Chapter 1 : Prolog dan awal kasus 1

Akatsuki Ghost Hunter

By : Adhitya Nogami

Desclaimer : semua charakter yang ada di Naruto milik Masashi Kissimoto, saya cuma pinjam

Ranting : T

Genre: Humor, Horor

Waring : yang paling utama adalah gaje, AU, OOC, typo di mana-mana, alur tak menentu, garing, terkadang banyak humor terkadang banyak horor.

Summary : Para Akatsuki Gak ada job, ujung-ujungnya bikin usaha jasa pemburu hantu, karna seantero Jepang lagi di teror oleh makhluk astral seperti Hantu, monster, dan lain-lain, dengan ke konyolan Para Akatsuki, akankah para Makhluk astral melambaikan tangan tanda menyerah?

Normal PoV

Di sebuah gubuk tua *Ralat* di sebuah bangunan kantor yang angker dengan di penuhi dark aura di sekelilingnya, kebanyakan orang takut melwati tempat tersebut, terdapat sebuah sepanduk besar tempampang di depan kantor tersebut bertuliskan :

Akatsuki ghost hunter, menerima jasa menghilangkan makhluk astral di rumah anda,

hubungi : pein : 08xxxxxxxxxx

Atau datangi kami di jl. Terlupakan NO.11 Tokyo

Atau Fb :PeinCiedhewaRhinenngan always Lupphh Konan Unyu-unyu.

Yang membaca cuma bisa sweatdrop saat meliat alamat fb mereka.

Di dalamnya terdapat orang-orang aneh bin gaje*di bazoka*tetapi saat mereka berhadapan dengan hantu, dan teman-temannya, kegajean mereka menghilang di ganti dengan ke seriusan mereka memburu Hantu.

"Konan-chan, ada kasus tidak hari ini?" ucap lelaki ber tinidik banyak dengan rambut seperti duren berwarna oren Pein.

"Gak ada tuh, semenjak kasus setahun yang lalu," Ucap Cewek berambut biru sebahu lebih,dengan bunga origami menghiasi kepalannya.

"Karna, gak ada panggian, beberapa anggota keluar, kaya si sasuke cs, sama si orochimaru, un!" Kata seorang cowok seperti seorang cewek, karna rambutnya itu loh, pirang dan panjang menutupi matanya, Deidara.

Mendengar Kata Sasuke, seorang kakek-kakek *Di Kick*maksudnya seorang pemuda berkriput (Fakta jangan di Kick) berambut hitam panjang Uchiha Itachi, "Iya, gue udah nyegah mereka keluar, tapi tetap saja mereka keluar, apa lagi adik gue durhaka bener ngelawan sama kakaknya, taubatlah kau nak!" Si Itachi malah ceramah, bikin semua orang yang ada di sana sweatdrop.

"Udahlah, malah baguskan? Pengeluaran untuk makan berkurang, tapi sebagai gantinya gue naikin uang kas bulanan, sekitar 30% khukhuukhuu," Ucap orang bercadar, bermata ijo, Kakuzu, membuat wajah orang-orang di sini menjadi pucat pasi.

'bruukkk!' Pintu Kantor Akatsuki terbuka dengan keras, menimbulkan debu yang menempel di segala tempat berterbangan menimbulkan efek batuk-batuk pada orang-orang di sana, dan di balik pintu tersebut ada seorang berjas hitam dengan jenggot yang lumayan lebat, dan rokok di mulutnya.

"Sepertinya tempat ini harus di bersihkan ya?" Ucap orang itu sambil menghisap rokok yang ada di mulutnya.

"Hey Asuma! Kami sudah bayar pajak kan? Kenapa kau masih ke sini?" Teriak Kakuzu sambil menjuk-nunjuk orang yang bernama Asuma itu.

"Aku kesini bukan untuk menagih pajak," Ucap Asuma sambil mengeluarkan asap rokok yang tadi dia hisap.

"Lalu untuk apa?" Tanya seorang laki-laki yang sedari tadi hanya diam melihat percakapan para anggota aneh bin gaje ini*Di bazoka lagi* yaitu Akasuna no Sasori.

"Aku punya tugas untuk kalian, dari Nyonya Tsunade," Ujar Asuma yang sekarang sedang duduk berhadapan dengan Pein.

