DIPUJA SETAN

KiHyun FF

Kibum, Kyuhyun, SuJu's Members

Genre: Comedy Romace. Rating: M

Summary: Kibum menikahi hantu penjaga rumah.

Dia yang Bisa Merubah Wujud

"Bisa kau keluar dari kamarku?"

Ini permintaan bernada malas dari si empunya kamar. Lelaki yang baru saja menghembuskan nafasnya kasar karena tak bisa tidur, terus-terusan diganggu hantu berbaju putih yang melayang mondar-mandir di atas kasurnya.

Kibum namanya, duda tanpa anak pindahan dari New York. Si jenius yang menghabiskan hari-harinya bekerja di Wall Street. Menghasilkan jutaan dolar setiap tahun untuk perusahaan yang menaunginya. Setelah bosan di pasar saham, lima tahun lamanya, dia kembali ke Korea. Masih ingat keinginannya saat remaja, mendirikan perusahaannya sendiri di tanah kelahiran. Bisnis jual beli berbasis online, yang dia prediksi akan booming, jadi kenyataan. Dia terjebak di perusahaan besar di pusat kota New York, tapi sekarang tak ada lagi yang bisa menahannya untuk kembali ke negaranya.

Enam bulan yang lalu dia kembali, dan selama itu pula usahanya untuk mendirikan perusahaan berbasis online dia bangun. Memang belum banyak produksen yang bergabung, namun perusahaannya telah berjalan dengan baik. Di samping semua kegiatan yang menguras waktu dan tenaga, ada satu hal yang membuatnya risih. Diganggu hantu penunggu rumah. Kibum tidak takut, tapi risih. Makin diabaikan, hantu satu itu makin menjadi-jadi ulahnya. Kibum tahu dia ada, tapi tidak mau bersinggungan dengannya. Terbalik dengan maksud si hantu, dia ada, dia ingin diakui dan ingin hidup berdampingan dengan si empunya rumah.

"Kamarmu ini, kamarku juga." Si hantu, yang sepertinya juga lelaki, melayang menjauh dari Kibum. Perlahan turun lalu duduk di sofa "Aku menempati rumah ini lebih dari 100 tahun. Jadi kau tak bisa mengusirku."

"Kalau kau tak mau keluar, terserah. Hanya jangan menganggu tidurku!"

"Aku tidak menggangumu tidur," sangkalnya. "Cuma melakukan patroli seperti biasanya. Aku tak mau ada orang masuk tanpa ijin ke rumah ini. Harusnya kau berterima kasih karena aku melakukannya untukmu."

"Aku sangat berterima kasih, tapi kalau kau mau patroli atau apalah sebutannya, jangan lakukan di kamar ini. Lakukan saja di luar sana!" Kibum menuding ke arah luar di mana gerimis datang sejak hari mulai gelap.

Si hantu menghela nafas mirip yang dilakukan Kibum tadi. Dia menaikkan kaki kiringya, disilangkan di atas kaki kanan. Kemudian tangannya disilangkan di dada. "Aku ini hantu, mau patroli di dalam atau di luar rumah, tetap bisa melihat kalau ada mahkluk lain masuk ke rumah ini. Lagi pula di luar sedang hujan, aku tak suka basah dan kedinginan."

Mahkluk yang ada di depan Kibum itu adalah hantu, apa dia juga ditakdirkan bisa basah dan merasakan dingin?

Kibum mengurut pelipisnya, tepat di atas kedua alis. Matanya sedang berat, butuh diistirahatkan, tapi hantu penjaga rumah menghalanginya tidur dengan membuat lelucon yang tak bermutu.

"Hey, hantu…"

"Ngomong-ngomong namaku Kyuhyun. Kau bisa panggil aku begitu."

"Hantu Kyuhyun,…"

"Cukup panggil namaku"

Kibum menghela nafas dulu. "Kyuhyun,…"

"Nah begitu lebih baik." Kyuhyun, si hantu yang tadinya duduk manis di sofa sudah mulai merubah posisi. Setelah menyisir rambut pendeknya dengan jari, menjadikan rambut itu panjang bergelombang cantik seperti milik wanita, Kyuhyun mulai bergerak. Berdiri, melangkah gemulai ke arah ranjang Kibum, hanya saja kaki telanjangnya tidak menginjak lantai. "Kau tahu kenapa tidak pernah ada yang betah tinggal di sini?"

"Karena mereka takut padamu?"

"Em hem," Kyuhyun mengangguk.

"Tahu kenapa kau bisa betah tinggal di sini?"

"Karena aku tak takut padamu."

"Em hem," Kyuhyun menggeleng. Dia duduk di tepian ranjang Kibum, menimbulkan suara berisik dari ranjang dan tumpukan bed cover yang tertekan ke bawah oleh berat badannya. "Karena kau sama persis seperti kau yang dulu. Kali ini aku tidak akan melepasmu lagi, tidak mau mati penasaran untuk kedua kalinya. Makanya kuusir semua orang yang pernah tinggal di sini. Karena aku percaya kau akan datang padaku seperti dulu."

"Seingatku aku baru hidup sekali, melihat hantu sepertimu juga sekali. Dan kau mahkluk yang sudah mati penasaran, hantu tidak bisa mati lagi." Kibum mengabaikan Kyuhyun yang merambat naik ke sisinya. Dia juga mengabaikan ketika Kyuhyun tersenyum dan mengerling genit ke arahnya. "Kalau kau mau tahu, aku tidak tertarik dengan hantu, meski kau bisa merubah wujud jadi siapapun. Jadi sekali lagi kuminta kau keluar dari kamar ini, atau jangan ganggu saat tidur!"

"Kalau tak boleh menganggumu, aku harus melakukan apa?"

"Kau juga bisa tidur."

"Hantu tak butuh tidur."

"Pura-pura saja."

