INSANE

.

YunJae

(Drama, Crime)

.

WARNING: (18+) tapi kayaknya lebih ke 21+ deh, cuy...

BL, Yaoi, MalexMale, Hvmv

Cerita ini mengandung unsur dewasa, baik kekerasan dan unsur dewasa lainnya, UKWIM... sebut saja sexual content aka NC aka ikkeh ikkeh kimochi aka tusuk-tusukan(?) dan berdarah-darah(?) aka GORE.

Ini full story dari yang sudah dipublish di Wattpad, kayak versi Bluray—nya gitu, cuy.

.

Note: dilarang meng-copy, meniru, atau memplagiat FF ini jika tidak ingin dianggap kelainan jiwa.

Buat anak kecil dan homophobic... JANGAN DIBACA!

Tanggung akibat sendiri kalo sampe nekat baca.

Dosa ditanggung masing-masing.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

—–—

Langkah kaki tergesa sedikit berlari menuju sebuah pintu yang terbuat dari metal dengan pengamanan tingkat tinggi di ujung sebuah lorong. Dengan sangat hati-hati wanita muda itu menggesekan id card—nya pada sebuah benda kecil berkedip-kedip di dinding dekat pintu metal tersebut, setelah lampu kecil berwarna hijau menyala, wanita muda itu mendorong pintu metal dengan sedikit kesusahan.

"Pagi, Joongie. Apa tidurmu nyenyak?" ucapnya pada seseorang yang sedang duduk bersandar pada bagian atas ranjang, kepalanya sedikit tertunduk dan matanya terpejam.

Saat kedua mata itu terbuka, sungguh suatu pemandangan indah dari suatu ciptaan yang paling indah di dunia.

"Apa sudah pagi, Minyoung noona?"

Suara merdu dari sosok indah tersebut mampu menyihir siapa saja yang mendengarnya, bahkan wujudnya merupakan dosa besar di antara semua dosa yang pernah dilakukan manusia. Sepasang Doe eyes yang bening bagai kristal, bibir penuh yang merah seperti cherry, kulit putih yang sedikit pucat, dan rambut hitamnya yang bagaikan arang. Sayangnya sosok indah tersebut harus terkurung di dalam sebuah sangkar berukuran 3 meter kali 3 meter, sungguh suatu ironi. Kesalahan dari orang-orang yang telah merusaknyalah yang membuatnya harus terkurung di dalam penjara ini.

"Iya, apa tidurmu nyenyak? Ini minum obatmu, Joongie" ucap Minyoung sambil menyerahkan sebuah cup berisi berbagai macam obat dengen bentuk dan warna yang berbeda-beda.

"Hhhmmm... Joongie sampai bermimpi pergi ke taman hiburan" ucapnya dengan senyum tulus.

Minyoung meneteskan air mata saat melihat seseorang di hadapannya menelan obat yang dia berikan, obat yang sudah bertahun-tahun diminumnya tanpa pernah menolaknya.

(***)

Hujan mengguyur Seoul dari pagi hingga malam, seakan langit sedang dirundung kesedihan dan terus saja menitikan air mata. Sesosok pemuda tampan menerobos rintikan air hujan, tubuhnya harus rela merasakan dinginnya air hujan yang terus menghantam dirinya. Jadwal perkuliahan yang padat membuatnya harus pulang malam dan sialnya saat ini dia lupa membawa payung.

Saat dirinya akan memasuki flat yang menjadi tempat tinggalnya, dia melihat seseorang sedang duduk bersandar di depan pintu dan kepalanya ditenggelamkan di antara kedua kakinya.

Dia mendekati orang itu lalu menyentuh dan menggoyangkan bahunya pelan sambil berharap orang itu masih bernapas, akan menjadi masalah jika orang itu sudah tidak bernyawa.

"Hey, kau masih hidup?"

"Engghh"

Lenguhan terdengar dari orang asing yang ternyata masih hidup tersebut. Saat dia mengangkat wajahnya, pemuda tampan itu seketika terpesona hingga tidak berkedip.

Ya Tuhan, apa dia bidadari yang turun dari langit, sungguh sempurna sekali ciptaanmu.

"Hey, kau siapa? Bagaimana bisa tidur di depan flatku?"