"Ada kasus dari Bu walikota ya? Baiklah, kasus apa?" tanya Pein sok detective.

"Lokasinya berada di Tokyo barat, tepatnya di sebuah rumah Megah yang tak ter urus, beberapa orang yang melintas sering melihat penampakan, memang awalnya tidak mengganggu, tapi sekarang hal itu jadi meresahkan masyarakat," Jelas Asuma panjang lebar.

"Menarik juga, baiklah kami terima," Ucap Pein dengan senyuman horor.

"Kalau begitu, ini berkasnya, aku harus segera kembali, banya sekali urusan yang belum ku kerjakan," Ucap Asuma sambil menyimpan sebuah map coklat di atas meja, lalu berjalan keluar dari kantor Nista ini.

"Baiklah, Sas panggil yang lain agar berkumpul!" Perintah Pein yang sedang melihat map yang di tinggalkan Asuma.

"Oke!" Ucap Sasori yang langsung pergi ke ujung bangunan, di sana ada tombol yang tersembunyi di balik rak buku, ada tiga tombol, merah, hijau, dan coklat, Sasori menekan tombol berwarna Merah.

'krriinnnggkriiingggkrinngggg' efek tombol merah tersebut menimbulkan suara yang sangat nyaring dan berisik.

"Kyaaaa! Senpai Kantor kita kebakaran! Kebakaran!" Ucap seorang yang keluar dari pintu dekat tombol itu, kita tidak bisa melihat wajahnya karna di menggunakan topeng, kita panggil saja Tobi.

"Kebakaran! Ambil ember di wc! Jangan lupa isi air! Cepat!" Kali ini yang berteriak adalah seorang cowok berambut putih yang keluar dari tempat yang sma dengan orang yang pertama.

"kyaaa! Kebakaran awas semuanya minggir!" Kali ini datang makhluk biru dari arah pintu yang bersebrangan dari pintu yang di buka dua orang tadi. Dia berlari menuju Itachi dan menyiramkan Air yang ia bawa dari tempat ia keluar tadi, sepertinya itu wc.

"Kisame! Kemari Loe!" Teriak Itachi, yang sudah mengamuk.

"Eh? Itachi tenanglah," Ucap Kisame yang ketakutan.

"WOY DIEM WOY!" Teriak Pein yang tadinya cool sekarang malah jadi sesosok manusia yang sangan sangar seperti preman pasar minggu*Di shotgun*.

Sontak mereka semua yang mendengar teriakan Pein langsung diem di tempat dan cengo memandang Pein.

"Nah gitu dong, gue punya pengumuman nih!" Ucap Pein yang sekarang sedikit tenang.

Semua masi cengo, kecuali Tobi yang berbicara, "Senpai pengumuman ujian kelulusan ya?" Tanya Tobi dengan polosnya.

"Bukan! Dasar payah! Ada kasus di daerah Tokyo barat, Kita semua harus berangkat ke sana, aku akan membagi-bagikan tugas sebelum berangkat," Tegas Pein, yang lain cuma ngangguk-ngangguk ria.

"Baiklah, Konan-chan siapkan Senjata kramat kita! Itachi siapkan mobil buat perjalanan kita, dan sisanya siapkan senjata ciri khas kalian dan perbekalan untuk perjalanan nanti!" Teriak Pein mengomando.

"Siap pak!" Ucap semuanya yang yang langsung mengerjakan tugasnya masing-masing.

Konan langsung pergi ke garasi kantor, mengmbil senjata-senjata berapi yang di selimuti oleh cahaya berwarna ungu, "kyaa, sympony ku! Aku kangen sekali," ucapnya sambil memeluk sebuah senjata twins gun.

'Lebay banget' pikir itachi yang baru datang untuk mengambil mobil, sebelum di bawa keluar mobil tersebut di hidupkan untuk memanaskan mesinnya.

Karna bosan menunggu mesin mobil panas, akhirnya dia mendekati Konan dan melihat senjata-senjata yang bercahaya itu, "Senjata api ini masih menyimpan kekuatan dari si kakek ya?" Tanya Itachi pada Konan.

"Iya tuh, hebat juga kekuatan dukun tua itu," Ucap konan sedikit mencibir.

