Manusia tidak dapat menuai cinta
sampai dia merasakan getirnya perpisahan
yang membuka semua sekat kesadarannya
merasakan kesadaran yang pahit,
dan kesulitan yang menyedihkan.
(Kahlil Gibran)
Inuyasha © Takahashi Rumiko
Genre : Romance, Hurt/Comfort (maybe)
Pairing : Miroku x Sango
Warning : OC, OOC (semoga tidak terlalu), typo (jaga-jaga), GJness (pasti), dst.. dst..
Timeline : Errr.. Anda pikirkan saja sendiri.. –plakk-
.
Author's POV
Pagi yang hangat. Matahari menyapa semua makhluk dunia fana dengan keramahan yang tidak dibuat-buat. Memberikan suntikan semangat bagi tiap makhluk yang merasakan sinarnya di permukaan kulit mereka.
Baik manusia, hewan, tumbuhan, bahkan siluman pun merasakan keindahan pagi itu. Mereka mengira-ngira, apakah yang telah menyebabkan sang surya merasa riang hari ini? Padahal hari-hari sebelumya ia seolah bersembunyi di belakang awan-awan gelap yang tak henti-hentinya menangis.
Para penduduk desa yang sebelumnya hanya meringkuk di balik selimut mereka, hari ini meninggalkan tempat tidur untuk menikmati udara bersih demi menyegarkan paru-paru mereka yang mengkerut. Begitu pun dengan sebuah kelompok kecil yang terdiri atas manusia, siluman, dan setengah siluman yang memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka mencari pecahan bola Shikon No Tama.
Berjalan paling depan adalah Inuyasha, pemimpin kelompok kecil tersebut. Ia berjalan dengan gagah dan angkuh. Di sampingnya, seorang gadis—yang pakaiannya terbilang cukup unik di jaman Segoku—sedang mengoceh tentang berbagai hal kepada laki-laki setengah siluman di sebelahnya. Nama gadis itu Kagome.
Di belakang pasangan unik tadi, sesosok siluman rubah mungil sedang bercengkrama dengan siluman yang sekilas hanya terlihat seperti serigala kecil pada umunya. Dengan keceriaan anak kecil biasa, mereka—Shippo dan Kirara—bermain riang seakan mereka tidak dalam perjalanan berbahaya demi mengumpulkan serpihan bola empat arwah.
Sedangkan di barisan terakhir, seorang pendeta mesum sedang menggoda seorang gadis cantik yang terlihat lembut dan kuat sekaligus. Tangan Miroku—pendeta mesum tersebut—tak henti-hentinya mendarat dengan 'tidak sengaja' di tempat-tempat sensitif tubuh Sango—gadis di dekatnya. Sampai entah untuk yang keberapa kalinya, tinju Sango pun mencium pipi Miroku.
Begitulah keseharian kelompok unik itu. Di sela-sela perjalanan mereka yang mempertaruhkan nyawa, mereka masih bisa menikmati kehangatan persahabatan, pertengkaran kecil antar 'saudara', dan kisah cinta yang bittersweet.
.
-xXx-
.
Matahari sudah hampir sejajar dengan kepala mereka saat akhirnya kelompok itu memutuskan untuk beristirahat. Mereka berhenti di bawah pohon yang sangat rindang di dekat sebuah sungai yang airnya sangat jernih.
Setelah memakan bekal makanan mereka, Inuyasha dan Kagome berbincang-bincang dan sesekali bertengkar di tepi sungai. Shippo dan Kirara bermain-main di sungai yang airnya dangkal sambil mencoba menangkap ikan-ikan kecil yang berenang di dalamnya. Sedangkan Miroku, ia tertidur pulas di bawah pohon. Tak jauh darinya, Sango sedang membersihkan senjata andalannya yang berupa sebuah boomerang raksasa.
Beberapa saat kemudian, sekelompok gadis desa berjalan melewati sungai tersebut. Mereka cantik-cantik dan juga ramah, mereka menyempatkan diri menyapa orang-orang asing yang mereka temui. Diantara gadis-gadis itu terdapat seorang gadis berusia 18 tahun yang sangat cantik. Rambutnya yang panjang dan gelap tergerai dengan indah di punggungnya. Matanya berwarna cokelat hangat. Kulitnya putih bersih dan bersinar. Dari tubuhnya tercium aroma wangi yang sangat manis.
Seketika, radar gadis cantik milik Miroku pun mencium aroma tersebut dan mengakibatkan pendeta mesum itu langsung membuka matanya dan melesat menuju gadis itu. "Hai Nona. Perkenalkan, namaku Miroku. Boleh aku tahu siapa namamu?" tanya Miroku.
Gadis itu terkejut dengan kemunculan Miroku yang tiba-tiba. Tapi kemudian, ia menjawab pertanyaan Miroku dengan malu-malu, "Namaku Kirei. Miyanoshita Kirei."
"Cantik. Namamu sungguh sesuai dengan wajahmu yang sungguh cantik itu, Nona. Maukah kau menjadi ibu dari anak-anakku?" Miroku melemparkan pertanyaan yang biasa ia tanyakan kepada semua gadis cantik yang ditemuinya.
