Title: Im sorry

Main cast: Chanbaek

HAPPY READING!

.

"Kau tau chanyeol, aku sangat trauma berhubungan dekat dengan pria ataupun wanita saat ini."

"Mengapa?"

"Dulu, aku pernah dipermainkan. Kau tau? Aku melihatnya berciuman dengan gadis lain di pesta ulang tahun temanku. Itu pertama kalinya dalam hidupku aku merasa tersakiti. Rasanya sangat sakit dan aku baru tau itu. sesaat setelahnya, dia mendekatiku dan mengatakan bahwa dia sudah tidak mencintaiku lagi. Sakit sekali, bukan?"

"Tapi aku tidak akan pernah membuatmu merasakan hal itu untuk yang kedua kalinya"

Aku takut, chanyeol. apa aku bisa mempercayaimu?

.

.

.

.

.

.

.

"Tapi aku tidak akan pernah membuatmu merasakan hal itu untuk yang kedua kalinya"

Baekhyun tersenyum pahit mengingat perkataan chanyeol 2 tahun yang lalu. Pertama kalinya ia membuka hatinya untuk seseorang. Dengan rasa trauma yang luar biasa besarnya. Dan sekarang, dia dipermainkan lagi. dunia memang benar-benar sulit untuk di percaya. Dunia terlalu menyakitkan untuk ditinggali. Sangat menyiksa. Baekhyun tidak mampu lagi. dia ingin hidup di dunia yang—mungkin lebih baik dari dunianya yang sekarang ini. dia ingin pergi sejauh mungkin. Jauh dari apapun yang membuatnya terbebani. Dan jauh dari rasa cintanya yang sangat sangat sangat bodoh ini.

Kalian harus tau bahwa baekhyun baru saja menjatuhkan ponselnya ke lantai karena membaca pesan dari chanyeol. pesan dari orang yang sangat dicintainya saat ini. satu-satunya pria yang membuatnya nyaman, membuatnya merasa seolah dialah manusia paling bahagia didunia ini, dan satu-satunya pria yang memperlakukannya bagaikan seorang ratu. Hati baekhyun terenyak. Seperti diinjak oleh benda tak kasat mata yang sangat menyakitkan. Ia benar-benar mencintai chanyeol. ia juga tau bahwa chanyeol sangat mencintainya. 2 tahun bukanlah waktu yang cepat. melupakan semua yang terjadi selama 2 tahun terakhir tidak semudah membalikkan telapak tangan ataupun mengedipkan mata. Semua ini masalah hati. Hati yang rapuh atau hati yang kuat.

Tangis baekhyun pecah. tubuhnya ambruk. Dia merasa benar-benar rapuh. Dia tidak punya siapa-siapa lagi. dia hanya punya chanyeol. orang tuanya pergi, kakaknya sudah menikah dan kyungsoo—sahabatnya- tengah berlibur ke jepang untuk 3 bulan kedepan.

Baekhyun kau harus kuat

Baekhyun menjerit. Hatinya sakit sekali. Ia menggigit bibir bawahnya hingga berdarah. Chanyeol adalah hidupnya. Kehilangan chanyeol sama saja dengan kehilangan hidupnya. Ia benar-benar mencintai chanyeol. sangaaaaattttttttttttttttttttttt. Rasa cintanya kepada chanyeol jauh lebih besar daripada rasa cintanya kepada kekasihnya dulu. Dia benar-benar ingin mati sekarang.

Baekhyun ingat ketika hari pertama mereka bertemu, chanyeol tidak sengaja menabraknya di depan cafe milik ayah kyungsoo. Chanyeol terlihat sangat tampan waktu itu. dengan kacamata bening bertengger di matanya, sangat menawan. Chanyeol meminta maaf padanya dan tertawa kecil. baekhyun tertegun waktu itu. entah mengapa, chanyeol terlihat sangat tampan. Beberapa saat setelahnya, ia langsung menghilangkan 'perasaannya' dengan berkata dalam hati bahwa semua orang itu sama, baekhyun. kerjaan mereka hanya menyakiti orang lain. Baekhyun tersenyum kecil. ia berpamitan pada chanyeol lalu segera masuk kedalam cafe milik ayah kyungsoo itu. jauh di dalam lubuk hatinya, dia ingin bertemu lagi dengan chanyeol. dan akhirnya harapannya terkabul. Sangat cepat. keesokan harinya, mereka bertemu lagi disekolah baekhyun. chanyeol adalah siswa pindahan dari Canada yang kebetulan sekelas dengannya.

