Prologue ….
Kedua kaki mungilnya mengentak dengan keras di atas marmer, cahaya mentari pagi menembus jajaran kaca bening sekolah menyinari rambut hitam pekatnya yang berkilau indah. Tak jarang ia menoleh ke belakang seraya menjerit-jerit nelangsa disertai umpatan kekesalan, peluh pun mulai membanjiri seluruh tubuhnya. Dirinya berlari dengan gesit membelah keramaian para murid di koridor—tidak rela ditangkap oleh pangeran super sadis dibelakangnya.
Sungguh! Dia lebih mirip seperti seorang buronan polisi daripada Cinderella sekarang.
"Kumohon menyingkir dari jalan sekarang! Tidak bisakah kalian lihat iblis yang mengejar di belakangku ini?" teriak gadis itu membahana.
"Hey! Siapa yang kau sebut iblis? Ayolah, bukankah kau sudah kekurangan asupan oksigen karena berlari?" balas orang dibelakangnya ditambah seringaian menggoda miliknya.
"Masa bodoh ah! Kau menyiksaku, tawake!"
"Jangan protes! Itulah caraku menunjukkan rasa kasih sayang padamu!"
Anehnya, tak seorang pun mencegah aksi kejar-tangkap mereka bahkan guru sekalipun—malahan ada yang ber-fangirlingan ria. Apa yang sedang berlaku sekarang?
"Ahh~ beruntungnya sekolah ini memiliki murid seperti itu. benar-benar unik!"
"Berkat mereka yang menjabat sebagai ketua dan wakil OSIS. Sekolah kita menjadi terkenal ya?"
Begitulah kira-kira perkataan beberapa guru yang tengah menonton aksi kejar-tangkap itu. Ingin rasanya sang gadis mengguyur seluruh sekolah dengan bensin kemudian membakarnya. Terjangkit virus apa sih sekolah ini? Keributan seperti ini seharusnya dihentikan, bukan dijadikan bahan tontonan.
"Apanya yang kasih sayang? Kau itu terlalu menyiksaku dengan perlakuan kurang ajar itu! Iblis sialan!" umpatnya.
Sang Wakil Ketua, bernama Kuchiki Rukia. Seantero sekolah mengenalnya sebagai perempuan paling sadis namun berwajah manis dengan cutter yang selalu siap sedia di saku rok. Cita-citanya adalah ingin membuat sang Ketua sujud dan mencium kakinya. Namun perlu diingat satu hal, dirinya selalu kalah telak jika menghadapi sang Ketua dalam berbagai bidang.
"Bilang saja kalau kau suka. Kemarin kau sudah berjanji akan menyelesaikan semuanya hari ini! Di ruang OSIS!"
Ketua OSIS, Kurosaki Ichigo. Dicap dengan Rukia sebagai pangeran bertampang iblis yang entah kenapa mampu membuat para wanita bertekuk lutut. Cita-citanya ingin mengenyahkan cutter di saku Rukia dan membuatnya menangis. Yang perlu dicatat, dia selalu gagal melenyapkan benda itu sebab Rukia menyiapkan berlusin-lusin cutter—Ichigo sudah lelah menghitungnya—di rumah.
"Jangan membuat percakapan ini semakin ambigu tawake! Aku bukan budakmu, kerjakan saja sendiri atau mintalah bantuan pada Ishida! Aku tak mau disuruh-suruh oleh iblis, berhentilah sebelum kurajam kau!"
"Aku tidak takut. Karena—" Ichigo menggantung perkataanya dan meningkatkan kecepatan berlari. sejurus kemudian dia berada di depan Rukia dan memojokkan gadis malang itu ke dinding koridor sekolah. Memberikan senyuman maut sedangkan Rukia hanya bisa sumpah serapah mengutuk iblis berkedok malaikat di depannya.
Dapat dipastikan sekarang, semakin banyak orang yang menonton drama gratis ini.
"Kau ditakdirkan untuk jadi budakku! Kerjakan sekarang atau kutambah lagi tugasmu, Kembali ke ruang OSIS!"
"Tch! Kau bisanya hanya memerintah! Dan asal kau tahu, sampai kapan pun aku tak pernah setuju menjadi wakil ketua OSIS. Menyerahlah karena aku akan membuat surat untuk pindah sekolah." Rukia melepaskan diri dari kurungan Ichigo. Mengentakkan kaki dengan kasar dan menyebar death glare kepada seluruh murid yang menonton mereka.
"Aw~ Kuchiki senpai imut!"
"Kurosaki senpai keren!"
"Kyaa apa mereka pacaran?"
"Tolong hentikan omong kosong itu, jika Rukia mendengarnya kalian akan kena amukannya. Semuanya, kembali ke kelas masing-masing!" tegas Ichigo. Matanya mengerjapkan atensi ke sekitarnya. Sebelah tangan Ichigo menggaruk tengkuk seraya mendengus sebal atas sikap Kuchiki Rukia yang menurutnya terlalu menjengkelkan.
"Seseorang berandalan sepertimu tak akan kulepaskan sampai kau menjadi jinak. Walaupun kau seorang Kuchiki, kau tetaplah seorang gadis SMA biasa. Aku ketuanya di sini." Dengan langkah gontai Ichigo berjalan menyusul Rukia, ah dia punya firasat buruk sekarang.
.
.
.
.
Karena tak semuanya rasa selai jeruk itu masam.
Jika pun masam, pasti kau masih bisa merasakan manisnya.
Rasa manis yang sama sekali tak pernah dirasakan oleh indra pengecapmu.
.
.
.
.
Sweet Marmalade
By Classiera Niza
Disclaimer © Bleach belong to Kubo Tite
A/N :
PART INI AKAN DIREVISI.
Sign,
Classie
