Author Note: Hello guys! Another adventure and fantasy for Sora and the other! ^^
well,I really love vampire and werewolf, that why I make this story. This story was AU! So please, read and don't forget review if you can…

Special Note: re-editing the story

Prolouge

Pada suatu malam, di malam hari yang sangat gelap. Di kala hari yang sudah gelap seperti ini, orang dewasa mau-pun anak-anak sudah tertidur lelap di kamar mereka masing-masing. Tetapi, ada seorang wanita berambut cokelat yang masih terbangun dan dia terlihat sangat gelisah. Dia sudah mondar-mandir lebih dari beberapa kali di ruang tamu rumahnya, seperti sedang menunggu sesuatu yang sangat penting.

"Mom, kenapa sih dari tadi mondar-mandir?" tanya seorang anak kecil berambut cokelat yang sedang berbaring pada sebuah sofa di ruang tamu itu, anak kecil itu terlihat sangat mengantuk sekali.

Wanita itu langsung tersenyum lembut pada anak kecil itu. "Tidak apa-apa, Sayang. Sabar ya, sebentar lagi dad pasti akan datang menjemput kita dan kita akan pindah kerumah baru yang lebih besar." Kata wanita itu sambil mengelus kepala anak kecil itu dengan pelan.

"Hm…" gumam anak kecil itu yang hampir tertidur lagi.

Wanita itu terus mengelus kepala anak kecil itu sampai dia tertidur pulas kembali. Tiba-tiba dia mendengar suara kaca pecah yang berasal dari dapur rumah itu. Wanita itu langsung menggendong anak kecil yang tertidur itu dan segera berlari kearah pintu keluar. Tapi sebelum dia sampai di pintu keluar, dari jendela dia melihat beberapa gerombolan serigala berada di luar. Serigala-serigala itu perlahan berubah wujud seperti manusia.

Wanita itu langsung ketakutan dan memutuskan berlari ke kamarnya untuk keluar dari rumah itu melalui sebuah jalan rahasia yang berada di kamarnya. Begitu dia masuk ke kamarnya, dia segera mencari jalan rahasia itu yang tersembunyi di balik sebuah rak buku. Dari luar kamarnya, terdengar suara benda pecah yang menandakan bahwa para werewolf itu sudah berhasil masuk cukup dalam. Wanita itu semakin bertambah panik dan tidak sengaja membangunkan anaknya.

"Hm… kenapa Mom?" tanya anak kecil itu setengah bangun.

"Maaf telah membangunkanmu, Sora…" Sebelum dia selesai bicara, terdengar suara benda pecah lagi, kali ini suaranya lebih dekat.

"Ada yang jatuh!" kata anak kecil itu sudah sepenuhnya bangun. Anak kecil itu-pun bingung mendengar suara benda yang pecah itu. "Apakah ada kucing yang masuk dan tidak sengaja menyenggol barang, Mom?" tanya anak kecil itu pada mamanya.

Wanita itu tidak menjawab pertanyaan anaknya, dia bertambah gelisah dan segera berlari menuju jalan keluar rahasia yang berada di kamarnya itu setelah berhasil menggeser rak buku dengan susah payah. Dia memeluk anaknya dengan sangat erat dan terus berlari tanpa berhenti dengan perasaan khawatir.

"Mom, mengapa kita berlari?" tanya anak kecil itu dengan heran, tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.

Wanita itu hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan anaknya sekali lagi.

"Mom?" Anak kecil itu tambah bingung karena pertanyaannya tidak di jawab.

Wanita itu tetap terdiam dan memeluk anaknya lebih erat lagi. Tiba-tiba dari belakang terdengar lolongan serigala. Seluruh tubuh perempuan itu langsung gemetaran ketika mendengar lolongan serigala-serigala itu. Wajahnya memucat dan terdapat butiran keringat dingin di dahinya, jantungnya berdebar-debar sangat kencang dan dia dapat merasakan bahwa jemari-jemari yang memegangi anaknya itu mendingin bagaikan es.