Mata sosok cantik itu tiba-tiba membesar saat melihat pemuda yang membangunkan tidurnya lalu menggelengkan kepalanya. "Joongie tidak ingat, Joongie tadi hanya terus lari dan tiba-tiba lelah, jadi Joongie istirahat di sini. Ini rumah hyung?"

Pemuda tampan itu mengerutkan dahi tidak percaya dengan pendengarannya. "Tadi kau memanggilku hyung, kau laki-laki?"

Sosok cantik yang menyebut dirinya Joongie menganggukan kepala. "Iya, Joongie laki-laki. Memangnya kenapa, hyung?"

Pemuda tampan itu hampir tidak percaya dengan jawaban yang dia dapat, bagaimana mungkin sosok berwajah cantik di hadapannya ini laki-laki, sedangkan wajahnya benar-benar cantik seperti wanita.

"Ini tempat tinggalmu, hyung?

Pertanyaan sosok cantik itu kembali menyadarkannya.

"Iya, ini tempat tinggalku. Hmmm... namaku Yunho"

Yunho menatap sosok cantik itu dan melihat dia hanya memakai piyama tanpa alas kaki. "Sepertinya kau terlalu kecil untuk kabur dari rumah, berapa usiamu? 14 tahun?"

"Joongie sudah 16 tahun" ucapnya kesal dengan bibir dipoutkan.

Oh Tuhan, Yunho merasa tersihir dengan mahluk di hadapannya. Bagaimana bisa ada laki-laki semanis dan seimut ini?

"Sudah 16 tahun? Benarkah? Lalu siapa namamu?"

"Jaejoong, lengkapnya Kim Jaejoong" ucapnya dengan senyum cerah.

Yunho melihat baju yang dipakai Jaejoong basah dan dia sedikit memggigil, dengan cepat membuka pintu dan menyuruhnya masuk. "Masuklah, tubuhmu bisa masuk angin jika tidak segera ganti baju"

Yunho membawa Jaejoong masuk ke dalam rumahnya, kemudian dia menuju kamar mandi, mengisi bath up dengan air hangat. Setelah penuh, dia membawa Jaejoong ke kamar mandi dan menyuruhnya berendam agar dia tidak masuk angin.

"Baju hyung juga basah, kan? Ayo sini berendam dengan Joongie, tempatnya masih muat" Jaejoong menepuk-nepuk air di sisi kirinya mengajak Yunho bergabung dengannya di bath up.

"Appa selalu mengatakan pada Joongie, jika kehujanan, Joongie harus berendam air hangat agar tidak masuk angin"

Yunho menatap Jaejoong. "Ayahmu mengatakan itu?"

Jaejoong menganggukan kepala.

"Lalu ibumu?"

Jaejoong menggelengkan kepala dan raut wajahnya berubah sendu. "Eomma Joongie sudah tidak ada"

Yunho merasa tidak enak, dia sudah menyinggung perasaan laki-laki cantik itu. "Maaf"

Jaejoong menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tidak apa-apa"

"Hyung tidak ikut berendam? Nanti Joongie gosokan punggungnya"

Jaejoong menunjukan busa mandi di tangannya, seketika mata Yunho terfokus pada sebuah gelang perak yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.

"Gelangmu bagus, apa itu perak?" tanya Yunho, membuat Jaejoong menatap gelang di tangannya.

"Tidak tahu, hyung. Tapi ada nama Jonggie" ucap Jaejoong lalu mengulurkan tangannya.

Kim Jaejoong, 0126

Yunho mengerutkan dahi membaca huruf yang tertera di gelang tersebut. "0126 itu apa?"

"Ulang tahun Joongie"

"Ulang tahunmu?"

Jaejoong menganggukan kepala. "Ulang tahun Joongie tanggal 26 Januari"

Yunho terdiam sesaat, lalu tiba-tiba merasakan sesuatu yang lembut menyentuh pipinya. Dan saat dia menoleh, dia melihat Jaejoong tersenyum. Seketika itu dia menyadari jika pemuda berwajah cantik yang bersamanya, baru saja menciumnya.

"Kau mencium pipiku?" tanya Yunho bingung.

