"Holy Grail tidak benar-benar hancur waktu itu."

Saber mengerutkan dahinya. Ia mengingat jelas hal terakhir yang ia lakukan adalah menembakkan Excalibur pada lumpur menjijikkan yang katanya adalah Holy Grail. Ia jelas-jelas mengingat pandangan sekitarnya menjadi kabur dan perlahan menghilang. Ia yakin, kalau itu terjadi, seharusnya perang konyol bernama Holy Grail War ini sudah berakhir untuk selamanya.

Kalau itu terjadi.

Tapi apa yang dikatakan Rin menjelaskan segalanya –termasuk alasan kenapa ia ada di tempat ia berdiri sekarang.

"Begitu, ya.." gumam Saber pelan.

"Kau tidak apa-apa, Saber?" tanya Rin dengan nada khawatir. Namun raja Inggris itu hanya mengangguk pelan.

"Jadi, aku dipanggil lagi, ya? Holy Grail War keenam?"

Gadis berkuncir dua di hadapan Saber itu mengangguk. "Kau sudah menebak selebihnya, kan? Skalanya memang tidak sebesar yang terjadi di kota ini, tapi kita tetap akan ikut berpartisipasi. Ini tanggung jawabku sebagai satu dari tiga kepala keluarga utama pencipta perang gila ini."

Saber mengangguk. Mata hijaunya memancarkan sinar keyakinan yang sama dengan Rin. Perang ini harus dihentikan. Ini partisipasi ketiganya dalam Holy Grail War. Di akhir perang keempat, entah berapa banyak yang menjadi korban, termasuk Master pertamanya di perang kelima, Shirou. Kemudian di perang kelima, korban juga berjatuhan akibat adanya Servant-Servant seperti Rider dan Caster. Sebagai seorang yang memiliki jiwa keadilan tinggi, ia tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi lagi.

"Sejujurnya," lanjut Rin, memotong monolog dalam kepala Saber, "aku tidak mengerti kenapa kau yang permintaannya seharusnya sudah terkabul, bisa terpanggil lagi. Tapi yang jelas, kau menjadi Servant-ku lagi merupakan skenario terbaik. Kita menghemat banyak waktu untuk mempersiapkan diri."

"Kau benar, Rin." Sekali lagi, Saber mengangguk setuju. Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu. "Tunggu, kau bilang 'sebesar yang terjadi di kota ini', apa itu artinya perang keenam tidak terjadi di Fuyuki?"

Rin menghela napas panjang, mengingat-ingat hal yang ia selidiki sebelum memanggil Saber pagi itu. "Ya. Seperti yang kubilang tadi, banyak hal yang tidak kumengerti dan baru terjadi pertama kalinya dalam sejarah. Kemungkinan gara-gara yang kita lakukan di akhir perang kelima. Holy Grail War Fuyuki, tiba-tiba pindah tempat. Kita akan bersiap-siap berangkat nanti malam."

"Jadi, di mana tempatnya?"

"Jakarta. Indonesia."