Hai, readers, kembali lagi bersama Reyne Dark
Ini fict crossover kedua saya di fandom ini. Sisisi... :v
Memang aneh, Ninja Sentai Kakuranger aku pasangkan dengan Naruto? Apa menariknya?
Haha, hanya karena mereka sama-sama satu kubu walau beda aliran. Kakuranger adalah aliran ninja, sementara Naruto aliran shinobi (Shinobi dan ninja beda loh), makanya muncul sebuah ide membuat fict tentang kedua acara ini.
Dari tokusatsu ini, aku ambil di episdode 3 dimana ranger terakhir bergabung bersama keempat rangers lainnya, tentunya dengan sedikit perubahan baik dialog maupun plotnya
Niatnya, mau di episode lain dimana kelima ranger telah bergabung. Tetapi sudahlah tidak apa-apa. Aku cari yang nonmainstream saja (cari episode dimana kelima ranger telah bergabung sudah mainstream)
Seperti biasa, pastinya fict ini sama dengan fict sebelumnya, tiada perkembangan, deskripsi sama dan tidak berkembang, feel tidak dapat, hah, tantangan sekaligus derita author brrm... #manyun :3
Btw tentang disclaimer bagi fandom Kakuranger, aku bingung siapa yang mengarang. So, aku cantumin perusahaan yang membuat serial tokusatsu ini beserta composernya
Arigatou to happy reading...
.
.
.
Ninja from Uchiha Clan
Disclaimer: © Masashi Kishimoto and © Toei Company/Eiji Kawamura
Genre: Parody, friendship, humor (sedikit), adventure, supernatural (ninpo and ninjutsu using), dll
Rated: T
Warning: Typho, CO, OOC, AU, AT, semi AR, masih perlu pengembangan, dll
.
.
.
Setelah member ke-4 bergabung, para rangers kembali berpetualang untuk mencari member kelima. Seraya mencari member kelima, mereka berupaya keras membasmi para yokai yang berniat menghancurkan dunia manusia.
Pagi hari yang cerah di kota Iwa. Terlihat jalan-jalan kota yang cukup ramai. Di dekat taman kota, sebuah bus kucing imut berwarna kuning tengah parkir di dekat taman tersebut. Di depan bus tersebut terdapat meja dan kursi-kursi plastik berwarna putih yang tertata rapi. Rupanya, bus kucing itu adalah toko krepes dengan para rangers sebagai penjual dan pelayannya. Ah, rupanya toko krepes itu terlihat sepi.
Tidak jauh dari mereka, terlihat dua orang pemuda tengah istirahat santai di rerumputan tidak jauh dari toko krepes tersebut. Mereka tengah menikmati jeda dikarenakan toko krepes mereka yang sedang sepi pengunjung.
"Hah, menyebalkan. Bagaimana bisa kau mendapatkan senjata jutsu yang baru? Apakah kami semua bisa mendapatkan Makimono di suatu tempat- mungkin di kota ini?" jawab seorang pemuda berambut bob dengan bola mata hitam nan bulat kepada seorang pemuda raven di sampingnya.
"Mungkin," jawab pemuda raven dengan santai seraya menyunggingkan senyum sombongnya, "Mungkin hanya aku seorang karena aku adalah orang yang istimewa," jawabnya seraya tersenyum ke arah teman di sampingnya. Pemuda bob tersebut hanya cengo dan menjatuhkan paksa tubuhnya ke rerumputan.
"Ugh!"
"Dapatkah aku memesan sebuah krepes dan kopi?"
Di bus kucing tersebut, terlihat seorang pembeli yang tengah memesan krepes dan terlihat seorang gadis berambut indigo panjang dengan bola mata seindah mutiara tengah melayaninya. Ia menyerahkan krepes dan kopi lalu pembeli tersebut menyerahkan beberapa keping uang dan iapun pergi. Di sisi lain, terlihat seorang pemuda berambut kuning duren tengah menata kursi-kursi plastik di dekatnya.
"Ne, Lee, Sasuke, cepatlah kemari dan bantu kami!" gerutu gadis itu dengan wajah cemberut dan tampang masam ketika menatap kedua temannya yang tengah bersantai ria tidak jauh darinya.
