Hello! Udah lama banget ga nulis – nulis cerita lagi karena saking sibuknya sekolah! Bayangkan aja disaat semuanya hari Sabtu bisa santai pergi kesana kesini tapi aku malah stuck di sekolah karena jadwal sekolah dari hari Senin-Sabtu. Jadi baru dapet colongan waktu sekarang dehh

Once again I DO NOT OWN NARUTO – MASASHI KISHIMOTO


CHAPTER 1 - MAROON BASKETBALL LOVE

Pagi yang seperti biasanya. Bangun di pagi hari, lebih tepatnya di jam 4 pagi, langsung mandi, hairdryer rambut, berpakaian dengan rapih, merapikan buku untuk dibawa ke sekolah, dan berangkat. Yaaaa seperti itulah keseharianku selama SMA ini. Kuakui baru beberapa bulan saja aku masuk di SMA, tapi karena keseharianku sama saja seperti pada saat SMP membuatku sangat teramat jenuh. Bangun pagi padahal badan masih capek, berangkat sekolah dengan bawaan buku yang amat berat sangatlah menyebalkan. Kuharap hari ini agak sedikit berbeda karena akan diadakan demo ekskul di SMA baruku ini, jadi setidaknya jam pelajaran dikurangi banyak untuk mengadakan demo ekskul. Lebih baik daripada harus belajar penuh seharian.

Sekolah baruku ini memang salah satu sekolah yang dibilang perlu perjuangan keras untuk lolos test masuk. Pertama, testnya yang teramat susah dengan level soal yang lebih tinggi daripada sekolah lain. Kedua, mendapat ranking 2 SMA terbaik di seluruh desa. Ketiga, banyak sekali yang berminat untuk masuk sekolah ini sehingga aku harus berjuang melawan sekitar 650 orang untuk lolos test masuk Dn yang di terima hanya sekitar 200 murid saja. Bayangkan saja, 650 orang itu bukanlah jumlah yang sangat sedikit. Untung saja aku lolos karena kakakku pernah menjadi salah satu murid disini sehingga cukup membantu, dan tentu saja karena aku salah satu murid yang pintar. Kakakku selalu mendorongku agar mendapat nilai yang baik, sedangkan kedua orang tuaku lebih memprioritaskan yang penting aku naik kelas, tak peduli nilaiku seperti apa.

Dan disinilah, sampailah aku di Konoha High School. Udara pagi hari di sekolah ini memang sangat sejuk, banyak pohong – pohong rindang dan lebat sehingga menimbulkan kesan hijau alami yang cukup membuat tenang dan sedikit menghilangkan stress. Selain itu sekolahku memiliki luas tanah yang memang sangat luas. Terdapat 3 lapangan luas, yaitu 1 lapangan bola di belakang sekolah, 1 lapangan basket outdoor dan tak jauh dari 1 lapangan basket indoor. Ada juga dinding Wall Climbing yang terletak dekat lapangan basket outdoor. Terdapat sekitar 40 ruang kelas yang lengkap dengan fasilitasnya. Kali ini, demo ekskul diadakan di lapangan basket outdoor karena cuacanya cerah.

Demo ekskul yang pertama adalah Konoha Motorcycle Club. Ini sebenarnya tidak terhitung ekskul, tapi lebih kepada komunitas. Konoha Motorcycle club lebih didominasi oleh laki – laki, mereka menampilkan beberapa tehnik dalam mengemudi yang sangat keren namun cukup ekstrim. Selanjutnya ditampilkan Konoha Dancers. Ini adalah ekskul dance yang terkenal sekali diantara SMA lainnya, dan tentu saja di dominasi oleh para perempuan seksi nan cantik dan juga populer. Dari gossip yang beredar sih, Konoha Dancers hanya merekrut mereka yang eksis, cantik, seksi, dan bertalenta dalam menari yang pasti. Tapi ini menimbulkan kesan bahwa mereka lebih tinggi dari murid lainnya, sehingga dari gossip yang beredar juga, mereka suka bertindak seenaknya yang terkadang membuat orang lain merasa kesal namun tidak berani melawan karena perempuan – perempuan Konoha Dancers juga sangat galak dan berani menindas siapapun yang menghalangi jalan mereka. Setelah melihat beberapa demo ekskul lainnya seperti Science Club, Japanese Club, English Club dan yang lainnya aku merasa bosan sehingga memutuskan untuk pergi mencari makanan ringan bersama dengan Sakura.

