NARUTO PUMNYA MASASHI KISHIMOTO
DANGER (hhibin)
NARUTO.U X HINATA.H
RATING: T
NOTE: AU, TYPO.
.
.
.
Perubahan drastis, apa kau mempermainkanku? Jika memang benar, berarti kau dalam bahaya.
.
.
.
#Tamanbelakangsekolah
Terlihat wanita berambut indigo dan bermata pucat itu membuntuti pria berambut kuning dari kejauhan. Orang yang pertama melihatnya pasti akan tau jika wanita berambut indigo ini menyukai pria berambut kuning itu.
"Hinata!" terdengar teriakan dari arah depan. Arah yang ia lihat dari tadi, arah dimana seorang pria berambut kuning yang ia buntuti. Ia bingung setengah mati. Ia bingung apa yang akan ia katakan pada pria berambut kuning didepannya yang sekarang tau ia membuntutinya sedari tadi. Padahal yang memanggil itu bukanlah pria berambut kuning itu, tapi melainkan wanita berambut pink sebahu yang berdiri tepat didepan pria berambut kuning itu. Pria berambut kuning yang tau ada Hinata di belakangnya langsung datang ke arah Hinata.
"Apa yang kau lakukan? apa kau membuntutiku lagi?" Hinata hanya diam seribu bahasa. Ia terlalu gugup untuk mengatakan alasannya, lagi pula ia juga tidak mempunyai alasan apapun sekarang ini.
"Aku tidak suka jika kau buntuti seperti ini. Kau tau sendiri kan jika aku menyukai Sakura?" ucapan Naruto sukses membuat Hinata hanya mampu menunduk sekarang ini. Gugupnya sudah hilang, ketakutan lah yang mulai menyelimuti seluruh tubuhnya.
"Aku tau jawaban mu sekarang ini. Aku harap kau tidak usah membuntutiku lagi," Hinata mengangguk mengerti kemudian ia pergi meninggalkan pria berambut kuning. Sakura yang melihat Hinata pergi langsung berlari ke arah pria berambut kuning tadi.
"Dasar bodoh. Apa yang kau katakan padanya?"
"Aku hanya mengatakan jangan membuntutiku lagi. Apa aku salah?" Sakura mendengus mendengar ucapan Naruto sekarang. Ya.. pemuda berambut kuning itu adalah Naruto.
"Kau salah besar. Baka," Sakura langsung pergi meninggalkan Naruto, Naruto yang melihat Sakura pergi langsung mengejarnya. Perlakuan yang terlihat jelas, wanita yang jelas-jelas menyukainya itu ia sia-siakan sedangkan wanita yang sudah jelas tidak terlihat suka dengannya malah ia sukai. Kesalahan besar.
Hinata sekarang ini masih berjalan dengan posisi menunduk. Ia sekarang mencoba untuk terlihat lebih tegar. Perlahan, Hinata mulai mengangkat kepalanya, tersenyum dengan paksaan dan berjalan dengan santai seolah olah tidak ada yang terjadi padanya. Semakin ia mencoba untuk berjalan seperti biasa, semakin pula mata pucatnya itu berkaca-kaca. Ia tidak bisa menghilangkan perkataan Naruto tadi, secara tidak langsung ia di tolak dengan alasan yang sama. Hinata... untuk kesekian kalinya mencoba tersenyum tulus, tapi yang keluar hanyalah senyum getir dan beberapa tetesan air mata. Semakin lama.. air mata itu mengalir dengan deras. Hinata langsung berlari kencang menuju arah tangga ketika merasa air matanya sudah meluap. Ia menaiki satu persatu anak tangga yang menuju atap sekolah untuk meluapkan semua keluh kesa yang ia hadapi sekarang. Jika atap ini bisa bicara sekarang, ia pasti akan berbicara dengan tulus tanpa rekayasa atau dilebih-lebihkan. Pada akhirnya sampailah juga Hinata di atas atap gedung SMA KONOHA. Seperti biasa, Hinata langsung terjongkok di atas atap dengan wajah menunduk. Ia menangis tanpa suara, hanya air matanya lah yang keluar dengan deras.