"Cloud… di manakah kau sekarang saat in…" kata wanita itu sambil memeluk Sora dengan erat. "Paling tidak… paling tidak! Selamatkanlah Sora!" Wanita itu lalu menangis sambil berlari secepat yang dia bisa meski dia tahu, bahwa kecepatan larinya kalah dari werewolf.

"Mom mengapa menangis? Ada apa?" Tanya anak kecil, dia terlihat sedih melihat mamanya menangis.

Lolongan serigala-serigala itu terdengar samakin dekat, mereka terlihat berada di belakang wanita itu dan berlari sangat cepat, kecepatan werewolf itu berlari lebih dari tiga kali lipat kecepatan wanita itu berlari. Tiba-tiba muncul seekor serigala silver di depan arah wanita itu berlari. Wanita itu langsung berhenti berlari karena sudah tidak ada jalan lari lagi setelah werewolf silver berada tepat di depan jalannya, dia sudah dikepung oleh segerombolan serigala.

Perlahan, serigala silver yang berada di depan jalan pelariannya itu berubah wujud, dia berubah menjadi sesosok lelaki yang berumur sekitar dua puluh tahunan dengan rambutnya yang berwarna silver seperti bulunya. Wanita itu sangat ketakutan melihat lelaki itu, dia memeluk anaknya lebih erat lagi dan dia masih terlihat menangis. Anak kecil itu hanya bisa melihat pria itu dengan kagum tanpa tahu apa yang akan terjadi padanya dan mamanya. Lelaki itu mendekati wanita itu dan memegang Sora, berusaha mengambil Sora dari perempuan itu

"Tidak!" teriak wanita itu sambil mempertahankan anaknya.

Tiba-tiba beberapa serigala menggigit tubuh perempuan itu dari belakang, wanita itu lalu berteriak kesakitan dan tidak sengaja melepaskan genggamannya. Dalam beberapa detik, wanita itu tergeletak di tanah tidak berdaya setelah di gigit oleh werewolf, dia terbaring di lantai yang dingin dengan luka-lukanya yang parah.

"Mom!" Teriak Sora dengan histeris sambil berusaha melepaskan genggaman lelaki berambut silver itu tapi tidak berhasil. "Lepaskan!" kata Sora yang meronta-ronta.

Lelaki itu hanya terdiam dan berusaha membawa Sora untuk menjauh dari mamanya.

"Lepaskan! Lepaskan!" katanya masih sambil meronta-ronta dan menangis. "Moooom!" katanya sambil menjulurkan tangannya kearah mamanya yang semakin jauh darinya.

"Maaf…" kata lelaki berambut silver itu. Lalu dia menggendong Sora yang terus meronta-ronta dan membawanya pergi, keluar dari jalan rahasia itu secepatnya.

Wanita itu menangis menatapi anaknya dan dia sama sekali tidak berdaya mencegah lelaki itu membawa anaknya pergi. Dia sangat kecewa pada dirinya sendiri karena tidak dapat melindungi anaknya yang sangat dia sayangi, dia telah gagal sebagai ibunya. Serigala-serigala berusaha menghabisi perempuan itu.

Tetapi ketika perempuan itu hampir kehilangan kesadarannya, serigala-serigala itu mendadak lari meninggalkan perempuan itu karena sesuatu hal. Setelah gerombolan serigala itu menghilang, muncul beberapa orang yang berlari ke arah wanita itu dengan wajah cemas.

"Aerith!" teriak seorang lelaki berambut pirang yang sedang berlari kearahnya. "Bertahanlah…" ujar lelaki itu sambil memeganginya yang terluka parah.

"C…C…Clo…Cloud…"Aerith berusaha mengatakan sesuatu dengan sisa tenaganya. "Se…sela…matkan… So…S…ra…" setelah mengatakannya dengan susah payah, dia menghembuskan napas terakhirnya.

"Aerith! Damn! Kalian segera kejar kawanan serigala itu! Biarkan salah satu dari werewolf itu tetap hidup agar aku mendapatkan informasi!" perintah Cloud pada kelompoknya.

Maka teman-teman Cloud bergegas mengejar kawanan serigala itu, tapi kawanan serigala sudah tidak menyisakan jejak akibat kecepatan lari mereka yang sangat cepat dan minim jejak.