"Ah tidak, terima kasih," jawab pemuda berambut raven dengan enteng, sebut saja Sasuke, "Menangkap Yokai adalah tugas kami dan menjual krepes bukanlah pekerjaan kami,"
"Iuh," jawab Sasuke dan pemuda berambut bob- sebut saja Lee secara bersamaan dan merekapun tertawa terbahak-bahak. Mendengar jawaban Sasuke dan Lee sukses membuat gadis bersurai indigo itu- sebut saja Hintata kembali cemberut.
"Oh, benarkah? Baiklah, lakukan saja apa yang ingin kalian lakukan," jawab Hinata enteng dengan senyum menantang sementara pemuda berambut kuning duren- sebut saja Naruto tengah melayani dua orang pembeli yang membeli krepes. Dua orang pembeli itu menyerahkan beberapa keping uang dan Naruto memasukkanya ke dalam toples khusus untuk menyimpan uang, "Tetapi melawan yokai tidaklah akan membayar gaji kalian. Kalian paham?"
"..."
"Ah, Naruto, bagaimana jika kita gunakan sebagian uang ini untuk membeli steak lezat untuk makan malam? Yay!" ajak Hinata dengan senyum sumringah dan mata yang berbinar-binar. Naruto yang mendengarnya jadi turut berbinar dan tersenyum senang.
"Benarkah? Ini ide yang bagus. Ayo kita makan steak," ucap Naruto seraya tersenyum. Hinata mengangguk setuju dan Naruto menoleh ke arah Sasuke dan Lee.
"Steak untuk makan malam... Yuhu~," ejek Naruto pada Sasuke dan Lee. Mendengar rencana Hinata, Sasuke dan Lee segera bangkit dan berlari ke arah Hinata dan Naruto.
"Hey, tunggu!" dan dengan penuh semangat merekapun melayani para pembeli yang hendak membeli krepes. Hinata dan Naruto tertawa terbahak-bahak seraya memegang perut mereka yang sakit karena tertawa.
"Ya ampun, mereka berdua ini. Hahaha..." ucap Hinata seraya tertawa diikuti oleh tertawa yang dilontarkan Naruto.
Di samping itu...
.
.
Di suatu tempat di kota Iwa, tampak sebuah taksi yang melaju dengan kecepatan sedang. Sang supir adalah seorang pria berambut putih sebahu dengan kulit kecokelatan dan wajahnya yang mirip tikus dengan garis putih di sisi sebelah kiri dan kanan pipinya. Ia yang sedang menyetir dengan santai tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah cubitan di pipi kirinya. Iapun terkejut dan pecahlah konsentrasinya.
"Aish, Aish!" rupanya yang mencubit pipinya adalah seorang gadis kecil berambut cokelat sebahu. Dengan tampang polosnya, ia masih mencubit sang supir sehingga sang supir kesakitan.
"Dasar bodoh, aku bilang melaju di sebelah kanan. Aku hendak ke mall! Putar balik!" gerutu seorang wanita yang menumpang taksi tersebut. Rupanya, wanita itu merupakan ibu dari gadis kecil tersebut.
"Baiklah, saya akan putar balik. Maafkan saya," ucap sang supir dan taksi pun berbalik arah dan melaju di sisi sebelah kanan (bedakan dengan lajur kanan #plakk).
Begitu taksi telah berputar arah, gadis kecil itu menjewer telinga kiri sang supir. Sang supir kembali terkejut dan ia merasa kesakitan atas ulah gadis kecil tersebut. Konsentrasinya terganggu dan gadis kecil itu masih setia menjewer sang supir dengan tersenyum usil.
"Ageha, tidak boleh begitu. Maaf ya, dia memang usil tetapi sebenarnya dia anak yang baik," ucap wanita itu dengan tersenyum simpul seraya mengelus puncak kepala putrinya yang tengah ia pangku. Gadis kecil itu diam saja tanpa sepatah kata sekalipun.
"Baiklah, tidak apa-apa, nyonya." Jawab sang supir dengan raut wajah kusut.
.
Selain kedua penumpang tadi, ternyata nasib sial masih menimpa sang supir taksi tersebut. Penumpang berikutnya merupakan seorang pria paruh baya yang tengah mabuk. Dengan pandangan serta raut wajahnya yang kacau, ia terlihat akan muntah.
