OUR PROMISE

Disclaimer : Free! itu punya Ouji Kouji, kalau pun punya saya pairing ini nantinya akan saya nikahkan /ga/

Pairing : Haruka Nanase, Gou Matsuoka.

Genre : Romance & Drama.

Yosh! Langsung ke cerita saja...


Langit sore itu begitu indah untuk di pandang. Matahari sudah menenggelamkan dirinya setengah di ufuk barat sana. Burung burung di angkasa berterbangan untuk berpulang ke sarangnya masing masing.

Disana terlihat seorang gadis bersurai marun sedang berjalan santai sambil menikmati es krim yang dia beli di supermarket. Dan disana lagi terlihat seorang lelaki bersurai hitam. Dia terlihat sedang mengejar si gadis.

"KO-KOU! TUNGGU AKU!"

Gou menghentikan langkahnya. Tak menoleh ke belakang pun Gou sudah tahu siapa si pemilik suara itu. Suara itu memanggilnya dengan nafas tersengal sengal.

Tiba tiba Gou teringat sesuatu.

'OH IYA! HARI INI KAN, AKU SUDAH BUAT RENCANA UNTUK PULANG BERSAMA HARU! DASAR AKU PELUPA, ARGH!'

Masih merutukki dirinya, Haruka sudah berada di sebelahnya. "Hei, kenapa kau tak menungguku, Kou?" tanya Haruka dengan nafas tersengal sengal.

"...Maaf Haru... sepertinya aku banyak pikiran sampai aku bisa kelupaan sama rencananya. Maaf Haru.." jawab Gou dengan nada menyesal.

Hening sebentar.

"Hei... tak usah minta maaf, Kou." Haruka berpindah ke depan Gou. Gou hanya menunjukkan ekspresi 'kau mau apa di depanku' kepada Haruka.

Haruka menyerahkan tangannya kepada Gou. "Kou, ayo. Kita langsung saja berjalan."

Gou menatap wajah Haruka. Gou tersenyum dan menyerahkan tangannya kepada Haruka. Dan mereka melanjutkan berjalan sambil bergandengan tangan dengan erat.

Selama berjalan Haruka dan Gou tidak berbicara sepatah kata pun. Bosan dalam keheningan yang cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk memikirkan topik yang akan di bicarakan.

Disaat keduanya sudah menemukan topik yang tepat...

"Umm... Haru..."

"Kou..."

"..."

'Tch! Kuso! Kenapa bisa barengan seperti ini?' gerutu mereka di dalam hati.

"Ka-kau duluan saja, Haru." kata Gou dengan sedikit gugup.

"Tidak, kau duluan saja Kou."

"Tidak, tidak! Aku maunya kau duluan!"

Haruka mengalah. "Yasudah, aku tidak memaksa kamu."

Haruka menarik nafasnya dan semakin memperlambat langkah kakinya.

"Kou... apa... Kau pernah bingung atau bertanya tanya mengapa aku bisa jatuh hati kepadamu? Apalagi kau hanya tahu kalau aku dulu lebih 'mencintai' air ketimbang seorang wanita." tanya Haruka. Merasa ada sesuatu yang terjadi di wajahnya, Haruka mengalihkan pandangannya. Ya, Haruka menyembunyikan wajahnya yang sedang merona.

'Bodoh! Aku baru saja bertanya apa, sih?!' pikir Haruka.

Gou kaget dengan pertanyaan yang di ajukan Haruka kepadanya.

"E-eh? I-itu ku-kurasa umm... Ya, aku pe-pernah bertanya se-semacam itu kepada diriku sendiri Haru. Dan... aku ingin tahu jawabannya..."

'HEE! Untuk apa sih aku meminta jawabannya?! Tapi sebenarnya aku memang membutuhkannya, kok...' pikir Gou.

Haruka memandang Gou, lalu menghela nafasnya.

"Aku... aku sendiri tidak yakin dengan alasanku sendiri mengapa aku bisa jatuh hati kepadamu." kata Haruka sambil memandang ke langit.

