kemenangan. gadis berambut pink dalam balutan baju seragam tim sepak bola sekolah dasarnya dan gaara memang ia sengaja pakai untuk menyemangati sahabatnya.

"thanks, sakura. kamu lihat gol ku tadi?" keringat gaara mengucur di pelipis cowok itu. senyumnya masih belum memudar. yang ditanyai hanya terdiam menatap senyum itu.

"eh, iya.. aku lihat, selamat ya, kalian memang berhak menang" sakura dengan cepat mengalihkan mukanya dari senyum menawan gaara, ia mencoba untuk menutupinya. ada apa sih denganku. batin Sakura

"eh, sebentar ya, sakura. aku harus menyerahkan tropi ini ke pak kepsek." gaara berkata cepat sembari kakinya melangkah menjauhi sakura

sakura tersenyum, dan mengangguk. ia sangat senang sekali melihat sahabatnya memenangkan pertandingan ini. matanya terus mengikuti punggung gaara yang berjalan kearah kepsek SMP mereka.

"apa yang kau lihat, sakura?" tiba-tiba saja suara ino mengembalikan sakura yang sedang fokus menatap gaara. sakura langsung menoleh kearah ino, yang menatapnya dengan cengiran khasnya. sakura tahu dia akan diledek habis-habisan sama temannya yang satu ini.

"apaan? aku gak lihat apa-apa! cuma itu piala yang mereka raih besar banget!" tawa sakura yang ia coba keluarkan untuk menutupi rasa canggungnya mengalir. ino tidak bisa menahan tawa melihat hal ini. ia tahu, sakura suka sama gaara.

"HAHAHAHAHA, ketauan banget tau gak, udahlah ngaku aja, tadi kamu ngeliatin gaara kan?"

"apaan sih ino, enggak tau! dia kan sahabatku wajar dong kalo aku ngeliatin dia seneng" sakura mengalihkan mukanya, ia sangat tak ingin wajah merahnya itu dilihat ino. bisa habis dia diledek ino!

"halah, bohong! yaudah deh tuh pangeran lapangan kamu dateng!" ino melirik ke arah gaara yang menghampiri sakura. keringatnya masih mengucur di wajah tampan datar cowok itu. Gaara menyadari ada Ino disitu.

"hei, ino. terima kasih sudah datang." singkat, datar seperti biasa. khas gaara sekali. batin sakura.

"sakura, gaara! bagaimana kalau kalian ku foto?" ucap ino. di tangannya sudah ada kamera Sony Alpha DSLR.

"eh-" sakura tampak kaget, ia tak tahu harus gimana. apaan sih kok aku nervous gini.

gaara mengangguk. tangan gaara dalam sekejap menggapai bahu kanan sakura, mendekap sakura lebih dekat dengan dirinya. sakura yang hanya bisa mengangkat tangan kanannya membentuk simbol 'peace' untuk menghilangkan rasa gugupnya. senyum gaara terpampang diwajahnya bersama senyum-nervous sakura yang ada di wajah cantiknya. gaara sedikit menunduk menyesuaikan dengan tinggi sakura, sakura hanya bisa tersenyum berusaha sebisa mungkin menyembunyikan semu merah di pipinya.

"satu, dua, tiga.. cheese!"


"Sakura!"

"Sakura!" Kakashi-sensei hampir berteriak melihat sakura belum juga menanggapinya.

"eh, iya sensei ada apa?"

"ada apa? ayo sakura ulangan akan diadakan sebentar lagi, tutup bukumu, persiapkan alat tulis. segera." ujar kakashi sembari berjalan ke tempat duduknya kembali

"hei kamu kenapa sih?" gaara yang disampingnya terlihat penasaran, dari tadi sakura hanya melamun saja.

"tidak apa-apa." jawab sakura singkat, ia masih terbayang masa-masa itu. hingga pikirannya sekilas teringat kepada sebuah bingkai foto kecil diatas meja belajarnya yang berisi foto waktu itu.

ugh, ada apaan sih denganku? harusnya aku memikirkan fisika! sakura memegangi kepalanya frustasi.


"gaaraaaaaa, makasih banget yang tadi!" sakura menghampiri gaara yang sedang beranjak keluar kelas. gaara memang membantunya dalam ulangan tadi, sedikit perasaan lega setelah ulangan membuat sakura sejenak melupakan pikirannya tadi.