"Re-rekan kerjaku –hik- tidak membiarkanku untuk berhenti minum, hik," ucap pria paruh baya dengan gaya rambut bob dan alis tebal. Sang supir yang melihatnya jadi panik dan ia semakin menjadi panik tatkala terdengar suara yang cukup keras karena pria tersebut hendak muntah.
"Ano, tuan, apa kau baik-baik saja?" tanya sang supir. Bukannya menjawab, pria tersebut malah menggumam tidak jelas dan terdengar lagi suara yang cukup keras dari pria tersebut pertanda dia akan muntah.
"Berhenti. Ano, jangan muntah di sini. Saya mohon, jangan muntah di sini. Kyaaa...!" sang supir menjadi panik dan pria tersebutpun muntah. Ckck kasihan sekali kau, pak supir.
.
Ini benar-benar hari yang sial bagi sang supir. Terlihat ia mengeluh dengan kejadian naas yang menimpanya hari ini.
"Mengapa? Mengapa aku mengalami semua ini? Apa karena aku menekuni pekerjaan sebagai supir taksi?" gerutu sang supir dengan sebal. Di belakangnya, terlihat seorang pemuda berambut cokelat dengan tato segitiga terbalik di kedua pipi kiri dan kanannya, tengah mengamati sang supir dengan diam-diam. Begitu ia menghadap ke dashbor taksi, betapa terkejutnya ia tatkala menatap layar penunjuk tarif di dashbor tersebut.
"Ah, tarifnya semakin lama semakin naik. Apa-apaan ini? Hey, hentikan ini! Hey!" ucap pemuda itu seraya menggerak paksa alat penunjuk tarif tersebut.
"Ne, Ne, hentikan! Apa yang kau lakukan, nak?" ucap sang supir berusaha menghalau perbuatan pemuda itu. Namun, pemuda itu tidak menghiraukan perkataan sang supir. Terjadi aksi berebut alat penunjuk tarif dimana sang supir yang menghalau perbuatan pemuda itu dan pemuda itu yang berusaha mengembalikan tarif sekarang menjadi tarif yang semestinya namun usaha mereka berduapun gagal.
Taksipun berhenti dan pemuda itu membuka pintu dan keluar dari taksi tersebut lalu menutup pintunya dengan paksa, "Aku tidak akan membayar tarifnya. Taksimu benar-benar rusak!" dan pemuda itu berlari cepat meniggalkan taksi beserta sang supir.
"Hoi, jangan kabur! Bayar taksinya. Hoi! Hoi! Henge no jutsu: Oboroguruma!" dan sang supir berubah wujud menjadi Oboroguruma yang merupakan wujud aslinya yaitu wujud yokai mobil mainan.
"Kembali kau! Bayar tarifnya!"
Oboroguruma melaju mengejar pemuda tersebut. Pemuda tersebut menoleh ke belakang dan ia segera mempercepat larinya.
"Kyaaaa...! Tolong aku...!" ia terus berlari tanpa henti dan ia ditabrak Oboroguruma lalu terjerembab ke depan dan menghantam meja sehingga meja dan kursi plastik menjadi berantakan dan iapun terjatuh.
"Ada apa dengan dia?" tanya Naruto yang terkejut melihat pemuda tersebut
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Lee panik. Bukannya menjawab, pemuda itu berteriak ketakutan dan berlari dengan tergesa-gesa meninggalkan Naruto dan Lee yang terheran-heran melihatnya.
Naruto dan Lee menoleh ke depan dan di depan mereka tampak Oboroguruma melaju mengejar pemuda tersebut seraya menabrak kursi-kursi plastik dan mengabaikan Naruto serta Lee yang ada di dekatnya.
"Kembali kau! Bayar tarifnya!"
Hinata yang menyadari suara yokai segera berlari ke arah Naruto dan Lee yang disusul Sasuke.
"Sasuke! Lee! Naruto!" panggil Hinata pada ketiga kawannya. Ketiga kawannyapun menoleh ke arahnya dan Hinata segera melakukan segel tangan.
"Kuchiyose no Jutsu: Shark Bleeder! Shark Launcher! Shark Slider!" dan muncul kendaraan dengan motif hiu berwarna merah, kuning, dan biru.
