Title : Kiseki no Sedai

Cast :

Kim Jong In a.k.a Kai

Do Kyung Soo a.k.a Kyungsoo

Other Cast

Pair / Slight : KaiSoo / Exo Official Couple

Genre : Romance, School Life

Rate : T

Leght : Chapter(s)

.

.

.

.

.

Story By; Miss Galaxy

.

.

.

.

.

WARNING THYPO !

DON'T LIKE IF YOU NOT LIKE !

.

.

.

KYUNGSOO KAI MINE ! KAI KYUNGSOO MINE ! AND KAISOO MY MINE ! XDD

Happy Reading ^^

.

.

.

.

.

.


"Kurasa kau bisa meminta orang lain saja eonni.." Kyungsoo menolak halus dengan ekspresi mencoba meyakinkan, gadis manis dengan mata bulatnya itu memegang tangan Luhan serius. "Aku merasa masih belum pantas." Lanjutnya rendah diri sementara Luhan berdecak tidak terima.

"Kau pantas!" Balas Luhan membalikkan pegangan Kyungsoo ditangannya, kini dialah yang menggenggam erat tangan Kyungsoo, menatap sepupunya itu penuh harap.

"Please, tidak ada orang lain yang kurasa mampu mengambil tugas ini. Ayolah! Bukankah kau pernah melakukan ini saat SMP?" Luhan masih mendesak, membuat Kyungsoo menghela nafas.

"Tapi aku takut tak sebaik Baekhyun."

"Kau bisa sebagai dirimu sendiri." Luhan mengangkat bahu. "Meski aku tak yakin kau bisa segalak Baekhyun sih." Luhan terkekeh dan Kyungsoo hanya tersenyum kecil.

"Akan kupikirkan eonni,"

"Tidak perlu berfikir lagi. Kau harus menerimanya, titik."

"Tapi-"

"Atau aku akan berhenti menganggapmu sebagai saudara." Putus Luhan dengan ekspresi tegas yang mau tak mau membuat Kyungsoo menghela nafas, gadis manis itu mengusap pucuk hidung mungilnya berfikir.

"Terserah eonni saja." Putusnya menyerah.

.

.

.

.

.

Dan disinilah Kyungsoo berada, gadis itu berdiri didepan gerbang besar salah satu sekolah Elite di Seoul. 'Seirin High School' itulah tulisan yang terpajang besar dipapan atas bagian gerbang. Kyungsoo menarik nafasnya panjang, menggumankan kata–kata semangat didalam hatinya sebelum kaki–kaki kecilnya dengan santai memasuki sekolah barunya. Ratusan manusia terlihat tengah lalu lalang disetiap jalan.

Well, ini tahun ajaran kedua Kyungsoo disekolah menengah. Awalnya Kyungsoo adalah salah satu siswi yang tercatat di Sekolah Negri dri Busan, namun tahun ini Ayahnya yang merupakan seorang Dokter spesialis dalam dipindah tugaskan ke kota, dan itu mau tak mau membuat keluarga mereka diharuskan pindah. Alasan lain karna Kyungsoo tidak mau berpisah dengan orang tua serta adiknya yangmasih kecil. Berkumpul dengan keluarga adalah segalanya bagi Kyungsoo. Kini dia dan keluarganya menetap di salah satu kompleks perumahan yang nyaman, tepat disamping rumah sepupunya sendiri, Xi Luhan. Nah, karna ingin satu sekolah dengan Luhan jugalah akhirnya Kyungsoo memutuskan untuk bersekolah disini.

"Jurnalistik! Jurnalistik! Hei, kau suka membaca?" Salah seorang siswi berkaca mata tebal mendekatinya, menyerahkan satu lembar formulir.

"Jika kau berminat, silahkan daftar di club kami yaa." Lanjutnya dengan senyum manis dibalik kaca mata bulatnya. Kyungsoo menerimanya dengan kata terimakasih sebelum dia melanjutkan perjalanan. Ahya, aku belum memberi tahu tradisi tahunan di Seirin kan? Yeah. Sekolah Seirin cukup terkenal dengan berbagai macam club dan Organisasi, itulah sebabnya pagi ini sekolah terlihat sangat ramai. Para senior sedang sibuk mempromosikan club dan organisasi mereka pada murid tahun ajaran baru. Kyungsoo membaca formulir ditangannya dan tersenyum. Dia suka membaca, namun sepertinya Jurnalistik tidak terlalu bagus karna dia sudah memiliki pilihan sendiri.

