AFTER EVE

Cast: Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Pairing: Chanbaek/baekyeol

Rated: T

Genre: romance, a bit fantasy i guess, drama

Warning: its genderswitch, so suit yourself, if you don't like it, please kindly help yourself to close the tab.

.

.

.

Chaper 1

.

.

.

Here we go!

Park Chanyeol, CEO muda pemilik Granville Apartement dan GoodTune perusahan bidang musik yang memproduksi berbagai macam alat musik dan sekaligus house record yang menaungi beberapa artis kelas atas yang akhir – akhir ini sedang naik daun adalah satu – satunya namja yang paling ingin dinikahi oleh 99,9% yeoja yang bernafas dibawah langit korea. Parasnya tak perlu diragukan lagi, keningnya lebar dengan rambut yang selalu ia sisir rapi keatas, hidung yang cukup mancung, mata bulat dan bibir tebal yang begitu kissable, serta garis rahang yang tegas namun tidak berlebihan, tubuh tinggi tegap dengan beberapa bagian yang berotot namun tidak berlebihan, kekayaan yang jangan pernah dipertanyakan lagi, ia mampu menghidupi keturunannya hingga 7 abad kedeepan. Ia selalu merasa hidupnya sudah cukup sempurna, ia mampu membeli dan mendapatkan apapun yang ia mau, termasuk wanita. Meskipun ia akan sukses besar jika ia sekali mendeklarasikan dirinya sebagai seorang cassanova, tapi sepertinya ketika Tuhan membagikan hati nurani, Chanyeol berada diurutan paling depan, sehingga ia memiliki hati yang begitu baik yang bahkan tidak pernah membentak orang seumur hidupnya. Ia akan selalu memaklumi apapun yang orang lain lakukan, termasuk ketika karyawannya melakukan kesalahan ia hanya akan tersenyum dan menasehatinya tanpa kata – kata kasar seperti atasan pada umumnya. Well, yeoja mana yang tidak merasa beruntung jika mendapatkan kesempatan untuk menyandang gelar 'kekasih Chanyeol'? kalian mungkin berfikir hampir mustahil dan tidak ada, tapi sayangnya Kim Yejin adalah pengecualiannya. Gadis dengan wajah seperti dewi namun berhati seperti iblis itu baru saja membuat hati Chanyeol menggelap seletah memergokinya bercinta dengan sahabatnya sendiri, Kim Jongin. Namja dengan karisma tak terkalahkan itu memang seorang namja yang suka bermain wanita, tak usah ditanyakan berapa banyak korbannya atau kalian akan menghabiskan setidaknya empat hari lebih tiga jam dua puluh dua menit dan empat detik untuk menyebutkannya satu – persatu.

Apa kalian penasaran apa yang Chanyeol rasakan? Hancur. Itulah satu – satunya kata yang tepat. Ia begitu mencintai yeoja yang sangat ingin dia lindungi dalam hidupnya, namun kenyataan bahwa sekarang yeoja itu tengah mendesahkan nama Jongin membuatnya mengambil langkah seribu untuk segera menutup mata dan hatinya.

Dilepasnya cincin pertunangannya kemudian ia genggam erat – erat, perlahan ia mendekati pintu kamar apartemen Yejin dan bersiap membuka pintu itu, sesaat ia tampak menghela nafas dalam dan kemudian benar – benar membuka kenop pintu itu dengan sangat keras.

BRAAKK.

Dua manusia yang tengah bergelung diatas ranjang itu terpaku melihat sosok Chanyeol berdiri diambang pintu dengan pandangan yang nyaris melubangi tubuh polos Jongin dan juga Yejin. Nafasnya memburu, didekatinya dua orang itu yang masih belum bergerak dari tempatnya dan posisinya dimana Yejin berada diatas Jongin dengan tangah Jongin berada tepat di pinggang ramping milik Yejin.

"Chan-" Yejin mencoba membuka mulutnya ketika Chanyeol mengangkat tangan kanannya keudara memintanya untuk diam.

