Pearl (the most beautiful)

Magi belongs to Shinobu Ohtaka

Beberapa bulan setelah pernikahan, canon. Tidak ada unsur sara atapun seksualitas.

Diantara mutiara yang tak terbatas, Alibaba menebak mana yang terindah.


Hari yang melelahkan. Dimulai gemintang mulai tenggelam Alibaba dan karyawannya angkat atur barang hingga sumber energi terbesar menguap. Berlarut ketika matahari mulai miring, ia baru bisa berjalan dengan Morgiana.

Ratusan mutiara telah dilihat Alibaba hari ini; rangkaian kalung, gelang, anting—perhiasan. Tidak di tokonya sendiri, atau yang lainnya. Ia hanya ingin memberikan satu terindah untuk Morgiana selaku istrinya, permaisurinya.

"Maaf ya, hingga sekarang aku belum dapat."

Alibaba bergabung di sebelah Morgiana. Menatap sunset perlahan, dari atas tebing suatu pantai. Satu bintang terbit. Langit bergradasi seperti mahkota Alibaba dan Morgiana jika disatukan—senja. Aladdin bisa menkonotasikan langit pagi-siang hari yang cerah. Alibaba dan Morgiana bisa saja secara individual. Tetapi terasa ada yang direnggut.

"Tidak apa Alibaba-kun. Aku tak mempermasalahkannya."

Morgiana tersenyum, berantonim dengan matahari yang tinggal setengah sejauh mereka memandang.

Desiran ombak memantul pada tebing.

"Atau di laut ada yang lebih bagus ya?" Alibaba bergumam.

Ia hendak loncat ataupun turun, Morgiana menahan lengannya. "Tak perlu, Alibaba-kun. Temani aku melihat sunset sebagai bayaran, ya?"

Alibaba tersenyum—mengerti. "Baiklah."

Matahari terbenam sempurna. Kira-kira tersisa 30 menit untuk menyaksikan senja sipil. Detik-detik yang berharga.


"Sungguh melelahkan,"

Alibaba merasa lega dirinya sudah bersih. Berlaku pada Morgiana.

Morgiana lebih dulu merebahkan diri. Alibaba menyusul tak lama.

Mereka saling bertatapan, masih terjaga. "Oyasumi, Alibaba-kun." Morgiana terpejam, di tengah ruangan yang gelap. Lampu sudah dimatikan. Yang bersinar hanyalah lampu jalan, bintang, dan bulan.

Sepersekian detik sebelum mata Morgiana terpejam, Alibaba menyadari sesuatu. Ditemukannya hal yang ia cari. Ia tersenyum, dirinya salah.

Ia takkan bisa memberikan mutiara terindah di seluruh penjuru pada Morgiana. Karena mutiara itu sudah dimiliki Morgiana. Ya, manik merah bercampur pink itulah mutiaranya. Mutiara dihasilkan pada fase rumit. Tak ada bedanya dengan Morgiana yang melewati masa perbudakan, perang.

Bagi Alibaba mata Morgiana kini adalah permata terindah, termahal, yang hanya dirinya melihat lebih banyak. Mata Morgiana laksana mutiara yang tersimpan baik. Tidak akan tersentuh oleh kotor. Kotoran takkan bertamu. Kalaupun terjadi, Alibaba akan mencegahnya, sehingga tak terkontaminasi.

Alibaba tidak bisa memberikannya, tetapi ia bisa menjaganya.

.

.

.

.

FINISHED


A/N

AliMor adalah salah satu pair Kuning-Merah/pink gitu; Nalu, Narusaku.

Tak sabar untuk melihat pernikahan mereka XD. Jika dikaitkan dengan dongeng aslinya, mungkin ... tetangga jadi istri gitu ya?

Thank you for reading.