Baekhyun terisak pelan. bahunya naik turun. Ia memeluk lututnya sendiri. entah mengapa, suasana menjadi sangat dingin. Tangisnya bertambah parah mengingat kenangan mereka. Biasanya saat dingin seperti ini, chanyeol akan merangkulnya dan membagi kehangatan dengannya. Chanyeol akan membacakannya cerita-cerita yang membuatnya terhibur. Membuat rasa dingin yang ia rasakan meluap entah kemana. Hilang begitu saja. chanyeol tidak pernah gagal membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi. chanyeol adalah nikotin. Nikotin yang jauh membuatnya kecanduan daripada rokok ataupun narkoba.

Baekhyun masih bertanya-tanya dalam hatinya. mengapa kau tega melakukan ini chanyeol? tak taukah kau kalau rasanya sakit sekali? Hatiku sakit sekali. Tidakkah kau merasakan kesakitan itu? chanyeol, aku masih membutuhkanmu. Lagi dan lagi. mencintaimu lagi dan lagi. sepanjang hidupku.

Baekhyun memegangi dadanya yang terasa perih. Satu hal yang sangat baekhyun sukai dari chanyeol adalah pria itu takkan membiarkannya disakiti atau merasa tersakiti. Chanyeol selalu tau solusi untuk membuat suasana hatinya membaik. Saat nilai matematika dan fisikanya anjlok, hanya chanyeol yang selalu ada di sisinya. Menenangkannya dan mengatakan bahwa ini bukan akhir dari segalanya, baekhyun. meskipun begitu, jangan lupakan kyungsoo yang juga sangat menyayanginya. Kyungsoo selalu mentraktirnya saat ia merasa sedih. Walaupun sebenarnya yang bisa membuat hatinya membaik hanyalah chanyeol. dan sekarang, chanyeol sudah pergi. Tidak ada lagi chanyeol yang 'tidak akan membiarkan ia merasa tersakiti', tidak ada lagi chanyeol yang selalu menghiburnya dan tidak ada lagi chanyeol yang selalu menenangkannya dan menemaninya saat suka maupun duka. Tidak ada lagi.

Bagaimana aku bisa hidup tanpamu, raksasa.

"From: Channie~3

Baekhyun-ah, aku tidak suka ini. tapi aku harus memberitahukannya padamu. Ah, aku menangis mengetik ini. tanganku bergetar, sungguh. Kau tau aku tidak pernah berbohong. Kau tau itu. baek, aku akan kembali ke canada hari ini. dan besok adalah hari jadi kita yang ke 3 tahun. Aku yakin kau tidak akan pernah melupakan itu. besok, 27 November. Hari ulangtahunku. Aku sangat senang dan ingin mati disaat yang bersamaan. Aku semakin dewasa baek kkk~. Tapi, aku.. harus kembali ke canada dan itu artinya kita harus berakhir disini. Hah, aku benar-benar menangis. kau mau melihat air mataku? Baek, aku selalu mencintaimu. maaf karena aku tidak bisa menepati janjiku untuk tidak akan membuatmu merasakan hal yang sama dengan apa yang kau rasakan dengan kekasihmu dulu. Aku benar-benar bodoh. Kuharap, kau akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku. Dan, baek, jangan menutup hatimu. Itu hanya akan membuatmu sakit. aku tau ini tidak mudah. Sangat sulit menerima kenyataan ini. aku juga begitu baek. Tapi, kita bisa saling mencintai satu sama lain. Meskipun kita tidak 'terikat'. Berbahagialah untukku. Aku selalu mencintaimu. aku berjanji, tidak akan menyukai siapapun hingga kita berpisah oleh ruang dan waktu. Mungkin aku terlalu berlebihan kali ini, tapi aku serius, baek. Selama aku masih hidup, aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu. karena nafasku bisa dihitung. Tidak akan lama..."