"hah, kamu memang merepotkan. udah yuk, laper nih." sakura hanya tersenyum menanggapinya, sambil mengikuti langkah gaara ke kantin. rasa nyaman sebagai sahabat ini yang membuatnya tersenyum. memang sakura harus mengakui bahwa ia tidak bisa berpaling dari gaara. gaara adalah sahabatnya, banyak hal yang sudah mereka ketahui satu sama lain. tidak ada canggung diantara mereka. kecuali tentang... perasaannya sendiri. Mungkin.

sakura mencoba menepisnya. gaara yang dihadapannya saat ini adalah sahabatnya, tidak seharusnya ia terlalu memikirkan perasaannya ini.

kantin ramai, namun sakura tahu kalau mereka tidak akan makan dikantin. melainkan di taman belakang sekolah. seperti biasa.

sebuah burger, dan segelas air mineral ditambah puding coklat dan vla vanilla berada ditangannya sekarang, sama dengan menu yang diambil gaara. mereka melangkah ke tempat duduk di bawah pohon maple di taman belakang.

sakura menoleh ke arah gaara sebentar, dan tersenyum. gaara yang sedang mengunyah burgernya hanya bisa menoleh balik, dan menatapnya tanda tanya.

"kenapa?"

"tidak apa-apa."

"akhir-akhir ini kamu selalu menjawab, tidak apa-apa, ada apa sih?"

"eh, beneran tidak ada apa-apa. kok kamu maksa gini sih, gaara?" sakura mendengus, huh, masa aku harus menjawabnya dengan jujur. aku saja belum tahu tadi kenapa aku ngeliat dia kayak gitu.

Gaara mengerutkan dahi.

"yasudah." gaara kembali melanjutkan makannya. tak ada yang tahu bahwa dalam hati ia tersenyum. tersenyum karena waktu seperti ini, hanya ada ia dan sahabatnya. sakura.

"hei ino, makasih ya sudah menunggu" sakura menghampiri ini yang refleks menoleh ke arahnya.

"tumben tidak bareng, si maniak bola, gaara?"

"enggak lah, dia ada latihan bola sama tim nya. kan mau tanding sebentar lagi."

"cie perhatian amat, lo. aku iri loh" ino menanggapinya sambil berjalan meninggalkan kelas bersama sakura.

"maksud lo? aduh ino, kita tuh cuma sahabat." sakura langsung menyalaknya balik. itu keliru. kalau ada yang menganggapnya lebih dari sahabat. karena..

"kamu mau bilang lagi, kalo yang kamu dan gaara cuma sahabat, kalo cuma kamu yang suka sama dia, dan dianya nggak merasa begitu? sakura, sahabat jadi cinta emang udah biasa. tapi cuma kalian yang bisa ngerasain apa yang sebenarnya terjadi. dan kadang kalian harus mengakuinya."

ino memang benar.

"itu dulu, ino. kita memang pernah sama-sama suka, tapi nggak lebih buat sekarang. dulu aku sayang gaara dan gaara sayang aku. tapi sekarang cuma ada sakura dan gaara. gak lebih" sakura cepat-cepat menyanggahnya. ia tak mau mengingat hal itu lagi, ia tak mau mengingat kejadian masa lalu. masih untung persahabatannya dengan gaara tidak terusak karena itu.

"terserah kamu sajalah." ino mendengus, mencoba mencari topik lain, ia juga tak mau sakura kembali mengingat tentang itu.


2008, summer.

"Sakura, aku menang. dan kamu tahu? sebenarnya, aku dapat tawaran untuk bermain bersama Real Madrid under 16." wajah gaara memang sangat terlihat gembira. senyum dan tawanya seakan mengalir bersama dunia. dan sakura melihat hal itu. ia bisa merasakan kesenangannya, tapi tidak sampai ia mendengar kata Real Madrid.

"r-real madrid? gaara?" sakura seakan tidak percaya. ia tidak tahu ia harus senang atau sedih. yang dipikirannya sekarang hanyalah wajah gaara yang akan menghilang melangkah menjauhinya, dan ia akan terlupakan. sakura benci itu.

"iya, sakura." gaara berhenti tersenyum. ia dapat melihat perubahan air muka sakura. "Ada apa?" gaara mencoba mengembalikan air muka sakura, walau gaara tahu. sebentar lagi ia akan memperburuk apa yang dilihatnya sekarang.