Jaejoong hanya tersenyum dan menganggukan kepala. "Iya. Sebagai ucapan terima kasih karena hyung sudah menolong Joongie, hyung baik sekali"

Setelah berkata seperti itu, Jaejoong menarik handuk yang tergantung di dekatnya, lalu berlari keluar dari kamar mandi dan meninggalkan Yunho yang terdiam mendengar ucapan Jaejoong.

Yunho yang masih bingung, memutuskan membuka pakaiannya yang basah lalu menyalakan shower, dia terlalu malas untuk berendam seperti laki-laki cantik yang ditemukannya tadi. Begitu selesai, dia keluar dari kamar mandi dengan memakai handuk, namun saat hendak menuju kamarnya, dia melihat Jaejoong sedang asik menonton kartun sambil tertawa dan memeluk sebuah boneka gajah miliknya, boneka gajah yang dia dapatkan saat memenangkan permainan di sebuah taman bermain sebulan yang lalu saat dia berkencan dengan wanita yang dekat dengannya sebelum akhirnya mereka putus karena wanita itu ketahuan berselingkuh.

Yunho menghampirinya dan dahinya berkerut melihat Jaejoong hanya memakai handuk. "Kenapa malah duduk di sini dan tidak pakai baju? Apa kau tidak takut masuk angin?"

"Joongie tidak tahu di mana kamar hyung, Joongie juga tidak tahu di mana hyung menyimpan pakaian. Jadi Joongie nonton kartun saja, lagipula ini lucu" jawab Jaejoong tanpa mengalihkan matanya dari layar.

"Ya sudah, aku akan ambilkan baju untukmu, tapi setelah itu kau harus pakai bajunya" ucap Yunho lalu meninggalkan Jaejoong menuju kamarnya.

Lima menit kemudian Yunho keluar dari kamarnya dengan membawa pakaian untuk Jaejoong, dia sendiri sudah memakai kaos dan celana pendek.

"Ini bajunya, ayo kau pakai dulu sebelum masuk angin" ucap Yunho sambil memberikan pakaian miliknya, tanpa dia sadari dia tangannya menghalangi layar televisi.

Jaejoong menatap Yunho kesal.

"Hyung menghalangi, Joongie tidak bisa menonton kartunnya" ucapnya kesal lalu menggeser tubuh Yunho hingga berdiri tepat di sampingnya dan kembali fokus menatap layar.

Yunho yang merasa diabaikan, malah berdiri di depan Jaejoong. "Pakai dulu bajumu nanti kau masuk angin"

Jaejoong yang semakin kesal menarik tangan Yunho sehingga Yunho jatuh terduduk di sofa tepat sampingnya. Muncul ide di kepala Yunho, dia menutup mata Jaejoong dengan telapak tangannya. Jaejoong yang merasa keseruannya diganggu menatap Yunho dengan kesal, lalu melompat dan duduk di pangkuannya.

Jaejoong menatap Yunho dengan bibir dipoutkan imut. "Joongie sedang nonton, hyung. Jangan diganggu, Joongie jadi kesal"

"Jangan cemberut seperti itu, nanti cantiknya hilang"

Jaejoong membesarkan matanya. "Joongie tidak cantik... Joongie tampan"

"Iya, kau tampan. Makanya jangan cemberut, nanti kucium loh" goda Yunho.

Maksud Yunho ingin menggoda Jaejoong malah mendapat respon berbeda, Jaejoong tiba-tiba melompat ke pangkuan Yunho dan mencium bibirnya. Tanpa sadar Yunho terlarut dalam ciuman itu, hingga tiba-tiba Jaejoong menghentikan ciumannya dan menatap Yunho.

"Hyung, sepertinya ada sesuatu yang menusuk Joongie"

Yunho mengerutkan dahi bingung. "Di mana?"

"Di bawah" Jaejoong menunduk dengan wajah memerah.

Yunho yang melihat wajah memerah Jaejoong hanya tersenyum, menyeringai lebih tepatnya. Dia memang merasakan apa yang Jaejoong rasakan, lebih tepatnya dia tahu apa yang 'menusuk' Jaejoong di bawah sana.

"Itu karena kau mendudukinya"

Jaejoong yang tidak mengerti maksud ucapan Yunho, segera turun dari pangkuannya. Saat itu dia melihat sebuah gundukan di celana Yunho, tepat di antara kedua pahanya.