Baekhyun membuka kelopak matanya perlahan. pikirannya langsung terfokus pada chanyeol. kesadarannya bahkan belum sepenuhnya terkumpul. Ia mencubit tangannya dengan keras. Berharap bahwa apa yang di alaminya kemarin hanya mimpi. Mimpi buruk yang hanya akan tetap menjadi mimpi. Bukan mimpi yang telah menjadi kenyataan. Tidak.

"Argh"pekik baekhyun. liquid bening meluncur begitu saja dari mata indahnya. Rasa sakit kembali menyeruak ketika menyadari bahwa ini bukan mimpi.

Baekhyun terisak. Menangis di pagi buta yang cerah sangat tidak bagus. Harusnya, suasana hatinya saat ini cerah, secerah mentari pagi yang dengan bangganya menunjukkan sinarnya kepada seluruh dunia, seharusnya ia semangat menyambut hari ini, menyambut hari yang baru, menyambut lembaran yang baru, seharusnya.

Baekhyun memeluk lututnya sendiri. ia ingat, seharusnya hari ini adalah hari jadinya yang ke 3 tahun dengan chanyeol. tapi ternyata tidak. Hubungannya hanya beratahn 2 tahun 364 hari. Menyedihkan. Tangis baekhyun pecah seketika mengingat chanyeol. chanyeol yang akan berangkat ke canada hari ini, chanyeol yang akan pergi meninggalkannya, chanyeol yang telah membuatnya merasa seolah dialah makhluk paling bahagia di dunia ini, chanyeol yang terlalu menyayanginya, dan chanyeol yang membuatnya rapuh. Lagi dan lagi.

Biarkan aku mendengar suaramu.

Baekhyun meraih ponselnya. Menekan tombol 1 yang merupakan panggilan cepat yang ditujukannya untuk chanyeol. ia tidak ingin kehilangan kesempatan emas ini. kesempatan tidak akan datang dua kali, kan?.

Baekhyun tersenyum kecil saat panggilannya tersambung. Itu tandanya chanyeol belum berangkat.

"Ch-chanyeolie.."panggil baekhyun tepat sesaat setelah telefonnya di angkat. Dengan suara yang luar biasa bergetar.

"Oh baek? Apa itu kau? Um, mencari chanyeol? ah, dia sedang minum—"

Ucapan nyonya park—ibu chanyeol terhenti ketika tiba-tiba saja chanyeol merebut ponselnya.

"B-baek.."panggil chanyeol lirih. Mendengar suaranya disebut, baekhyun menggigit bibir bawahnya. Bibirnya benar-benar rusak sekarang. Mungkin akan robek sebentar lagi.

"Mianhae.."sambung chanyeol. bakhyun meremas dadanya. Ia tidak bisa berkata apa-apa. dia sangat merindukan suara ini. suara yang sebentar lagi tidak akan pernah didengarnya. Suara yang sebentar lagi akan pergi. Jauh.

"A-aku merindukanmu.."baekhyun buka suara. ia memberanikan dirinya untuk mengucapkan 2 kata 'menyakitkan' itu pada chanyeol.

"Aku lebih merindukanmu, baek. Aku merindukan suaramu. Andaikan aku bisa tinggal lebih lama lagi"

'Jangan katakan lebih banyak chanyeol, kumohon'

"Maaf karena tidak bisa menepati janjiku. Aku memang bodoh. Sangat bodoh. Membuat orang yang kucintai menangis. betapa bodohnya kau park chanyeol"baekhyun meremas dadanya semakin erat. Bibir bawahnya mengeluarkan darah segar. Kepalanya pening, jantungnya berdegup kencang. Dia hanya ingin chanyeol disini. Dia tidak ingin siapapun. Dia hanya ingin chanyeol tidak pergi. Hanya itu saja. baekhyun benar-benar tidak sanggup mendengarkan apa yang chanyeol katakan. Tapi telinganya seolah ingin terus terfokus dengan suara yang keluar dari ponsel itu.

"Baekhyun-ah, kau masih disana? aku mencintaimu. sangat"

"Aku juga mencintaimu, chanyeol."

"Aku menyayangimu"

"Aku juga menyayangimu"

"Aku ingin kau disini"

"Aku juga. bisakah kau mengunjungiku?"