"berarti kamu gak bakal disini? kamu bakal ke spanyol?" sakura tidak tahan untuk tidak bilang secara to-the-point. sekarang dia hanya butuh jawaban. iya atau tidak. iya atau tidak, yang akan dikatakan gaara kepada tawaran itu.

gaara berhenti sejenak, tatapannya ke sakura tidak berpaling. namun akhirnya ia hanya dapat mengatakan satu kata. "-ya"

sakura hanya bisa terdiam.

tidak ada kata-kata lagi, mereka hanya terdiam walau gaara masih belum melepas tatapannya pada sakura. namun sakura mengabaikannya. perasaannya campur aduk.

~FLASHBACK (emang ini cerita gaje, bingungin abis)

2008, summer,

19.30.

wajah tampan seorang gaara, seorang pemain bola kebanggan tim U-16 jepang, seorang kapten bagi timnya terlihat mengadah keatas, menatapi langit yang mendung dari balkon rumahnya. ini memang malam yang cocok untuknya, hanya sekejap, pikirannya kembali ke hari kemarin. hanya beberapa jam yang dibutuhkan untuk segera menghilang dari jepang. hanya dalam beberapa jam ia akan meninggalkan sakura.

2008, summer, yesterday

"sakura," gaara memanggil gadis pink itu pelan

"hn?"

"hari ini bagaimana? bagaimana kamu dengan sasuke? maaf tiba-tiba aku pergi, aku ada urusan mendadak, kamu tahu kan banyak hal yang harus diurus sebelum berangkat."

"senang. yah tapi tidak ada kamu disana, jadi aku tidak bisa bilang itu sesuatu yang menyenangkan."

"setidaknya kamu tersenyum" gaara hanya bisa melanjutkan kata-katanya itu dengan senyum.

"gaara, ada apa?" sakura menatap mata gaara, ia tahu ada yang aneh. Gaara adalah sahabat terdekat, seseorang terdekat yang diri sakura tahu. sahabat sekaligus kekasih, terlalu banyak hal yang bisa diceritakan mengenai gaara. sakura tahu semuanya

"setidaknya kamu juga harus terbiasa kalau aku tiba-tiba pergi" gaara hanya menatap ke depan tanpa membalas tatapan mata pacarnya. yang sekaligus sahabatnya.

"gaara?" sakura kembali bertanya. ia ingin gaara menatapnya kalau sedang berbicara. seperti biasa.

"aku rasa kamu akan baik-baik saja tanpa aku, kamu tahu, besok malam, aku akan berangkat ke madrid, spanyol. yah aku tahu itu cuma 1 tahun, tapi aku rasa.. " suaranya terdengar dingin, jauh beda dengan bagaimana gaara menghabiskan suaranya untuk berbicara dengan sakura. gaara masih menatap kedepan. mengabaikan panggilan sakura.

"gaara!" sakura memotong cepat. air matanya hampir jatuh.

tangan gaara sekejap mendekap sakura ke pelukannya. ia tidak bisa berkata apa-apa. namun yang terdengar hanya isak tangis pelan dari sakura. sakura mencoba berhenti, tapi tidak bisa, gaara tahu itu. gaara mendekapnya makin erat, seperti ia tak mau kehilangan sahabatnya ini.

namun sahabat tetap sahabat, entah kenapa pikiran ini membuat gaara memutuskan untuk berpisah dari sakura. Gaara sadar kepergiannya selama 1 tahun akan mengubah sesuatu, gaara tau walau ia tidak menginginkannya, tapi itu terlalu menyusahkan untuk sakura. lebih baik ia menjauh dari kekasihnya dan kembali ke tokyo sebagai sahabat dan melihat sahabatnya itu melupakan semua tentang rasa yang telah ada. itu lebih baik, melihat sakura bahagia tanpa dirinya walau ia masih belum bisa menyadari apakah ia sanggup atau tidak.

1 tahun lagi memang ia akan kembali, tapi itu terasa tidak benar. gaara ingin, gaara, ingin, mencoba untuk melupakan semuanya. fokus kepada sepakbola dan melihat sakura bahagia dengan orang lain, dan hanya menjadi sahabatnya.

gaara melepas pelukannya dengan cepat. tangannya menyentuh pipi sakura, mencoba menghilangkan air mata yang terus mengalir.