"Ternyata benar, dia terbangun. Kau harus bertanggungjawab, Joongie. Kau harus membuatnya tidur kembali" ucap Yunho dengan seringai di bibirnya.

"Bagaimana caranya?" tanya Jaejoong bingung.

Pertanyaan polos Jaejoong memunculkan ide di kepalanya, sepertinya dia bisa memanfaatkan laki-laki cantik ini untuk memuaskannya. Namun sebelum dia mengatakan idenya, Jaejoong sudah bertanya lebih dahulu.

"Apa itu artinya Joongie harus memasukannya ke dalam hole Joongie?"

Yunho menatap Jaejoong terkejut, dia tidak memperkirakan pertanyaan Jaejoong sebelumnya.

"Baiklah jika itu yang hyung mau, lagipula Joongie biasa melakukannya dengan appa"

Seketika mata Yunho membesar. "Kau melakukan itu dengan ayahmu?"

"Berhubungan seks maksud, hyung?"

Yunho mengangguk.

"Joongie sering melakukannya dengan appa, kadang Joongie juga melakukannya dengan teman-teman appa. Joongie kesal jika appa membawa temannya dan menyuruh Joongie tidur dengannya, pinggang Joongie jadi sakit, jalan Joongie jadi aneh dan hole Joongie rasanya panas dan perih, bibi tetangga jadi sering bertanya jika Joongie sudah seperti itu, dia cerewet sekali. Appa selalu melarang Joongie untuk berkata apapun. Karena jika Joongie bilang ke bibi itu, appa akan menghukum Joongie, appa pernah membuat Joongie tidak bisa bangun dari kasur selama seminggu dan demam selama 3 hari, Joongie tidak mau" ucap Jaejoong panjang lebar dengan mempoutkan bibirnya.

Yunho menatap Jaejoong dengan tatapan 'kau bercanda kan?'

"Kenapa hyung bertanya seperti itu? Apa hyung mau mencobanya dengan Joongie" tanya Jaejoong dengan tatapan polos, lalu menarik turun celana pendek Yunho, membuat kejantanannya terlihat jelas dan tampak mengacung tegak.

"Waaah, ternyata besar. Joongie jadi ingin mencobanya"

Jaejoong mendekatkan wajahnya ke kejantanan Yunho, lalu mencium ujungnya dan membasahinya dengan salivanya, dia memasukan dua jari ke dalam mulutnya, sementara tangan lainnya meratakan salivanya di kejantanan Yunho. Setelah merasa cukup, dia memasukan jarinya ke dalam holenya dengan sedikit mendesah, lalu menggerak jari-jari itu dengan gerakan seperti gunting, dia ingin melebarkan holenya agar siap dimasuki kejantanan Yunho.

Merasa semuanya siap, Jaejoong mengeluarkan jari dari dalam holenya dan kembali naik ke pangkuan Yunho, dia memposisikan kejantanan Yunho di holenya, dan dengan perlahan dia mendudukan dirinya, itu membuat kejantanan Yunho masuk dan terbenam seluruhnya.

Jaejoong menggerakan tubuhnya naik turun, membuat kejantanan Yunho keluar-masuk di dalam holenya, dan Yunho tidak tinggal diam, dia bermain dengan tonjolan di dada Jaejoong, memilin dan sesekali menghisapnya. Tidak hanya dada, bahkan Yunho mulai beralih ke bagian bawah tubuh Jaejoong, dia meraba paha yang hanya tertutup handuk itu, tidak butuh waktu lama untuk membuatnya mendesah, kejantanan Jaejoong mulai mengeras saat Yunho meremasnya.

"Ahhhh... hyung... engh... ahhh..."

"Apa ini enak?" goda Yunho di telinga Jaejoong.

"Hmmmm... lebih... keras... hyung... aahhh..."

Desahan Jaejoong semakin terdengar kencang, seiring remasan Yunho, membuat gerakannya semakin tidak terkendali.

Yunho yang juga merasa nikmat, tanpa sengaja meremas kencang kejantanan Jaejoong.

"Arrrgh... sakit, hyung..." jeritan Jaejoong membuat Yunho tersadar, dia melihat Jaejoong mulai menangis.