Kyuhyun menimbang nimbang sebentar. Kalau dia harus pura-pura tidur, tidur dengan Kibum akan menyenangkan. Tidak menganggu, cuma tidur di sampingnya saja.

"Baiklah." Kyuhyun menyibakkan rambut panjangnya yang kemudian hilang jadi pendek kembali. Dia menjentikkan jarinya, membuat lampu kamar padam, lalu merebah di dekat Kibum. "Aku pura-pura tidur. Selamat malam!"

"Tidak bisakah kau pura-pura tidur di tempat lain, selain di ranjangku?"

"Oh, itu tidak bisa kupenuhi. Kau tidur, aku pura-pura tidur. Impas, kan?"

"Asal kau tidak menyentuh-nyentuhku lagi kali ini." Kibum memasang tubuhnya di kasur. Menarik selimutnya sebatas dada, kemudian memejamkan mata. Dia lelah, walau sering merasa di raba-raba Kyuhyun saat tidur, selalu diabaikannya. Sekali lagi, Kibum menyerah dengan kantuknya.

"Jadi kau bisa merasakan sentuhanku?" tanya Kyuhyun menyuarakan sorakan kegembiraan. "Sudah kuduga, kau memang datang lagi untukku. Jadi bagaimana…"

"Kalau bisa diam malam ini, mungkin aku akan menjawabnya besok."

Yang dirasakannya dalam lima tahun ini ternyata pertanda baik. Jantungya sering berdebar-debar secara kasat mata. Kadang dia tersenyum sendiri tanpa sebab, seperti jatuh cinta. Ah, dia tak pernah menyangka, meski sudah jadi hantu masih bisa jatuh cinta lagi. Jatuh cinta pada lelaki bermuka sama, hanya jiwanya saja yang beda.

Tentu Kyuhyun mau diam. Dia cuma butuh berpura-pura tidur di samping Kibum, tidak tidak, dia butuh pura-pura tidur di dada lelaki itu sampai besok pagi.

.

.

"Aku istrinya, ada apa menelepon suamiku pagi-pagi begini?" Kyuhyun tengah memegang telepon rumah. Diletakkan di dekat telinganya sambil mendengarkan suara dari seberang. "Kembali ke New York? Kau pikir aku akan mengijinkannya kembali ke sana agar bisa kau godai setiap waktu? Mimpi saja kau? Eh, wanita sundal, tiga anakmu butuh diurus, kau malah sibuk menggoda suami orang. Kurang banyak apa, suami orang yang telah kau rebut?"

"Letakkan teleponnya!" perintah Kibum yang sedang berjalan turun dari lantai atas. "Siapa wanita yang barusan kau sebut sundal?" tanyanya setelah Kyuhyun melempar telepon itu tepat ke tempat semula.

Kyuhyun melesat cepat ke hadapan Kibum, mendahului lelaki itu untuk membenahi dasinya. Berperan jadi istri yang baik pagi ini. "Kau pasti tahu, wanita mana yang punya tiga anak tapi lebih sibuk dengan lelaki baru dari pada mengurusi anaknya."

"Siapa?" tanya Kibum sambil menepis kedua tangan Kyuhyun dari lehernya.

"Yang terpisahkan jarak lautan."

"Nancy?"

"Mungkin memang dia, aku lupa menanyakan namanya tadi." Tapi Kyuhyun memang tahu. Lewat suaranya saja dia bisa tahu segalanya.

Nancy, teman Kibum saat bekerja di New York. Seorang wanita murahan bergaya sosialita. Kalau menginginkan lelaki, sudah seperti anak-anak mengiginkan permen kapas. Tidak bisa diganggu gugat. Kalau tidak bisa di dapat lewat tubuhnya, dia akan mendapatkannya lewat uang. Sebagai pekerja di Wall Street apa yang tidak bisa dia raih? Semua orang bertekuk lutut padanya, kan?

"Kau mau sarapan sebelum berangkat?" Selesai dengan dasi, Kyuhyun mengaitkan kedua tangannya di pundak Kibum.

"Aku makan di kantor." Dan Kibum menyingkirkan kedua tangan itu lagi. "Berhenti berlaku seperti seorang istri. Aku tidak menikahi hantu sepertimu!"

Kyuhyun pura-pura sedih. Memasang wajah murung dan nelangsan. "Tapi aku sudah memasak sarapan untukmu. Makanlah walau sedikit." Kyuhyun mengiring Kibum ke arah dapur, baru sampai di pintunya, Kyuhyun meringis kecil. Tidak ada apapun di atas meja. "Aku benar-benar sudah memasak."

Plok plok

Dua kali menepukkan tangan, makanan muncul secara ajaib di atas meja. "Pagi ini menunya nasi goreng." Kyuhyun hanya ditanggapi dengan tatapan malas oleh Kibum. Dia sangat tidak percaya. "Kenapa?"

"Aku tidak makan makanan buatan hantu."

Kibum berpaling badan. Dia berjalan menjauh dari dapur, menjauh dari Kyuhyun. Sayangnya saat perjalanannya menuju pintu keluar sudah dekat, Kyuhyun muncul di depannya. Tersenyum semanis yang dia bisa untuk mengambil hati Kibum. Si hantu menyejajarkan langkah, menggandeng lengan kiri Kibum dan berjalan bersamaan ke pintu keluar.

"Kau mau ikut keluar?"

"Mengantarmu sampai depan. Jangan katakan kau percaya hantu takut dengan sinar matahari. Sudah bukan jamannya."

"Jadi sebenarnya kau bisa keluar dari rumah ini kapanpun?"

Kyuhyun mengangguk, namun sebentar kemudian merengut. "Kau tidak sedang berfikir untuk mengusirku dari sini, kan? Oh, Kibum. Aku kebosanan menunggumu di sini berpuluh-puluh tahun, setelah bertemu kau malah berencana menyingkirkanku. Itu jahat!" Kyuhyun menggelendot sambil menyandarkan kepala di bahu Kibum. "Bahkan kita belum becinta," ucapnya lirih.

