We are Different

Cast
Kim Joonmyeon
Zhang Yixing

Disclaimer
The cast aren't mine, but the story are mine! Plagiarism? Karma does exist, btw.

Genre
Romance, Hurt/Comfort?

Summary
Ketika perbedaan yang nyata namun menyakitkan menyapa dua sejoli yang tengah dimabuk asmara. Dengan bantuan 'orang-dewasa' di sekeliling mereka, bisakah mereka menyatukan semua perbedaan itu menjadi suatu kesatuan yang manis untuk dilihat? / SuLay / GS / Mind to RnR?

Warning
GS, Typo, OOC, AU.
Menyangkut beberapa permasalahan di dunia nyata yang sangat sensitive untuk dibicarakan, jadi kalau nggak mau tersinggung, lebih baik tekan tombol kembali pada browser anda, karena saya nggak mau bertanggung jawab atas apapun yang terjadi kepada kalian karena karya saya ini.
Kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata, kawan o/

.

Saya dedikasikan untuk beberapa orang (orang tua saya, Jihye, mungkin saya sendiri dan kalian) yang pernah merasakan pahit-manisnya perbedaan agama dalam hubungan cinta.

.

Happy Reading! ^^

.

"Pa… Yixing mau bicara…"

"Bicara saja, nak,"

Yixing mengembuskan nafasnya ragu. Gadis yang berada di akhir dua-puluhan itu bimbang. Ada suatu keharusan bahwa hal ini butuh dibicarakan secepatnya, di sisi lain, Yixing tidak ingin membicarakan hal ini terlalu cepat.

Setelah mengumpulkan keyakinannya, Yixing menatap ayahnya tepat di mata. Sudah menjadi kebiasaan di keluarga ini, jika sedang berbicara dengan orang lain harus menatap matanya.

"Joonmyeon akan melamarku, Pa…" suara Yixing mengecil di akhir kalimat. Takut dengan reaksi sang ayah nantinya.

Namun yang ditakutkannya tidak menjadi kenyataan, karena Zhang Yifan –ayah Yixing—balas menatapnya dengan pandangan yang menenangkan.

"Apa kalian berdua sudah siap untuk menikah?"

"Yixing tidak tahu…"

Yifan tersenyum simpul mendengar jawaban sang anak. Tangannya meraih tangan Yixing dan mengelusnya pelan, seperti kebiasaan Zitao ketika berusaha menenangkan Yixing saat anaknya itu gundah.

"Sebenarnya Papa ingin sekali membicarakan banyak hal denganmu dan Joonmyeon sebelum kamu menikah, Yixing. Dan Papa rasa ini sudah saatnya. Nanti malam kita bicarakan ini lagi, sekarang istirahatlah,"

Yifan menepuk pundak anak gadisnya pelan, dan masuk ke dalam kamarnya. Meninggalkan Yixing yang termenung sendirian di meja makan.

Zitao, anak kita akan segera menikah. Aku tidak menyangka akan melepas Yixing kecil secepat ini, dan tanpa sadar aku juga semakin tua. Bimbinglah Yixing dari sana Zitao, karena aku tahu, aku tidak akan pernah bisa membimbing Yixing dalam hal ini sendirian.

.

.

.

TBC

.

.

.

[[Bakalan dilanjut –tapi agak lamaan—kalo respon beneran positif dan nggak ada yang protes saya ngangkat tema kaya gini. Karena jujur, tema seperti ini terlalu sensitive untuk diangkat, bahkan hanya untuk dibicarakan secara ringan. Tapi tujuan saya nggak lain nggak bukan cuma untuk ngebuka mata para reader sekalian, bahwa perbedaan agama dalam pernikahan itu bukan hal yang sepele dan bisa diacuhin gitu aja. Harus ada salah satu pihak yang ngalah.]]

[[Denger-denger, Joonmyeon itu Buddhist ya? Atau sebenernya atheis? /ini seriusan nanya/]]

Responnya, kawan?