Makanan di Konoha High School cukup bisa membuat aku dan Sakura langsung nambah berat badan 1 kg dalam sebulan saja. Terlalu banyak makanan yang sangat enak tapi dijangkau juga oleh anak – anak. Aku dan Sakura bisa saja menghabiskan waktu di kantin daripada di kelas. Namun seringkali banyak guru yang suka mengawasi kantin sehingga sangat sulit untuk colongan tidak mengikuti jam pelajaran.

" Haaaaa Ino! Aku bisa segendut Chouji kalau lama lama disini... tapi aku tidak sanggup juga untuk meninggalkan kantin! " keluh Sakura padaku karena kali ini dia memang membeli makanan sangat banyak, seperti biasanya.

" Sudahlah kau ini bagaimana sih? Kalau sudah tau makan banyak, ya berhenti membeli banyak makanan seperti itu! Bodoh deh! " jawabku dengan ketus pada Sakura yang memang saja selalu mengeluh tapi tetap memakan banyak makanan.

" Ino! Kan sudah kubilang jangan menggunakkan kata bodoh! Rasanya menyebalkan tau dikatain kayak gitu! " Sakura makin cemberut.

" Ya ya terserah kau saja. Tapi memang kenyataankan. "

" Ino menyebalkan kalau memang sedang bete. Huft "

" INOOOO! Kucari kau kemana mana ya! Sebentar lagi akan diadakan demo ekskul basket. Kau mendaftar ekskul basket kan? Katanya demo ekskul basket kali ini itu anak baru melawan kakak kelas! Ayo cepatt! " Seru Tenten dari kejauhan, kebetulan aku dan Tenten sama – sama mendaftar ekskul basket. Aku memang lebih suka sesuatu seperti basket daripada dance ataupun cheers. Aku langsung meninggalkan Sakura dan menyusul Tenten ke lapangan.

Pertandingan basket putra lebih dulu dimulai. Terlihat sekali perbedaan murid baru yaitu kelas X ( re: sepuluh ) dan senior – senior yang sudah kelas XI ( re: 11 ) dan XII ( re: 12 ) . Postur tubuh para senior benar - benar sangat terbentuk seperti six pack dan berotot dan pada saat permainan dimulai, permainannya begitu sangat indah dan cepat sehingga mereka banyak sekali mencetak gol.

Nomor punggung 19. Rambut merah. Postur cukup tinggi sekitar 170-an lebih. Berkulit putih sedikit pucat. Dan memiliki bola mata berwarna Turquoise Eyes. Indah. Menawan. Cowok yang sempurna... ' Siapa dia? ' itulah pertanyaan yang pertama kali muncul di kepalaku. Ingin sekali aku mengetahui dia, namun saat kulihat ia menghampiri seorang perempuan bertubuh mungil dan berambut coklat pendek, membuatku minder entah kenapa. Kurasa perempuan mungil itu adalah pacarnya. ' Baiklah, mari kulupakan lelaki itu. Jangan terpengaruh Ino, ini masih sekolah barumu dan kau masih belum tau apa dan bagaimana isi sesungguhnya dari sekolah ini. ' pikirku dalam hati.

Masa laluku memang buruk. Sebab itu, aku tidak mau gegabah melakukan konyol sehingga masa lalu terulang itu. Pasti tidak enak. Baiklah, sekarang giliranku untuk bermain basket. Akan kutunjukkan kelebihanku kali ini!

Aku bermain dengan enjoy, entah mengapa aku selalu sangat senang dan menikmati saat – saat dimana aku bisa bermain basket. Ini salah satu hal yang bisa membuatku melupakan hal – hal menyebalkan dalam hidup. Basket selalu membuatku merasa puas dan lega. Walaupun memang pada akhirnya membuatku lelah, tapi rasa lelah itu sangat dengan mudah terkalahkan dengan rasa kesenanganku dalam bermain basket.