"Baiklah, ayo kejar dia! Super Henge: Doron Changer!" dengan Sasuke sebagai pemimpin dalam berubah (henge), mereka berempat berubah menjadi kakuranger dan merekapun menaiki kendaraan masing-masing dimana Sasuke menaiki Shark Bleeder, Hinata dan Lee menaiki Shark Slider, dan Naruto menaiki Shark Launcher.
Mereka bertigapun pergi meninggalkan bus kucing- sebut saja Nekomaru dan mengejar Oboroguruma. Oboroguruma yang mengetahui keempat kakuranger mengejar mereka, iapun berdecak kesal dan semakin mempercepat lajunya.
"Deikai Dangan no jutsu!" ucapnya (tanpa menggunakan segel tangan) dan dari knalpot di bagian bawah keluarlah asap berwarna hijau yang menghalangi pandangan keempat kakuranger.
"Ish, bau!"
"Dasar yokai bodoh!" gerutu Naruto dan Lee kesal. Laju merekapun menjadi lamban sementara Oboroguruma melaju dengan tertawa cekikikan.
Walau laju Shark Bleeder, Shark Launcher, dan Shark Slider melambat, Sasuke mengambil senjata di pinggang kirinya dan mengarahkannya pada Oboroguruma.
"Kakulasher!" Sasuke menembakkan laser ke arah Oboroguruma. Oboroguruma yang terkena serangan Sasuke membuat lajunya terhenti seketika. Oboroguruma menabrak pagar besi dan iapun berhenti. Ia berbalik dan terkejut melihat Sasuke dan ketiga kawannya turun dari kendaraan mereka dan Sasuke yang mengarahkan Kakulasher padanya.
"Berdoalah sebelum kematian menjemputmu!" ucap Sasuke. Saat akan menembak, dari belakang tidak jauh dari Sasuke dan ketiga kawannya, muncul seorang pemuda dengan pakaian ala koboi dengan sepatu roda yang ia kenakan. Terlihat ia berlari dengan sepatu rodanya, mengambil pistol di saku kirinya dan segera menembakkannya ke arah Sasuke sehingga Kakulasher yang dipegang Sasuke terlepas dari genggamannya. Pemuda koboi itu melompat dan menendang Sasuke sehingga Sasuke tersungkur ke belakang.
"Sasuke!"
"Kau tidak apa-apa?" tanya Lee dan Naruto cemas. Naruto menarik tangan Sasuke agar Sasuke bangkit dan mereka menoleh ke arah pemuda koboi yang berhasil mendarat dengan baik di tanah. Ia berbalik dan memasukkan pistol ke saku kirinya lalu mengangkat wajahnya sehingga tampaklah raut wajahnya yang putih pucat dengan bola mata hitam kelam seerta senyum rubah yang senantiasa tersungging di bibirnya.
"Siapa kau?"
"Kau pikir apa yang kau lakukan, e?" gerutu Lee dan Sasuke seraya menatap kesal terhadap pemuda koboi itu. Sasuke mengeluarkan senjatanya dengan tangan kirinya dan membaliknya.
"Red Slicer!" Sasuke segera melempar bumerangnya ke arah pemuda koboi itu namun dengan lincahnya ia menghindari serangan Sasuke dengan cara melompat tinggi dan mengambil pistolnya lagi dan menembak Sasuke, Hinata, Lee, dan Naruto. Sasuke dan ketiga kawannya terjatuh dan bersamaan muncul bunga api yang meledak.
"Waktunya lari. Jaa~!" Oborouruma tertawa riang dan iapun pergi meninggalkan Sasuke, Hinata, Lee, dan Naruto.
"Hei, tunggu!"
"Tunggu!" Sasuke dan ketiga kawannya bangkit dan hendak mengejar namun gagal karena Oboroguruma sudah pergi jauh.
"Hey, kalian," sapa pemuda koboi itu yang berdiri di atas pagar besi tidak jauh dari sisi kiri Sasuke dan ketiga kawannya.
"Kau!" ucap Lee kesal seraya menatap tajam ke arah pemuda koboi itu.
"Sampai jumpa lagi." Dan pemuda koboi itu menghilang dengan pecahan cahaya yang perlahan lenyap ditelan udara.
Kira-kira, siapa ya pemuda koboi ini? Apakah dia member kelima dari Kakurangers atau tangan kanan Oboroguruma? Temukan jawabannya di chapter 2
.
.
.
TBC
