Desclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto.

This story is mine.

Warning : AU, OOC, typo, dll

My first fict

Pair : Sasuke Uchiha & Sakura Haruno

Rate : M

Don't like don't read

.

.

.

.

.

Sepasang kaki jenjang terbungkus heels setinggi 5cm itu melangkah mantap memasuki sebuah perusahaan besar terkenal di Jepang. Ia terus melangkah, sampai tulisan Uchiha besar yang berada di luar gedung tersebut tak terlihat lagi di matanya. Sedikit ia tahan dan pelankan langkah kakinya ketika sepatu hak tingginya beradu dengan lantai. Ia hanya tak ingin menimbulkan kebisingan di tengah kedatangannya.

Ada perasaan lega ketika netranya menangkap pemandangan yang memperlihatkan sekumpulan orang yang tampak sibuk dengan pekerjaannya. Tanpa sadar bibirnya sedikit menyunggingkan senyuman. Baguslah, dengan begini tak akan ada yang menyadari kehadirannya. Maka dengan lebih santai dan leluasa ia pun terus melangkah. Sampai ia mendengar seseorang dibelakangnya berteriak memanggil-manggil yang ia yakini panggilan itu tertuju kepadanya. Diabaikannya teriakan itu dan terus melangkah dengan sedikit tergesa, sehingga menimbulkan bunyi ketukan yang terdengar nyaring. Wajah cantiknya tetap terlihat tenang meski sebenarnya ia merasa kesal, karena ia yakin tengah menjadi pusat perhatian saat ini.

Seseorang menarik lengannya cukup kuat. Membuat tubuhnya dipaksa berbalik dengan cepat. Surai merah muda panjang yang digerainya itu berkibas dengan indah ketika ia berputar. Membuatnya tampak mempesona di mata orang-orang yang ada di sana. Termasuk lelaki di hadapannya ini, yang saat ini tengah memegang lengannya erat. Lelaki bersurai jingga itu menatap wajah cantiknya tanpa berkedip. Masih terasa jelas bagaimana lembutnya surai itu menyapu wajahnya dan sempat membuatnya menahan napas seketika. Mengingat itu entah mengapa membuat darahnya berdesir.

"Bisakah kau melepaskan tanganku?"

Suara halus wanita itu membuatnya tersentak. Ia kemudian melirik lengannya yang sedari tadi membungkus erat lengan wanita itu. Dengan sedikit salah tingkah ia melepaskan genggamannya. Lalu berdehem sejenak untuk meredakan kegugupan yang tiba-tiba menyerangnya.

"Maaf." ucapnya kemudian.

Sementara si wanita mulai merasa jengah dengan situasi ini. Emeraldnya menangkap orang-orang yang tengah menatapnya dengan tatapan bertanya, kagum, dan tak sedikit pula tatapan tak suka dilayangkan padanya. Ia meringis ketika menemukan adanya tatapan menggoda di antara orang-orang itu. Ia rasa itu dikarenakan pakaian yang dikenakannya terlalu seksi. Ya, terlalu seksi untuk dikenakan ketika tengah berada di tempat umum yang penuh dengan orang-orang yang berpakaian formal untuk bekerja. Ugh, jika bukan karena sedang menjalankan sebuah rencana, ia tak akan mau berpakaian seperti ini di tempat umum. Membuatnya terlihat seperti seorang wanita murahan yang butuh belaian lelaki. Tidak, dia bukanlah wanita seperti itu. Dia adalah wanita dengan harga diri tinggi yang penuh percaya diri dan arogan. Ia tak suka direndahkan.

Sakura sedikit melirik pakaian yang dikenakannya. Ia rasa penampilannya saat ini tak terlalu seksi karena ia mengenakan jaket untuk menutupi dress ketatnya. Meski begitu, lekukan tubuhnya tetap terlihat. Dan paha putih mulusnya pun terekspos dengan indah. Sakura berpikir mungkin itu yang membuatnya terlihat menggoda. Ah, ini benar-benar membuatnya tak nyaman.

