Tubuh nan ringkih itu makin meringkuk ke dalam dekapan hangat selubung mimpi. Dia sangat mengetahui sudah berapa lama ia seperti ini, menutup diri dari dunia luar, tidak bersosialisasi dengan siapapun termasuk keluarganya, dan tidak pernah melangkahkan kakinya selangkahpun dari zona amannya. Membuat wajahnya yang manis itu tidak diketahui lagi bagaimana rupanya. Sungguh, ini bukan maunya, namun itu semua terjadi begitu saja. Iapun sangat tidak menginginkan ini, ia hanya merasa ia sudah tak pantas lagi mendapat tatapan dari orang-orang di sekitarnya. Terlebih, tatapan meremehkan yang seakan-akan menghancurkannya dan tertawa di atas itu semua.

.

.

.

Pair :

HaeHyuk.

.

Genre :

Romance, Hurt/Comfort and maybe a little bit of fluffy

.

Rate :

T+

.

Disclaimer :

Mereka ya milik mereka sendiri, saat ini bernaung di bawah SMent dan member dari Super Junior.

.

Warning :

Boys Love, DON'T LIKE JUST DON'T READ.

.

.

.

^^KOKORO KARA AISURU by KIM KEYRA^^

Just enjoy this fict.

.

.

.

.

.

^Normal POV^

.

.

"Suamiku, ini sudah satu tahun lamanya anak itu mengurung dirinya di dalam kamar. Bagaimana keadaannya sekarang? Sungguh aku merindukan senyuman hangat anak itu, aku merindukan anak bungsu kita." Kembali, curahan hati seorang ibu yang merasakan kerinduan akan anaknya yang telah lama mengurung diri itu terdengar malam itu kala hujan membasahi bumi matahari terbit itu.

"Aku mengerti istriku, saat anak kita sudah kembali menjadi dirinya seperti biasa, aku berjanji padamu akan membawa keluarga kita kembali ke Korea. Aku sangat rindu keramaian yang dibuat kedua putra-putri kita. Ternyata memang salah keputusanku dulu untuk membawa kalian ke tempat ini, maafkan aku istriku, maafkan suamimu yang bersalah ini."

Dan kembali, lirihan tangisan pilu terdengar malam itu. Membuat putri sulung keluarga itupun menangis dan memikirkan adiknya yang tak kunjung selesai menjalankan kegiatan hikikomorinya. Kegiatan sialan yang membuat adiknya mengurung diri selama setahun di kamarnya, tidak berinteraksi dengan keluarganya dan tidak melanjutkan sekolahnya.

Selama setahun ini ia sudah menyelidiki apa yang membuat adiknya sampai down seperti ini. Jikalau pelajar-pelajar di tempatnya tinggal melakukan hal yang serupa seperti adikknya pastilah mempunyai sebab-sebab tersendiri. Dan semua itu tak lebih dari ajaran kyoiku-mama negara ini. Dan, mereka sebagai pendatang di negara ini tak mungkin mengikuti ajaran tersebut. Kedua orang tuanya tak pernah menuntut mereka dalam hal pendidikan, kedua orang tua mereka sangat menghargai kemampuan mereka karena mereka berdua selalu belajar semaksimal mungkin dan jika nilai mereka tidak memuaskanpun kedua orang tua mereka tak pernah menampakkan kekecewaannya, hal ini tak lebih karena kedua orang tua mereka tahu berapa besar perjuangan anak-anaknya.

Lantas? Apa penyebab adiknya sampai seperti itu? Bullying kah yang membuat adiknya sampai seperti ini? Hell yeah! Penyelidikannya terhenti sampai di sana, pihak sekolah benar-benar menutup rapat semua informasi itu.

Saat kedua kakinya berhenti di depan pintu kamar adiknya, ia tercengang. Ya, sangat tercengang ketika ia melihat sosok itu, sosok adik yang sangat dirindukannya.

"Sora-noona, aku merindukannmu…" gumaman suara lirih yang sudah lama tak ia dengar. Dan dengan segenap hatinya, Lee Sora melangkahkan kakinya untuk memeluk adik laki-laki satu-satunya itu.

"Noona juga merindukanmu Eunhyuk-ah!" Pelukan erat nan sarat kerinduan. Begitu pun saat orang tua mereka mengetahui bahwa si bungsu telah kembali ke kehidupan mereka akibat teriakan senang sang kakak yang memanggil kedua orang tuanya untuk memberitahukan bahwa adiknya itu sudah bisa mereka lihat kembali.

.

.

Dua tahun setelah malam yang penuh air mata kerinduan itu, kini sosok Eunhyuk sangat terkenal di sekolahnya saat ini.