"Kyungsoo!" Nah itu dia. Kyungsoo memutar kepalanya kearah sumber suara, dan disalah satu stand, sepupunya tengah melambai kearahnya. Buru–buru Kyungsoo berlari kecil mendekati Luhan.

"Eonni.."

"Kufikir kau tersesat dilautan manusia ini." Luhan tersenyum lebar dengan manis dan membawa Kyungsoo ke dalam stand clubnya.

"Nah. Welcome di Club Basket!"

.

.

.

.

.

Basket.

Kyungsoo sangat menyukai olahraga tersebut. Namun karna fisiknya yang sedikit –ehem– hanya mungil dan kurang tinggi, membuat Kyungsoo merasa canggung untuk masuk menjadi salah satu anggota club basket. Makadari itu, dia mendedikasikan dirinya sebagai Manager dan itu sudah berjalan saat dia duduk di bangku SMP! Basket itu menyenangkan, itulah fikirnya.

"Dia Kyungsoo! Orang yang kupromosikan menggantikan Baekhyun," Luhan memperkenalkannya pada anggota club basket Seirin. Gadis manis itu kemudian membungkuk kecil.

"Hallo, namaku Do Kyungsoo. Senang bertemu dengan kalian, mohon bantuannya juga!" Kyungsoo menggigit bibir bawahnya sendiri dengan kuat. Dia merasa sedikit canggung dan ..gugup! Bagaimana tidak? Semua siswa yang tergabung dalam club ini sangat tinggi, besar dan kuat! Mungkin jika diukur, Kyungsoo hanya mencapai batas dadanya. Ck! Kyungsoo mendadak jadi ciut, dia menunduk dengan malu dan Luhan yang melihat itu hanya berdecak.

"Kyungsoo ini sudah menjadi manager basket saat SMP! Kurasa dia cocok kok," Ucap Luhan mencoba meyakinkan Kyungsoo.

"Yeah, kurasa dia berpengalaman, dan jika Luhan sudah bilang cocok, maka kuanggap cocok juga." Komentar lelaki tinggi bersurai coklat dengan nada malas, dia menatap Kyungsoo dari atas kebawah.

"Namaku Park Chanyeol, angkatan kedua. Kufikir kita seumuran ya? Dan aku kapten basket Seirin." Kyungsoo mendongak, menemukan lelaki tinggi yang merupakan kapten basket itu tengah tersenyum, dan hal itu membuat Kyungsoo merasa sedikit lega.

"Kau masih baru disini, kuharap kau bisa berinteraksi dengan baik,"

"I–iya." Chanyeol mengedikkan bahunya, dia kemudian menatap Luhan. "Aku hanya mengherankan sesuatu." Ucapnya.

"Apa itu?" Luhan mengerutkan alisnya, menanti kalimat yang akan keluar dari bibir Park Chanyeol selanjutnya.

"Tidak. Hanya saja, kenapa manager kita selalu bertubuh mungil?" Chanyeol mengedikkan bahunya. "Dimulai darimu, dan sekarang bahkan sekarang lebih mungil dari Baekhyun yang sudah jelas–jelas mungil itu." Kyungsoo terdiam, mencerna ucapan Chanyeol dan detik berikutnya wajahnya sudah merah padam. Jadi.. lelaki itu mengatainya kecil? Dan Luhan? Gadis cantik itu langsung sweetdrop ditempat.

.

.

.

.

.

"Berapa orang yang mendaftar?" Gadis imut dengan mata sipit itu berguman kecil, mengecek kertas ditangannya dengan teliti.

"Ada sekitar lima puluh orang, namun kita hanya butuh tuju orang sebagai tim inti. Persaingan tahun ini akan ketat sekali.." Baekhyun mengedikan bahunya, dia kemudian duduk dikursinya, mulai mengetik sesuatu di laptopnya.

