[1] Ini merupakan rewrite dari fanfic lama saya berjudul sama. Dulu pernah saya publish di sebuah fandom (bahkan, kalau boleh jujur, menjadi master piece saya pada waktu itu), tapi selanjutnya terpaksa saya hapus karena satu dan lain hal.

[2] Sekarang, setelah pembenahan di sana-sini (mencakup EyD dan penyesuaian sedikit di bagian plot, hanya meninggalkan plot besar) saya putuskan untuk publish ulang di sini.

[3] Tidak bermaksud bashing chara karena saya juga suka Yuuma (heck! Saya bahkan cinta sekali sama dia!). Tapi jika kalian menemukan fic ini merupakan salah satu bentuk pembashingan, silakan bilang dan saya akan dengan senang hati menghapusnya.

[4] Enjoy~!


Vocaloid © Crypton Future Media, Yamaha, PowerFX, Internet, et cetera. I gain no commercial advantages. This story created for entertainment purposes only.

Warning possibly typo, inkonsistensi bahasa, lack of humor, hints pedo!YuumaLuka & YuumaPiko—if you see it that way, delele. Kesamaan ide harap dimaklumi.

Writing while listening Me and My Broken Heart – Rixton


Itu adalah malam yang tenang di kediaman mereka.

"Papa…."

"Hm? Ada apa, Luka?" Yuuma menyahut tanpa mengalihkan tatapan dari layar laptop. Tangan kiri pria itu menari di atas keyboard, sementara tangan kanannya menggenggam secangkir kopi hitam—wangi, kental, masih hangat. Dibuat dengan terpaksa oleh Utatane Piko, asisten pribadinya, di bawah ancaman potong gaji.

Jam dinding menunjukkan pukul setengah sembilan malam, tapi pria itu belum juga mau pindah ke tempat tidur. Maklum, dia harus menyelesaikan data-data yang akan ia tunjukkan di rapat bersama investor besok. Susah memang, jadi bos besar.

Sebetulnya Yuuma bisa saja dengan semena-mena menyuruh Piko, selaku asisten pribadi, untuk menyelesaikan semua pekerjaannya. Tapi karena sudah sering menyusahkan Piko, lama-lama Yuuma tidak enak juga. Maka, setelah keperluan Piko selesai di rumahnya (baca: setelah puas menjadikan pemuda tak berdosa itu sebagai budak sesaat), Yuuma mengijinkan yang bersangkutan pulang.

Dan, di sinilah Yuuma berada sekarang. Di ruang kerja. Kencan dengan grafik dan sekumpulan dokumen perusahaan.

Megurine Luka menunduk. Jemari mungil anak itu memainkan ujung piyama merah jambunya yang agak sedikit kebesaran. Dia sedikit gelisah. Sangat tidak terlihat seperti biasa. Seolah-olah sedang menyembunyikan sesuatu.

"Ano, Papa...," dia menggumam pelan. Bola matanya bergerak-gerak tak nyaman. "Boleh aku minta sesuatu?"

"Hmm….." Yuuma menggumamkan jawabannya. Dia meneguk kopi perlahan. Matanya kuning terang, masih terpaku pada laptop. Masih belum terlalu menanggapi anak itu.

Sebagai anak usia sepuluh tahun, Luka sering meminta sesuatu pada Yuuma selaku ayah angkatnya. Mulai dari boneka Barbie baru, sepatu baru, sampai minta tiket konser boyband kelas VIP. Dan semuanya selalu dituruti—kecuali bagian konser boyband-nya (Yuuma tidak rela anaknya yang masih polos diracuni feromon para ikemen berpakaian kelewat ketat yang menyanyi dan menari atas panggung). Maklum saja, papa Luka adalah orang besar berharta banyak.

Jadi, apa yang kali ini akan anak itu minta? Mainan? Konsol game? Sepeda? Atau—

"Aku…. Aku mau seorang Mama…."

UHUK!

Dan Yukio Yuuma batuk keras.


Aku Mau Mama!
by devsky

{1/8}


Yukio Yuuma adalah seorang pria berusia duapuluh tujuh tahun sekaligus CEO di VY Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan. Penampilannya, di mata para wanita—baik bawahan, rekan kerja, mau pun wanita dari luar kantor— terbilang menarik.

Dia punya kualitas seorang cover boy; wajah tampan? Check. Badan yang gagah? Double check. Senyum menawan? Triple check!

Otot perut Yuuma juga terbentuk dengan sangat seksi. Bahkan kalau dia memakai seragam security pun, rasanya angka keseksiannya tidak akan berkurang. Ketika Yuuma berjalan, feromonnya menguar bersama wangi parfum maskulin yang ia kenakan. Mengakibatkan para wanita sempoyongan seperti baru diguyur bensin.