"well, aku baru tau Kim Yejin calon istriku yang sama sekali belum pernah kusentuh memperlihatkan tubuhnya dihadapan laki – laki yang bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengannya." Chanyeol mencoba berkata setenang mungkin.

"Chan-" sekali lagi kata – kata itu dipotong oleh Chanyeol,

"terimakasih karena kau telah menunjukkan betapa jalangnya dirimu sebelum kita sempat mengucapkan janji suci dialtar, terimakasih. Lebih baik kau pasangkan cincin ini dijari manis lelaki dibawahmu itu, siapa tau ini jauh lebih berguna mengingat kau mungkin saja memiliki anak dengannya setelah ini." Chanyeol melemparkan cincin itu tepat mengenai dada Yejin yang terbuka. Tidak ada nafsu yang terbesit, hanya ada rasa jijik dan mual yang menghinggapi pikiran Chanyeol.

"kau tidak usah mengatakan apapun padaku Jongin," Chanyeol memasukkan kedua tangannya disaku celana, mencoba memberika tatapan paling dingin yang ia punya kepada sahabatnya, koreksi, mantan sahabatnya,

"for both of you, we're done. we're over." Chanyeol membalikkan tubuhnya dengan segera kemudian bergegas meninggalkan tempat itu dengan mengusap matanya yang baru saja meloloskan sebulir air mata penyesalan. Menyesal karena sudah jatuh dalam pesona Kim Yejin, dan menyesal telah menghabiskan dua tahunnya untuk mencintai orang yang sama sekali tidak pernah menghargainya.

Ia harus berubah, ia benar – benar harus berubah. Jangan sampai ia dibodohi oleh orang lain lagi. Ia harus membuat semua orang bertekuk lutut dihadapannya. Harus.

.

.

.

Setelah peristiwa paling menjijikkan diapartemen Yejin itu Chanyeol langsung mengemudikan mobil M3nya dengan kecepatan tinggi, memikirkan tempat mana yang bisa ia kunjungi untuk sejenak melepas penat yang menggelayuti bahunya. Diskotik adalah satu – satunya tempat yang hinggap diotaknya, tanpa pikir panjang ia langsung membanting setirnya dan melaju menuju salah satu diskotik ternama dikota seoul.

Sesampainya di Empire, begitulah nama diskotik itu, Chanyeol turun dari mobilnya dengan melepas jaket kulit berwarna hitam pekat yang sedari tadi menempel senpurna ditubuh atletisnya, menyisakan kaos polo berwarna putih dan jins hitam yang membungkus kaki jenjangnya dengan tidak begitu ketat. Disampirkannya jaket itu kemudian berjalan memasuki tempat itu yang sepertinya sangat riuh mengingat ia baru saja sampai dipintu masuk namun ia bisa mendengar dentuman musik yang cukup memekakkan telinga.

Sejujurnya ini bukan kali pertama Chanyeol datang ke diskotik atau bar, dia sering pergi kesini dengan Jongin dan Sehun. Lebih tepatnya dia adalah supir Jongin dan Sehun mengingat dia sama sekali tidak pernah menyentuh alkohol meskipun Sehun dan Jongin memaksanya.

Matanya memicing mencari tempat yang mungkin kosong. Setelah itu pandangan jatuh kesalah satu sudut ruangan dan duduk disana.

"hey bung, lama tak bertemu," Wufan, pemilik diskotik itu tiba – tiba menghampirinya dan duduk tepat disampingnya. Chanyeol hanya tersenyum simpul dan mengangguk,

"apa kau sedang ada masalah?"

"aku butuh alkohol. Apa kau bisa mengatakan kepada pegawaimu untuk membawakanku dua botol?" bukannya menjawab Chanyeol justru mengatakan hal yang membuat mata Wufan melebar. Park Chanyeol yang seumur hidupnya tidak pernah menyentuh alkohol sekarang memintanya?

"ada apa denganmu?" alis Wufan terangkat, mencoba menyelidiki apa yang terjadi dengan salah satu sahabatnya ini.