"Apa kau sudah selesai dengan urusan pemandu sorak? Ingat, sebentar lagi jabatanmu sebagai manager akan dicabut." Baekhyun yang mendengar itu mendengus cantik, menatap sebal kearah pintu masuk dan menemukan wajah menyebalkan milik Chen ada disana.

"Sampai belum ada yang menggantikanku, aku masih tetap manager. Ingat itu kepala kotak! Lagipula, kenapa kau ada disini? Apa promosimu sudah selesai?"

"Sudah." Chen melangkah masuk dan menyerahkan satu lembar formulir kepada Suho –lelaki yang duduk disamping Baekhyun–

"Peserta terakhir. Preman dari Amerika."

"Preman?" Suho dan Baekhyun sama–sama menatapnya tidak mengerti, Baekhyun mengambil kertas formulir tersebut, membacanya teliti dengan alis berkerut.

"Dia sangat tidak tahu sopan santun pada kakak kelas. Kalian tahu bagaimana dia menyerahkan formulir ini padaku? Ck, rasanya ingin kuhajar mukanya saat itu juga." Ujar Chen sebal, lelaki itu mengusap rambut cepaknya dengan pelan. "Tugasku sudah selesai kan? Aku pergi." Chen berbalik menuju kearah pintu, namun sebelum melewati pintu, lelaki itu menoleh kembali kebelakang membuat Suho dan Baekhyun menunggu.

"Ahya, tadi Luhan juga datang. Dia membawa si calom manager baru kita." Dia mengedip kecil sebelum meraih knop pintu dan melangkah keluar.

.

.

.

.

.

Sebenarnya Kyungsoo merasa belum pantas menjadi manager club basker Seirin –mengingat anggotanya yang terlihat kuat dan tangguh– membuat Kyungsoo agak ragu menerima tawaran Luhan. Namun ini juga tawaran bagus, karna tanpa memintapun Luhan langsung merekomendasikan dirinya menggantikan posisi Baekhyun. Yeah, Baekhyun awalnya adalah manager club basket, namun entah bagaimana ceritanya gadis imut bak berbie itu beralih menjadi ketua pemandu sorak –karna tak bisa mengemban dua tugas berat sekaligus– akhirnya Baekhyun memutuskan mencari manager baru. Dan gadis itu –entah bagaimana ceritanya juga– langsung setuju saat Luhan bilang ingin menjadikan Kyungsoo penggantinya. Bahkan Baekhyun tanpa segan langsung merangkul Kyungsoo seolah mereka adalah teman dekat, padahal mereka baru bertemu. Hhm, kurasa keduanya memiliki sebuah ikatan persahabatan yang terpendam.

"Baiklah. Mulai sekarang aku menyerahkan tugasku sepenuhnya pada Kyungsoo. Ingat ya Kyungsoo, anggota club basket itu sangat bandel, mereka susah diberitahu, jadi kuharap kau bisa bersiakap galak pada mereka, jika bisa kau juga boleh menendang bokong mereka jika mereka berani menentang ucapanmu." Kyungsoo tersenyum manis atas ucapan Baekhyun, otaknya mulai berfantasi membayangkan bagaimana Baekhyun yang imut itu mengamuk dan mengomeli para anggota yang membangkang latihan. Kekekek! Pasti terlihat lucu. Mendengar penjelasan Baekhyun barusan, Kyungsoo menarik kesimpulan bahwa dibalik sikap tangguh dan kuat para anggota, ternyata mereka juga manusia malas yang suka membangkang. Yah, itulah manusia.

"Kuharap kau bisa bekerja dengan baik ya." Baekhyun tersenyum manis sampai matanya menyipit bak bulan sabit, imut!

"Tentu. Kau harus membantuku juga Baekhyun-sshi."

"Baekhyun saja, kita kan satu angkatan."

"Oke. Baekhyun." Kyungsoo tersenyum kecil, menyadari bahwa Baekhyun adalah orang yang pandai berteman.

"Baiklah. Ayo kita kegedung latihan, aku akan memperkenalkanmu pada anggota club."

.

.

.

.

.