"Kenapa menangis?" suara bass tepat disampingnya. Hinata diam tidak bergerak sedikitpun.
"Ceritalah padaku, bukankah kita ini teman sewaktu smp?" Hinata menengok keatas ketika pria disampinya berkata teman smp. Wajahnya sedikit terlihat gelap karena tertutupi bayangan, tapi perlahan terlihat wajahnya.
"Sasuke-kun?" ucap Hinata tidak percaya. Sasuke tersenyum sedikit dan kemudian jongkok juga disamping Hinata.
"Aku baru lihat kau menangis hingga seperti ini. Katakan padaku siapa orang itu?" Hinata hanya diam tidak menghiraukan pertanyaan Sasuke. Sasuke yang tau Hinata tidak ingin menjawab pertanyaannya langsumg mengganti topik pembicaraan yang lain.
"Ini. Aku tidak suka melihatnya," Sasuke memberikan sapu tangannya pada Hinata. Hinata pun menerimanya dengan perasaan yang masih bingung.
"Be-berapa lama kau ada disini?" tanya Hinata bingung. Ia masih belum menghapus air matanya karena masih bingung dengan pemandangan yang ia lihat disampingnya.
"Sekitar 2 tahun," ucap Sasuke singkat kemudian mengelap air mata Hinata dengan pelan, "Kau tidak tau jika aku teman satu sekolahmu?" Hinata hanya diam mendengar pertanyaan yang Sasuke ajukan padanya.
"Ayo kita pergi. Aku tau jika kau memang tidak tau," Sasuke perlahan menarik tangan Hinata agar bangun. Hinata hanya menurut, ia tidak bisa mengalihkan matanya dari wajah Sasuke.
"Kau jangan menatapku begitu, kau tau jika aku masih menyukaimu kan?" Hinata mengangguk malu jika mendengar pertanyaan Sasuke itu.
"Jangan menatapku lagi," Hinata mengangguk menurut. Kemudian ia perlahan berjalan meninggalkan Sasuke.
"Kau ingin kemana?" tanya Sasuke. Hinata diam seketika, "Menjauh darimu," Hinata berjalan lagi ketika mengucapkan itu. Sasuke tersenyum dan mengikutinya dari belakang, Hinata yang tau Sasuke mengikutinyapun menengok ke arah belakang dan tersenyum.
"Kau masih mengingat cara bicaraku Sasuke-kun?" tanya Hinata tidak percaya. Sasuke mengangguk dengan senyuman yang lumayan lebar. Jarang-jarang pemuda Uchiha ini tersenyum lebar seperti itu.
"Iya jelas aku masih mengigatnya. Kau berkata itu selalu kebalikannya, harusnya kau rubah kebiasaan mu itu," Hinata tertawa lebar ketika mendengar ucapan Sasuke itu. Sasuke yang melihat Hinata tertawa tanpa sadar ia juga ikut tertawa. Pemandangan ini adalah pemandangan yang bisa membuat semua kaum wanita iri melihatnya karena Sasuke tertawa dengan puas hanya dengan Hinata. Tidak lupa mata onix nya itu juga tidak terlepas dari pandangannya ke arah Hinata. Tepat ketika mereka berdua turun, ada Sakura dan juga Naruto yang terdiam di tempat karena melihat adegan Sasuke dan Hinata yang cenderung akrab sekalih itu. Hinata dan Sasuke yang melihat mereka berdua juga berhenti tertawa, Sasuke yang tau permasalahannya pun menggenggam tangan Hinata dengan erat dan pergi melewati dua manusia yang terdiam ditempat. Hinata pun hanya mampu menuruti alur yang terjadi sekarang.
"Bukankah tadi itu Hinata dan Sasuke?" tanya Naruto tidak percaya. Sakura hanya diam tidak menjawab pertanyaan Naruto, Naruto yang sadar Sakura tidak bersuara perlahan mulai memerhatikan wajah Sakura.