"aku akan menceritakannya ketika kau sudah menyuruh pegawaimu. Cepatlah" merasa tidak punya pilihan lain akhirnya Kris memanggil Jongdae, barista andalannya untuk membawakan dua botol bir dan dua botol wine kehadapannya.

"then what's is this?" Wufan lagi – lagi mendesak Chanyeol untuk bercerita.

"Yejin, dia menghianatiku. Dia bercinta dengan Jongin." Chanyeol menatap Wufan dengan tenang, sementara namja setengah bule itu terdiam, berusaha mencerna kata – kata yang baru saja Chanyeol katakan. dua puluh empat detik kemudian pria yang lahir di canada itu tergelak dengan kencang, membuat Chanyeol mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"cut the bullshit, tell me the truth Chanyeol," katanya setelah mampu meredam tawanya sendiri meskipun ia masih sedikit terkekeh

"do you think i got jams to created this bullshit? Im serious." Bibir Wufan sekejab bungkam. Raut wajahnya berubah dengan ekspresi super terkejut, yeah, Chanyeol sudah bisa menebak, siapa yang tau Kim Jongin yang sudah ia beri pekerjaan layak disaat ia harus menelan ludah karena iajazahnya tidak cukup untuk melamar pekerjaan yang ia idamkan selama ini, tega meniduri tunangannya. Dan Wufan tau persis bagaimana tabiat Jongin, dia memang pria berandal yang tidak pernah punya komitmen, dialah orang yang mengenalkannya kepada Chanyeol. Kim Jongin yang dulunya bekerja sebagai salah satu pelayan cafe dan penari jazz di diskotiknya, tega meniduri Yejin, tunangan dari orang yang Wufan yakin paling berjasa dalam hidup Jongin. Namja itu hanya mampu diam dan nyaris menjatuhkan rahangnya,

"im sorry Chanyeol tapi bagaimana kau bisa tau?"

"aku memergoki mereka sedang bercinta ketika aku datang ke apartemennya." Jelas Chanyeol dengan sedikit menundukkan kepalanya.

"that son of bitch.." Wufan lagi – lagi hanya mampu menyumpah serapah

"i know," Chanyeol lagi – lagi menghela nafas dalam. Ia menutup mata ketika adegan itu kembali terputar diotaknya, rasa sakit itu begitu membuatnya sesak. Dipegangnya dada kirinya kemudian ia remas dengan pelan. Sementara Wufan hanya meringis melihat kejadian itu, ia tahu Chanyeol sangat amat hancur, ia tau bagaimana Chanyeol berusaha selalu menjadi namja yang bisa Yejin andalkan, namun justru hal ini yang ia dapatkan sebagai pembalasan.

"Chanyeol kau sebaliknya pulang dan tenangkan pikiranmu," Wufan menatapnya dengan penuh simpati,

"Jongdae bawa kembali botol – botol ini aku-"

"letakkan botolnya disitu." Potong Chanyeol yang membuat tangan Jongdae terhenti diudara,

"Chanyeol kau-"

"Wufan, look, i need these. I need these goddamn things, can you help me?" Chanyeol menatap Wufan dengan mata sedikit memohon yang akhirnya ditanggapi dengan anggukan,

"letakkan kembali." Perintahnya kepada Jongdae yang dengan patuh menata kembali beberapa botol yang sempat ia tata diatas nampannya kembali.

"aku akan membantumu jika kau butuh apapun termasuk merencanakan pembunuhan untuk bajingan itu," Chanyeol terkekeh pelan mendengan kata – kata sahabatnya, ia mulai menenggak minuman beralkohol itu dengan pelan. Ia sama sekali tidak kelihatan kaget dengan alkohol, Wufan sempat berpikir mungkin saja Chanyeol sebenarnya pemabuk berat, lihatnya caranya menikmati setiap tetes bir yang mengalir kedalam kerongkongannya. Namun pendapat itu terpatahkan ketika ia melihat Chanyeol sudah cukup mabuk hanya dengan menengak setengah dari isi botol, kepalanya terhuyung kedepan dan jatuh diatas meja bundar berukuran sedang itu.

"aku butuh bantuanmu sekali lagi,"

"apa itu?"