"Maaf, aku tidak sengaja" bujuk Yunho lalu mencium kedua mata Jaejoong yang mengalir cairan bening. "Aku akan lebih lembut"

Yunho kembali meremas dan membuat Jaejoong semakin mendesah.

"Aahhhh... hyung... terus... Joongie... mau... keluar... hyung..."

Yunho terus meremas dan mengurut kejantanan Jaejoong sampai akhirnya berkedut dan memuntahkan spermanya di tangan Yunho.

"Aaaahhh..."

Jaejoong melengkungkan tubuhnya ke belakang, dia merasakan sensasi luar biasa. Dengan napas terengah, dia menatap Yunho, lalu menjilati tangan Yunho yang dipenuhi sperma miliknya dengan seduktif.

"Hyung belum keluar, tapi Joongie sudah lemas" ucap Jaejoong saat menyadari kejantaan Yunho masih terasa keras dan memenuhi holenya. "Apa yang Joongie harus lakukan?"

"Kau bisa menggunakan mulutmu"

Jaejoong menganggukan kepalanya, dan seketika itu Yunho merasa terkejut. Dia tidak menyangka jika laki-laki cantik itu turun dari pangkuannya mengikuti ucapannya, membuatnya kembali larut dalam kenikmatan yang diberikan laki-laki cantik itu, hingga tanpa sengaja dia mendorong kepala Jaejoong dan membuatnya tersedak.

"Uhuk uhuk uhuk uhuk"

Jaejoong terbatuk dan menatap Yunho kesal, tetapi Yunho hanya tersenyum. "Maaf, aku terlalu senang karena selama ini belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini"

Yunho memang beberapa kali berhubungan seks dengan wanita, tapi entah kenapa dia merasa jika Jaejoong sungguh berbeda. Jaejoong bisa membuatnya serasa terbang ke langit saat mengoral kejantanannya, dia benar-benar profesional.

"Uhuk uhuk uhuk uhuk"

Lagi-lagi tanpa sengaja Yunho membuat Jaejoong kembali tersedak, tapi kali ini Yunho sedikit menjambak rambut Jaejoong, dan itu benar-benar membuatnya kesal namun masih tetap mengoral kejantanan Yunho, dia hanya menatap Yunho kesal.

Yunho yang larut dalam kenikmatan, mengenggol remote televisi dan mengganti chanelnya menjadi siaran berita.

"Selamat malam. Breaking news hari ini, dilaporkan seorang pasien Big East Sanatorium telah melarikan diri, pasien tersebut merupakan pasien penanganan khusus. Dilaporkan melarikan diri sekitar 3 jam yang lalu, bila ada yang melihat orang asing yang mencurigakan, diharapkan segera melapor pada pihak yang berwajib"

Yunho terdiam menatap layar televisi.

Orang asing yang bersamaku malah terlihat seperti kabur dari rumah.

"Kenapa, hyung?" tanya Jaejoong bingung.

Yunho menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, lalu kembali menatap layar televisi.

"Pasien yang kabur dari Big East Sanatorium diketahuhi bernama Kim Jaejoong, berusia 26 tahun. Adapun ciri fisiknya, tinggi sekitar 177 cm, bertubuh kurus, rambut berwarna hitam dengan sebuah tahi lalat di bawah mata kiri, terakhir terlihat memakai piyama berwarna putih dengan lambang 5 buah bintang di dada kiri dan sebuah gelang perak di lengan kanan bertuliskan Kim Jaejoong, 0126 . Gelang tersebut merupakan identifikasi untuk pasien dengan penanganan khusus karena dianggap sangat berbahaya, kami juga akan menampilkan foto dari pasien tersebut. Kami harap segera hubungi pihak berwajib jika anda melihat seseorang dengan ciri-ciri fisik seperti yang sudah disebutkan, karena orang tersebut sangat berbahaya, dengan sekali gigitan dia mampu mencabik daging manusia. Kim Jaejoong dilaporkan telah menggigit tiga orang petugas sanatorium yang hingga saat ini berada di ruang ICU, dia juga melukai dua orang dokter dan seorang perawat. Sekian breaking news hari ini"

Yunho membesarkan matanya saat melihat ciri-ciri pasien yang sedang dicari sangat mirip dengan Jaejoong, bahkan memakai gelang yang sama persis.