"Aku akan berangkat 1 jam 30 menit lagi. masih ada waktu"

"Datanglah. Aku akan menunggumu"

"Ya."

Baekhyun memutuskan telefon. Ia menghempaskan ponselnya begitu saja lalu kembali memeluk lututnya sendiri. chanyeol akan datang. Disatu sisi, dia merasa sangat senang. Tapi di sisi lain, semuanya terasa menyakitkan. Menyakitkan menerima fakta bahwa 1 jam 30 menit lagi chanyeol akan pergi. Menyakitkan menerima fakta bahwa akhirnya chanyeol hanya akan memberikan luka yang lebih dalam padanya. tapi baekhyun tidak peduli. Dia hanya ingin chanyeol.

Cklek.

Baekhyun mendongak tatkala mendengar pintu kamarnya terbuka. Menampilkan sosok yang memenuhi pikirannya sejak kemarin. Park chanyeol. jantungnya seolah berhenti bekerja. Entah mengapa, chanyeol terlihat pucat hari ini. meskipun kesan tampan tak menghilang sedikitpun dari wajahnya. Chanyeol terlihat sangat keren. Dengan kacamata hitam pemberian baekhyun di matanya. Baekhyun tau, chanyeol juga menangis. tapi dia tidak ingin menunjukkannya. Chanyeol tersenyum kecil. lalu terbatuk sesaat. Baekhyun menghentikan tangisnya. Selama ia berpacaran dengan chanyeol, dia tidak pernah sakit. dia adalah orang yang paling sehat menurut baekhyun. saat musim dingin pun, meskipun tidak memakai mantel tebal, chanyeol tidak demam. Baekhyun jadi ingat saat natal tahun lalu, chanyeol membawanya ke taman. Ia hanya memakai mantel yang tipis dan dengan tersenyum lembut, chanyeol memakaikan mantel satu-satunya yang ia bawa pada baekhyun. satu poin yang sangat baekhyun sukai dari chanyeol, ia selalu membautnya nyaman apapun yang terjadi.

Chanyeol tersenyum. Ia mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. Tepat di depan baekhyun. ia melepas kacamatanya.

"Aku merindukanmu"

Baekhyun kembali menangis mendengar ucapan chanyeol. tanpa basa-basi, ia langsung menghambur ke pelukan pria itu. memeluknya erat dan membenamkan kepalanya di dada pria itu. dia benar-benar tidak kuat jika harus dihadapkan dengan chanyeol. di hadapkan dengan takdir yang seolah ingin 'bermain-main' dengannya. Tak berapa lama, baekhyun menghentikan tangisnya lagi. ia baru menyadari bahwa pakaian chanyeol hari ini sangat tebal. Padahal, ini bahkan belum musim dingin. Aneh.

Baekhyun mendongak.

"Pabo! Gwechana? Apa kau sakit?"

Chanyeol tersenyum lembut. Baekhyun merasakan jantungnya seperti berhenti bekerja lagi.

"Aniyo. Aku baik-baik saja. sampai kapanpun"

"Bohong."baekhyun mengerucutkan bibirnya. Chanyeol tertawa kecil lalu mencubit hidung baekhyun pelan. baekhyun berusaha untuk mengalihkan rasa sakitnya. Sentuhan chanyeol memang sangat indah, tapi menyakitkan untuk saat ini. apapun. Sakit yang tak kasat mata. Di dalam hatinya.

"Aku tidak pernah bohong, pabo. Ada apa denganmu? Kau seperti badut jika menangis."chanyeol menggerakkan jarinya untuk mengelus air mata baekhyun pelan. baekhyun tak bergeming. Tangannya masih setia melingkar di pinggang chanyeol dengan posesif. Sekali lagi, baekhyun tidak siap kehilangan chanyeol.

"Jangan pergi.."ucap baekhyun dengan lirih. Ia kembali membenamkan kepalanya di dada chanyeol dan terisak. Bahunya naik turun. Nafasnya tidak beraturan. Chanyeol merasakan jantungnya seperti di injak oleh benda tak kasat mata. Ia benar-benar tidak kuat jika melihat baekhyun menangis di depannya. Apalagi latar belakangnya adalah dirinya sendiri. chanyeol benar-benar tidak mampu. Lebih baik dia mati daripada mendengar tangis memilukan 'mantan' kekasih yang masih sangat sangat sangat disayanginya itu.