"Damn…" Cloud terlihat kesal dan sedih sambil memeluk Aerith dengan erat, dimana tubuhnya yang masih terasa hangat di kulitnya perlahan mulai mendingin.

"Lepaskan! Lepaskan!"Teriak Sora yang masih meronta-ronta memohon untuk dilepaskan.

Lelaki berambut silver itu hanya terdiam terus dan segera kembali ke markas para werewolf. Dia segera menuju ke sebuah kamar dan meletakan Sora di sebuah kasur yang sangat empuk dengan pelan. Sora terus menangis tanpa henti sejak dipisahkan dari mamanya. Lelaki itu lalu menyeka air matanya dengan lembut.

"Jangan menangis lagi. Kau akan bahagia kalau tinggal di sini." Lelaki itu berusaha menenangkan Sora yang menagis terus-menerus.

"Tapi aku ingin bertemu Mom!" Isak Sora di antara sedih sekaligus marah.

"…maaf…" Lelaki itu meminta maaf sekali dan memeluknya dengan pelan, berharap tangisnya akan berhenti.

Tiba-tiba seseorang memasuk ke dalam kamar itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

"Riku, kau dipanggil olehnya." kata orang yang datang itu.

Riku melepaskan pelukannya dari Sora. "Maaf, aku harus meninggalkan kamu sebentar." Dia segera meninggalkan kamar itu, bersama dengan orang yang datang itu. "Pastikan anak itu tidak keluar dari kamar ini." Perintahnya pada orang tersebut untuk menjaga kamar itu. "Dan jangan mencoba mengganggunya." Ancamnya sambil menatap tajam orang itu.

Orang itu hanya mengangguk dengan expresi ketakutan. Rikulalu bergegas menuju ke ruang pertemuan, berharap pertemuan itu hanya sebentar dai dia dapat segera kembali. Terdapat beberapa orang yang sedang menunggu kedatangannya di ruang pertemuan. Mereka terlihat senang dengan kedatangnnya.

"Selamat Riku, kau berhasil menculik anak vampire itu," puji seorang lelaki berambut silver seperti Riku, panjang rambutnya sebahu.

"Mau di apakan ya, anak itu…" kata lelaki berambut silver yang pendek dan sedikit spike. "Kita bunuh saja untuk membuat dia geram." katanya tersenyum licik.

"Aku tidak akan membiarkan kalian melakukannya." tolak Riku dengan tatapan tajam. "Kalau kalian berani menyentuh anak itu, itu berarti kalian siap mati di tanganku." Ancamannya.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan, Riku?" tanya lelaki berambut silver yang sangat panjang sambil menatap Riku dengan heran.

"Aku akan tetap membiarkan dia hidup. Lagipula dia belum menjadi vampire seutuhnya karena dia hanya memiliki setengah darah vampire," jawab Riku.

Mereka semua terdiam mendengar kata-kata Riku. "Dia… pasti tidak menyukai keputusanmu Riku." kata lelaki berambut silver yang memiliki rambut yang sangat panjang itu mengingatkannya.

"Aku tahu. Itulah resiko yang akan kuhadapi nanti." Riku langsung meninggalkan ruang pertemuan itu dan segera kembali ke kamar dimana anak kecil yang dia culik berada.

Dia menyuruh orang yang menjaga agar Sora tidak keluar dari kamar itu untuk pergi setelah dia kembali. Ketika dia masuk, dia melihat Sora masih menangis sambil memeluk bantal dengan erat. Dia masih memanggil mamanya berkali-kali dalam isakannya…

Riku menghela napas. "Kau tidak perlu khawatir, selama aku ada di sampingmu, aku tidak akan membiarkan siapa-pun melukaimu." Riku langsung memeluk anak kecil itu yang masih menangis sambil mengelus kepalanya dengan pelan.

"Kau… mau menjagaku seperti Mom?" Sora bertanya pada Riku dengan mata yang penuh air mata yang tidak terbendung dan terus membanjiri wajahnya.

"Yeah, aku berjanji…"jawab Riku sambil memeluknya.

To Be Continued…

Author Note: Okay, next chapter will telling you guys about a few year later…
So pleeeeeeaaaasssseeeee! Review?