"Haaah!" Nafas yang dikeluarkan Kibum sangat keras dan panjang. "Memangnya itu yang kau baca dari pikiranku?" Kyuhyun menggeleng. Kibum memang tak terlihat ingin menyingkirkannya dari sini, Kyuhyun kan hanya bercanda. "Tadinya memang aku tidak berfikir untuk menyingkirkanmu dari sini, tapi setelah kau membicarakan soal bercinta, aku baru memikirkannya."

"Apa maksudmu?"

"Aku tak akan menikah dengan hantu, tidak akan bercinta dengan hantu, apa lagi kalau hantunya berwujut sepertimu. Kalau sampai kau berani memikirkan untuk bisa bercinta denganku, aku akan panggil orang pintar untuk menyingkirkanmu dari sini."

Seketika Kyuhyun melepaskan diri dari Kibum.

"Kau memang jahat!" katanya dengan muka dibuat ketakutan. Sebentar kemudian muka ketakutan itu berubah jadi cerita. "Tapi aku suka orang yang jahat."

Kyuhyun berlari kecil, masih tak menapak lantai, mengubah diri jadi wanita cantik dulu sebelum membuka pintu depan. Dia menarik kerah jas Kibum, menghadapkan muka Kibum ke mukanya sendiri, kemudian menjatuhkan ciuman di atas bibir tebal Kibum.

Pagi ini cerah, secerah suasana hati si hantu cantik. Pujaan hatinya telah kembali setelah puluhan tahun menghilang. Ya, walau Kibum bukan orang yang sama dengan masa lalunya, setidaknya dia punya muka yang sama. Kibum yang sekarang lebih menantang dari yang dulu. Kibum yang sekarang lebih berani dari yang dulu. Kibum yang sekarang lebih jahat dari yang dulu. Apa lagi jahatnya beda, dan Kyuhyun suka.

"Aku mau kau pulang lebih cepat. Akan ada candle light dinner khusus untuk kita berdua malam ini."

"Ada candle light dinner juga di kantor. Dengan semua karyawanku, lebih ramai dari pada hanya berdua, dengan hantu pula. Haaah, aku sama sekali tidak tertarik."

"Kalau begitu, aku akan hangatkan ranjang sebelum kau pulang."

"Sayangnya aku tidak pulang malam ini."

Kyuhyun manyun. "Kau menang, tapi tidak lain kali." Sekali lagi, Kyuhyun menjatuhkan ciuman di bibir Kibum. "Ya sudah, berangkat kerja sana. Hati-hati di jalan!"

Kyuhyun mendorong Kibum keluar pintu. Dia kembali ke dalam rumah, menutup pintu dengan kibasan telapak tangannya. Timbul suara gebrakan keras dari pintu, tapi Kyuhyun tak peduli. Lalu merubah diri kembali jadi hantu tampan dan tidak meninggalkan pintu sampai suara mobil Kibum menghilang dari pelataran rumah.

"Sudah ditakdirkan bersama, tapi masih jual mahal!" celetuknya sebelum kemudian melayang, menghilang.

.

.

"Bos, ada yang mencarimu. Tuan Lee dari perusahaan sebelah."

"Suruh dia masuk!"

Sekertaris Kibum menghilang kembali dari pintu ruangan. Lima menit kemudian dari pintu yang sama muncul Donghae, pemilik perusahaan sebelah. Perusahaan yang bergerak di bidang fashion. Clothing lebih tepatnya. Perusahaannya memproduksi pakaian sendiri. Kantornya ada di Korea, tapi pabriknya ada di Thailand dan China. Penyebaran produknya sudah ke pasar Asia, tapi belum menyeluruh. Donghae masih terkendala pemasaran dan pengiriman, makanya dia datang pada Kibum untuk menawarkan kerja sama.

"Kibum, lama tak bertemu."

Donghae pernah kenal Kibum saat mereka sama-sama di Canada. Hanya saja, Donghae dan keluarganya kembali ke Korea setelah dia lulus SMA, sedangkan Kibum kuliah di Amerika untuk mendapatkan pendidikan bisnis yang lebih bagus.

"Bagaimana kabarmu? Sudah berapa tahun kita tak bertemu?" Donghae berjabat tangan dengan Kibum, sambil berfikir dia menggoyang-goyangkan jabatan tangan mereka. "Lebih dari 8 tahun ya?"

"Kira-kira begitu. Duduklah!" Kibum duduk, begitu juga Donghae. "Aku tidak tahu kalau kau yang punya perusahaan sebelah."

"Sama, aku baru tahu kalau perusahaan ini milikmu. Kudengar kau baru mendirikannya enam bulan yang lalu, bagaimana bisa berkembang sepesat ini?"

"Aku punya dana dan punya pekerja yang bagus. Tampaknya aku juga akan punya klient yang sama bagusnya."

"Hahahaha, kau tahu saja kalau aku mau menawarkan kerja sama." Donghae mengulurkan map yang dipegang di sebelah tangannya yang lain. Diletakkan di depan Kibum agar segera dilihat oleh temannya. "Lihat dulu produk yang kupunya!"

Kibum mengikuti apa yang dikatakan Donghae, dia melihat katalok produk yang sengaja di selipkan Donghae di map itu. Bagus, mereknya cukup terkenal di Asia timur dan sebagaian Asia tenggara. Banyak pelanggan menginginkan produk up to date seperti milik Donghae ini.

"Aku mau pemasarannya diperluas. Seluruh Asia, bahkan dunia kalau bisa."

"Kau punya website sendiri untuk produkmu?"

"Ada, tapi tidak terlalu familiar di mata orang. Cuma kalangan atas saja yang kenal produkku, padahal aku membuat semuanya dengan harga yang relatif murah. Seharusnya kalangan menengah ke bawah bisa kami sasar juga."

"Sosial media kau sudah punya?"