"He? ...Ah, begitu ya, Haru."

Gou juga ikutan memandang ke langit. Ah, tersirat sedikit perasaan kecewa di wajah Gou. Tetapi Gou tidak memaksakan Haruka untuk memberinya jawaban.

Tak sengaja Haruka melihat wajah kecewa Gou. Haruka mencari cara supaya Gou tidak kecewa. Haruka menjadi merasa bersalah kepada dirinya sendiri. Dia juga tak ingin melihat wajah pacarnya itu kecewa untuk kedua kalinya.

"Ta-tapi Kou... Aku ingin kau tahu, aku merasa sebagai seorang laki laki yang sangat beruntung di dunia ini. Beruntung karena kau sudah menerima pernyataanku, yang merupakan perasaanku yang sebenarnya." aku Haruka dan menunjukkan senyumannya ke Gou.

Semburat merah perlahan lahan muncul dari pipi Gou. Menyadari itu Gou segera menutupi wajahnya. Entah mengapa isi pikiran Gou langsung kacau... dan berantakkan.

"Ko-Kou! Kau kenapa menutup wajahmu seperti itu?" tanya Haruka yang mulai panik. Tangan Haruka memegang kedua pundak Gou. Sesaat kemudian, Gou menyingkirkan kedua tangannya dari wajahnya.

"E-eh? Aku tak apa apa kok Haru." kata Gou sambil menunjukkan ekspresi bahwa dia baik baik saja.

"Ah, aku saja yang terlalu khawatir, tapi syukurlah kau baik baik saja." Haruka merasa lega sekarang.

"Ne, Haru.." panggil Gou.

"Ya?" sahut Haruka.

"Aku... aku juga merasa seperti wanita beruntung di dunia ini, karena kau hanya menyampaikan perasaanmu yang sebenarnya, hanya untuk ke-kepadaku, Haru." aku Gou sedikit malu malu.

Seketika Haruka sangat amat bahagia mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Gou.

"Aku senang mendengarnya, Kou... Oh iya, ada sesuatu yang harus kusampaikan kepadamu, Kou. Boleh ya?"

Gou memandang dalam iris sapphire milik Haruka. Gou tersenyum, lalu menganggukan kepalanya dengan pelan.

Haruka segera menggandeng tangan Gou, dan membawanya pergi ke suatu tempat.

"He-hei! Kau mau bawa aku kemana?!"

"Kau lihat saja."

"Eh?"

.

.

.

5 menit kemudian mereka sudah tiba di tempat tujuan Haruka. Tempat yang sangat tenang dan mempunyai keindahan yang sangat disukai orang orang sekitar situ. Dan...

Tempat itu adalah sebuah tempat dimana Haruka menyatakan perasaan yang sebenarnya kepada Gou.

Hanya sebuah lapangan yang sedikit berumput, dan ada pohon sakura di sekelilingnya.

"Kita berhenti disini." kata Haruka.

"E-eh? Disini? Kita kesini lagi? Dan.. HA-HARU! KA-KAMU MAU APA SA-SAMPAI BEGINIAN?!" teriak Gou.

Sekarang dihadapan Gou, dilihatnya Haruka berlutut layaknya seperti seoran pria melamar pasangannya. Kemudian Haruka memegang kedua tangan Gou.

Saat itu juga angin musim semi bertiup sampai bunga sakura terlepas dari pohonnya. Haruka sampai berpikir bahwa suasana ini sangat mendukung untuk menyampaikan sesuatunya itu.

"Kou..."

"Na-nande?!"

"Sesuatu itu sebenarnya adalah... sebuah janji. Dan janji itu adalah..."

Haruka terhenti.

"Ja-janji seperti a-apa?" tanya Gou.

"...Kalau kau akan terus berada di sampingku selama lamanya. Tak peduli apapun yang terjadi, kau akan terus berada di sisiku. Dan aku akan berusaha untuk melakukan apapun demi dirimu, asal kau berbahagia, Kou. Kau... berjanji?" tanya Haruka, kemudian dia mencium punggung tangan Gou.