"Maaf Nona. Anda tidak boleh masuk begitu saja. Anda harus izin terlebih dahulu."

Kini emeraldnya beralih menatap lelaki di hadapannya. "Izin? Baiklah, aku izin padamu saja kalau begitu. Aku, Sakura Haruno ingin menemui tunanganku, Sasuke Uchiha. Jadi bisakah aku menemuinya sekarang?" ucap wanita bernama Sakura itu dengan tak sabaran. Sungguh, ia benar-benar ingin segera pergi dari sini.

Sementara itu, ucapan Sakura sukses membuat lelaki bernama Yahiko itu melebarkan matanya terkejut. Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam otaknya. Jadi, sejak kapan Sasuke-samanya bertunangan? Mengapa ia tak tahu apa-apa tentang hal ini. Di samping sebagai sekretaris pribadi lelaki berambut emo itu, bukankah ia sudah dianggap kakak sendiri oleh Sasuke? Tapi mengapa Sasuke menyembunyikan hal penting ini padanya? Sungguh, ia akan meminta penjelasan Sasuke nanti.

Sementara Sakura menatap datar lelaki yang tengah menampilkan raut terkejut itu. Ia terkesiap ketika lelaki ini memandangnya dari atas ke bawah lalu berhenti tepat ke arah dadanya dan memandangnya lama. Menyadari itu, ia pun segera merapatkan jaketnya yang ternyata sedikit terbuka di bagian atas yang memperlihatkan belahan dadanya, kemudian melipat tangannya di depan dada, menghalangi pandangan lelaki itu sekaligus memperingatinya supaya tidak macam-macam.

Sakura mengerutkan keningnya ketika mendengar kata maaf dari lelaki itu. Rupanya lelaki ini cukup sopan, terbukti dari beberapa kali lelaki ini meminta maaf setelah berbuat lancang padanya. Sakura kemudian menurunkan sebelah tangannya ketika lelaki itu tak lagi memandang dadanya.

"Tapi nona, saat ini Sasuke-sama sedang sibuk. Dia tak bisa diganggu."

"Aku ini tunangannya." Sakura menghentikan ucapannya. Ia takut salah bicara. "Kehadiranku tak akan membuatnya terganggu. Justru dia akan merasa sangat senang nanti." lanjutnya dengan volume yang sedikit lebih tinggi. Tak bisa ia pungkiri, ada sedikit rasa gelisah dalam dirinya namun bisa ia tutupi dengan wajah tenang dan percaya dirinya.

Beberapa saat kemudian Sakura melihat lelaki di hadapannya ini mengangguk. Namun Sakura rasa sepertinya anggukan itu menyimpan keraguan. Keraguan akan perkataannya yang mengatakan bahwa ia adalah tunangan Sasuke, mungkin. Entahlah, Sakura hanya berharap semoga lelaki ini tak curiga padanya.

"Baiklah, akan saya antar ke ruangannya."

"Tidak perlu. Aku sudah tahu dimana ruangannya." sambung Sakura cepat. Ia segera berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya setelah melihat anggukan lelaki itu sekali lagi.

.

.

Sakura membuka pintu ruangan Sasuke secara perlahan dan mendapati Sasuke yang tengah sibuk dengan berkas-berkasnya. Wanita cantik itu menyeringai memikirkan sesuatu yang akan terjadi nanti. Namun dibalik seringainya itu tersimpan kekhawatiran dalam dirinya. Ia berharap apa yang menjadi dugaanya itu salah.

"Siapa?"

Suara baritone milik Sasuke membuatnya menghentikan langkahnya seketika. Ia kemudian tersenyum menatap Sasuke yang berwajah datar.

"Kau tak mengenalku, Sasuke-kun?" tanyanya. Kini ekspresinya berubah dibuat terkejut.