Tidak aneh kalau setelah itu, tinju Sango kembali mendarat di pipi Miroku. Tapi yang mengejutkan adalah respon dari gadis yang bernama Kirei tadi.
"Ya ... A—aku mau," jawab Kirei sambil menundukan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"E—eh?" semua yang ada disana yaitu Inuyasha, Kagome, Shippo, Sango, Miroku, dan teman-teman gadis itu sendiri terkejut akan jawaban Kirei.
"Kirei-chan, kau yakin?" tanya seorang teman Kirei.
"Tentu. Ayahku sudah mendesakku untuk segera menikah. Ia bahkan berencana untuk menjodohkanku dengan orang yang tidak kusukai," jawab Kirei mantap.
"Eh, maaf tapi ... Tolong pikirkan lagi, Kirei-san. Kau kan baru saja bertemu dengan Miroku dan belum saling mengenal dengan baik," kata Kagome.
"Tidak apa-apa. Aku yakin kalau Miroku-kun pasti adalah orang yang sangat baik. Lagi pula, ehm... Kau tampan... Kurasa, ini pasti yang disebut sebagai cinta pada pandangan pertama," kata Kirei dengan wajah yang merah berseri. Matanya berbinar-binar saat melihat Miroku.
Inuyasha, Shippo, dan Kagome saling melemparkan pandangan bingung satu sama lain. Sedangkan Sango hanya diam. Ia tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Dan Miroku sendiri terpaku di tempatnya dengan mulut menganga.
Dia benar-benar tidak percaya. Biasanya ia akan ditolak mentah-mentah, jadi ia tidak pernah menyangka kalau Kirei akan bersedia menjadi 'ibu dari anak-anaknya'. Namun melihat Kirei yang berseri-seri dan terlihat sangat bahagia, tak ada yang tega untuk menyatakan kalau permintaan Miroku tadi itu tidak serius.
.
-xXx-
.
Kelompok kecil yang dipimpin Inuyasha saat ini sedang dijamu oleh keluarga Kirei. Mereka tak bisa menolak saat Kirei mengajak mereka untuk menginap di rumahnya. Makan malam yang disediakan untuk mereka mewah sekali, kelompok kecil itu pun semakin merasa tidak enak.
"Ini semua gara-gara ulahmu, dasar Pendeta mesum bodoh!" teriak Inuyasha pada Miroku.
Saat ini mereka semua sedang berkumpul di kamar Kagome dan Sango yang disediakan sang pemilik rumah. Makan malam baru saja selesai beberapa saat yang lalu.
"Sudahlah Inuyasha, yang penting sekarang kita harus memikirkan jalan keluar dari masalah ini," kata Kagome.
"Yang seharusnya memikirkan jalan keluar itu dia! Aku sudah punya cukup banyak masalah untuk dipikirkan!" protes Inuyasha sambil menunjuk Miroku.
Miroku yang menjadi akar permasalahan hanya bisa diam. Ia tahu kalau itu semua memang salahnya. Ia juga tidak berniat membela diri. Yang ia khawatirkan justru Sango yang tiba-tiba jadi pendiam. Miroku lebih menyukai kalau gadis itu memarahinya, menghajarnya seperti biasa.
Tapi Sango bergeming. Ia bahkan agak menarik diri dari Miroku. Hanya bicara untuk menengahi pertengkaran antara Inuyasha dan Kagome. Shippo yang polos merasa pusing mendengarkan perbincangan teman-temannya. Sehingga ia pun memutuskan untuk mundur dan menemani Kirara bermain.
Saat Inuyasha dan Kagome sudah hampir saling membunuh, pintu kamar itu diketuk dari luar. Sebelum ada yang bereaksi, kepala Kirei menyembul dari pintu yang ia buka.
"Ah, maaf mengganggu. Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan berdua dengan Tuan pendeta," kata Kirei.
"Eh? Ah, uhm. Baiklah," kata Miroku sambil beranjak keluar ruangan lalu menutup pintu dibelakangnya.
Inuyasha dan Kagome melakukan gencatan senjata untuk sementara. Sedangkan Shippo dan Kirara ternyata sudah tertidur pulas. Yang tersisa hanya Sango yang tanpa sadar sudah menggigit bibirnya sendiri.
"Menurutmu apa yang sedang mereka bicarakan, Inuyasha?" tanya Kagome.
"Argh! Entahlah! Itu bukan urusanku!" jawab Inuyasha ketus.
"Huuh! Kau ini! Kalau menurutmu bagaimana Sa—"
Kagome hendak bertanya pada Sango. Tetapi saat ia memalingkan wajahnya, Sango sudah tidak ada di tempatnya semula. Kagome pun mengalihkan pandangannya pada pintu ruangan yang sudah terbuka lebar.
.
.
|To Be Continue|
.
.
Ya~~ My first fic di fandom Inuyasha.. Salam kenal untuk semua penghuni fandom ini.. XD
Fic ini rikuesan dari Kecchan aka CatEyeNiJuuSan. Hope you'll like it dear~~
Well, thanks for reading..^^
Mind to review?
