Arranged Marriage

Ch1: Plotwist

Pairing: Cheolsoo – Jihan – Docheol

Main Cast: Doyoon – Seungcheol – Jisoo – Junghan

Minor: Svt Member, Monsta X member, Ikon Member, Dongjin, MingMIng, Yookyung, other

Warn: Boyxboy, Bottom!Jisoo, Yaoi, Mpreg, Typo(s), OOC, DLDR

Credit: Yyenass.

.

.

.

Happy reading guys~

How to be relax

Tiga jam sudah ia habis kan hanya untuk mencari jawaban dari empat kata tersebut. Tidak hanya satu sumber, bahkan ia menggunakan beberapa media sebagai sarana pendukungnya.

Seperti smartphonennya yang tidak ia lepas dari tangannya selama 2 jam terakhir. Sudah beberapa situs yang ia gunakan, sudah beberapa blog yang ia kunjungi. Membuahkan hasil sih, ia mendapat jawaban dari apa yang ia cari. Namun, setelah ia realisasikanapa yang ia dapat, semuanya sama sekali tidak membuahkan hasil.

Ia mendesah malas, menaruh kepalanya pada lipatan tangan kirinya, lalu kembali menatap layar popnselnya dengan nanar.

Jika seperti ini, tandanya ia sedang menghadapi masa sulitnya. Namun sestress apa pun lelaki itu, ia tak pernah sampai segininya. Paling hanya dengan memakan coklat pikirannya kembali tenang. Ini menandakan masalah yang ia hadapi begitu berat.

Lelaki itu jadi begini semenjak kemarin malam. Lebih tepatnya sepulangnya ia kerumah setelah pergi bersama ibunya ke suatu cafe ternama untuk sedikit berbincang.

Sedikit, tapi dampaknya tidak sesedikit apa yang keduanya perbincangkan/

"Soo.." Panggil seseorang yang baru saja memasuki kamarnya dengan seenaknya. Sang pemilik nama hanya menolehkan kelapa sekilas, hanya untuk mengecek siapa yang datang.

Seungcheol disana, berdiri mematung setelah menyadari ada yang berbeda dari aroma kamar Jisoo. Ia menghirup udara dalam untuk menterjemahkan aroma apa yang sedari tadi ia hirup. Blueberry cookie, Jisoo memang menyukai aroma itu. Setelahnya ia kembali melangkah dan duduk disamping pria yang masih sibuk men-scrool down isi blog ke 19 yang ia kunjungi.

"Aku yang tidak terbiasa, atau kau memang aneh hari ini Soo?" tanya Seungcheol sebagai pembuka pembicaraan sepasang sahabat di hari ini.

Jisoo tak menjawab, masih sibuk dengan aktifitasnya. Lawan bicaranya itu merendah kan kepalanya sehingga ia dapat menatap wajah murung jisoo yang sedikit bercampur dengan kegelisahan didalamnya.

Sahabatnya itu sedang mendapat masalah, dan ia selalu stress dalam menghadapainya. Seungcheol tau itu, maka dari itu ia berusaha mengelus tangan Jisoo berusaha untuk menenangkannya.

"Wow!" pekik Seungcheol menarik tangannya yang baru saja mengusap tungkai Jisoo. "mengapa tubuhmu setegang ini?"

Setelah diam seribu bahasa selama 10 menit akhirnya Jisoo mengangkat kepalanya. Dilemparnya smartphone dengan sebal tanpa memikirkan kemana arah ponsel itu terjatuh. Ia menghadapkan tubuhunya kepada Seungcheol kemudian menggengam kedua pergelangan tangannya.

"Cheol! Ini gila!" paraunya mengguncang kedua tangan Seungcheol dengan emosional.

Pria itu menatap Jisoo aneh, ia membalas "Apa?" dengan nada tidak yakin dengan apa yang ia pertanyakan.

Jisoo melepaskan genggamannya untuk mengacak rambutnya sesaat sebelum menimpali "Ibuku akan menjodohkanku, dan aku akan menikah dalam kurun waktu 3 bulan yang akan datang! Bukankah itu gila? Bahkan aku belum sempat bertemu dengan calonku.."

"Tapi ada yang lebih penting!" imbuhnya, ia terdiam sambil menatap Seungcheol, berharap sahabatnya itu mengerti arah jalur bicaranya.

"Kau baru jadian dengan crushmu?" tuding Seungcheol ragu.

Ia memetik jarinya "That's right, baru dua bulan"

Dan kini, Jisoo menunduk sedih, berandai-andai dengan apa yang akan terjadi selama 3 bulan kedepan. Ia sudah kalah telak dengan kedua orang tuanya, plus-plus sang kakak yang lebih memilih mendukung keputusan orang tuanya.