"maaf, kita tidak seharusnya seperti ini, kita sahabat." suara itu serak sekali. hampir terlihat seperti bisikan. sakura tidak bisa tidak kaget mendengar hal ini, kemana semua rasa selama ini, kemana ucapan di stadion saat kapten tim sepakbola kebanggan SMPnya menyatakan perasaannya.

"gaara! hanya 1 tahun, lalu kamu akan kembali ke jepang. apa itu tidak cukup untuk membuat kamu tetap bersamaku?"

"kamu gak mengerti."

gaara justru melanjutkannya dengan senyum. "sakura, kamu hanya seorang sahabat bagiku, dan aku menyadari itu disaat seperti ini." Gaara berbohong. ia tahu ia harus membohongi gadis yang disayangnya, ia mencoba untuk mengatakan itu dengan jelas, gaara tahu ini tidak benar, ia masih menyadari kalau ia sayang sakura. sahabatnya sendiri.

sakura terdiam, kata-kata barusan sangat menyakitkan. ia tidak tahu bagaimana harus berkata, yang ia bisa lakukan hanyalah menatap gaara dengan pandangan kosong, mungkin gaara memang hanya akan menjadi sahabat.

air matanya masih belum terhenti, "ada seseorang kan?"

gaara menunduk, mukanya datar, bukannya menjawab pertanyaan, gaara justru berkata sesuatu, "melihatmu bersamaku dan menangis itu sudah cukup. aku tidak mau melihatnya lagi, kamu terlihat lebih bahagia jika kau melupakan semuanya tentang rasa sayang diantara kita."

sakura hanya bisa berpaling. ia tahu ia tidak boleh lemah. sejenak ia memejamkan matanya, ingatannya kembali memutar semuanya. saat-saat ia dan gaara masih bersama. sakura menggigit bibir bawahnya, terasa satu tetes air matanya kembali melintasi pipinya.

"setidaknya sekarang aku tahu. aku memang bukan orang yang kamu cintai" matanya masih terpejam mencoba bangun dari mimpi buruk ini,

gaara ingin membantahnya. tangannya mengepal keras, mencoba membentak sakura, dan meyakinkan bahwa hanya dia sahabat yang gaara sayangi.

otaknya langsung berpikir cepat menyadari tidak seharusnya ia melakukan hal itu, gaara tahu ia tidak boleh lemah untuk melepas sakura, biarlah sakura melihat sesuatu kebohongan walau nanti gaara hanya bisa melihat senyumnya dari jauh tanpa ikatan kekasih

"kamu akan melihatku 1 tahun lagi, sebagai sahabat." pelan, gaara tersenyum. "sudah malam sakura, kita tidak bisa menginap di taman belakang rumahmu ini, lagipula, aku tidak membawa selimut seperti waktu camping." kaki gaara beranjak berdiri, tangannya disodorkannya ke sakura, mencoba menggapai tangan sakura untuk membantunya berdiri.

langit yang mendung masih belum mengeluarkan hujannya. mungkin kemarin adalah hari terakhir untuk melihat wajah sakura sebelum ia terbang ke spanyol. ia tahu ia harus berusaha mengabaikan perasaannya terhadap sakura, dan putus dengannya. ia harus terlihat bahwa ia tidak mencintai gadis itu lagi.


2011

lapangan sepakbola SMA Negeri Tokyo, 15.30.

kaki gaara menendang bola itu. mengopernya ke sasuke dan kembali ke gaara, gaara dengan cepat mengiring bola itu hingga memasuki kotak penalti dan tanpa ragu kakinya dengan cepat menendangkan bola itu masuk ke gawang melewati sang kiper, neji.

senyum gaara terlihat sempurna di wajahnya yang lelah, keringatnya mengucur di wajahnya sembari kakinya melangkah ke bench untuk mengambil botol air mineral. dengan cepat dalam beberapa tegukan gaara menghabiskan air hingga tetes terakhir.

sasuke yang disampingnya juga terlihat lelah, latihan menghadapi pertandingan melawan salah satu rival tangguh memang sedikit melelahkan.

"hei gaara, kamu yakin kita akan memenangkan pertandingan ini?"

"hn. kita berusaha, sasuke."

"yah, tapi tim sepak bola Chiba sangatlah tangguh. kamu ingat pertandingan lalu? 2-0 tanpa balas."