"Kita pasti akan bertemu lagi. aku janji"chanyeol semakin mengeratkan pelukannya. Seolah meyakinkan baekhyun bahwa mereka pasti akan bertemu lagi. suatu saat nanti. Entah itu masih di kehidupan yang sama ataupun di kehidupan yang akan datang. Entahlah. yang harus digaris bawahi disini adalah mereka pasti bertemu lagi.

Chanyeol terbatuk lagi. kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Chanyeol.. Gwechana? Aku khawatir dengan keadaanmu"

Chanyeol berdehem.

"Tak ada yang perlu di khawatirkan."

"Menyanyilah untukku."pinta baekhyun.

"Dengan senang hati."

Baekhyun melepas pelukannya. Lalu mengambil gitar yang ada di sudut kamarnya. gitar itu adalah pemberian chanyeol untuknya. Dengan foto mereka berdua tertempel disana.

Chanyeol mulai memainkan gitarnya. Dan menyanyikan lagu kesukaan baekhyun. baekhyun memejamkan matanya. ia tau ini akan menjadi persembahan terakhir chanyeol untuknya.

Baekhyun bertepuk tangan setelah lagu chanyeol berakhir. Ia terlihat sangat aneh. Tersenyum dengan mata yang membengkak, merah, dan liquid bening yang keluar dari matanya. ah, jangan lupa dengan penampilannya yang acak-acakan. Rambut yang sudah seperti habis tersengat listrik dan—yeah, wajahnya yang sangat kusut. Well, itu sudah cukup untuk menggambarkan keadaan baekhyun sekarang ini. chanyeol tersenyum simpul. Lalu memeluk baekhyun, entah mengapa, ia sangat nyaman jika memeluk baekhyun. pria itu tak pernah gagal membuatnya jatuh cinta. entahlah, chanyeol hanya merasa nyaman. Itu kata kuncinya.

"45 menit lagi pesawat akan segera berangkat. Waktuku hanya tersisa 15 menit. dan aku harus pergi."kata chanyeol tanpa melepaskan pelukannya.

"Aku tau. Biarkan seperti ini, tolonglah."baekhyun semakin membenamkan kepalanya di dada chanyeol.

"aku juga punya sesuatu yang harus ku berikan padamu. Jadi, tetaplah disini untuk 15 menit. jangan pergi"

Chanyeol mengangguk. ia mengelus surai baekhyun pelan. meskipun urak-urakan, rambut itu tetap menjadi candu baginya. Apapun yang ada pada diri baekhyun seperti narkoba, menggiurkan dan membuat siapapun kecanduan. Tak terkecuali chanyeol. yang selama 3 tahun kecanduan pada baekhyun.

10 menit berlalu, baekhyun melepaskan pelukannya. Lalu beranjak dari ranjang dan terlihat mencari sesuatu di dalam nakas. Chanyeol mengernyitkan keningnya. Album? Batinnya. Ya, baekhyun tengah memegang sebuah album sekarang. Entah untuk apa, tapi yang pasti, chanyeol penasaran dengan isinya.

Baekhyun tersenyum simpul.

"TADAAAA"serunya sambil menyodorkan album itu pada chanyeol. dengan senang hati, chanyeol mengambilnya. Mengelus elus sampul album itu—yang ternyata adalah album mereka berdua. Chanyeol tidak peduli sejak kapan baekhyun mengumpulkan semua foto yang ada didalamnya. Yang pasti, dia benar-benar merasa senang. Perasaan sedih yang tadi hinggap di hatinya meluap luap entah kemana. Jadi saat dia merindukan baekhyun, ataupun mulai berhenti mencintai pria itu, dia bisa membuka album ini dan membayangkan betapa indah masa-masa 2 tahun 364 hari yang mereka jalani.