Selanjutnya Haruka menatap iris Gou dengan serius. Sementara Gou membalas menatap iris sapphire Haruka dengan mata yang sedikit berkaca kaca.

'Haru, kita membuat sebuah janji ya. . .'

"Umm... Haru..." panggil Gou.

"Ya?"

"...Aku berjanji akan terus berada di sisimu, Haru! Ya, tak peduli apapun yang terjadi, aku akan terus berada di sampingmu. Aku juga berusaha untuk melakukan apapun demi dirimu. Kau juga harus berjanji untuk tetap di sisiku selama lamanya, Haru! Janji ya!" kata Gou dengan semangat.

"Ya! Aku berjanji Kou!" jawab Haruka sambil tersenyum.

Bunga bunga sakura kini menghiasi dasar lapangan. Kemudian Haruka berdiri dan mengeluarkan sebuah benda dari kantungnya.

Sebuah kalung.

"Heh? Ha-Haru? I-itu..."

Benda itu kemudian di pakaikan Haruka ke leher Gou. Sebuah kalung berbandul lumba lumba dengan sebuah kristal sebagai mata hewan itu.

Setelah Haruka selesai memasangkan benda itu ke leher Gou, Haruka memutar perlahan badan Gou. Sekarang mereka saling berhadapan.

"Kou, kau... cantik." kata Haruka sambil mengelus wajah Gou.

Wajah Gou memanas dan merona.

"Be-benarkah? Te-terima kasih, Haru." jawab Gou gugup.

Kemudian Haruka memeluk Gou dengan hangat. Gou pun balas memeluk Haruka.

"Umm... Haru?" panggil Gou.

"Ya, Kou?" balas Haruka masih memeluk Gou.

"Kalung ini... indah. Aku menyukainya."

Haruka senang mendengar Gou menyukai benda pemberiannya itu.

"Sekali lagi terima kasih ya. Dan, Haru..." Gou berhenti. Kedua tangannya melepas pelukkannya, berganti dengan menyentuh pipi Haruka.

"...Aku mencintaimu." lanjut Gou di sertai senyum hangat.

Perasaan kaget dan senang kini bercampur di dalam diri Haruka. Kemudian Haruka mengeratkan pelukkannya. Membawa Gou lebih dalam lagi ke dalam pelukkanya.

"Kou... aku... aku-" Haruka merasa susah untuk melanjutkan kata katanya.

"Bilang saja, Haru." kata Gou sambil tersenyum lembut. Senyum yang sangat Haruka sukai dari Gou.

'Sepertinya Kou tahu apa yang akan kukatakan selanjutnya.' pikir Haruka.

"A-aku juga mencintaimu, Kou." kata Haruka dan wajahnya mengeluarkan sedikit rona.

Tiba tiba saja Gou ingin tertawa melihat wajah Haruka. Menurutnya Haruka memang lucu saat mukanya merona seperti itu. Ingin rasanya Gou menatap wajah itu sampai seharian penuh.

"Hahaha! Haru lihatlah wajahmu, pfftt-"

Wajah Haruka semakin merona, "Kou! Berhenti menertawakanku seperti itu!"

"Hahaha! Aku tak bi- hmmpph!"

Haruka tiba tiba membekap Gou, dengan mencium bibir Gou. Gou terkejut apa yang sedang Haruka lakukan padanya.

Perlahan Gou mulai membalas ciuman Haruka. Gou menciumnya dengan sangat lembut. Kedua insan itu sudah tenggelam di dalam ciumannya masing masing.

Mereka mulai kehabisan nafas, dan melepaskan ciuman mereka.

"Ha-Haru..." sebut Gou sambil menyentuh bibirnya dengan jari telunjuknya.

Kemudian Gou menenggelamkan wajahnya yang merah itu di dada Haruka.