Tak ada respon dari Sasuke. Sasuke hanya terus menatap datar dirinya.

Sementara Sakura tersenyum penuh arti melihat Sasuke. Ia lalu melepaskan jaket yang dikenakannya sehingga sekarang tubuhnya hanya dibalut dress ketat pendek yang memperlihatkan lekuk tubuh seksinya. Dengan perlahan, Sakura berjalan ke belakang kursi yang diduduki Sasuke. Jari lentiknya sengaja menyentuh bahu tegap pria itu dan mengusapnya dengan gerakan sensual. Ketika sampai di belakang Sasuke, ia kemudian melingkarkan kedua tangannya di leher pria itu dan mensejajarkan kepalanya di samping kepala Sasuke, kemudian berbisik. "Aku Sakura Haruno, tunanganmu." dan setelahnya Sakura meniup pelan telinga Sasuke.

Sakura tersenyum merasakan tubuh Sasuke yang menegang akibat perbuatannya. Biarlah ia terlihat seperti wanita penggoda. Toh, hanya pada tunangannya, Sakura melakukannya. Ia rasa tak apa-apa. Lagipula semua ini ia lakukan untuk membuktikan sesuatu yang akhir-akhir ini telah mengusik pikirannya.

Sakura baru akan menggoda lelaki itu lagi namun sebelum itu terjadi ia dikejutkan oleh perlakuan Sasuke yang menghempaskan lengannya kasar. Ia langsung berdiri tegak ketika Sasuke berbalik menghadapnya.

"Sebaiknya kau pulang." titah Sasuke tegas.

Sakura hanya diam. Emeraldnya menatap dalam onyx pria di hadapannya. Mencari sesuatu di balik tatapan tajam itu. Sakura menggigit bibirnya gelisah ketika hanya menemukan kilatan amarah pada onyx itu. Ia merasa khawatir sekarang.

Sakura terkesiap ketika tiba-tiba Sasuke melepaskan jas kerjanya sambil terus menatap tajam dirinya. Ada perasaan lega sebenarnya dalam diri Sakura melihat Sasuke yang sepertinya tergoda olehnya. Ia tak menyangka rencananya akan berhasil secepat itu sehingga ia tak perlu bersusah payah menggoda lelaki itu lebih jauh lagi. Namun disaat yang bersamaan dirinya juga merasa takut. Takut jika resiko terbesarnya benar-benar terjadi. Tapi bukankah Sakura sendiri yang memulai. Sakura akui itu memang benar. Tapi ayolah, itu hanyalah bagian dari sebuah ide gila yang tiba-tiba muncul begitu saja di otaknya. Sakura tak benar-benar sudi melakukannya. Meski Sasuke adalah tunangannya sekalipun. Ia hanya akan melakukannya dengan Sasuke jika mereka berdua benar-benar sudah saling mencintai.

Sakura menelan ludah. Ia harus bagaimana? Sasuke sedang melonggarkan dasinya dan Sakura yakin sebentar lagi pria itu akan menerkamnya. Ia merasa ketakutan. Tapi Sakura berpikir ia seharusnya tidak setakut itu, ia sudah memikirkan kemungkinan terburuk dari rencananya. Hanya saja ia tak menyangka Sasuke yang sedang bernafsu bisa seseram ini. Baiklah, ia hanya harus tenang dan tinggal melawan Sasuke saja jika pria itu berbuat macam-macam pada dirinya. Ya, ia harus tenang.

"Sa-

.

.

.

TBC

.

.

.

A/n

Ya ampun, apa ini? Kenapa pendek banget ya wkwkwk. Tenang ya ini masih awal. Saya akan tulis secara perlahan-lahan. Dan konflik akan muncul nanti.

Ok, because I'm still newbie here, saya sangat berharap review yg membangun dari kalian semua. Kritik dan saran akan saya terima kok. Thank you

.

So, gimana? Keep or delete?

Olive