Tak lama setelahnya, demo ekskul telah berakhir. Cukup menyenangkan hari ini bagiku karena setidaknya ada hal yang membuatku merasa tertarik untuk menjalani hari ini, tentu saja itu permainan basket barusan. Kuputuskan untuk mencari Sakura dan Tenten untuk pulang bersama yang menjadi kebiasaan kita saat SMP.

" Sakuraa Tenten ayo kita pulang sekarang! " Ajakku pada kedua temanku tersebut.

" Maaf Ino, untuk hari ini sajaaa, aku minta Tenten menemaniku pergi ke salah satu mall yang baru di dekat sini, kupikir kau tidak akan mau kan kalau kuajak kesana? Maaf Ino " Ijin Sakura dengan muka agak sedikit merasa bersalah pada Ino karena tidak memberi tau terlebih dahulu.

" Baiklaaah, aku akan pulang terlebih dahulu. Bye Sakura! Bye Tenten! Have Fun There! " Kataku sambil melambaikan tangan kepada mereka berdua. Memang sih, aku paling malas kalau diajak ke mall. Soalnya uangku pas – pasan dan aku mencoba untuk tidak boros apalagi mengikuti gaya anak baru gede jaman sekarang yang apa – apa pergi atau beli ini itu yang tidak penting sama sekali.

Sakura dan Tenteng langsung pergi sehabis membalas salamku pada mereka. Tapi kalau dipikir – pikir ini masih jam 2 siang. Kalau pulang ke rumah sekarang, di rumah pasti sepi. Kakak belum pulang. Lebih baik... Apa ya?

Terlihat ada bola basket lagi nganggur dan tergeletak begitu saja di pinggir lapangan basket. Aku langsung berlari mengambil bola tersebut dan memainkannya seperti biasanya.

" Lihat deh Gaara, menurutmu bagaimana perempuan itu? " Sasuke menyenggol sedikit lengan Gaara yang sedang duduk dipinggir jendela sambil melamun.

" Hm? Perempuan yang mana? " Tanya Gaara cuek, malas menjawab pertanyaan Sasuke.

" Itu yang lagi main basket. Kayaknya cantik deh. Pake baju pink sama celana basket item. Kayaknya badannya juga mantep deh " Lanjut Sasuke yang berbicara sambil mengarah pada perempuan yang ia maksud adalah Ino sambil menunjukkan senyum liciknya.

" Terserah kau sajalah. Aku tak peduli. " Gaara masih malas menanggapi Sasuke. Begitulah Sasuke, selalu mengincar banyak perempuan yang ia anggap cantik dan seksi, mempermainkannya dan meninggalkannya layaknya perempuan itu boneka Barbie. Gaara bosan dengan Sasuke yang seperti itu, ia selalu mengingatkan Sasuke tapi tak pernah didengarkan, makanya Gaara memilih tidak ikut campur dengan apapun yang Sasuke incar, apalagi karena masalah perempuan.

" Baiklaaaah! Karena kalau dari jauh belum pasti cantik beneran, jadi lebih baik kudatangi saja dia, kalau memang cantik kan bisa diajak kenalan, siapa tau bisa langsung dibawa ke rumah! " Lanjut Sasuke dengan nada iseng.

" Dasar brengsek. "

" Eiittsssss, aku sudah kebal dengan julukanmu padaku ini, mau berapa kali pun kau bilang itu padaku, aku tidak peduliii ~ Byeeee sampai bertemu besok! " Dan Sasuke menghilang dari balik pintu

" Capeknyaaaaaa! Ini sudah jam 4 sore... lebih baik aku ganti baju sekarang dan bergegas pulang! Bola basket ini keren juga deh ngomong – ngomong, warna hitam dengan garis warna merah maroon " Gumamku sambil berjalan menuju toilet untuk berganti baju.

' Merah maroon... Kayak rambut si nomor 19 itu deh! Hahahaha ' pikirku sesaat.

Setelah keluar dari toilet, aku sedikit beristirahat tak jauh dari toilet itu. Kumainkan pelan bola basket baru yang kutemukan tadi.

" Permisi, kurasa bola basket itu milikku. " Terdengar seorang cowok datang menghampiriku.

DIA!