"Hmm..? Masih mau tertawa? Atau jangan bilang kau sengaja biar mau kucium ya?" Goda Haruka.

Suhu di wajah Gou naik drastis. "I-itu... Mana mungkin aku seperti itu, bodoh!" Gou memukul pelan dada Haruka.

Giliran Haruka yang menertawakan Gou. 'Wajah Kou memang imut kalau seperti ini.' Pikir Haruka.

"Tapi kau tadi membalasnya loh. Aku jadi suka sama bibirmu loh, Kou." Haruka menyentuh lembut bibir Gou dengan ibu jarinya.

Panas dan warna merah memenuhi wajah Gou.

"A-ano itu... Ya-yang benar saja, ma-masa karena kubalas ka-kau jadi suka bi-bibirku Haru..."

Haruka mencubit pelan pipi Gou.

"Dan, hei! Jangan cubit pipiku sembarangan!" Kata Gou dengan nada kesal.

"Hahaha.. Maaf, Kou." Haruka mengelus kedua pipi Gou. Selanjutnya Haruka melihat jam yang dipasang ditangan kirinya.

"Hei Kou, sudah jam 05.40. Sebaiknya kita harus pulang. Ayo." Ajak Haruka. Dia menyerahkan tangannya kepada Gou.

Gou tersenyum manis. Gou pun menyerahkan tangannya kepada Haruka. "Ah iya, ayo kita pulang!"

Mereka masing masing saling menautkan jari jarinya, dan berpegangan erat. Lalu mereka berjalan meninggalkan tempat indah nan berharga, menurut mereka, itu untuk pulang ke rumah.

Mereka berjalan diiringi canda dan tawa.

Sementara itu jauh di belakang Haruka dan Gou...

"Hei, Rei-chan, tidakkah yang tadi itu sangat indah?" Tanya Nagisa

"Tentu saja, Nagisa-kun! Apalagi mereka berada ditengah tengah jatuhnya bunga sakura, semakin membuat suasana lebih romantis, dan indah.." Kata Rei kagum.

"Aku jadi ingin melihat kembali saat saat Haru-chan dan Kou-chan berduaan seperti itu. Aku tak menyangka Haru-chan dan Kou-chan bisa seromantis itu, ya." Gumam Makoto sambil tersenyum.

"Ne, Mako-chan kau bicara apa barusan?" Tanya Nagisa.

"Hah? Lupakan saja, Nagisa, lagipula tidak terlalu penting, kok." Jawab Makoto.

Lalu ketiganya berpisah, menuju rumah masing masing. Tidak lupa mereka mengucapkan sampai bertemu kembali di sekolah.

Ya, mereka bertiga terus mengawasi kedua insan itu sepanjang sore tadi. Sebenarnya tadi itu merupakan usul Nagisa. Makoto dan Rei awalnya tidak ingin, tapi pada akhirnya mereka sangat menikmati kegiatan menguntit itu.

Dasar.

-fin-


.

.

.

HAI! INI FICT PALING PERTAMA YANG SAYA TULIS DI SEPANJANG HIDUP SAYA AHAHAHAH! /LEBAI

NTAR DI NEXT CHAPTER SAYA BIKIN OMAKE!

LALU, maafkan saya kalau cerita saya gaje dan nista ya hiks, ini ku buat juga hanya 4 hari loh : /trus/

oh iya, HaruGou itu OTP saya di anime Free! Mereka ini suka bikin saya doki doki dan hshshsh /?/

Dan saya juga akan rencana bikin fict multi chapter, pair nya HaruGou juga... Jadi ide ceritanya ini saya ambil dari pemikiran saya sendiri /?/. aslinya ide itu saya buat utk jadi bahan cerita buat OC-OC saya... Tapi karena saya bingung OC saya style ny gimana (saya bikin oc lewat gambar) jadi sy kepikiran OC itu di ganti jd HaruGou aja...

Udah ah sy banyak curcol ya, gomen wwww

See you in the next chapter \(^w^\)