Mungkinkah Jaejoong adalah pasien yang dicari?

Yunho semakin syok saat wajah Jaejoong muncul di tivi sebagai wajah dari pasien yang kabur tersebut, lalu dia ingat jika kemampuan menggigitnya mampu mencabik daging manusia, mungkinkah dia akan menggigit kejantanannya yang saat ini berada di dalam mulut Jaejoong. Tapi dia tidak bisa berbohong, permainan Jaejoong benar-benar luar biasa, mampu membuatnya seakan terbang dan mendapatkannya, ya... Yunho akan ejakulasi.

"Aahhhh..."

Bersamaan dengan ejakulasi, Yunho juga merasakan perih, dan semakin lama semakin sakit. Saat itu pula dia melihat mulut Jaejoong penuh cairan berwarna merah yang mengalir hingga ke dadanya, seketika itu pula Yunho shock karena melihat kejantanannya berdarah dan seperti terpotong. Jaejoong tersenyum lalu berdiri di hadapannya dan mengeluarkan sesuatu dari mulutnya, potongan daging yang berlumuran darah, potongan kejantanan Yunho.

"Brengsek! Apa yang kau lakukan?!" umpat Yunho lalu berusaha menyerang Jaejoong.

Jaejoong yang menjadi sasaran Yunho, menahan pukulan Yunho dengan sangat mudah, padahal Yunho menguasai bela diri. Jaejoong lalu menarik tangan Yunho yang tadi dia gunakan untuk meninju Jaejoong. Dengan wajah datar Jaejoong mematahkan tangan Yunho seperti sebuah ranting.

Bunyi tulang yang patah terdengar keras membuat Yunho menjerit kesakitan. Sedangkan Jaejoong benar-benar berbeda dengan sebelumnya, lalu dengan kasarnya dia menendang dada Yunho.

"Arrght" Yunho mengerang kesakitan, dadanya terasa sakit dan sesak, dia yakin jika saat itu tulang rusuknya patah.

"Nona pembaca berita itu merepotkan, kenapa harus menyebutkan identitas asliku, mengatakan aku pasien khusus lalu menyebut ciri fisikku dan memasang fotoku, minta dikerjai rupanya" ucap Jaejoong dengan seringai di bibirnya. "Akan kujadikan targetku selanjutnya, akan kucari dan kuhabisi. Tapi bermain dengannya terlebih dahulu, sepertinya akan lebih menyenangkan"

Yunho menatap Jaejoong tajam. "Jadi kau pasien sakit jiwa?"

Jaejoong memandang remeh Yunho. "Kau terkejut?"

"Kenapa kau menggigitnya sampai putus, brengsek?!"

"Itu karena kau menyakitiku, Yunho. Kau membuatku tersedak, bahkan menjambak rambutku. Itu sakit" ucap Jaejoong dengan wajah polos. "Kau itu seperti ayahku, dan aku benci orang seperti itu. Kau juga sangat lemah, baru seperti itu saja sudah mengeluh"

Seketika Jaejoong tersenyum, bukan senyum biasa, melainkan sebuah seringai yang sangat kejam. "Kuberitahu kau satu hal. Ayahku adalah laki-laki brengsek yang sudah meniduri anak kandungnya sendiri berkali-kali sejak usiaku dua belas tahun, sejak ibuku meninggal. Dia tidak perduli setiap kali aku memohon padanya untuk berhenti, dia menusukku terus menerus dengan kasar, hingga rasa perih dan panas bercampur jadi satu di anusku"

"Selama empat tahun aku menjadi pelampiasan nafsunya, setiap malam aku harus memuaskan birahinya yang seperti hewan liar. Dia melarangku mengatakan perbuatan bejatnya pada orang lain, atau dia akan menghukumku dengan cara yang tidak akan pernah kau bayangkan. Memperkosaku dengan sangat kasar dan memasukan berbagai macam alat ke dalam anusku, dia akan mengikat dan mencambuk tubuhku hingga aku tidak sadarkan diri. Dia juga menjual tubuhku pada teman-temannya, setiap malam selalu ada pria yang menyetubuhiku, dia menjadikanku pelacur"