"Anggota club terdiri dari lima pemain inti dan dua orang cadangan yang semuanya adalah murid kelas dua. Anggota kelas tiga sudah tidak diwajibkan ikut karna fokus untuk persiapan menghadapi Seneung tahun depan.." Baekhyun masih bicara sementara kakinya melangkah melewati koridor menuju kearah barat, membuat Kyungsoo harus berlari–lari kecil mengikutinya. Gadis itu sedikit tertinggal karna dia terlalu sibuk mengangumi setiap bangunan yang dilewatinya. Wow! Sekolah ini sangat luas dan besar dengan segala fasilitas yang memadai.

"Nah kita sampai." Baekhyun membuka salah satu pintu yang berada diujung saat mereka melewati lorong koridor dan menemukan sebuah lapangan besar. Ini adalah gedung yang pihak sekolah sediakan khusus untuk berolah raga. Disamping lapangan futsal outdoor, berdiri bangunan megah besar yang berisi berbagai macam tempat olahraga indoor, dan salah satunya yang berada dipaling ujung adalah lapangan basket. Kyungsoo berdecak kagum saat Baekhyun membuka pintu dan matanya menemukan sebuah lapangan basket yang besar disana. lengkap dengan loker dan segala fasilitasnya disana. ah, Kyungsoo yakin dia akan betah disini.

"Hallo semuanya! Aku datang bersama manager baru!" Baekhyun berseru keras membuat beberapa orang –termasuk Luhan– yang sedang latihan santai itu menoleh. Baekhyun segera menyeret Kyungsoo mendekat berdiri disampingnya, menyikut pinggul Kyungsoo agar dia memperkenalkan diri.

"Ha–hallo. Namaku Do Kyungsoo dan saya menggantikan Baekhyun sebagai manager. Mohon bantuannya." Kyungsoo membungkuk dalam dengan wajah sedikit merona.

"Hai Kyungsoo. Namaku Suga, aku adalah Clucth shooter Seirin. Senang bertemu denganmu, kuharap kita bisa berteman. Ahya, omong–omong kau manis juga ya, hehe.." Suga tersenyum hingga deretan gigi putihnya terekpos. Dan pujian frontal itu membuat Kyungsoo semakin merona, dia menunduk dengan wajah tomat sambil menggumankan kata terimakasih.

"Jangan dengarkan dia. Suga adalah perayu ulung yang kapan saja bisa menipumu. Dia orang yang susah diberitahu," Peringat Baekhyun menatap malas pada Suga yang hanya menjulurkan lidahnya. Dia memutar bola matanya malas, kembali melanjutkan kegiatannya memperkenalkan anggota tim kepada Kyungsoo.

"Pertama, Luhan eonni. Dia adalah manager tim tahun lalu, namun karna dia sudah kelas tiga, terpaksa harus turun jabatan. Tapi bukan berarti Luhan eonni sudah lepas tanggung jawab begitu saja, dia masih tetap menjadi anggota dan membantu club."

"Ya terserah apa katamu Baekyun." Jawab Luhan yang tengah asik bermain dengan ponselnya. Baekhyun mengedikan bahunya, menunjuk seseorang yang berada didepan loker, sepertinya sedang mengambil handuk.

"Itu Jin, Shooting Guard."

"Hai.." Lelaki tinggi dengan wajah manis itu melambai manis kearah Kyungsoo.

"Lalu Chen, dia memang tidak pandai melakukan shoot, tapi dia punya Emperor Eyes yang bisa membaca situasi seluruh lapangan."

"Ck, jangan merendahkanku Byun, aku akan berlatih keras dan membuktikan kemampuanku padamu." Balas Chen malas, namun tak urung tersenyum pada Kyungsoo.

"Dan Suho, Hook Shooter." Kyungsoo tersenyum membalas lambaian lelaki berwajah lembut diujung lapangan yang tengah mendribble bola.

"Lalu dua manusia yang kerjanya hanya bermalas–malasan tanpa mau berlatih keras dan pada akhirnya hanya berdiam diri di bangku cadangan karna ketidak disiplinan mereka. Ken dan Ravi.."

Kyungsoo tersenyum menemukan dua lelaki yang sedang duduk dilantai itu mendengus kesal kearah Baekhyun. Well, mereka semua terlihat menyenangkan.

