Stranded

HYAAAHHH…!! Pelampiasan abis UKS (Ulangan Kelar Semester)! Akhirnya Helen bisa juga buat ini fic! AKHIRNYA DOA HELEN DIKABULKAAAANNNN..!! Terima kasih, ya Allah!! Poko'e, harus pake tanda seru semua! Biar seru ajah!

Summary: Team CSI NYPD yang diketuai Mac Taylor tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Ternyata, mereka 'terdampar' di Konoha. Crossover. NarutoxCSI:NY.

Disclaimer: I DO NOT OWN ANY OF THESE THINGS! Naruto milik Masashi Kishimoto, CSI:NY milik my heroes, Anthony E. Zuiker, Carol Mendelsohn sama Ann Donahue! Thanks udah bikin CSI:NY (sama CSI:Miami juga)!! Laptop dan cerita punya Helen tapinya.

Stranded

CHAPTER 1: Between a Case and a Wormhole

It was a normal day at New York City. Okeh, ga usah sok nginggris.. Hari yang normal di New York City. Mobil berlalu-lalang di jalanan, orang yang jualan hotdog masih jualan hotdog, dan orang-orang juga masih pake baju. Normal pokoknya. Tak terkecuali di markas NYPD.

Beberapa orang sedang berdiri di sebuah ruangan kaca transparan. Itu adalah kantor Mac Taylor, ketua tim CSI:NY. Kira-kira 4 orang berdiri berjajar didepan meja kerjanya, menunggu kata-kata apa yang akan terlontar dari mulut ketua mereka.

"Kita ada kasus. Kita 'SEMUA'," kata Mac, menekankan kata 'semua' dan lebih mengeraskannya sedikit.

"Kita 'SEMUA'?" tanya Danny mengikuti kata-kata Mac. "Kasus apa? Sepertinya besar?"

"Tidak terlalu besar. Hanya pembunuhan biasa. Korban berumur 39, laki-laki, ditembak. 9. mill, through-and-through. Setidaknya itu yang Flack katakan beberapa menit lalu," jawab Mac datar. Hampir sama datarnya kaya' Gaara.

"Lalu kenapa kau mengerahkan 'SEMUA'-nya?" tanya Lindsay, ikut-ikutan Danny.

"Ada hal menarik dari kasus ini," jawab Mac sambil memamerkan senyum misterius. Semua orang yang ada didepannya tau, pasti 'hal menarik' itu 'hal bodoh lain yang membuat Mac tertarik'.

"Hal menarik apa?" tanya Stella dan Hawkes bersamaan.

Mac menoleh pada Stella, kembali memamerkan senyum misterius-nya. "Kau akan lihat sendiri."

-0-

Di TKP, sudah menunggu seorang detektif yang sedang memegang buku notes-nya. Detektif tampan itu (my darling.. Ya harus dibagus-bagusin dong! –digetok-) sesekali mengecek jamnya. Ketika ia melihat 2 buah mobil hitam menghampiri, ia langsung berlari kecil menuju mobil-mobil itu.

"Akhirnya datang juga. Carl Wilson, 39 tahun, lajang, bekerja di sebuah perusahaan elektronik. Ditembak, through-and-through, 9. mill," kata detektif itu bertubi-tubi.

"Santai, Flack. Mana 'hal menarik' itu?" tanya Stella setelah ia mengambil kit-nya di bagasi.

"Ikuti aku," kata Flack, memimpin tim menuju sebuah ruangan yang terbuat dari kayu, yang sudah reyot. Sepertinya dimakan rayap (sepertinya?). Flack membuka pintu dan membiarkan yang lain masuk dulu.

"Ruangan apa ini?" tanya Hawkes sambil meneliti ruangan remang-remang itu.

"Ruang percobaan. Mau hal yang lebih menarik? Lihat kertas yang menancap di dinding itu," ujar Flack seraya menunjuk sebuah sudut dinding dengan sebuah kertas usang menancap disana. Mac, Stella, Danny, Lindsay dan Hawkes berbondong-bondong kesana. (kalo nulis 'berbondong-bondong' mikirnya jadi kaya' rombongan ibu-ibu gendut tukang gosip yang mau piknik dengan bawa-bawa rantangan 3 tingkat bergambar bunga-bunga)

Di atas kertas itu, ada beberapa gambar yang rumit dan beberapa rumus fisika. Dibawahnya, tertera tulisan besar 'EXPERIMENT #206: WARMHOLE'. Semua, kecuali Mac, menoleh pada Flack.