"Sakura-chan, kau kenapa?" Sakura menggeleng," Ah.. aku tidak apa-apa. Aku tidak jadi ke atap sekarang, kita kekantin saja," Naruto menurut dan berjalan duluan. Sakura masih saja diam ditempat ketika Naruto sudah berjalan duluan, merasa tidak ada yang mengikutinya Naruto menengok kearah belakang, "Sakura-chan ayo! Aku sudah lapar," Sakura tersenyum dan berlari ke arah Naruto.
"Gomen. Aku yang traktir sekarang ini," ucap Sakura. Naruto mengangguk mengerti.
Suasana dikantin ini terlihat lebih ramai, dikantin rata-rata juga di dominasi oleh kaum wanita. Didominasi oleh wanita karena mereka penasaran siapa wanita yang didekati Sasuke sekarang. Hinata yang tidak nyaman jika semua orang menatapnya hanya bisa menunduk malu. Sasuke yang melihat Hinata malu langsung mengangkat wajah Hinata agar menatapnya.
"Makanlah dengan biasa. Tidak usah menunduk seperti itu, abaikan saja mereka. Anggap saja hanya kita berdua tidak ada makhluk lain," Hinata langsung tertawa mendengar ucapan Sasuke itu.
"Haha.. Kenapa kau bisa bilang mereka makhluk lain. Memangnya kau pikir orang-orang itu alien apa?" ucap Hinata pelan masih dengan tawa. Sasuke juga ikut tertawa.
"Memang kenyataannya, ini kau makan yang banyak," Sasuke langsung menyuapkan beberapa salad kemulut Hinata. Hinata reflek memukul lengan Sasuke, Sasuke hanya tertawa melihat ekspresi Hinata. Semua orang yang melihatnya tambah kesal dengan Hinata karena mereka semakin dekat jika begitu. Naruto dan Sakura yang sudah berada dikantin langsung duduk disebelah meja Hinata Sasuke tanpa tau disebelahnya ada Hinata Sasuke. Naruto yang melihat duluan ke samping hanya bisa diam ditempat, jadi Hinata lah orang yang selama ini Sasuke sukai hinggah membuat Sakura ditolak untuk kesekian kalinya dan bisa tertawa puas seperti itu hanya dengan Hinata. Naruto yang mulai panas langsung bangun dari duduknya. Ia menimbang-nimbang ucapan Sasuke padanya waktu itu. Dengan hati yang setengah mantap itu, Naruto perlahan berjalan ke arah Hinata.
"Hinata," Hinata langsung menengok kearah suara yang memanggilnya. Sumpit yang ia pegang reflek langsung terjatuh kelantai. Ia hanya bisa membungkam mulutnya sendiri. Semua badannya pun mendadak lemas.
"Aku ingin bicara padamu. Ikut aku," Hinata masih diam seribu bahasa. Ia tidak bisa menjawab ucapan Naruto itu. Dikepalanya sekarang ini hanya satu pikiran yaitu kenapa Naruto memanggillnya dan bilang ingin bicara sesuatu. Apa yang ingin dibicarakan Naruto padanya? Sasuke yang tau hal ini akan terjadi langsung menahan tangan Hinata agar tidak bangun, Naruto yang melihatnya langsung menarik tangan Hinata dengan kuat.
"Ikut aku," ucap Naruto dingin dan menariknya lebih kuat lagi dan pada akhirnya genggaman tangan Sasuke terlepas, Hinata hanya bisa menurut pada Naruto. Lagi juga ia masih syok dengan kejadian sekarang ini. Sakura yang sadar Naruto pergi meninggalkannya langsung bangkit mengejar Naruto, baru ada beberapa langkah ia melangkah Sasuke sudah menahannya.
"Biarkan dia pergi, kau jangan ikut campur kali ini," ucap Sasuke datar. Sakura pun menurut, mereka berdua hanya bisa memandang mereka dari belakang dan lama kelamaan mereka berdua hilang ketika belok kearah kanan.
Naruto berhenti dan melepaskan genggaman tangannya dengan Hinata ketika mereka sudah sampai di taman belakang sekolah. Naruto menatap Hinata dengan malas.
"Ada yang ingin aku bicarakan padamu," Hinata hanya diam sambil tetap mendengarkan kelanjutan dari ucapan Naruto.