"i need woman,"

"you need what?" tanya Wufan sekali lagi yang berusaha meyakinkan pendengarannya.

"woman, right now. give me your best prostitute artist, i'll pay for it."

"do you-"

"right now." ucap Chanyeol dengan nada tak terbantahkan. Lagi – lagi Wufan hanya mampu menghela nafas dalam.

"fine, i'll be back." Sepeninggalan Wufan, Chanyeol kembali mengangkat botolnya, menghabiskan separuhnya lagi yang masih tersisa. Meskipun pandangannya sudah mulai mengabur, Chanyeol tidak peduli, ia kemudian meraih botol keduanya dan lagi – lagi menumpahkannya kedalam tenggorokannya. Sensasinya cukup menyenangkan, meskipun terasa begitu keras bagi pemula sepertinya, namun ia benar – benar menyukainya. Matanya terbuka perlahan ketika botol keduanya lagi – lagi tersisa separuh, kemudian matanya menangkap sesosok yeoja cantik sedang berdiri dihadapannya. Chanyeol menjatuhkan pandangannya kekaki yeoja itu dan naik sampai keatas, seperti menilai penampilannya yang menurut Chanyeol sangat menggairahkan. Yeoja itu memakai gaun berwarna putih selutut tanpa lengan dengan belahan dada yang terpampang jelas. Wajahnya cantik, rambutnya panjang yang ditata dengan begitu mempesona, menambah kesan sensualnya mendukung lipstick merah yang terpulas disana, mengundang siapaun untuk segera menghisapnya.

Sesaat Chanyeol hanya terpana, namun kemudian ia menggeleng cepat dan bertanya, "are you that girl?"

Gadis itu mengangguk dan detik berikutnya Chanyeol sudah berdiri dan menggeretnya kesalah satu kamar. Tidak mempedulikan Wufan yang sempat memanggil namanya. Chanyeol menutup pintu itu dan menguncinya. Setelah merasa aman, ia memutar badannya, menghadap yeoja yang kini tengah duduk menatapnya. Chanyeol berjalan terhuyung sampai akhirnya mampu menjatuhkan pantatnya disamping yeoja tadi. Matanya menatap dalam,

"kenapa kau diam saja?" tanya namja itu akhirnya.

"memangnya aku harus bagaimana?" tanya yeoja itu balik, Chanyeol terlihat geram dengan jawaban itu kemudian bersuara kembali,

"aku membayarmu bukan untuk diam saja!" bentaknya dengan sangat keras, membuat yeoja tadi tersentak dibuatnya. Detik berikutnya Chanyeol terkisap, ia menatap yeoja itu yang tengah ketakutan,

"i-ini yang pert-tama untukku.." yeoja itu menduduk malu, membuat Chanyeol melebarkan matanya. Bagaimana mungkin Wufan memberikan yeoja yang belum memiliki pengalaman sama sekali. Bukan karena Chanyeol merasa rugi, tapi karena ini juga yang pertama baginya, ia butuh bimbingan dari lawan mainnya.

"lalu mengapa kau mau melakukannya?" tanya Chanyeol dengan nada melembut

"aku dijual oleh kakakku sendiri,"

"kau dijual oleh kakakmu sendiri?" ada nada kaget, tidak percaya dan iba sekaligus dalam pernyataan Chanyeol barusan.

"ya, orang tuaku berada di china, mereka adalah pengusaha kaya yang memiliki banyak perusahaan. Aku disini tinggal bersama kakakku, kakak angkat, dia diangkat sebagai kakakku ketika umurnya 5 tahun. Pada saat itu aku masih berusia 3 tahun. Aku pikir eonni benar – benar menyayangiku, tapi ternyata dia menyekolahkanku dikorea hanya untuk membuangku." Air mata yeoja itu sudah mengalir membentuk gletser di pipi mulusnya,

"k-kau sudah lama tinggal diseoul?"