"Ya, semuanya, tapi tidak terlalu efektif."

"Baiklah, aku perlu mempelajarinya dulu agar produk dari perusahaanmu bisa lebih komersil. Tiga empat hari kuberi tahu hasilnya padamu. Dalam satu bulan produkmu bisa kupasarkan lebih luas."

"Kedengarannya masalah perusahaanku sangat sepele di hadapanmu. Tapi baguslah kalau semuanya akan bisa diatasi."

Kibum hanya tersenyum kecil. Bukan bermaksud sombong, tapi memang sangat mudah kalau menyangkut soal pemasaran barang lewat online. Kibum segera mengangkat telepon, mendial nomor sekertarisnya untuk dibawakan dua gelas minuman dingin. Dia mau bicara sedikit banyak dengan Donghae, nostalgia jaman masih tinggal di Canada.

"Kau tinggal di mana sekarang?" tanya Donghae setelah Kibum selesai pesan minuman ke sekertarisnya.

"Teluk kurau, Gang 3. Nomor 22."

"Wow, Bungalow elite itu? Kupikir kau akan kembali ke rumah kakek-nenekmu atau tinggal di apartemen. Berarti kau sendirian di sana?"

"Ya, kapan-kapan datanglah kalau tak sibuk."

Kibum tak benar-benar sendirian. Ada Kyuhyun si hantu yang kadang tampan, kadang cantik, suka sekali mengganggu Kibum. Mahkluk satu itu tengil, pakai acara menggoda Kibum segala. Setiap malam sampai pagi, begitu terus sampai Kibum tak betah berlama-lama berada di rumah.

Sekali lagi ini bukan soal takut atau tidak, tapi soal jaga diri. Kibum paling tidak tahan kalau sudah melihat wanita-wanita cantik. Memang dia bisa menahan diri kalau di luar, tapi tidak saat berada di rumah bahkan di atas ranjang. Itu kalau Kyuhyun sedang merubah diri jadi wanita, waktu dia tetap ke bentuk aslinya, hal seperti itu bisa sedikit berkurang. Namun bentuk asli Kyuhyun dengan muka cuek mengingatkan Kibum pada mantan kekasihnya, sebelum dia menikah lalu bercerai setahun kemudian.

Kibum sebenarnya tak keberatan kalau ada Kyuhyun di sampingnya, sayangnya kenyataan bahwa Kyuhyun itu salah satu mahkluk kasat mata yang eksis di dunia ini, menjadikan namanya tercoret dari daftar orang yang bisa disayangi Kibum. Dia tak berhubungan dengan hantu, itu baru saja dituliskan di kamus pribadi Kibum.

"Eh Kibum, kau sudah punya kekasih atau belum?"

Baru juga membicarakan soal kekasih, Donghae seperti tahu saja kalau Kibum sedang butuh seseorang untuk disayang. Maklum, dia kan duda. Perasaan orang yang pernah menikah itu seperti terasing kalau tak punya pasangan.

"Memangnya kenapa?"

"Aku punya adik yang sangat manis. Kalau kau tak keberatan untuk berkenalan dengannya, aku akan…"

Kringgg Kringgg

Telepon di meja Kibum berbunyi, padahal Donghae bermaksud memperkenalkan adiknya. Sedikit mengganggu, tapi Kibum cukup tahu diri. Perusahaannya masih baru, tak boleh bersikap seenaknya jadi Bos.

"Ada apa?" tanyanya to the point. Sudah pasti dari sekertarisnya. "Kau belum membuat minuman untuk kami?" Tapi si sekertaris menyangkal, dia akan ke dapur kantor saat teleponnya berbunyi. Seseorang mengaku istrinya Kibum menelepon dan memaksa untuk bicara dengannya. "Istri yang mana? Jangan mengada-ada. Aku tidak punya istri," sangkal Kibum yang sayangnya sangkalannya itu tak bertahan lama setelah sekertarisnya menyebutkan nama. Kibum langsung meminta untuk disambungkan dengan si penelepon.

"Perasaanku tidak enak, Kibum. Aku takut kau selingkuh atau mencoba meninggalkanku bersama orang lain."

"Kau juga punya perasaan?" tanya Kibum mengejek. Dia pikir hantu tak punya perasaan apa?

"Kibum, aku pernah kau tinggalkan. Perasaan seperti ini sering muncul di awal mula kau mau meninggalkanku dulu. Aku tak mau mengabaikan ini dan kehilanganmu lagi."

"Siapa yang akan meninggalkanmu? Sejak dulu aku memang tak sedang bersamamu." Kibum mendengus kesal. "Aku banyak pekerjaan, jangan ganggu!" Telepon di letakkan Kibum tanpa peduli Kyuhyun masih bicara panjang lebar di seberang sana.

"Istrimu?"

"Bukan," sangkal Kibum.

"Haahhh" Donghae menghela nafas prihatin. Dia menggeleng beberapa kali sebelum mulai bicara lagi. "New York telah mengubahmu jadi seperti ini? Bagus di pekerjaan tapi buruk di percintaan. Manusia hidup itu karena cinta, kalau istrimu sendiri tak kau akui, cepat atau lambat hubungan kalian akan berakhir. Akan terus seperti itu kalau kau tak mau berubah. Saat tua nanti tak akan ada yang tersisa bagimu selain kesendirian. Kau tak bisa tua ditemani harta, Kibum."

Tentu, Kibum sudah merasakan perpisahan itu sekali. Tapi untuk tua tanpa siapapun yang tersisa selain harta, kedengaran terlalu menakutkan. Dia pasti akan menemukan tambatan hati yang baru, namun bukan hantu penjaga rumah yang bernama Kyuhyun. Hantu tak bisa diapa-apakan, dan kalau tak bisa diapa-apakan pasti tak akan punya keturunan. Itu baru yang namanya tua kesepian dan akan mati jadi hantu juga.