"Maukah kau menjadi kekasihku?" tanya Naruto serius. Hinata langsung terduduk lemas di rerumputan setelah mendengar ucapan Naruto tadi. Ia sangat terkejut dengan ucapan Naruto barusan sedangkan Naruto yang panik langsung berjongkok didepan Hinata.
"Ka-kau kenapa Hinata?" tanya Naruto panik. Hinata hanya diam ketika ditanya. Matanya memandang ke arah depan dengan tatapan kosong, sepertinya pengakuan Naruto tadi cukup membuatnya terkejut setengah mati.
"Hinata?! Hinata?!" Naruto menepuk-nepuk pipi Hinata agar sadar. Setelah ditepuk beberapa kali oleh Naruto, baru Hinata kembali sadar lagi.
"Kau kenapa?" tanya Naruto panik.
"Ha? a-aku?" tanya Hinata balik, Naruto mengangguk, "Iya kau kenapa tiba-tiba seperti tadi? Itu membuatku panik," Hinata tersenyum kaku setelah mendengar ucapan Naruto.
"Go-gomen. Aku hanya terkejut saja mendengar pertanyaan Naruto-san tadi," ucap Hinata malu-malu. Ia sekarang jadi malu jika mereka sedekat ini. Naruto hanya tersenyum sedikit dan bangkit kemudian duduk di bangku taman yang ada di sekitar mereka. Seharusnya sebagai laki-laki yang baik itu adalah membantu seorang wanita yang masih terduduk lemas dibawahnya, walaupun tidak suka setidaknya berbaik hatilah sedikit dengan wanita itu. Bukannya pergi duduk sendirian seperti itu.
"Bagaimana? Kau mau tidak?" tanya Naruto serius. Hinata pun mencoba menimbang-nimbang pertanyaan Naruto yang serius itu.
"Kenapa tiba-tiba? Bukankah aku sudah ditolak tadi?" tanya Hinata pelan. Ia sekarang mencoba berdiri walaupun dengkulnya itu masih terasa lemas.
"Apa menurutmu tadi aku menolak?" Hinata diam setelah mendengar pertanyaan Naruto, "Aku bertanya padamu, bukan kah hal ini yang kau inginkan?" tanya Naruto lagi. Hinata menunduk dan tersenyum, senyum yang terlihat aneh yang dikeluarkan Hinata.
"Iya ini memang yang aku inginkan. Tapi tidak bisakah kau berbicara dengan ku dengan nada yang lembut sedikit?" tanya Hinata balik. Naruto tersenyum meremehkan.
"Menurutmu? Kau ingin aku berbicara lembut padamu? Aku akan lakukan itu jika kau menerima ku." Hinata diam tidak memberikan reaksi apapun setelah mendengar ucapan Naruto. Naruto yang penasaran dengan jawaban Hinata mulai berjalan ke arah Hinata dan tepat berdiri di hadapan Hinata.
"Tatap aku. Iya atau tidak?" Hinata menurut dan menatap Naruto.
"Tidak," ucap Hinata dengan anggukan juga. Naruto langsung tertawa ketika mendengar ucapan Hinata, ia tertawa tanpa paksaan dan tanpa sadar juga.
"Maksud jawaban mu apa, kau bilang tidak tapi kepala mu mengangguk," wajah Hinata langsung memerah seketika. Ia malu setengah mati. Benar yang dikatakan Sasuke ia memang harus merubah kebiasaannya itu.
"Go-gomen. Itu sudah kebiasaan ku, jawaban ku i-iya," ucap Hinata gugup.
"Baiklah," ucap Naruto kemudian meninggalkan Hinata yang masih berdiri ditempat.
"Na-Naruto-kun," teriak Hinata. Naruto pun menengok," A-apa kita berpacaran sekarang?" tanya Hinata ragu.
"Menurutmu?" tanya Naruto balik, "Menurutku iya," jawab Hinata tanpa ragu. "Yasudah itu jawabanya. Sampai jumpa," ucap Naruto dan benar-benar pergi meninggalkan Hinata.
#TBC
Kritik dan saran ya minna-san :)