"aku baru pindah kesini sekitar sebulan yang lalu. Awalnya eonni memintaku pindah kesini karena dia bilang dia kesepian hidup diseoul sendirian, padahal setau aku eonni sudah akan menikah dalam waktu dekat. Tapi dua hari yang lalu tiba – tiba ia memaksaku untuk mengikutinya, awalnya aku hanya diam saja kupikir ia mengajakku untuk berbelanja atau apa, tapi ternyata dia membawaku kesini. Dia menyerahkanku sebagai model baru. Ia sempat berkata bahwa ia membenciku karena appa dan eomma begitu mencintaiku. Ia ingin menguasai semua hak warisku, dia-" gadis itu tidak mampu melanjutkan kata – katanya dan langsung tersedu dengan pilu, sedangkan Chanyeol hanya mampu menatapnya tanpa berkedip, ia tidak menyangka kehidupan gadis ini bisa begini menyedihkan.

"mereka orang tua kandungku, apa aku salah dicintai oleh orang tua kandungku sendiri?"

"of course no. That bitch seriously," Chanyeol-pun ikut tersulut amarahnya, menurutnya gadis ini terlihat cukup baik – baik dan polos, terbukti ia justru dengan gamblangnya menceritakan semuanya dan menangis seperti anak kecil yang tidak dibelikan makanan, membuat Chanyeol sangat ingin melindunginya.

Detik kemudian gadis itu sudah ada dalam pelukannya, menangis semakin kencang dan membasahi kaos mahal milik Chanyeol yang sama sekali tidak dipedulikan oleh pemiliknya.

Chanyeol mendekap erat gadis itu seolah – olah ia adalah miliknya.

"kau boleh melakukan apapun padaku, tapi kumohon jangan sakiti aku," gadis itu mencoba berhenti dari isakannya. Sejenak Chanyeol melepaskan pelukannya dan beralih memegang kedua sisi kepala gadis itu, pelan – pelan ia dekatkan wajahnya dan mngeikis habis jarak diantara mereka berdua. Ia mencium bibir tipis itu dengan sangat lembut, tidak ada nafsu, seolah tengah memberikan rasa nyaman kepada pemiliknya. Lama ia terus melumat dan menjilat bibir ranum itu sampai kendalinya menipis dan mendesakkan lidahnya untuk menjelajah masuk. Lidahnya mengabsen setiap deretan gigi yang tersusun rapi itu dengan tangan yang mulai berkelana kesekujur tubuh gadisnya.

Entah apa yang terjadi, gadis itu sudah jatuh terlentang dengan Chanyeol diatasnya, mereka masih saling berpagut hingga merasakan oksigen semakin habis dalam kerongkongannya.

"kau hh siapa namamu?" tanya Chanyeol bergetar, menahan nafsu yang mulai tersulut. Tangannya ia tumpukan disamping kepala gadis itu supaya kondisinya tidak terlalu menindihnya,

"Baekhyun, Byun Baekhyun." Kata gadis itu dengan sama terengahnya. Sesaat Chanyeol bangkit dan justru merebahkan dirinya disamping Baekhyun, membuat gadis itu mengernyit tidak mengerti.

"kemarilah Baekhyun," katanya sambil memperingatkan Baekhyun untuk mendekat. Gadis itu hanya menurut dan meletakkan kepalanya diatas lengan Chanyeol. namja itu kemudian memeluknya dengan erat, membuat Baekhyun semakin mengerutkan keningnya,

"aku Chanyeol, park Chanyeol," katanya dengan nada suara rendah,

"kau jangan pernah ketakutan lagi, kau aman bersamaku."

"Chan-"

"ssst..tidurlah," kata Chanyeol sambil mengelus punggung Baekhyun. Ia tidak tau persis mengapa ia melakukan ini, meskipun tadi Chanyeol sempat hilang kendali namun ia berhasil melawan nafsunya. Setelah mendengar pengakuan Baekhyun jujur saja Chanyeol merasa kasihan, gadis sepolos itu tidak pantas diperlakukan dengan begitu keji dengan dijual untuk dijadikan pelacur, ia sungguh tidak mengerti mengapa uang bisa menggelapkan mata beberapa orang diluar sana.

