Jika memang pepatah 'cinta tidak harus memiliki' itu benar adanya, mungkin orang yang pertama kali akan menyetujui hal tersebut adalah gadis berhelaian indigo yang kini sedang menatap telepon genggamnya dengan lesu.
—Entahlah, gadis yang biasa dipanggil Hinata ini hanya merasa bahwa pepatah itu mewakili perasaannya.
Gadis berambut indigo itu kembali mengistirahatkan kedua matanya seraya melepas telepon genggam yang sedari tadi ia lihat. Dari layarnya, terlihat sebaris pesan darinya yang terabaikan oleh orang itu.
Ia pun membuka kembali kedua kelopak matanya dan melihat kembali layar telepon genggamnya tersebut. Nihil. Orang itu masih mengabaikan pesannya. Gadis itu pun kembali tertawa.
Mentertawakan kebodohannya.
Harusnya, ia mengikuti saran yang diajukan oleh teman-temannya, untuk melupakan orang itu. Ia pun berusaha sekuat tenaga untuk melupakan orang itu. Namun gadis itu tahu,
—Bahwa hatinya selalu kembali pada orang itu.
NARUTO (c) Masashi Kishimoto
standard warning(s) applied.
a/n remake–and–republish fiksi lama yang udah lama dihapus. kalo dulu, nama pena-nya masih Jashique Emiko hehe..
dedicated to Hyuuga (Uzumaki) Hinata's birthday!💖
.
back to you
by azuramethyst
.
Iris amethyst gadis itu mengerjap sekali dua kali. Dirinya tidak tersadar bahwa ia telah tertidur sehingga waktu menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh delapan menit. Sudah lebih dari tiga jam aku tertidur, pikir gadis itu seraya mengambil telepon genggamnya dan melihat kolom notifikasi.
Sudahlah, percuma kau melihat kolom notifikasi itu lama-lama. Orang itu tidak akan membalas pesanmu. Kau yang memulai semua ini, hey nona Hyuuga.
Tapi gadis itu masih dengan setia memandangi kolom notifikasi. Aku heran, sudah jelas-jelas kau yang mengakhiri hubunganmu dengan pria berambut kuning itu. Tapi kenapa kamu tidak sanggup melupakannya?
Sudah lebih dari satu tahun sejak kau mengakhiri hubunganmu dengannya. Namun kenapa kau masih ingat setiap detail tentangnya? Mengapa kau masih mau memberikan benda-benda kesayanganmu untuknya? Mengapa kau masih menyanggupi untuk bertemu dengannya yang sudah tidak di dekatmu?
—Dan mengapa kau masih mencintainya?
Kau masih berkeyakinan bahwa ia masih memiliki perasaan yang sama denganmu. Tapi apa kau masih dapat membuktikannya? Ingat, ia hanya laki-laki. Makhluk visual. Bahkan aku berani bertaruh bahwa ia sekarang sedang memikirkan wanita baru.
Tapi dengan setianya, kau menunggunya kembali padamu.
—Bahkan kau menangis memanggil namanya ketika kau baru menerima pernyataan cinta dari orang lain.
Bukankah kau ingin melupakannya?
Aku tahu kau membenci bagaimana kau bisa jatuh berkali-kali setiap melihat iris sapphire yang sedalam lautan itu. Aku tahu setiap malam kau selalu mendengar lagu yang ia nyanyikan untukmu dulu. Aku tahu kau selalu berharap semua kembali seperti waktu itu.
—Seperti dua tahun yang lalu.
Waktu menunjukkan pukul sembilan lewat delapan menit, dan kau masih menunggunya.
Iris amethyst-mu melirik kalender. Tanggal 11. Sudah lima hari ia mengabaikan pesanmu. Untuk apa kau tunggu?
Kenapa tidak kau balas pesan yang lain ketimbang menunggu pesan darinya datang?
Tapi kau malah mengabaikan pesan lain dan masih setia menunggu pesanmu terbalaskan. Walau sepertinya tidak mungkin. Haha.
Kau pun dengan sabar menunggu, karena kau tahu;
—Kau masih mencintainya.
.
.
tamat.