' Bagaimana ini... ' pikirku dengan panik.

" Ehem. Permisi, kurasa bola basket itu milikku. " Cowok tersebut mengulangi perkataannya sekali lagi sekiranya apabila aku tak mendengar perkataannya.

"Ah?! Benarkah? Maaf! A- Aku tidak bermaksud mencurinya! Seriusan! T-Tadi aku lagi bosen terus nemu ini di pinggi lapangan basket depan, jadi kukira kumainkan saja karena tidak ada pemiliknya. Maaf " Kataku sambil sedikit terbata – bata.

" Iya iya tidak apa apa, tenang saja. "

Segera aku lari meninggalkan cowok itu. Walaupun sangat tidak sopan karena sudah berniat mengambil dan sekarang malah meninggalkan si pemilik begitu saja. Tapi tidak apa – apa deh, daripada pingsan di tempat karena salah tingkah kan lebih memalukan.

" Tunggu. "

' Mampus... Kayaknya bakal kena marah sama tuh cowok nih '

" Kau yang tadi bermain basket? Memakai baju warna pink? " Kata si cowok barusan dengan agak sedikit berhati – hati takut salah orang.

" I-Iya... Benar " balasku juga sediki takut, karena bisa saja dia menerorku.

" Kubilang saja. Berhati – hatilah dengan cowok yang bernama Sasuke. " Balasnya dengan cool dan biasa saja.

" Memangnya ada apa? " jawabku mulai penasaran.

" Kamu gak bakal aman. Tapi terserah mau percaya atau gak. " katanya dengan muka serius.

" ... " Aku tidak menjawab apa – apa.

" Begini saja, bola basket ini buatmu, simpan baik – baik. " Cowok itu melemparkan bola basket miliknya kepadaku.

" Baik kak, makasih kak " kataku dengan pelan berusaha untuk lebih sopan dari sebelumnya.

" Gaara. Panggil aku Gaara, dan kau? "

" Ino. Aku Ino! " Kataku dengan senang dan bersemangat.

" Baiklah. Aku duluan, Bye " Dan pergilah cowok ganteng bernama Gaara.

GILAAAAAAAA. Pertama, dia memerhatikan aku. Ditunjukkan dengan dia tau aku pakai baju pink tadi! Kedua, dia ngasih bola basket miliknya untukku! Dan ketiga... dia ngasih tau namanya tanpa aku tanya duluan! Miracle banget! Kata siapa dapetin cowok harus ampe jalan kesana kesini? Yang deket aja ada kok! Dasar Sakura sih terlalu ngebet kepengen aja. Tapi... apa dia cowok baik – baik ya? Atas dasar apa dia ngasih bola basket dan memperingatkanku untuk jangan mempercayai cowok bernama Sasuke? Aneh. Jadi ingin tau yang mana sih Sasuke? Mungki besok di sekolah bisa kucari tau...

~ Yeah, you can be the greatest, You can be the best, You can be the King Kong banging on your chest. Standing in the hall of fame, And the world's gonna know your name, Cause you burn with the brigthest flame, And the world's gonna know your name, And you'll be on the walls of the hall of fame ~

Terdengar " Hall Of Fame" – The Script ft. Will I Am, suara telfon masuk dari Iphone milik Gaara. Terpampang " Uchiha Sasuke " di layar Iphone miliknya.

" Ya ada apa? "

" Kau dimana? Nebeng dong. Tadi gak sempet ketemu sama cewek cantiknya. Masa dia menghilang begitu saja. " Curhat sedikit si Sasuke.

" Sudah jalan pulang. Bentar lagi sampe rumah. Bye " Telfon langsung ditutup Gaara yang malas dengan curhatan Sasuke kalau dilanjutkan terus.

' Ino ya. Hmmm. Memang cantik. Badannya juga bagus. Rambutnya yang blonde dan panjang menarik banget. Pantes aja Sasuke mau ngincer. Tapi yang lebih asik lagi, dia suka main basket. Kurasa aku harus mendapatkannya. ' Lalu terlelaplah Gaara di kasur miliknya.


Ini dia chapter 1 nyaaaaaa! Semoga menarik dan mohon di review yaaa! THANKYOU!