Inseong berjalan dengan kesal di sepanjang jalan. Dia terus saja menendangi semua benda yang ada di depannya. Tak sengaja kaleng kosong yang ia tendang terlempar begitu tinggi dan mengenai seseorang.
"Yak! Siapa yang menendang kaleng ini!?" Teriak wanita yang terkena kaleng kosong itu.
Inseong dengan cepat berlari dari tempat itu. Dia sangat tidak suka mencari gara-gara dengan seorang wanita.
Entah kenapa hari ini Inseong sangat kesal. Dia juga sangat tidak bersemangat untuk membuka ponselnya. Malang sekali nasibnya. Entah keberapa kalinya ia ditolak oleh perempuan. Dia selalu berpikir, apa yang salah dengan dirinya? Apa dia ini kurang tampan? Atau bagaimana. Dan entah kenapa juga dia selalu suka pada adik kelas. Menyebalkan sekali.
"Harusnya di masa SMA ini aku bisa bersenang-senang dengan mempunyai kekasih. Nyatanya sampai sekarang aku tidak punya kekasih," gumam Inseong.
Dia menatap bangunan besar yang ada dihadapannya. Sebenarnya Inseong tidak masuk ke dalam bangunan itu. Tapi mau bagaimana lagi, bangunan dihadapannya adalah rumahnya. Mau tidak mau dia harus masuk.
"Sepertinya aku terus menerus ditolak karena ibuku yang terlalu memanjakanku," ucap Inseong kesal.
Dia baru saja teringat kejadian waktu pertama ia masuk sekolah. Ibunya terus saja mengantar-jemput dirinya, sehingga dia tidak punya untuk bergaul. Bahkan dia bisa bersenang-senang dengan teman sekolahnya baru sekarang. Saat dia menginjak kelas 3 SMA.
Dan juga kejadian beberapa hari lalu, saat Inseong dibuatkan bekal oleh ibunya. Mungkin jika bekal biasa Inseong tidak masalah. Tetapi masalahnya bekal itu dihias, teman-temannya pun mengetahuinya. Dari dahulu hingga sekarang Inseong selalu saja dijuluki anak mama.
"Inseong-ah kau sudah pulang nak? Kau mau makan sekarang?" Tanya ibunya dengan lemah lembut.
"Tidak bu, aku tidak selera makan," ucap Inseong sembari menaiki tangga menuju kamarnya.
Inseong pun merebahkan dirinya di kasurnya. Ia pun mengambil ponselnya dan membuka chat yang masuk.
Rowoon
Kudengar kau di tolak oleh tzuyu
Me:
Diam kau!
Benar kan? Semua orang pasti akan mengejeknya jika dia ditolak lagi. Membuat harinya semakin buruk saja.
Inseong pun menyimpan ponselnya di sampingnya. Mata Inseong beralih pada boneka yang ada dibawah kasur Inseong.
"Eomma, kenapa boneka ini ada disini lagi?" Teriak Inseong.
Tiba-tiba pintu kamar Inseong dibuka secara kasar oleh seseorang.
"Oppa, aku pulang!" Ucap anak perempuan berumur 16 tahunan.
"Ya ampun anak ini kenapa harus pulang sekarang," gumam Inseong.
"Oppa kau bicara apa?" Tanya anak perempuan itu.
"Tidak, aku tidak berbicara apa-apa. Itu bonekamu kan? Bawa kembali, jangan membuat kamarku berantakan!" Ucap Inseong ketus. Lalu Inseong pun menutupi kepalanya dengan bantal.
'Duk'
Tiba-tiba ada yang memukul Inseong dengan guling secara terus menerus.
"WAE!?"
"Oppa, kau jahat! Padahal aku sudah baik hati menyimpan boneka ini disini supaya kau tidak kesepian" ucap anak perempuan itu sembari terus-menerus memukul Inseong dengan guling.
"Harusnya kau menyimpan barang bagus selain boneka ini," ucap Inseong sembari memegang boneka perempuan itu.
Boneka itu memang sangat cantik. Bajunya berwarna rambutnya hitam sebahu. Tapi Inseong kan lelaki, tidak mungkin bermain boneka.
"Oppa suka boneka ini kan?"
"Jangan bergurau, Kim Saeron," ucap Inseong pelan.
"Aku sedang tidak bergurau, Kim Inseong," ucap Gadis itu. Inseong pun menjitak kepala gadis itu dengan pelan.
Inseong meneliti boneka itu. Ternyata memang boneka itu lucu. Inseong mencubit kedua pipi boneka itu.
'Bush!'
Tiba-tiba boneka itu berubah menjadi sesuatu yang tidak pernah Inseong bayangkan. Boneka itu berubah menjadi manusia.
Boneka itu-perempuan itu ada di pangkuan Inseong, dia sedang mengusap-ngusap pipinya yang sakit karena dicubit oleh Inseong.
Inseong terkejut, tetapi dia diam saja dari tadi tidak bereaksi. Ia menatap tak percaya pada sesuatu yang ada dihadapannya.
Tbc
Annyeong~
Entah kenapa pengen banget buat fanfic ini 😅
aku mau tanya, menurut kalian siapa yang pantes jadi cowok baik-baik?
Aku lagi cari cast nih 😁