"Aku mencabut tawaranku memperkenalkanmu pada adikku."

"Kenapa? Siapa tahu aku dan adikmu bisa dekat. Siapa tahu dia jodoh yang ditakdirkan untukku? Aku pasti akan menghidupinya dengan layak kalau memang begitu adanya."

"Dan bagaimana dengan istrimu?"

"Aku tinggal menceraikannya," jawab Kibum mantap.

"Nah, barusan kau bilang tak punya istri, sekarang kau mau menceraikannya. Jangan jadi lelaki jahat, Kibum. Satu lelaki jahat, seluruh lelaki di bumi ikut terkena imbasnya."

"Ck! Aku benar-benar tak punya istri." Kibum lesu, mengatakannya dengan sungguh-sungguh nyatanya Donghae tak percaya. Waktu keceplosan, Donghae malah percaya.

"Akhir pekan aku akan ke rumahmu. Kenalkan istrimu padaku, nanti aku akan bawa kekasihku juga."

"Jangan datang!"

"Aku akan datang."

.

.

Kyuhyun hanya mengamati ketika Kibum masuk kamar tidur. Dia melempar tas kerjanya ke sofa, melepas jas dan melemparnya ke sofa juga. Kemudian menggunakan kakinya, Kibum melepas sepatu. Dia berjalan sempoyongan lalu ambruk ke ranjang. Telentang tanpa daya sambil mengabaikan pandangan Kyuhyun padanya.

"Kau bilang tak akan pulang malam ini?"

"Tidak jadi." Kibum menarik tubuhnya sendiri, membawa badan beratnya naik lebih ke tengah tempat tidur. "Aku lelah, banyak sekali yang harus kulakukan setiap hari di kantor."

Kyuhyun hanya mengangguk-angguk. Dia terpaksa melayang mendekat dan turun, duduk di sebelah Kibum. Kibum meraih dasinya, menariknya keluar lalu melemparkan ke arah jauh. Dia tengkurap, menepuk punggunnya sendiri di hadapan Kyuhyun, pertanda mau dipijat.

"Aku tidak bisa memijat?"

"Kalau mau kuakui sebagai istri, eantah hantu, manusia atau malaikat sekalipun, kau harus bisa memijat."

Syaratnya mudah, cukup bisa memijat dan Kyuhyun jadi istri Kibum. Hanya saja, Kyuhyun memang tak bisa memijat.

"Hantu mungkin memang bisa memijat, kecuali aku."

"Kenapa tidak mencoba? Taruh tanganmu di punggungku, lalu tekan. Seperti itu terus. Itu yang namanya memijat."

Kyuhyun mengikuti instruksi Kibum. Dia naik ke punggung Kibum, taruh tangan di punggung kemudian tekan. Pindahkan, taruh tangan lagi, tekan lagi. Begitu terus. Dan setelah setengah jam,Kibum merasakan kaku di pungung dan lehernya telah berkurang.

"Minggu ini kau ada acara?" Kibum tahu pertanyaannya konyol, kemudian segera diubahnya. "Kau benar-benar bisa memasak? Maksudku makanan sungguhan yang bisa dimakan manusia?"

"Tidak. Yang tadi pagi kupindahkan dari dapur restoran di ujung jalan." Kyuhyun masih memijat Kibum, sebelum diperintahkan berhenti Kyuhyun tak akan berhenti. Lagi pula Kyuhyun tak punya rasa lelah. "Kalau aku tahu resepnya, punya bahan dan bumbunya, aku bisa membuatnya sendiri. Memangnya kenapa kau menanyakan itu?"

"Minggu ini temanku dan kekasihnya akan datang. Mereka ingin bertemu denganmu?"

"Mereka ingin lihat hantu?"

"Tidak. Mereka ingin bertemu istriku."

"Memang di mana istrimu?"

"Sedang duduk di punggungku sambil memijat."

Kyuhyun mendengus, tapi bibirnya mengembang. Ada angin apa dia diperkenalkan sebagai istri oleh Kibum?

"Kau bisa kan dilihat orang lain selain aku."

"Bisa."

"Kau juga bisa disentuh orang selain aku? Aku tak mau temanku menjerit lalu lari terbirit-birit karena tanganmu yang akan mereka jabat ternyata tembus."

"Tentu saja aku bisa."

"Baguslah."

Keadaan kembali hening. Kibum diam menikmati pijatan Kyuhyun, Kyuhyun sendiri diam, fokus pada kegiatan tempelkan tangan lalu tekan. Pijat ala hantu. Kyuhyun memutuskan akan pergi ketika Kibum terlihat sudah tidur, tapi nyatanya lelaki itu tiba-tiba mengangkat kepalanya.

"Kyu…"

"Hem?"

"Pagi tadi kau membicarakan soal bercinta, kan? Memangnya kau pernah bercinta sebelum ini? Maksudku saat kau sudah dalam bentuk hantu begini?"

"Belum pernah. Aku tak punya nafsu untuk bercinta kecuali dengamu."

Kibum mengangguk-angguk. "Kenapa tidak dicoba? Kau bisa menyentuku, aku bisa menyentuhmu, harusnya bisa."

"Ya, tapi aku tidak begitu yakin. Lagi pula kau bilang tak akan bercinta dengan hantu."

Kibum mengisyaratkan Kyuhyun untuk berhenti. Menyuruhnya menyingkir dari punggung, sementara itu Kibum ikut duduk. "Aku bisa menganggapnya tak bercinta dnegan hantu. Kau cukup terus bisa kusentuh, dan semuanya akan berjalan lancar. Tunggu di sini!"

"Kau mau ke mana?"

"Hanya sebentar."