Ia adalah seorang senior yang sangat dikenal akan keramahannya. Senior yang sangat disayangi juniornya dan senior yang mengharumkan nama sekolah mereka dengan keahliannya dalam menari. Sungguh kejadian menyebalkan setahun penuh itu seperti tak pernah ia alami.

.

.

.

"Ya! Anak baru! Lama sekali kau!" sebuah gertakan terdengar dari sebuah lorong kecil yang terletak antara dua buah bangunan.

"Cih, hanya membeli itu saja lama sekali, dasar lamban." Sebuah gerutuan kembali terdengar.

"Aku 'kan sudah membelikannya, sekarang biarkan aku kembali kelas. Dan jika kalian butuh apa-apa, usahakan sendiri untuk diri kalian sendiri. Arrata?" kali ini sebuah suara tenang dan lembut yang terdengar.

"Heh? Kau mau main-main dengan kami huh?"

"Aku memang sedang bermain dengan kalian, tsk, kenapa di sekolah yang bagus seperti ini masih saja ada makhluk-makhluk tak berguna macam kalian yang hanya mengganggu pemandangan saja bisanya." Sebuah ucapan yang santai namun mengakibatkan sebuah baku hantam antara dua pihak yang berjibaku itu.

.

.

.

"Cih, aku berdarah." Pemuda tadi, ia menyeka darah yang keluar dari pelipis matanya.

"Pakai ini." Sebuah tangan yang memegang handuk kecil serta sebuah plester

"Hum?" dan pemuda itu hanya bisa memandang bingung kearah pemuda dihadapannya yang sangat manis menurutnya.

"Sudah, pakai saja." Meletakkan kedua benda itu di tangan sang pemuda yang terluka dan segera berlalu dari tempat itu meninggalkan pemuda yang terluka dengan tampang bingungnya.

"Huh, Lee Donghae yang malang, pemuda manis seperti itu saja tak sempat kau ajak kenalan." Gerutuan kecil mengalun dari bibirnya sembari menyeka darah yang mengalir dari pelipis matanya. "Sakit juga…" ia mengernyit kesakitan saat tangannya lumayan kasar menyeka darah yang menodai wajah sempurnanya.

"Ya! Wajah ikan! Kemana saja kau!" dari arah depan datang seorang pemuda yang berseragam sama dengan pemuda yang terluka itu.

"Ya! Bocah setan, aku ini hyungmu! Hormati aku sedikit saja bisa tidak sih?" si pemuda ikan yang terluka itu menggeram marah akan tindakan bocah setan seperti apa yang disebutnya yang tidak pernah sopan terhadapnya.

"Kalau begitu, bersikaplah layaknya seorang kakak maka aku akan mengakuimu sebagai kakak." Ujar bocah setan itu dan mengenyit heran melihat pelipis sosok di hadapannya yang sekarang sedang memakai plester lukanya. "Bermain-main eh?"

"Ne~ tapi tidak menyenangkan, langsung kalah semua. Ah iya, kau tau? Murid seangkatan kita, kalau tidak salah sih iya." Ia mengingat-ingat warna dasi yang membedakan tiap angkatan di sekolah barunya. "Iya, warna dasi angkatan kita biru muda 'kan? Nah, kau kenal dia tidak, rambutnya pirang pucat nyaris putih." Tutur Donghae panjang lebar.

"Ah, Hyukie-hyung maksudmu? Dia sih sahabatnya Minimi, tentu aku kenal. Waeyo? Kau mau bermain-main dengannya? Kusarankan tak usah, Hyukkie-hyung memang ramah dan manis, tapi ia seperti anak yang anti sosial. Akan susah mendekatinya kalau kau tak punya perasaan tulus."

"YA! Siapa bilang aku mau bermain-main dengannya huh?"

"Sudahlah, aku mengenalmu dari kecil Hae. Aku sangat ingat, kau itu seorang player. Dan sangat kusarankan kau tidak mengusik Hyukie-hyung kalau kau tak mau diamuk oleh Minimi."

"Ah, aku lupa dia sahabat si Manis yang Sangar milik Bocah Setan Cho Kyuhyun." Ujar Donghae pergi dari tempat itu dan meninggalkan Kyuhyun yang berniat melemparkan kaleng softdrink yang sedari tadi dipegangnya.

"Aishh." Umpatnya kemudian.

.

.

.

TBC~~

Hulala~ anyyeong yeorobun! Adakah yang masih mengingat Key? Rasanya gak ya? lol. Key kembali update~ maaf membuat kalian menunggu.

Hohoho, fighting!