Padahal tak biasanya Yookyung mendukung orang tuanya. Ia selalu membela sang adik yang ia sayang, sekalipun harus sampai berdebat demi membela adiknya.

Sementara Seungcheol entah mengapa merasa bersalah sendiri melihat keadaan sahabatnya yang seperti ini. Hong Jisoo yang hiperaktif, ceria, dan penuh canda kini sendang menatap tanah dengan tatapan nanar. Mana ada orang yang tega melihat wajah manisnya itu berubah drastis menjadi murung.

Sudah beberapa kali Seungcheol membuka mulutnya untuk menghibur Jisoo, paling tidak sebuah lelucon murahan yang dapat membuat wajah murung itu dapat berhiaskan senyuman –pahit-. Namun tak ada suara yang keluar dari mulutnya.

"Kau sudah lapor kepada Yookyung nuna?"

Mengangguk "Ya, tapi dia bilang 'ikuti saja apa yang mereka mau' dan itu sudah cukup sebagai balasan kalau Yookyung nuna tidak akan membelaku kali ini"

Seungcheol ternganga sesaat, apa lagi setelah Jisoo berasumsi tentang Yookyung yang tidak akan membantunya dimasalah ini. Pasti Jisoo sakit hati, karna selama ini Yookyung selalu memanjakannya. Tidak pernah sekali pun ia menolak permintaan Jisoo.

Dan yang tadi adalah kali pertamanya.

"Mmm, mungkin Yookyung nuna sedang sibuk dengan S2-nya Soo, jadi dia langsung berkata seperti itu tanpa berpikir dua kali" Seungcheol berusaha membuat Jisoo tidak berkesimpulkan bahwa Yookyung mulai mengkhianatinya.

Jisoo menjawab dengan gumanan pelan. Ia memutar duduknya kembali menghadap meja, kemudian menidurkan kepalanya diatas lipatan kedua tangannya.

"Hari ini kau ada job?" tanya Jisoo out of topic. Seungcheol memang memiliki kerja sampingan selama berkuliah, yaitu menjadi seorang DJ pub ternama di daerah sekitar kota Gangnam.

Menggeleng "Tidak, kau mau datang ke pub?"

Anggukan kecil sudah menjadi jawaban pasti untuk Seungcheol, namun Jisoo menambahkan "Temani aku ya?" pinta Jisoo dengan dua kedipan polos dai kedua matanya.

Huft, wajah dan kelakukannya sungguh jauh berbeda.

"Yah.. malam ini aku ada janji mengantar ibuku berbelanja, Soo.. maaf ya?"

Ia kembali mengangguk "Kau butuh teman? Aku ada beberapa kenalan yang bisa menemani-"

"Tidak usah, aku akan datang sendiri"

"Benarkah?"

"Iya" jawab Jisoo ditambah anggukan lagi agar Seungcheol yakin dengan jawabannya.

Seungcheol tersenyum parau "Maaf ya.." sesalnya. Dan entah untuk kesekian kalinya Jisoo kembali mengangguk "tidak usah dipikirkan.."

"Masalahnya, ibuku mengiming-imingi akan membelikan mobil spot nanti malam, jadi aku tidak dapat menolak"

Jisoo tertawa lepas, padahal tidak ada yang lucu dari apa yang Seungcheol ucapkan. Walau begitu, Seungcheol dapat melihat tawa Jisoo begitu tulus, sama sekali tidak ada paksaan disana.

"Kamu mau cepet-cepet bisa bawa mobil bersama Doyoon ya?" tanya Jisoo diakhir tawanya.

Eh? Ada yang aneh..

Kamu?

Jisoo tidak pernah memanggilnya dengan sebutan 'Kamu' sebelumnya.

Dentuman keras mulai terdengar ditelinganya dan itu bersumber dari jantungnya. Walau secara fakta detak jantungnya itu tidak terdengar dengan jarak 5cm saja. Hal aneh mulai menyelimuti dirinya, apa lagi ketika ia sadar bahwa ia malah mebih fokus dengan kata 'kamu' yang Jisoo ucapkan dari pada 'Doyoon' yang jelas-jelas adalah kekasihnya.

"Y-ya, mungkin begitu"

.

.

Setelah Jisoo selesai menyemprotkan parfum vanilla citrus kesekeliling tubuhnya, ia meraih kunci mobil sang kakak kemudian turun menuju dapur terlebih dahulu. Ia mengambil satu popsicle kiwi yang ia buat kemarin sore, kemudian berjalan santai menuju tempat parkir sambil sesekali mengigit esnya.