"Warmhole? Maksudmu seperti.. lubang cacing?" tanya Stella.

"Warmhole memang lubang cacing. Kau kira apa? Lubang tikus?" tanya Danny bercanda.

"Yap. Sepertinya dia memang berniat membangun sebuah Wormhole disini. Ada sebuah 'spot' di taman dibelakang ruangan ini, yang terdapat kesan terbakar pada rumputnya. Tapi kesan itu bukan kesan terbakar biasa. Itu kesan karena adanya-" kata-kata Flack terputus oleh Mac.

"Wormhole. Wormhole mengeluarkan panas sampai beberapa ratus derajat sampai kadang-kadang bisa membakar. Itu menjelaskan kesan terbakar ditaman," kata Mac. Ia lalu memalingkan muka dari kertas itu.

"Ini akan menjadi kasus ter-unik."

-0-

Team Mac masih sibuk meneliti persekitaran dan mengambil bukti-bukti ketika tiba-tiba Lindsay berteriak dari luar, tepatnya dari taman.

"Teman-teman! CEPAT KESINI!!" teriaknya sekencang mungkin. Lindsay sebenarnya sudah berteriak sangat kencang tapi sesuatu yang besar meredam suaranya.

Team Mac segera berlari menuju lokasi Lindsay. Ketika mereka membuka pintu menuju taman, hal pertama yang dirasakan, didengar dan dilihat adalah angin besar, deru angin yang dahsyat, dan Lindsay didepan sebuah benda berbentuk tornado yang berwarna ungu-hitam.

"Apa itu!?" tanya Hawkes.

"Mana kutahu! Lindsay!" teriak Stella, memanggil temannya itu.

"Teman-teman! Cepat kesini!"

Ke-lima orang yang mematung di ambang pintu itu segera berlari menuju Lindsay.

"Linds, apa itu?" tanya Danny sambil menunjuk 'tornado' ungu itu.

"Aku tak tau! Aku hanya berdiri disini, memotret kesan terbakar itu dan yang selanjutnya aku tau, sudah ada ini didepanku!" kata Lindsay.

"Ini apa, dan apa yang sebaiknya kita lakukan?" tanya Flack.

"Masuk," jawab Mac datar, lagi-lagi sedatar Gaara.

"APA!?" teriak ke-lima anak buahnya itu.

"Kita polisi kan? Kita harus berani. Dan.. mengetahui ini apa.." bela Mac.

"Mac benar. Kita harus tau ini apa. Dan hanya ada satu cara, memasukinya," kata Flack membela.

Mereka memikirkan hal tersebut selama beberapa saat sampai kemudian, semua mengangguk, diikuti perkataan Stella.

"Kami ikut."

Mac dan Flack berpandangan, kemudian tersenyum bersama. Mereka senang dan puas dengan jawaban yang diberikan teman-teman mereka itu. Mac kemudian berbalik menghadap pada tornado ungu itu dan membelakangi yang lain.

"Kita tak tahu apa yang akan terjadi. Jadi lebih baik.." Mac mengulurkan tangan kirinya pada Stella. Stella tersenyum dan menggandeng Mac. Stella kemudian melakukan hal yang sama. Tangannya disambut oleh Lindsay. Disamping kiri Lindsay berdiri Danny, menggengam tangan Lindsay. Lebih tepatnya meremas. Sepertinya ia takut. Seorang Danny Messer takut? Setahu Lindsay, hanya 1 hal yang ditakutkan Danny, yaitu kehilangan keluarganya, apalagi kakaknya. Sewaktu kakaknya masuk rumah sakit, Danny menangis sejadi-jadinya. Itu pertama kalinya Lindsay melihat Danny menangis. Lucu juga.

"Baiklah. Ayo," kata Mac, disebelah kanannya sudah ada Hawkes dan Flack, yang sudah siap. Mereka semua mengangguk.

"Dalam hitungan ketiga. Satu.. dua.."

Semua tegang, tapi siap dan waspada. Mac menarik nafasnya.

"Tiga!"

-0-

Chapter 1 selesai! Pendek banget sumpah. 4 halaman euy! Pokoknya.. Don (Flack) harus selalu Helen bagus-bagusin!! Beberapa paragraf terakhir kaya'nya percakapannya tentang 'Ini apa, Itu apa'. Bodo ah! Oiya, tentang wormhole.. ITU NGARANG SEMUA! Jadi.. jangan percaya apa aja nyang Helen bilang tentang wormhole. Ngarang 100. REVIEW!