"Ah, dimana Chanyeol?" Baekhyun seolah baru tersadar oleh sesuatu, dia celingak–celinguk mencari seseorang diruangan itu.

"Aku sudah berkenalan dengannya tadi," Sahut Kyungsoo, membuat Baekhyun menoleh.

"Benarkah?" Kyungsoo mengangguk dan Baekhyun hanya berguman kecil. "Dia adalah kapten sekaligus center dengan kemampuan Perfect copy yang hebat." Baekhyun tersenyum mengucapkan itu seolah dia bahagia menyebutkan kelebihan orang barusan, membuat Kyungsoo merasa curiga akan sesuatu karna ekspresi Baekhyun terlihat lebih bahagia saat menyebut nama Chanyeol.

"Nah. Kau sudah mengenal semua anggota tim. Tinggal kita tunggu seleksi untuk anggota kelas satu saja dan semua beres, dengan begitu aku akan merasa lega. Nah kalian semua ayo berkumpul! Seleksi untuk anggota baru sebentar lagi, bersiaplah.." Baekhyun memekik diakhir kalimat, memberi perintah dan para anggota dengan patuh menurut, kecuali Ken dan Ravi –kedua manusia yang sebenarnya tampan namun tertutup oleh sikap nakalnya itu harus mendapat delikan dari Baekhyun sebelum bangkit dan bersiap. Kyungsoo yang melihat itu tertawa kecil.

"Terimakasih Baekhyun,"

"Uh? Kenapa harus berterimakasih?"

"Karna sudah percaya padaku." Baekhyun terkekeh dan mengangguk kecil.

"Karna Luhan percaya, maka aku akan percaya."

.

.

.

.

.

Sebenarnya kemarin adalah tes seleksi anggota baru, namun Kyungsoo yang notabe manager baru itu berhalangan datang karna Ibunya mengajak gadis itu pergi mengunjungi nenek yang sedang sakit. Dan karna Kyungsoo tidak bisa melihat jalannya seleksi, sore ini gadis manis itu masuk dengan terburu ke gedung pelatihan. Dia harus mendata tuju siswa beruntung yang lolos seleksi dan menjadi anggotatim inti. Kyungsoo membuka knop pintu dan mendapati beberapa orang termasuk Luhan, Baekhyun dan Chanyeol sudah ada disana. Didepan mereka juga telah berbaris dengan rapi si calon anggota club inti.

"Maaf aku sedikit terlambat," Kyungsoo membungkuk kecil, gadis itu melangkah masuk dengan sebuah clipboard ditangannya. "Perkenalkan, aku adalah manager club basket Seirin. Diminta kerja samanya." Kyungsoo memperkenalkan diri dan membuka datanya, melihat daftar nama yang masuk dalam list.

"Sebelumnya, aku akan mendata kalian dulu." Mata bulatnya bergerak menyusuri deretan baris yang berisi tuju nama disana, membacanya dari bawah sesuai urutan nilai tes.

"Kang Minhyun.." Kyungsoo mengangkat kepala dan mengangguk menemukan lelaki dengan wajah kalem mengangkat tangannya.

"Song Mino?"

"Aku." Lelaki dibarisan selanjutnya dengan suara serak menjawab.

"Choi Junhong?"

"Zelo. Panggil aku Zelo sunbaenim." Zelo mengangkat tangannya dengan senyum konyol yang khas, lelaki itu kemudian mengusak rambut pink halusnya dengan jenaka saat Kyungsoo mengernyitkan dahinya.

"Aku tidak menyangka bisa masuk club ini, aku sangat senang sekali. Padahal kemampuan shootku masih belum terlalu hebat."

"Jika mau berlatih, kau akan jadi shooter yang hebat! Semangat Zelonnie.." Seolah mendapat hadiah lotre, bocah kekanakan namun bertubuh jangkung itu tersenyum senang, dengan semangat dia mengangguk. Apa lagi Manager cantik itu memanggilnya dengan embel–embel 'nnie' yang terdengar sangat manis.