Baru saja ia membuka pintu rumahnya, ia sudah dikagetkan dengan keberadaan kedua orang tuannya dan tentunya Yookyung yang sudah berpakaian rapi diteras rumahnya.

"Sudah siap nak?" tanya yang kini berdiri membenarkan posisi jam tangannya kemudian memasukan kedua tangannya kedapam saku.

Ia berkerut kening "Siap apanya?" tanyanya bingung.

"Tentu saja bertemu dengen calonmu" Jawab Yookyung lembut.

"Hah?!" suara Jisoo meninggi.

merasa risih dengan suara Jisoo yang meninggi langsung menutup kedua telinganya "Kecilkan suaramu" omelnya. Setelah itu, ia ikut bangkit mendekati Jisoo, memandangi pakaian yang ia gunakan dari atas kepala samapi ujung kaki.

"Kau tidak salah dengan pakaianmu, Soo? Kita ini mau makan malam bersama calon besanmu, bukan mau hura-hura Jisoo, kau yakin mau pergi dengan jaket denim dan skinny jeans itu?" tanya seenaknya.

Jisoo membuang nafas panjang "Mom, aku mau pergi kesuatu tempat, bukan mau bertemu calon besan.. lagian mom sama sekali tidak bilang apa-apa sebelumnya, lagi pula aku kan sudah bilang tidak mau, kenapa mom terus memaksaku sih?"

"Soo, kita sudah bicarakan ini sebelumnya. Kau ini terlalu liar, keluyuran tiap malam, mendatangi club-club, dan mungkin kau sudah tidak virg-"

"Virgin?" potong Jisoo dengan nada yang menjengkelkan "Aku tidak semurah itu mom.. ayolah perjodohan ini sungguh konyol.."

Baru saja mau mencerca anak bungsunya, meng intrupsi keduanya dengen memperingati "Tidak ada waktu lagi, kita bisa terlambat"

mengangguk, kemudan melirik Yookyung dengan tatapan tolong-urusi-adikmu kemudian melenggang masuk kedalam mobil.

Yookyung berbut kunci mobilnya, kemudian mencengkram pergelangan tangan adiknya dengan kasar, "Nuna, please.." mohon Jisoo ditengan rintihannya.

Si bungsu terus menarik dirinya mendekati pintu rumahnya, sambil terus mempertahankan popsicle di tangan kanannya. Entah mengapa Jisoo kehilangan tenaganya selama Yookyung menariknya, dalam sekali hentak saja Yookyung dapat menyeret tubuh mungil adiknya.

"Maaf Jisoo, tapi kau harus.." balas Yookyung yang kini dengan mudahnya menyeret adiknya menuju dalam mobil.

Menginggalkan popsiclenya yang terjatuh diteras rumah, padahal Jisoo baru memakannya dua gigitan saja.

Didalam mobil sang ibu terus berceloteh kepada Jisoo tentang ia yang harus berperilaku baik didepan besannya, tidak boleh memepermalukan diri, dan sebagainya. Jisoo sudah cukup muak dengan segalanya, ia malas menghadapi ini semua.

Lagi pula ia sudah punya kekasih. Well, memang tanpa sepengetahuan yang lain karna ia memang sengaja ia sembunyikan. Tapi tetap saja, ia sudah berstatus sebagai pacar orang, manamungkin ia menikah selama gelar itu masih melekat pada punggungnya.

Dan singkat cerita mobil yang keluarga kecil itu tumpangi sudah terparkir rapi didepan sebuah hotel bintang 5. Tangan Yookyung terus menggengam erat kedua pergelangan tangannya, dan ketika ayahnya memberi kode kepada Yookyung untuk segera turun. Sang kakak langsung memelototinya dengan menendang kakinya untuk segera turun.

Jisoo berkerut kening, ia tak pernah diseperti inikan sebelumnya. Aneh rasanya, tapi ia segera mendecih dan segera turun dari mobil. Yookyung segera mendorongnya sehingga Jisoo berjalan seirama dengan kedua orang tuanya.

"Jika kau kabur dari dinner ini, aku tak akan segan membuang gitarmu" ancam sang kakak sebelum melepas pergelangan tangannya.

Suasana canggung menerpanya. Perasaan aneh pun langsung menyelimuti seluruh tubuhnya. Apa lagi ketika keluarganya sampai pada ruangan VIP yang akan mereka pakai untuk pertemuan kedua keluarga calon pengantin.