"Eh, ini kan? Kyyyaaa! Shot Gun pertama gue! Duh kangen banget!" Teriak Itachi sambil peluk-peluk senjata tersebut.

'Dasar Itachi alay' Ucap Konan dalam hati.

Kita ke ruangan para Akatsuki tidur atau bisa di sebut Kamar mereka masing-masing. (jangan tanya letaknya, author malas jelasin *Di Lempar para reader*)

Di Kamar pertama, dari pintunya ada tulisan , 'Tobi dan Pein' di dalamnya Cuma ada Tobi.

Tobi sedang memasukan beberapa lolipop besar ke tasnya yang berwarna-warni, "Mm? Permen mana lagi ya untuk perjalanan kita nati,?" Tanya Tobi pada dirinya sediri, "Ah permen pedas pahit aja deh buat nyerang hantunya," Tobi pun kini sedang asik memasukan permen 'berbahaya' itu.

Di samping kamar pertama yaitu kamar kedua, 'Deidara dan Sasori' kata yang tetulis di pintu kamr tersebut.

"Petasan sudah, korek api sudah, bom buku sudah, TnT udah, apa lagi ya?" Tanya Deidara pada dirinya sendiri, mendengar itu Sasori hanya sweetdrop.

"Dei Lu bawa apaan? Ampe korek api lu bawa buat apa coba?" Tanya sasori.

"Jiahh! Lu kudet sih! Siapa tau tu hantu tengil dan suah di habisin, jadi kita tinggal bom aja tu rumah kosong, otomatiskan tu hantu hilang," Jelas Deidara.

"Eh Kampret! Lu gak mikir ya ntar gimana coba kalo bom lu itu kena rumah warga!"bentak Sasori.

"Eh, serah gua dong! Lu juga ngapain bawa boneka aneh kaya gitu," balas Deidara.

"Ini elmu nendaliin boneka yang di ajarin nenek gue!" Teriak Sasori.

"Gak bermutu,"

"Apa?"

"Gak bermutu!"

"Dari pada Loe membahayakan warga,"

"Ah, gak bermutu!"

"Bahaya!"

"Woy Berisik! Cepet keluar ! kita mau berangkat!" Teriak Pein sambil menendang-nendang kamar DeiSas.

Yang ke tiga, Kamar Kakuzu dan Hidan.

"Eh Zu lu ngapain coba ngitung-ngitung duit kas kita?" Tanya Hidan yang Lagi nyiapin senjata sabit mata tiganya.

"Eh, Sempak putih! Lu diem aja urus tu senjata loe, gue ngitung duit buat biaya perjalanan dan juga makan, kita harus ngirit kata emak gue blablabla," Si kakuzu ngoceh pada si Hidan, tapi itu sia-sia karna si Hidan uda keluar dari kamar, "Jadi kita harus menghemat Uang, lu ngarti kagak? Ehh? Si kampret gue di tinggal sendiri!" Kakuzu hanya marah-marah, dan langsung keluar.

Terakhir Itachi dan Kisame.

"Samehada, pedang pemberian si kakek dukun putih, akhirnya gue pake juga, haha," Kisame tertawa melihat pedang besar di balut oleh pembalut*Ralat* oleh perban, "Gue udah beres, kayaknya si itachi udah beres ya? Ya udah deh gue keluar aja," Kisame ngoceh sendiri.

Yup itulah persiapan mereka akan kah mereka berhasil menagkap hantu tersebut?

Bersambung ..

Hai! Ini fic pertama saya di fandom Naruto, jadi harap maklum jika pendeskripsian charanya tidak tepat atau salah. Saya bikin fic ini pas denger lagu horor klasik yang suka di putar ayah saya, haha sudalah. maaf jika banyak typo soalnya saya buru-buru punlishnya karna ngetiknya di warnet.

Itachi : kenapa ada adegan gue di siram sih? Juga kenapa gue arus meluk-meluk shotgun?

Konan : Gue juga sama Chi,

Author : Woy, tenang-tenang, nanti pas buru hantu kalian di jamin jadi cool deh!

Itachi&Konan : Janji?

Author : iye janji!

Author,Itachi, dan konan : Akhir kata Review Please!