"Tentu," Jawabnya tersenyum lebar, memiringkan kepalanya saat Kyungsoo tersenyum manis. Kuputuskan dia akan menjadi noona kesayanganku –Guman Zelo dalam hati.

"Kim Hanbin?"

"Yo! Aku!"

"Bobby Kim?"

"Yosh! It's me!"

"Oh Sehun?"

"…"

Kyungsoo mendongak dari kertasnya, tidak menemukan lelaki bernama Oh Sehun disana.

"Dimana Sehun?"

"Maaf." Kyungsoo berjengkit kaget, membalikkan tubuhnya dan menemukan seorang lelaki tinggi menjulang berdiri dibelakangnya.

"Maaf aku terlambat," Gumannya dengan nada tanpa warna, kemudian mengambil posisi berbaris disamping Bobby. Kyungsoo mengerjap. Kapan lelaki itu ada dibelakangnya? Dan kenapa hawa keberadaannya sangat lemah sampai dia tidak merasakan kehadirannya?

"Saat tes kemarin, dia mendapat nilai yang sangat rendah, tapi aku yakin dia memiliki suatu bakat yang masih terpendam. Jadi aku memberikannya kesempatan." Luhan berbisik pelan ditelinga Kyungsoo, membuat gadis bermata bulat itu mempertemukan dahinya bingung. Mendapat nilai rendah? Bakat terpendam? Kyungsoo menatap Sehun yang berdiri tanpa ekspresi disamping Bobby. Tubuhnya memang tinggi jangkung dan ideal, tapi.. dia terlalu kurus, bahkan paling kurus diantara anggota yang rata–rata bertubuh kekar. Kyungsoo meringis tak mengerti maksud Luhan, namun dia mengangguk mengiyakan, dia tahu Luhan memiliki sebuah maksud menerima lelaki itu masuk kedalam club inti.

"Kim Kai?"

"…."

"Kai?"

"Um. Maaf sunbae, dia teman sekelasku, tapi aku tidak tahu kemana perginya. Kurasa dia tidak masuk karna selama pelajaran berlangsung dia tidak terlihat." Zelo mengangkat tangannya, membuat Kyungsoo terheran. Apa lelaki bernama Kim Kai itu membolos dihari pertama sekolah? Gadis itu membuka lembaran kertas lainnya, membuka daftar tes kemarin. Dari beberapa tes yang diujikan, lelaki bernama Kim Kai ini sukses mendapat nilai yang nyaris sempurna. Angka delapan puluh untuk One on One, skor lima puluh untuk Dunk dan dua puluh skor untuk 3ST. Pantas dia berada diurutan pertama. Hanya dengan melihat daftar nilai itu, Kyungsoo bisa membayangkan bahwa lelaki bernama Kim Kai ini pastinya sangat kuat dan tangguh.

"Preman itu," Baekhyun tiba–tiba mengeram, gadis manis itu terlihat sangat kesal.

"Ada apa?" Tanya Kyungsoo.

"Kim Kai. Preman pindahan asal Amerika itu! dia memang hebat, tapi sangat sombong dan arogan, hanya dengan melihat bagaimana permainannya kemarin, aku tidak yakin dia bisa menjadi anggota tim yang bisa diajak kerja sama." Baekhyun menghela nafas kasar.

"Saat tes shooting kemarin, dia bahkan mencetak semua angka yang ditentukan. Bahkan Suga yang ahlipun masih belum bisa mencapai itu saat tes," Baekhyun mengangkat bahunya, menatap Kyungsoo dengan serius.

"Kau harus lebih menekannya Kyung." Kyungsoo terdiam, otaknya semakin berfantasi menggambarkan bagaimanakah sosok Kai yang dibilang preman asal Amerika itu. Mungkin kata kuat dan tangguh belum cukup untuk menggambarkannya. Gadis manis itu membuka kertas lain yang berisi data ketuju lelaki yang masuk dalam club inti, mempelajarinya satu persatu. Rata–rata tinggi keenam anggota sekitar 187–189 dengan berat yang ideal. Kemudian Kyungsoo melihat data Kim Kai. Pindahan sekolah asal Amerika yang cukup terkenal, tinggi 190 dan berat 78Kg. sangat ideal! Ah, Kyungsoo jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya. Besok pagi dia akan datang kekelas lelaki itu dan menegurnya agar mau datang berlatih.