Mereka duduk pada satu sisi, menyisakan satu sisi lagi berisikan 5 buah kursi masih kosong karna keluarga satunya belum datang.

Tak berselang lama, terdengar sebuah suara bising yang berasal dari pintu masuk. Keempatnya mengedarkan pandangannya kearah pintu sambil berdiri untuk menyabut keluarga dari calon pasangan Jisoo nanti.

Sang kepala keluarga masuk terlebih dahulu. Dengan senyumnya yang tegas ia membungkuk, lalu memberi salam akrab kepada . Setelahnya sang ibu datang, mata Jisoo menyipit begitu menyadari bahwa wanita yang baru saja masuk begitu familiar dimatanya.

"Jisoo.." Sapa ibu tersebut memeluknya, lalu mengusap pipinya lembut.

Jelas saja Jisoo mengenalnya, dia adalah ibu Seungcheol. Sedang apa ia disini?

Mata Jisoo langsung membulat begitu Seungcheol memasuki ruangan tersebut. Tak hanya Jisoo, langkah tegap Seungcheol pun langsung berhenti begitu melihat sosok sahabatnya yang kini berdiri diantara keluarganya.

Namun setelah sang adik –Dongjin- menepuk pundaknya pelan, ia langsung tersadar dan segera mendekati Jisoo.

"Ini terasa aneh, sebentar lagi kau akan jadi kakak iparku.. -sepertinya" bisik Seungcheol saat mereka sedang berpelukan.

Jisoo yang sebal langsung menginjak kaki Seungcheol kasar lalu melotot "Jadi kau tau? Sejak kapan kau punya kakak? Sialan! Tenang itu tak akan pernah terjadi" Seungcheol membalasnya dengan gelengan pelan sbelum ia beralih untuk menyapa anggota keluarganya yang lain.

"Hyung!" seru Dongjin yang langsung hambur kedalam pelukan Jisoo.

Ia terkekeh pelan kemudain mengacak rambut Dongjin lembut, "Aku tidak menyangka hyung akan menjadi kakak iparku" kata Dongjin yang makin membuat tatapan mata Jisoo semakin nanar.

Maafkan Jisoo, Dongjin.. ia tidak mau menikahi seseorang yang tidak ia cintai.

Mereka pun duduk dan saling berbincang, Ayah dengan para ayah, Ibu dengan para ibu, Yookyung sibuk mencubiti pipi Dongjin dengan gemas, dan menyisakan ia dan Seungcheol yang sedang sibuk sendiri dengan ponselnya.

Menoleh, Jisoo menyikut kakaknya sebelum bertanya "Apa yang kita tunggu?"

"Ya anak pertama keluarga Choi, Soo. Kalau tidak ada dia acara tidak mungkin dimulai" kemudian Yookyung kembali sibuk dengan Dongjin.

Jisoo mendengus malas, ia mengerucutkan bibirnya kesal. Sampai ia sadar akan sesuatu, ia langsung saja mencondongkan tubuhnya ke arah Seungcheol kemudian berbisik "Serius kau tidak tau masalah ini? Memangnya ibumu tidak bercerita?" Seungcheol membalas dengan anggukan kecil.

"Aku berani sumpah akan hal itu" jawab Seungcheol. Jisoo kembali menarik tubuhnya untuk duduk saat dirasa ponselnya sedikit bergetar. Ia membuka ponselnya dan menemukan sebuah pesan dari kekasihnya.

From: Junghan Oppa

Ia sedikit meringis melihat nama yang kontak kekasihnya. Sejujurnya itu dare, dare dari Seungcheol yang menyuruhnya untuk memakai embel-embel 'Oppa' pada kontak pacarnya.

Tak berlangsung lama Jisoo meratapi itu, karna setelahnya ia segera membaca pesan yang dikirimkan oleh kekasihnya.

Maaf Soo, aku tidak dapat mengatar ke pub malam ini, kamu tidak marahkan?

Ia mengulum senyum kemudian membalas:

To: Junghan Oppa

Tidak. Tak apa, ayahku pun menyeretku untuk datang ke dinner sialan ini, ia bilang aku akan bertemu calon suamiku.

From: Junghan Oppa

Poor my baby, tenang.. kau ikuti saja alur yang kedua orang tuamu buat, nanti setelah kau menikah aku akan menghancurkan rumah tanggamu. Jangan kaget ya..

To: Junghan Oppa

Gomawo :*

Jadi pada intinya pun ia harus tetap menikah, bukankah itu sungguh sial? Tapi bagaimana pun, Junghan akan segera kembali merebutnya. Junghan hanya perlu waktu berpikir, dan ia hanya perlu menunggu.