"kita melihat kedepan, sasuke" gaara menepuk bahu sahabatnya itu, ia bergegas membereskan tasnya dan beranjak keluar dari arena latihan. sejenak ia mengobrol bersama pelatih. akhirnya kakinya kembali melangkah menjauh dari lapangan.

sasuke terdiam, entah kenapa ia memikirkan pertandingan yang ada di hadapannya itu. ia kembali ingat satu tahun lalu. gaara masih di spanyol, dan timnya kalah telak dengan tim chiba 2-0. dan sakura ada disitu. menyemangati timnya.

wajah sakura yang manis, yang saat itu tengah kecewa terhadap hasil pertandingan terhadap timnya. masih tidak bisa dilupakan. sangat berbeda dengan pertandingan 2-0 sebelumnya, dimana masih ada Gaara di situ, walau kalah, tapi sakura berbeda.

sasuke mengepalkan tangannya dan menunduk.

cukup sasuke. dia sakura, tanganmu tidak akan bisa menggapainya.


gaara melangkahkan kakinya masuk ke pekarangan rumahnya. rumah gaara bersebelahan persis dengan rumah sakura, dengan pelan ia membuka pagar kuning rumahnya itu, dengan menendang-nendang bola kecil hingga kakinya menendang bola itu dengan kencang.

"BUGH!"

"ups" gaara berujar pelan, ia tahu sebentar lagi yang ia dengar hanyalah teriakan ayahnya yang marah karena menendang pintu rumah. lagi.

gaara melihat keatas, terarah ke jendela kamar sakura. didapatinya sakura lagi tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya dari atas, dengan headphone di telinganya dan kacamata belajar di pertengahan hidungnya.

"SAKURA! apa-apaan kamu ketawa?" gaara pura-pura memasang wajah marahnya dan menatap sakura dari bawah. yang ditatap justru semakin tertawa.

"ya ampun, gaara! kamu lagi ngapain sih? sampe nendangnya kayak gitu hahahaha" sakura benar-benar tidak habis pikir melihat tingkah gaara yang mangaduh kesakitan saat kupingnya dijewer oleh ayahnya dan masuk ke dalam rumah. walaupun berkali-kali seperti ini, sakura tidak bisa menahan tawanya untuk ketawa.

"sabar aja ya gaara..." sakura kembali bergumam, matanya masih mengikuti sosok gaara yang akhirnya hilang dari tatapannya terhalang oleh pintu dan dinding rumahnya.

sakura kembali beralih ke soal-soal olimpiade komputernya. mencoba mengerti apa yang dimaksud oleh susunan procedure dari bahasa pascali lagu You-ten2five. ia kembali tenggelam dalam soal-soal algoritma yang ada, hingga satu pesan masuk ke ponselnya.

tangannya segera mengambil ponsel, menekan tombol unlock, mengetik kata "Pascal". bahasa komputer yang diagungkannya, hingga dipilihnya sebagai password ponselnya.

To: Sakura

sakura, jangan ketawa tentang tadi! oh ya, besok ulangan komputer ajari aku disekolah pagi hari ya :P

sender: gaara

sakura hanya bisa tersenyum melihat pesan itu. matanya terpejam menahan sakit. Mengingat ia tidak boleh berdebar, gaara hanyalah sahabat. namun ia kembali tersenyum seperti berusaha melupakannya.

to: gaara

semua orang juga bakalan ketawa kali, kurang kerjaan sih kamu!

berani bayar berapa? :P

from: sakura

sakura segera kembali beralih kepada soal-soal tersebut hingga nada penanda sms berbunyi. tangannya dengan segera membuka pesan yang masuk

to: sakura

berani bayar berapa? sakura, sakura, kamu mau apa sih dari aku?

hahahaha

sender: gaara

sakura tidak bisa untuk tidak tertawa, gaara yang jahil dan datar masih saja seperti yang dulu. ia segera mengetik balasan untuk gaara. sent.

5 menit berjelang, sakura berusaha untuk tidak mendekati ponsel laknat yang akan membawanya menunggu sms balasan dari gaara.

10 menit

15 menit

30 menit

message (0).


TBC~

hehe gajelas bangeeeeeeeet -_- udahlah gatau ini fic pertama juga maaf ya sabar aja yang udah baca pasti muntah2 ngeliat betapa jeleknya ini fanfic. RnR? :D

PLEASEEEE HEHE :D review nya ya kawan-kawanku tercinta.

-frauaaron-