Kibum bergegas ke kamar mandi. Tanpa perlu menutup pintunya, dia mandi. Mengguyur tubuhnya dengan air hangat, sekaligus kepalanya. Siapa tahu ide gilanya itu menguap, atau malah menggila. Sialnya jadi duda tanggung, dia butuh bercinta pun tak punya pasangan. Akhirnya memilih apa yang ada, hantu pula. Walau bercinta dengan hantu terdengar ekstrem, tapi Kyuhyun terlihat tak seekstrem hantu-hantu yang film-nya pernah ditayangnya di TV. Makanya Kibum berani ambil resiko.

Lima menit Kibum keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggulnya tapi badannya basah kuyup. Kyuhyun masih di tempat yang sama, baju yang sama dan muka yang sama. Malahan hantu itu memperlihatkan wajah keheranan melihat Kibum keluar dari kamar mandi dengan muka cerah ceria.

"Padahal kau masih menolakku tadi pagi, kenapa tiba-tiba sekali?"

"Aku bukan menolakmu, tapi menahan diri. Enam bulan sejak membeli rumah ini, aku menahan diri untuk mencari waktu yang tepat."

"Kenapa kau pilih hari ini?"

"Hari pernikahan kita. Anggap saja aku menikahimu hari ini."

.

.

Untungnya Kyuhyun tak punya rasa lelah, tapi sialnya Kibum terkantuk-kantuk sebelum pagi tiba. Dia tertidur tepat pukul empat pagi dan belum bagun sampai jam delapan. Padahal dia harus ke kantor hari ini.

Ketika Kibum membuka mata, matahari sudah hampir di puncak teriknya. Kibum hanya melirik ranjang, tidak menemukan apapun, dia melirik ke sekitar kamarnya. Masih tidak menemukan apapun, baru beranjak bangun. Dengan tubuh bugil, langkah terseok-seok menahan kantuk, dia menuju kamar mandi.

Kibum sudah rapi, rencananya berangkat kerja saat itu juga walau nyatanya dia terlambat setengah hari. Saat menuruni tangga, Kibum melihat Donghae sedang berbincang dengan Kyuhyun di ruang tamu. Kyuhyun yang berbentuk wanita seksi, lebih manusiawi ketika berbincang dengan Donghae. Persis seperti seorang istri menerima tamu, teman suaminya.

"Hae.."

"Kupikir kemana kau tak masuk kerja hari ini? Tadi aku ke kantormu dan sekertarismu bilang kau belum datang."

"Aku bermaksud masuk kerja tengah hari. Kau sudah lama di sini?" Kibum meletakkan tas kerjanya di single sofa, kemudian menghampiri Kyuhyun dan duduk di sebelah istri jejadiannya itu. "Kau tak mengambilkannya minum, Kyu?"

"Sudah kutawarkan, tapi dia tak mau."

"Aku baru datang dan sebenarnya mau langsung pergi juga. Kebetulan lewat sini tadi, mampir untuk mengecek keadaanmu sekalian melihat istrimu." Donghae tersenyum genit pada Kyuhyun, tapi Kyuhyun lempeng saja menanggapinya.

"Ya ini Kyuhyun, istriku."

"Tadi kita sudah berkenalan. Ngomong-ngomong sebentar lagi waktunya makan siang, boleh aku numpang makan di sini?"

"Aku tidak memasak hari ini," jawab Kyuhyun datar.

"Bagaimana kalau kita bertiga makan di luar? Aku yang traktir."

"Aku tidak ingin keluar," jawab Kyuhyun lagi.

"Dia sedikit tidak enak badan, Hae. Kita berdua saja yang makan di luar, baru akhir minggu besok kau ke sini dengan kekasihmu."

Kibum berdiri duluan, diikuti Kyuhyun. Donghae sebenarnya enggan pergi. Setelah melihat Kyuhyun tiba-tiba jadi kerasan di rumah Kibum. Tidak jatuh cinta pada istri temannya sendiri, hanya saja dia iri. Sumpah demi apa Kibum bisa punya istri cantik, berbadan sintal, enak dilihat. Sedangkan dia sendiri memang punya kekasih yang juga cantik, tapi badannya tidak sebagus Kyuhyun. cenderung ke kerempeng malahan.

Deskripsi kekasihnya cantik, iya. Manis, iya juga. Badannya bagus, tidak. Otaknya pintar juga tidak. Yang membedakan antara istri Kibum dan kekasih Donghae lagi adalah sepasang benda kembar kenyal di dada. Itu kekasih Donghae tak punya. Kekasih Donghae lelaki, satu-satunya keahlian kekasihnya itu adalah memasak. Namanya Ryeowook, lelaki bertubuh kecil yang suaranya cempreng, bekerja di restoran Dang Cookie miliknya Yesung.

"Hae, ayo berangkat sekarang!"

Donghae akhirnya berdiri, ikut berjalan menuju pintu keluar bersama Kibum dan Kyuhyun. Di depan rumah, sekali lagi dia dibuat iri. Disuguhi adegan tempel-tempelan bibir Kibum dan Kyuhyun, juga kalimat-kalimat mesra sebelum pergi. Sampai Kyuhyun masuk ke dalam rumah, baru perasaan iri itu sedikit mereda.

"Istrimu cantik." Donghae hanya diangguki Kibum. "Kemarin kenapa kau bilang ingin menceraikannya?"

"Tidak jadi." Seenaknya Kibum menimpali. "Memangnya kekasihmu tidak cantik?" Saat Donghae menggeleng, Kibum menambahkan. "Kalau begitu putuskan dan cari yang baru."

"Kalau stok seperti istrimu masih ada, aku bisa meninggalkan kekasihku sekarang juga." Donghae masih berdiri di samping mobil Kibum sambil berfikir, sambil berharap. "Kyuhyun punya saudara, tidak?"

"Dia anak tunggal."

"Kalau saudara jauh?"

"Saudara jauhnya lelaki semua."