"Malam itu, setelah dia puas menusukku berkali-kali, dia juga memintaku menghisap miliknya yang bau, itu menjadi kesempatanku untuk membalasnya..." Jaejoong mendekatkan wajahnya ke wajah Yunho. "Saat miliknya di dalam mulutku, kugigit saja sampai putus. Dan kau tahu? Dia menjerit keras sekali sambil mengucapkan sumpah serapah"

Jaejoong menjauhkan wajahnya, lalu tersenyum mengerikan. "Setelah itu dia berusaha lari. Tapi sebelum sampai pintu, aku sudah mengejarnya lalu menusuk lehernya dengan pisau dan dia ambruk di ruang tamu dengan darah yang mengalir sangat banyak dari lehernya yang berlubang"

"Tapi sialnya..." ekspresi Jaejoong berubah mejadi kesal. "Teriakannya yang keras itu membuat tetanggaku curiga, lalu menghubungi polisi dan mereka menemukanku bersama tubuhnya yang sudah tidak bergerak. Mati!"

"Setelahnya aku ditangkap dan dijatuhi hukuman karena melakukan pembunuhan dengan keji, mereka mengatakan jika aku psikopat dan seharusnya aku mendapat hukuman mati atau setidaknya seumur hidup tanpa pembebasan, tapi hasil tes kejiwaanku menyatakan aku mengalami gangguan kejiwaan. Padahal aku tidak gila, aku hanya sedikit bermain dengan tes itu dan berhasil. Mereka tidak memenjarakanku, tapi menempatkanku di rumah sakit jiwa dengan pengawasan ketat dan memaksaku meminum obat yang sangat banyak setiap hari selama sepuluh tahun. Aku ini tidak sakit, jadi kenapa aku harus minum obat?"

Ekspresi Jaejoong berubah menjadi ceria. "Tapi aku berhasil melarikan diri, aku berhasil keluar dari ruangan itu lalu berlari sampai di sini dan bertemu denganmu. Aku berhasil menyingkirkan para penjaga dengan akting polosku, aku membuat mereka menggelepar di lantai seperti ikan setelah aku mengoyak daging di tubuh mereka, aku ingat saat aku mencongkel mata salah satu penjaga, dia menjerit keras sekali, jadi kutarik saja rahangnya sampai hampir terlepas dan akhirnya dia diam. Minyoung noona juga memgganggu, tapi kurasa dia akan melakukan operasi plastik untuk memperbaiki wajahnya yang tidak sengaja kucakar. Aku masih ingat saat daging dan darahnya mengotori tanganku, itu sangat menyenangkan. Dia menjerit keras sekali sambil memegangi wajahnya yang berdarah dengan ekspresi ketakutan, mungkin dia tidak akan secantik sebelumnya. Tetapi dia memang tidak cantik, dokter Han juga berteriak saat aku menggigit telinganya hingga lepas, kau tahu... rasanya seperti jamur"

Jaejoong lalu duduk di pangkuan Yunho dan melumat bibir Yunho dengan kasar, Yunho yang merasa jijik menggigit bibir Jaejoong hingga berdarah. Jaejoong yang kesal, meninju wajah Yunho hingga hidungnya patah dan berdarah, Yunho membalas dengan menjambak rambut Jaejoong dengan tangannya yang masih bisa digunakan dan menggigit bahu Jaejoong.

Jaejoong yang marah lalu mencekik leher Yunho dan mematahkan tangan Yunho sehingga keduanya tidak bisa digunakan lagi.

Entah kerasukan setan apa hingga Jaejoong yang bertubuh lebih kecil dari Yunho mampu membuatnya tidak berdaya. Jaejoong yang saat ini memang berbeda dengan Jaejoong yang sebelumnya, lebih menyerupai seorang psikopat yang membutuhkan penanganan khusus dari ahli kejiwaan.

"Cih, tubuhku jadi kotor" ucap Jaejoong saat melihat dadanya terciprat darah Yunho, lalu beranjak menuju kamar mandi.

