Atashitachi wa Nakama

.

By: Gia-XY.

.

Summary:

Yuuki Juudai, dia terus-terusan menggangguku dan mengajakku ber-duel. Dia orang yang ceria dan suka bersenang-senang. Tetapi kali ini aku melihatnya memegang buku Matematika di sebelahku. Apa yang kulihat tidak salah lihat?

.

Disclaimer:

Yu-Gi-Oh! GX © Takahashi Kazuki & Kageyama Naoyuki

Story © Gia-XY

.

Warning:

OOC, AR, mangaverse, gender bender, maybe some typo(s), some Japanese, some non-formal language, vocabulary crisis, DLDR, etc.

.

.

Aku kini sedang duduk di bawah pohon. Suasana yang tadinya tenang langsung berubah ketika seorang gadis berambut brunette memanggilku lalu duduk di sampingku.

"Hei, Manjoume!"

Aku hanya bisa mengerang kesal sambil menatap tajam gadis di sebelahku itu. Ya, ini bukan pertama kalinya dia menggangguku dan menghancurkan ketenanganku. Anggap saja dia sudah melakukannya lebih dari ratusan kali.

Gadis ini, Yuuki Juudai, gadis ber-level Osiris Red di Academia ini yang mengalahkanku untuk pertama kalinya dan rival setiaku dalam dunia ber-duel. Yah, sebenarnya aku sudah membalas kekalahanku lewat final Dueling Tournament untuk melawan kaiser waktu itu, tetapi tetap saja aku tertarik untuk ber-duel dengannya karena tidak puas dengan satu kali kemenangan. Hei, bisa saja aku hanya beruntung 'kan saat itu?! Lagipula entah kenapa ada sesuatu yang berbeda saat aku ber-duel dengannya. Mungkin karena dia sama denganku, bisa melihat roh monster permainan Duel Monsters? Entahlah, aku juga tidak tahu.

Tiba-tiba saja, rasa kesal yang muncul dalam diriku berubah menjadi rasa penasaran begitu melihat buku yang dipegangnya. Buku Matematika? Gadis ini sedang belajar? Yuuki Juudai, belajar? Oh, Ra, sepertinya aku sedang bermimpi …. Yang kuingat terakhir kali adalah, Yuuki Juudai tidak pernah peduli dengan pelajarannya!

"Kau sedang apa?" tanyaku tidak yakin dengan pemikiranku barusan sambil mengernyitkan alisku dan menunjuk buku yang sedang dipegang gadis itu dengan ragu.

"Tentu saja belajar! Gah! Padahal ini kan Duel Academia, tempat untuk belajar tentang permainan Duel Monsters, tetapi kenapa masih ada pelajaran Matematika di sini?! Kalau bukan karena ancaman Chronos-Sensei yang berkata aku akan dikeluarkan kalau mendapat nilai merah, aku tidak akan belajar!" ucapnya frustasi sambil mengacak-ngacak rambutnya.

"Heh, kau hanya terlalu bodoh, makanya kau terbebani oleh pelajaran hitungan dan teori," ucapku sambil tersenyum mengejek padanya.

Bukannya kesal, marah, atau apa, dia malah menyatukan kedua tangannya di depan dada sambil menatapku dengan tatapan berbinar.

"Ya, ampun, Manjoume! Kau mengerti sekali tentang diriku! Aku memang terbeban dengan pelajaran-pelajaran seperti itu! Kau memang nakama-ku!" serunya sambil memelukku erat dan tersenyum lebar.

Wajahku sedikit memerah dengan aksinya barusan. Bagaimana bisa dia memeluk seseorang yang berbeda gender dengannya semudah ini?! Aku lalu berusaha melepaskan dekapannya itu.

"Khh! Manjoume-san da! Dan lepaskan aku! Kita bukan nakama! Seperti kata nakama-mu itu, aku hanya makhluk anti-sosial yang kesepian!" seruku kesal.

Aku lalu merasakan dekapannya mengendur. Dia lalu melepaskanku dan tertegun menatapku.