"Lelaki juga tidak apa-apa kalau punya badan sebagus istrimu." Donghae menyengir sambil membayangkan tubuh Kyuhyun dalam bentuk lelaki. "Istrimu itu… wuuiiihh." Dia membuat bulatan-bulatan dan lekukan-lekukan kayal dengan kedua tangannya. "Kalau aku bisa memiliki yang seperti dia juga…"

Kibum menunda masuk ke dalam mobil. Meladeni Donghae dulu sementara. Donghae kebangetan, masa istri temannya sendiri dibayangkan yang tidak-tidak. Si empunya istri tidak rela.

"Kyuhyun itu tidak ada matinya."

"Seperti yang kubayangkan."

"Ya, seperti yang kau bayangkan. Tapi kau harus ingat yang kau bayangkan itu istriku. Aku tidak pernah memberimu ijin melakukannya!"

Bukannya minta maaf Donghae malah tertawa diperingatkan Kibum. "Jangan khawatir, aku tidak akan merebutnya darimu. Nampaknya, dia juga tak suka padaku. Makanya tadi kutanyakan soal saudaranya," katanya diikuti tawa lagi. "Jadi tentang saudara jauhnya tadi…"

"Mereka sudah menikah. Kyuhyun yang terkecil di keluarga besarnya, dan dia juga sudah menikah. Denganku!" tunjuk Kibum ke mukanya sendiri.

"Begitu ya? Aku belum beruntung. Berarti harus cari yang lain." Donghae terkekeh sambil berjalan pergi menuju mobilnya sendiri.

.

.

Akhir pekan. Kibum sudah mandi, siap menyambut kedatangan Donghae dan kekasihnya untuk makan malam di rumah. Kyuhyun? Entahlah. Hantu itu tidak terlihat sama sekali sejak tadi. Terakhir Kibum lihat, sekelebatan Kyuhyun di belakang rumah. Mungkin Kyuhyun berada di gudang. Atau memang di sanalah rumah Kyuhyun sebenarnya.

Kibum pikir mungkin Kyuhyun dibunuh atau mati dengan sendirinya di gudang itu. Jasatnya berada di sana sampai sekarang, tulang belulangnya kalau belum keropos dan dimakan cacing, pasti masih ada. Tetapi Kibum tak mau ambil pusing. Dia tidak peduli lagi mau Kyuhyun itu manusia atau hantu. Asalnya dari dalam gudang belakang rumahnya atau pohon besar di sebelah kamarnya. Yang penting dia bisa menyentuh Kyuhyun, bisa mengakuinya jadi apapun dia mau.

Ketika menoleh, Kibum mendapati Kyuhyun duduk di sampingnya. Ada bau-bau wangi menguar dari tubuh istrinya itu. Kibum jadi curiga, parfum dari toko mana yang diambil dan dipakai Kyuhyun? Atau Kyuhyun ke belakang tadi untuk mengambil koleksi parfum yang sengaja dia simpan di gudang selama berpuluh-puluh tahun? Berarti parfumnya sudah udzur, tapi lumayan baunya enak.

"Biasanya kau tak berbau apapun?"

Kyuhyun mencium bau badannya sendiri. Dia juga mengulurkan pergelangan tangannya untuk dicium Kibum. "Parfumku baunya enak, kan? Ini bau cendanagiri." Dia mengambilnya langsung dari pohon cendana yang sedang berbunga. Milik seorang perantau China yang punya toko klenik di pinggiran kota. Perantau itu punya kebun bunga-bungaan komplit di belakang rumah.

"Aku belum pernah menemukan bau yang seperti ini. Bukankah seharusnya hantu baunya busuk. Tubuh manusia yang mati akan digerogoti cacing, membusuk, lalu bau bangkai." Nyatanya Kibum terus mengendus pergelangan tangan Kyuhyun. Mencium bau yang sama di area lain, Kibum mencarinya dan menemukannya di leher Kyuhyun.

"Aku mati berpuluh-puluh tahun yang lalu. Tidak ingat pernah berbau bangkai. Mungkin aku ditakdirkan mati dengan bau yang harum."

"Aku suka baumu."

"Kau boleh menciumku!"

Kibum telah berkali-kali menciumi leher Kyuhyun. Kalau Kyuhyun itu salah satu buah, Kibum bisa jadi ulatnya. Menggerogoti Kyuhyun dimulai dari lehernya. Memang tidak ada rasanya, tapi bisa membuat kenyang itu lumayan.

Kyuhyun sudah terbaring di sofa dengan Kibum jadi ulat. Maksudnya mengulat di atas Kyuhyun sambil mengendus leher Kyuhyun. Aroma wangi itu tidak habis, namun terus ada. Seperti si hantu memproduksi wangi cendana langsung dari tubuhnya. Kemudian bel pintu rumahnya berbunyi. Sudah bisa ditebak itu pasti Donghae dan kekasihnya.

"Kalau tak ada makanan, mereka makan apa?"

"Sudah siap di meja makan," jawab Kyuhyun sambil duduk dan mengubah dirinya jadi Kyuhyun yang satu lagi. Si cantik, istri Kibum tercinta. "Kau tinggal bayarkan sejumlah uang ke restoran di ujung jalan sana. Kalau keberatan, tidak usah dibayar juga tidak apa-apa. Toh mereka tak akan tahu ke mana makanannya menghilang."

Kibum dan Kyuhyun menyambut Donghae dan seseorang yang dibawanya. Cantik, tapi memang tak sebagus Kyuhyun tubuhnya. Kibum cuma menjabat tangan keduanya sebentar. Kyuhyun maunya juga begitu, tapi Donghae mencuri ciuman di pipi kiri kanannya. Donghae segera digiring Kibum ke ruang makan, sementara kekasihnya, Kyuhyun yang menggiringnya.