"Terima kasih. Aku semakin mencintaimu"chanyeol tersenyum lembut. Berbeda dengan baekhyun yang berusaha keras untuk menahan tangisnya. Kata-kata chanyeol tadi sangat manis, tapi sangat menyakitkan juga untuk didengar. Chanyeol membentangkan tangannya untuk memeluk baekhyun. menarik pria itu kedalam pelukannya. Dengan album yang masih di genggamnya erat.

"Aku mencintaimu."gumam chanyeol pelan tepat di telinga kanan baekhyun.

"Dan akan seperti itu sampai kapanpun"sambungnya.

Chanyeol melepaskan pelukannya. Menatap baekhyun lekat.

"Sudah waktunya. Selamat hari jadi yang ke 3 tahun. Berbahagialah untukku. Aku tidak ingin kau larut dalam kesedihan. Aku ingin melihatmu bahagia. Kejar masa depan dan cita-citamu. Jika sudah waktunya, kita pasti akan bertemu lagi. aku menjanjikan satu hal itu padamu."

Baekhyun mengangguk. chanyeol mendekat. Lalu mengecup kening baekhyun agak lama. dia akan merindukan saat saat seperti ini. pasti.

"Aku pergi. Selamat tinggal. Aku...aku menyayangimu"

Chanyeol berbalik. Keluar dari kamar baekhyun. menuruni tangga dan keluar melalui pintu utama, namun sebelum ia benar-benar pergi, baekhyun menyadari sesuatu dan menyusulnya. Ia menghembuskan nafas lega karena chanyeol belum pergi.

"Channie!"panggil baekhyun. chanyeol berbalik. Pria itu terlihat berlari ke arahnya. Dengan sebuah benda berukuran sedang di tangannya.

"Bodoh. Kau melupakan kacamatamu."baekhyun menjitak kepala chanyeol sedikit keras lalu memakaikan kacamata itu ke mata indahnya.

"Maafkan aku."chanyeol mengacak rambut baekhyun pelan. membuat pria itu mengerucutkan bibirnya beberapa senti kedepan.

"Dasar ceroboh. Pergilah. Aku tidak ingin kau ketinggalan pesawat"

"Kau benar. Hahh biarkan aku memelukmu sekali lagi, hm?"chanyeol kembali membentangkan tangannya. Baekhyun langsung menghambur begitu saja ke dalam pelukan pria itu. tidak terlalu lama memang, tapi mampu membuat baekhyun maupun chanyeol merasa nyaman. Pelukan sederhana dengan efek luar biasa. Kurang lebih seperti itulah gambaran setiap pelukan yang mereka lakukan.

"Aku pergi. Selamat tinggal..."chanyeol melambai-lambaikan tangannya. Begitu juga dengan baekhyun.

Setelah punggung chanyeol benar-benar tidak terlihat lagi, baekhyun menurunkan tangannya yang sedari tadi melambai ke arah pria itu. tubuhnya ambruk. Entah mengapa, kakinya benar-benar lemas. Seluruh tulangnya seolah retak dan tidak bisa menahan tubuhnya lagi. baekhyun mengepalkan tangannya. Ia terisak pelan. bahunya naik turun. Sekarang chanyeol benar-benar sudah pergi meninggalkannya. Membawa kenangan indah mereka. Kenangan yang tidak akan pernah terlupakan sampai kapanpun dan oleh siapapun. Baik itu chanyeol maupun baekhyun.

setelah beberapa lama, baekhyun bangkit dan masuk ke rumahnya. dia ingin tidur. Dia ingin bermimpi indah. dia ingin saat ia bangun nanti, semuanya baik-baik saja dan ini hanyalah mimpi. Chanyeol tidak benar-benar pergi dan sekali lagi, semua ini hanya mimpi. Dan tanpa ia sadari, sepasang mata tengah memperhatikannya sejak tadi. Mata yang sembab karena menangis, tapi ditutupi oleh kacamata hitam yang bertengger dengan manis di matanya.

"Maafkan aku, baekhyun.."


Note: HEELLLO! ini ff pertama aku yang diupload ke ffn HAHA. maaf kalo ga kebawa feel. oh ya, mind to review? review kalian sangat membantu hohohoooooo. hitung2 buat motivasi lah biar makin semangat. oiya, ada yang punya kritik/saran? monggo disalurin melalui kotak review. Thankyou!