"Aku tahu." Kyungsoo mengangguk kepada Baekhyun kemudian menatap keenam lelaki didepannya. "Baiklah. Kita akan memulai latihan hari ini, tapi sebelum itu aku ingin meminta satu hal." Keenam lelaki dengan tinggi yang hampir sama rata itu mengangguk, bersiap menunggu perintah Kyungsoo.

"Buka baju kalian!"

.

.

.

.

.

"Kakeknya adalah seorang pelatih atlet professional, saat kecil dia selalu menemani kakenya mengumpulkan data dan membuat menu latihan, itu kemampuan yang didapatinya dari mengamati tubuh dan data setiap harinya ditempat kerja kakeknya. Saat matanya melihat tubuhmu, dia mampu melihat kemamuan fisikmu dalam bentuk sebuah angka.." Luhan menjelaskan sambil mengangkat bahunya santai.

"Itulah salah satu alasanku menunjuknya menjadi manager. Dia sangat berbakat dalam melihat potensi sekaligus membuat strategi.." Lanjut Luhan. Sementara Baekhyun dan Chanyeol hanya mengangguk–angguk mengerti. Ketiganya masih setia memperhatikan Kyungsoo yang sedang bergilir memeriksa adik kelasnya tersebut.

"Kau sepertinya kesulitan dalam bergerak cepat ya?"

"Um.." Minhyun mengerjap kemudian tersenyum kalem, dia malu sekaligus tidak percaya bagaimana Kyungsoo bisa mengetahui kelemahannya itu.

"Kalau mau bermain basket, kamu harus belajar lebih baik lagi ya." Kyungsoo tersenyum kemudian menatap Bobby.

"Tubuhmu terlalu kaku," Tunjuknya ketubuh Bobby yang sebenarnya cukup bagus. "Lakukanlah peregangan sehabis mandi.." Kemudian dia melanjutkan sampai akhirnya berdiri tepat didepan Sehun. Bola mata bulatnya mengerjap, sedikit bingung karna dia nyaris tidak melihat potensi apapun didalam tubuh Sehun. Semua angka ditubuh Sehun sangat rendah bahkan dibawah Zelo yang cukup kurus.

"Aaa.." Kyungsoo bingung harus bilang apa, gadis manis itu menggaruk kepalanya sambil mendekap clipboard kedadanya.

"Tubuhmu terlalu kurus Sehun, kau bisa mudah kelelahan dan pergerakanmu jadi terbatas karna batas maksimalmu melompat hanya sepuluh kali dalam satu menit. Sesekali lakukan sprint seorang diri ya agar pertahanan tubuhmu jadi kuat.." Kyungsoo tersenyum manis dan Sehun hanya mengangguk sebagai respon.

.

.

.

.

.

Kyungsoo datang kesekolah pagi ini cukup terburu–buru, selain karna bel masuk akan berbunyi sepuluh menit lagi, dia juga memiliki sebuah urusan lain yang cukup penting. Kaki kecilnya menelusuri koridor dengan tergesa menuju kearah ruangan kelas satu. Well, pagi ini dia harus bertemu seseorang bernama Kim Kai guna menegur lelaki itu dan menanyakan alasan kenapa dia tidak datang saat latihan kemarin. Sekaligus menuntaskan rasa penasarannya akan sosok lelaki yang mampu mencetak nilai shooting sempurna –bahkan mengalahkan Suga yang notabe Shooter andalah Seirin– Dan karna terlalu sibuk dengan pemikirannya, gadis manis itu tidak memperhatikan sekeliling sampai dia merasakan bahwa dia telah menabrak seseorang. Tubuhnya yang mungil sedikit terpental kebelakang dan nyaris terjungkal jika saja tidak ada sebuah lengan yang menahan tubuhnya. Gadis manis itu memekik tertahan merasakan dia menabrak sesuatu yang cukup keras. Lalu setelah beberapa detik, Kyungsoo menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga dan mendongak untuk bertemu pandang dengan sepasang manik tajam berwarna biru terang. Kyungsoo mengerjap, antara rasa terkagum dan sedikit.. ngeri.