Makan malam selesai dengan begitu cepat. Kibum dan Donghae memilih duduk di depan TV sambil mengobrol tentang pekerjaan. Sesekali diselingi soal pasangan masing-masing, soal film yang bagus, sampai soal pasangan mereka dibayangkan main film. Donghae selalu membayangkan film bertema pantai, penuh dengan wanita berbikini. Ryeowook dan Kyuhyun jadi salah duanya, dan Donghae terdampar di pantai itu sendirian. Kalau Kibum membayangkan film horor. Kyuhyun jadi hantu yang sadis, ganas, dan suka membunuh orang. Kibum sendiri berperan jadi pawang hantu di film bayangannya itu.

Sementara dua lelaki di ruang TV, Kyuhyun dan kekasih Donghae sedang di dapur. Seumur-umur baru kali ini dia menyentuh langsung peralatan dapur. Membersihkannya dengan sabun dan lap, sedangkan biasanya tinggal menjentikkan jari. Baru kali ini juga Kyuhyun diajak ngobrol panjang lebar soal makanan oleh wanita jejadian yang ada di sampingnya. Kyuhyun tahu kalau kekasih Donghae ini wanita jejadian, bukan jejadian seperti dirinya. Ini lebih seperti permak saja. Wajahnya cantik, badannya sudah oke, wig-nya terpasang sempurna, jakunnya juga tidak terlihat, tapi benjolan di dadanya besar sebelah. Mana tidak rata pula.

"Kau tertarik jadi wanita?" tanya Kyuhyun sambil menunjuk dada Ryeowook yang besar sebelah.

"Kau tahu aku bukan wanita?" tanyanya balik. "Donghae yang mau aku begini, padahal aku risih. Dia suka yang punya dada besar sepertimu, tapi kan aku tidak."

"Kau ingin punya dada besar?" Ryeowook menjawab dengan gelengan. "Lalu kenapa mau disumpal-sumpal seperti itu kalau kau risih? Tinggalkan saja Donghae, lalu cari yang lain."

"Memang kita sudah tidak bersama lagi." Pernyataan Ryeowook menaikkan sebelah alis Kyuhyun. Kyuhyun tak mau repot-repot mencari tahu hubungan mereka toh sebentar lagi Ryeowook juga akan cerita. "Aku sudah putus dengannya semenjak dia tergila-gila dengan dada besar. Dia bilang suka sekali memurukkan wajahnya di benda kembar itu. Tapi sehabis bercinta dengan wanita, dia selalu mengomel. Tak puaslah, apalah, ujung-ujungnya aku juga yang jadi pelampiasan." Ryeowook memukulkan serbet ke tepian meja, pertanda dia amat geram. "Aku tidak bermaksud menyinggungmu, ini tentang Donghae dan wanitanya."

"Tenang saja." Kyuhyun tidak tersinggung.

"Kita sudah berpisah, dan aku sudah berkencan dengan orang lain. Orang yang tidak menyukai dada besar. Pemilik restoran tempatku bekerja."

"Kenapa kau mau berdandan seperti ini lalu datang dengannya?"

"Kami masih berteman dan dia memohon bantuanku." Ryeowook tersenyum lucu. "Dia juga masih sering menganggapku kekasihnya."

Kyuhyun juga ikut tersenyum, sebelum akhirnya menawarkan untuk bergabung dengan Kibum dan Donghae. Sebelum beranjak, Ryeowook minta saran Kyuhyun soal dadanya yang tidak rata dan besar sebelah. Karena Kyuhyun sendiri tidak pernah menyumpal dadanya dengan apapun itu, dia menyarankan Ryeowook menyumpal lagi sebelah dadanya yang tidak rata. Ryeowook mengambil tissue dari gulungan, melipatnya dan menyumpalkan ke dada kirinya.

"Bagaimana?"

"Lumayan dari pada yang tadi."

Mereka siap menemui Kibum dan Donghae kemudian.

.

.

Klik Klik

Pintu baru saja dikunci, tapi Kibum dan Kyuhyun masih berdiri di dekat pintu. Mengingat pembicaraan antara Kyuhyun dan Ryeowook tadi, Kyuhyun jadi punya pertanyan untuk Kibum. Sementara Kibum mau pergi, Kyuhyun menarik Kibum untuk mendekat ke padanya. Sangat dekat, kemudian dada-dada mereka saling menempel. Dalam bentuk wanita, dada Kyuhyun yang menjulang mengganjal di dada Kibum.

"Kalau kau ditanya serius, lebih suka dada besar atau tak punya dada?"

Seketika mata Kibum yang tadi memandang lurus ke wajah pun turun ke arah dada betulan tapi jejadian milik Kyuhyun. Gaun hitam yang dipakai istrinya itu mempertontonkan pangkal dada Kyuhyun bagian atas. Kibum sering lihat yang seperti itu, mulai dari yang warnanya kuning segar sampai coklat keabu-abuan, tapi belum pernah yang putih pucat seperti ini. Kibum tidak ingin memegangnya, karena biasanya terasa kenyal saja. Dia sudah sangat hafal.

"Aku ini bukan tipe pemilih. Apa yang aku punya, itu saja sudah cukup." Mata kiri Kibum berkedut, biasanya pertanda baik. Akan ada rejeki yang diterimanya. "Tapi sangat menyenangkan kalau bisa punya satu orang yang kadang bisa punya dada, kadang juga tidak. Jadi tidak akan pernah bosan."

Kyuhyun menyengir. Kelebihannya jadi hantu, dia bisa jadi apapaun untuk memenuhi kebutuhan Kibum. Kebutuhan lahir dan batin. Kyuhyun melepaskan diri dari Kibum, lalu melangkah mundur.

"Kutunggu kau di kamar!" katanya sambil tersenyum lebih genit dari senyuman Donghae.

Mundur selangkah membuat properti wanita Kyuhyun rontok, berjatuhan lalu menghilang begitu saja. Menyisakan Kyuhyun, si hantu tampan yang masih melangkah mundur kemudian transparan lalu hilang juga dari pandangan Kibum. Pertanda dia sudah ada di kamar. Begitulah arti tanda kedutan di mata kiri Kibum.

.

.

To be continue…