Sesaat dirasakan nafas teratur seseorang dilehernya. Chanyeol kemudian tersenyum sambil mengamati wajah Baekhyun. Wajahnya cantik dan terlihat sangat polos, matanya indah, bibirnya indah, hidungnya indah, Chanyeol yakin usia Baekhyun pasti lebih muda darinya setidaknya dua tahun, gadis ini terlihat seperti masih berumur 20 tahun.

"aku datang kesini untuk menakhlukkan wanita tapi aku justru ditakhlukkan oleh wanita," bisik Chanyeol pada diri sendiri

"Baekhyun, siapapun dirimu, kau membuatku ingin menyelamatkanmu dari sini," namja itu mendaratkan ciuman penuh perasaan dikening Baekhyun dan kemudian memejamkan matanya, menyusul Baekhyun untuk mengarungi alam mimpi.

.

.

.

Tubuh Chanyeol menggeliat, matanya perlahan terbuka dan menyipit seketika karena silau matahari yang menembus ruang kamar itu. Dirinya sibuk mengumpulkan nyawa ketika ia teringat sesuatu, that girl! where's she? Dia sudah tidak ada di pelukannya. Chanyeol bangun dengan seketika dan berjalan terhuyung kekamar mandi, mencoba menemukan Baekhyun disana. Nihil, tidak ada siapa – siapa disana. Kemudian langkahnya membawanya kembali ketempat tidur, menyalakan tv kabel yang ada persis dihadapannya. Tiba – tiba pandangannya menangkap sesuatu yang aneh, ada secarik kertas diatas tv itu, dengan cepat Chanyeol meraihnya dan membuka lipatannya dengan dahi berkerut,

Dear C,

Terimakasih sudah membuatku merasa lebih baik, aku berharap akan bertemu lagi denganmu. I'll be here every after eve. Sekali lagi terimakasih.

B.

Thats it!

Chanyeol bersorak dalam hati. Ia berjanji ia akan selalu datang kesini setiap hari. Baekhyun tidak boleh tidur dengan lelaki manapun. Chanyeol sudah berjanji akan menyelamatkannya.

Chanyeol kemudian segera bergegas ketika mendapatkan pesan dari Sehun yang mengingatkan setengah jam lagi mereka akan pergi meeting dengan salah satu client terbesarnya.

"i'll see you this eve, Baekhyun." Gumamnya sebelum melangkah pergi menginggalkan kamar itu.

.

.

.

.

To be continue

.

.

.

.

WELL bukannya update malah bikin ff baru hehe ide ff ini muncul pas gue lagi ngetik thtp chapter 8 pas ditengah-tengah. Bukannya mau nunda-nunda kerjaan yang lain, tapi mumpung lagi produktif ya gapapa dong ya disela bentar. I came in with genderswitch again. Gatau akhir – akhir ini lagi suka bikin gs, semoga kalian suka yaa. Gausah kelamaan silahkan dikoreksi, kalau kalian mau usul cast boleh – boleh aja atau mau usul supporting pairing, soalnya masih bingung mau pake kaisoo apa hunhan sebagai supportingnya. Oh iya guys, jangan salah sangka kalo gue bikin Jongin brengsek bgt ya disini, semuanya bakal dijelasin chapter depan. Takutnya kalian ngebash duluan lagi. Udah gitu aja, sarannya gue tunggu dikotak review, but please, no bash seriously, akhir – akhir ini temen – temen author banyak yang pissed off karena ffnya sering dibash. Please guys, kita disini share cerita bukan untuk dikatain, kalian boleh ngasih komentar tapi pake kata – kata yang ga menyinggung juga, kasian loh udah capek – capek mikir gimana plot yang bagus tapi ujung-ujungnya dikatain doang. Intinya, don't waste your time with bashing others, use that time to make your own fics, dari pada buang – buang waktu buat ngatain orang mending bikin fics sendiri sesempurna yang lo mau. But i do believe kalo readers gue baik – baik insyaallah hahaha okay, i'll see you in the next chapter! Sorry for typos, kalo ada yang kurang jelas bisa ditanyain:-)

Last one, review please?