"Maaf, aku telat" seseorang memasuki ruangan tersebut dengan langkah yang terburu-buru. Semua mata menoleh kearah sumber suara.

Disana seorang pria sedang berjalan cepat sambil mengikat rambutnya asal.

Wajah kusut Jisoo langsung kembali rapi begitu sadar siapa yang akan datang. Jadi selama ini kekasihnya hanya beracting?

Jadi sebenarnya ia adalah calon suaminya?

Kalian tahu siapa yang datang? Dia Junghan. Ia memakai setelan tuxedo navy dengan rambut hitam legam yang segaja ia ikat dengan asal. Dengan pakaian biasa saja Junghan sudah terlihat tampan, apalagi seperti itu.

Jisoo mulai be fanboy ria~

Jisoo menyugihkan senyuman termanis yang ia miliki kepada Junghan, yang dibalas dengan senyuman getir yang terasa begitu janggal.

Acara yang dimaksud pun dimulai, Jisoo dan Seungcheol saling berbincang satu sama lain. Membicarakan banyak hal, mulai dari kuliah, pacar, game, dan pub. Sesekali Jisoo melirik Junghan yang tak henti-hentinya melirik kearah lain setiap kali Jisoo balik menatapnya.

Mungkin karna mereka mejalani hubungan Backstreet Junghan tak ingin ada orang yang curiga, namun kenapa masih disembunyikan? Toh mereka mau dijodohkan kan?

berdeham kecil membuat semua komunikasi yang ada disana terhenti, semua orang yang ada disana kompak menoleh kearah ayah Seungcheol yang tiba-tiba saja berdiri sambil membenarkan posisi dasinya.

"Ada sesuatu yang harus disampaikan, bisa disebut ini adalah acara pentingnya"

Jisoo mengulas senyum bahagia, ia sudah membuka telinganya lebar-lebar untuk mendengarkan kalimat selanjutnya yang akan ucapkan.

"sudah setengah tahun lebih aku dan Hyunjin membicarakan masalah ini, dan setelah dipikir-pikir ini adalah waktu yang tepat untuk menyampaikan bahwa kami sepakat untuk menjodohkan Jisoo dan Seungcheol sesegera mungkin"

"APA?!" pekik Jisoo dan Seungcheol bersamaan.

Telinga Jisoo langsung memerah, otaknya kembali terasa berat, badmoodnya pun sudah tidak dapat dibendung lagi. Dan tak lama setelahnya, ia merasa kedua kelopak matanya memberat.

Jujur saja ia bingung semuanya, kenapa Seungcheol? Sejak kapa Junghan adalah kakak Seungcheol? Kenapa Junghan menyembunyikan hubungan keduanya? Dan jika dipikir-pikir semuanya begitu kompleks dan saling berkaitan.

Sebenarnya ada apa ini?

Ia melirik Junghan yang sedang menatapnya bersalah, ia menggumam kan maaf berulang kali tanpa adanya suara yang keluar.

Jisoo terlalu bingung dengan keadaan semua ini. Sampai-sampai ia bingung, harus marah atau merasa bersalah kepada Junghan.

TBC

.

.

.

Yyenass note:

Ff ini di dedikasikan untuk kak Chaechae-yah yang udah ngebom PM request minta dibuatin ff Cheolsoo – Jihan – Docheol. Kyaahh aku gak nyangka kalau ada orang yang baca Bioku juga ^^. Makasih ya kak Chae yang udah req ff lop yu kak :* aku padamu loh ya xD

Maaf ya yang Bucket list gak dilanjut dulu, soalnya aku lagi ketiban sial.. aku kena WB disaat aku udh mulai dapet banyak ide :" semoga aja WB sialan ini bisa hilang secepatnya dan aku sesegera mungkin bisa lanjut bucket list..

Btw team mana nig kalian? Cheolsoo / Jihan-Docheol? Aku dua-duanya coba .-. jadi bingung milih endingnya

Makasih ya udah mau baca ffku ini, mind to RnR?

P.S. buat Kak Chae, main kak aku gak buat yang uke on top, soalnya aku gak tau uke on top itu kayak gimana, udah nanya temen kayak gimana, tapi aku gak ngerti ;-; maaf ya.. seseorang buat ff cheolsoo uke on top dong suapa aku juga bisa buat/?

Eh ngomong-ngomong ada yang mau ikut buat GC Cheolsoo fams gak di line? Kalo mau nanti aku buat.. ya itung-itung biar bisa deket sesama saatu kapal. Just ask, kalo gak mau juga gak maksa hehehehe.

©Yyenass, 17 Juli 2016.