"Tatapannya tidak biasa, matanya memancarkan aura seperti harimau kelaparan!" Kyungsoo berguman dalam hati dan tersentak saat menyadari bahwa lengan itu terlepas dari pinggang kecilnya setelah tubuhnya diberdirikan dengan tegak. Kyungsoo langsung merasa malu, karna saking terpesonanya, dia sampai tidak sadar bahwa lelaki itu sudah melepaskan pegangannya. Aduh bodoh sekali kau Kyungsoo.

"Maaf." Kyungsoo membungkuk dalam kemudian mendongak menatap lelaki didepannya dengan mata bulat yang mengerjap polos. Wow! Kyungsoo memang tidak bisa melihat potensi lelaki didepannya karna lelaki ini masih memakai pakaian. Namun sekilas dia bisa melihat bahwa dia bukan lelaki biasa, dia sangat tinggi dengan kisaran tinggi 190cm, kulitnya kecoklatan emas dengan paras wajah yang tampan. Kyungsoo fikir lelaki didepannya adalah orang luar, Yeah dilihat dari bola matanya yang berwarna biru terang. Kyungsoo tak bisa menggambarkan bagaimana detail lelaki didepannya ini, dia sangat tampan dan.. keras!

"Gunakan matamu jika sedang berjalan," Dia berucap datar dengan aura dingin yang membuat Kyungsoo seketika bergidik takut. Suaranya sangat dalam dan berat, lelaki itu mengusap surai kemerahannya yang sedikit panjang sebelum kemudian membawa kedua tangannya masuk kedalam saku dan pergi beranjak meninggalkan Kyungsoo. Kyungsoo terpaku sejenak, namun segera dia tersadar saat tanpa sengaja ekor matanya menatap kearah name tag didada kanan lelaki itu, Kyungsoo berbalik dan menatap punggung tegap yang akan menghilang ditikungan koridor itu.

"Tunggu, apa kau Kim Kai?"

Dan tepat! Lelaki itu menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya, menatap Kyungsoo dengan tajam. Ah benar, dia adalah Kim Kai, lelaki yang Baekhyun bilang preman dari Amerika. Well, Kyungsoo menarik kesimpulan asal Negara lelaki itu dengan warna matanya. Dia dari Negara Liberalis. Dan.. Kyungsoo rasa julukan 'Preman dari Amerika' cukup cocok untuknya, dinilai dari penampilan serta aura tubuhnya yang keras, membuat siapapun akan menarik kesimpulan yang sama.

"Aku harus bicara denganmu Kai.."


.

.

.

.

TBC!

.

.

.

.

WARNING !

Yosh!

Siapa yang suka nonton Anime Kuroko no Basket? Angkat tangan! Kita sehati *tos* ^.^))~!

Fanfict ini terinpirasi dari sana ya! Moment Kaisoo belum terlalu kelihatan di chapter ini, mungkin mulai strat dichapter depan, di chapter awal ini hanya perkenalan dulu ^^

Ahya, tokoh favorit saya di Kuroko no Basket itu Aomine Daiki :* :*

Dan saya akan membuat karakter Kai persis seperti Ace Kiseki no Sedai itu, egois, kasar, keras dan kuat! Kyaaaa . Kebetulan juga Kai dan Aomine sama–sama punya kulit coklat dan tatapan tajam! Nah, kece pan -_-

Disini saya Juga membuat karakter Kyungsoo seperti Aida Riko, pelatih Tim Seirin. Mungkin disini akan ada Exofficial Couple ^^ Chapter ini sengaja dibikin pendek, kalo ada yang minat nanti bakal dipanjangin -_- Kalo ada yang minat sih,

JIKA BANYAK YANG SUKA DAN MEMBERI RIVIEW, PASTI BAKAL SAYA LANJUTIN ^^ MAKANYA AYO~! JANGAN JADI SIDERS! DAN BERIKAN KRITIK SERTA SARANNYA YAAAA =))

KEPUTUSAN ADA DITANGAN PARA PEMBACA! DITUNGGU YA! ^^

ARIGATOU ^^