Sedangkan Yunho yang perlahan kehabisan darah, mulai kehilangan kesadaran. Wajahnya pucat dan tubuhnya menggigil hebat, napasnya pun terasa sesak, tapi dia tetap berusaha untuk pergi, setidaknya jika bisa keluar, dia bisa meminta bantuan seseorang. Namun sayang, saat dia hendak berdiri, dia terhuyung dan jatuh kembali di kursi yang mulai penuhi genangan darah.

Jaejoong yang sudah selesai membersihkan tubuhnya keluar dari kamar mandi dengan tubuh basah tanpa tertutup apapun lalu mendekati Yunho yang sedang sekarat, menatap wajahnya lama dan menciumi bibir Yunho dengan sangat lembut, sesekali menggesekan wajahnya ke wajah Yunho yang sudah di ambang kematian. Sampai akhirnya Jaejoong membekap Yunho dan membuatnya menghembuskan napas terakhirnya.

Saat dirasa Yunho sudah tidak bernyawa, Jaejoong menuju kamar Yunho lalu mencari baju yang pas di tubuhnya. Sebuah skinny jeans hitam dan kaos abu-abu dengan hoodie hitam. Jaejoong lalu keluar dari kamar Yunho dan melewati mayatnya tanpa perduli, tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah boneka gajah yang sebelumnya dia peluk, Jaejoong lalu mengambilnya dan beranjak menuju pintu. Setelah Jaejoong memakai sepatu Yunho, dia meninggalkan apartemen tersebut tanpa menguncinya bersama sebuah boneka gajah.

"Tidak lama lagi polisi pasti akan datang, jeritannya kencang sekali, aku yakin pasti ada tetangga yang mendengarnya" gumam Jaejoong sambil melirik pintu di sebelah flat Yunho. "Tapi aku malas untuk menghabisi mereka, biar sajalah... biar menjadi kejutan"

Dengan langkah tenang seakan tidak terjadi apapun, Jaejoong melangkah pergi meninggalkan flat yang tidak lama lagi akan dipenuhi orang-orang berpakaian polisi.

(***)

Jaejoong yang lelah berjalan, duduk di sebuah halte bis sambil memeluk boneka gajah yang sudah menjadi miliknya, tiba-tiba seorang pria paruh baya mendekatinya.

"Apa kau kabur dari rumah?" tanya pria paruh baya itu saat memperhatikan tubuh Jaejoong yang sedang tertunduk.

Jaejoong mengangkat kepalanya dan menatap pria paruh baya itu dengan wajah polos. "Paman bertanya padaku?"

Seketika itu pria paruh baya tersebut terpesona dengan kecantikan Jaejoong yang merupakan dosa besar.

"Apa kau bidadari? Kau sungguh cantik sekali" tanya pria itu yang malah mendapat respon bingung dari Jaejoong.

"Tapi Joongie laki-laki, paman" ucapnya polos.

"Apa? Kau laki-laki? Berapa usiamu?" pria paruh baya itu terkejut mendengar ucapan Jaejoong.

"16 tahun, paman sendiri siapa?"

"Kau masih muda ya. Namaku Lee Donghae, tapi kau bisa memanggilku paman Lee" ucap pria paruh baya itu sambil membelai kepala Jaejoong dengan wajah mesum.

KRUUYUUUK

Tiba-tiba perut Jaejoong berirama membuat wajahnya memerah malu.

"Kau pasti lapar, mau ikut dengan paman? Paman akan mentraktirmu makan, tenang saja paman bukan orang jahat" ajaknya yang disetujui Jaejoong, lalu membawa Jaejoong ke dalam mobilnya dan pergi.

Tuan Lee Donghae, mungkin anda mengira jika anda mendapatkan mangsa segar, tapi tahukah anda jika laki-laki yang anda bawa menuju kandang serigala anda adalah jelmaan iblis?

Bahkan dia baru saja membunuh orang dengan sangat kejam, malaikat maut sudah siap mengayunkan sabitnya tuan Lee. Lihatlah seringai yang tercetak jelas di wajah malaikat palsu yang sedang bersamamu, sebentar lagi dia akan menunjukan wujud aslinya.

SANG IBLIS!

Yang kelaparan akan jiwa manusia...!

.

.

.

Kelar, cuy —

—–—

Note:

Semoga FF ini ga kena razia admin, dan akhirnya menguap kayak FF rate M+ yg pernah di-publish sebelumnya.