"Kau menganggap serius perkataan Shou? Ia tidak serius saat itu, ia hanya terbawa emosi saja karena aku membicarakanmu terus. Oh, dan walau menurutmu kita bukan nakama, aku akan tetap menganggapmu nakama-ku," ucapnya sambil tersenyum lembut kepadaku.

Aku hanya tertegun menatapnya.

Kenapa kau masih menganggapku nakama-mu? Kau selalu bersikap baik padaku, walaupun aku selalu kasar padamu ….

Aku lalu mengalihkan wajahku yang memerah darinya.

"Te-terserah kau saja!" balasku sambil berusaha menahan rasa maluku.

Dia hanya tersenyum lebar saja mendengar balasan dariku.

"Hei, ayo bantu aku belajar, Nakama!" serunya sambil merangkul bahuku.

Kali ini aku hanya mendengus kesal saja dan membiarkannya merangkulku sambil bertanya tentang pelajaran yang sedang dipelajarinya. Perlahan bibirku menyunggingkan sebuah senyuman tipis.

Yuuki Judai, dia memang gadis yang unik. Apa boleh aku berharap suatu hari nanti kau menganggapku, Manjoume Jun, sebagai seseorang yang lebih dari sekedar nakama-mu?

~XxX~

Karena kau, seseorang yang sudah mengubah hidupku menjadi lebih berwarna.

Kau, seseorang yang menyelamatkanku dari klise-nya hidup ini.

Kau, seseorang yang penting bagiku.

Kalau kau adalah malam, aku akan menjadi bulan yang menerangi gelapnya hidupmu, sama sepertimu yang memciptakan pelangi di hidupku ini.

Kau tidak akan kesepian, karena aku ada di sini, dan selalu di sini …

bersamamu ….

-Yuuki Juudai-

.

.

Owari

.

.

Japanese:

Atashitachi wa nakama: Kita adalah sahabat

Nakama: Sahabat

Manjoume-san da: It's Manjoume-san!/Namaku Manjoume-san! (Sebenernya aku kurang ngerti translate-an ke Indonesianya)

San: suffix/horrific yang ditambahkan saat memanggil orang yang baru dikenal, atau biasa digunakan untuk menghormati orang dengan jabatan lebih tinggi

.

Gia: Yosh! Selesai! Yah, kayaknya ini fic terpendekku. Sebenernya ini fanfic yang kubuat untuk tugas Agama, cuma ada beberapa—atau mungkin banyak—yang kutambahkan di sini. Oh, pemberitahuan lagi, ini based on manga-nya Yu-Gi-Oh! GX!

Jun: Gue pemeran utama? Perasaan ceritanya gue yang kesepian, tapi kenapa terakhir yang bilang, "Kau, seseorang yang menyelamatkanku dari klise-nya hidup ini" Juu?

Gia: Ah, jadi begini ceritanya! Anggap saja sebelum ketemu tou-sama, kaa-sama selalu ceria karena faktor kebiasaan dan rutinitas, bukan dari perasaannya. Jadi intinya sebelum ada tou-sama yang nantangin duel terus, kaa-sama hidupnya selalu terasa klise~!

Juudai: Ah, benar!

Gia: Untuk kata-kata yang terakhir-terakhir itu, sebenernya based on pertanyaan tou-sama alias Jun yang ada di atas. Dan fic ini AR karena di sini gak ada Tregoedia.

Johan: WOI! APA-APAAN ITU?! KENAPA ADA KATA-KATA MENCURIGAKAN DI ATAS?! "Apa boleh aku berharap suatu hari nanti kau menganggapku, Manjoume Jun, sebagai seseorang yang lebih dari sekedar nakama-mu?" GAAAH! APA INI?! KAU BERHARAP LEBIH HAH?! *Nodongin pisau ke arah Jun*

Jun: *Keluarin pedang* Jangan meremehkanku, aku belajar berbagai jenis bela diri dan cara menggunakan senjata. *Smirk*

Edo: Gue taruhan buat mantan manager gue. *Tiba-tiba nongol*

Ryou: Gue taruhan buat si Johan. *Tiba-tiba nongol juga*

Gia: Kenapa jadi pada taruhan? =A="

Juudai: Maaf kalau ada typo dan kesalahan lain! Thanks for reading!