Tampan, kaya, seksi, dan lajang. Yukio Yuuma adalah sosok impian. Sosok yang membuat para wanita rela terlibat adu sikut demi mendapatkannya. Semua hal di atas tentu saja membuat banyak pria minder, merasa jika dunia ini tidak adil terhadap mereka.

Tapi kalau mau tahu, Yuuma tidak sebegitu sempurna. Dari luar memang kelihatan berwibawa, tapi di dalam, Yuuma menyebalkan dan kekanakan luar biasa. Lima tahun menjabat sebagai asisten pribadi Yuuma membuat Piko kenyang menghadapi kelakukan pria itu.

Yuuma adalah atasan yang malas luar biasa. Selalu ogah-ogahan bila disuruh rapat bersama para pemegang saham. Di saat-saat tertentu, Piko bahkan perlu menyeretnya. Belum ditambah dengan hobi Yuuma yang suka semena-mena menebar ancaman potong gaji yang menyakitkan hati Piko, selaku pegawai. Yuuma memang bos jahanam. Sedikit-sedikit potong gaji. Mandor bangunan saja tidak sekejam itu pada buruhnya.

Makanya, setiap kali ada seseorang yang bilang; "Ah, kau beruntung sekali jadi asisten Yukio-san!" Piko cuma bisa tertawa hampa. Seandainya mereka tahu betapa merananya hidup Piko.

Kembali pada Yuuma. Meski dia adalah orang kaya, tetapi kekayaan yang ia punya bukan asli miliknya, melainkan keluarga angkatnya.

Dahulu, sejarah mencatat bahwa Yuuma bukanlah siapa-siapa. Dia hanyalah seorang anak yang tinggal di sebuah panti asuhan kecil bernama Utau Bersahaja—namanya memang alay sekali. Yuuma bahkan tidak mengerti, kenapa para pengurus mau-mau saja mempertahankan nama itu.

Ketika usia Yuuma menginjak empatbelas, ada pasutri kaya raya yang tak berketurunan datang ke sana. Mereka lantas mengadopsi Yuuma, kemudian menjadikannya pewaris perusahaan. Dan beginilah hidup Yuuma sekarang; mendadak dikelilingi limpahan harta dan kasih sayang. Keberuntungan yang tak terduga.

Meski sudah lepas dari panti asuhan Utau Bersahaja, bukan berarti hubungan Yuuma dengan para pengurusnya putus begitu saja. Sebaliknya, tali komunikasi di antara mereka masih terjaga dengan sangat baik.

Sekali-dua kali, dia menyempatkan diri berkunjung ke tempat itu. Melihat bagaimana kondisi panti, bercengkrama dengan beberapa orang temannya, dan kadang-kadang bergabung dengan anak-anak lain. Selalu ada hal menarik yang Yuuma temukan di panti.

Dari panti itu pula, dua tahun lalu, Yuuma menemukan Megurine Luka dan mengangkatnya menjadi anak.

Megurine Luka adalah anak perempuan berusia delapan tahun. Berkulit putih seta berambut merah muda lurus sepunggung. Dia adalah tipikal anak yang cerdas, aktif, dan penuh percaya diri. Mirip seperti papa angkatnya.

Yuuma sayang sekali pada Luka, begitu pun sebaliknya; anak itu sayang dan bangga sekali punya papa seperti Yuuma. Siapa sih yang tidak bangga punya papa ganteng, kaya, gaul, dan baik hati? Teman-teman sekelas Luka sampai iri luar biasa, terutama yang perempuan.

"Aku mau melakukan apa pun asal bisa bertukar kehidupan dengan Luka!" Hatsune Miku, teman sekelas Luka, menjerit melihat Luka diantar oleh Papa Yuuma naik sedan mewah di suatu pagi. Ah, dasar anak-anak tidak pandai bersyukur.

Meski begitu, ada yang tidak terbius dengan kegantengan Papa Yuuma. Sebaliknya, mereka justru sensi sekali. Mereka adalah para para siswa laki-laki. Terutama yang namanya Kagamine Len.

"Papaku ganteng, 'kan? Mirip bintang film."

"Bintang film fap-fap."

Luka dan Len pun terlibat aksi cakar-cakaran.

Dua tahun lebih menjalani hubungan orangtua dan anak angkat, kehidupan Yuuma dan Luka bisa dibilang normal. Yuuma adalah papa yang penyayang, sementara Luka termasuk patuh meski kadang-kadang juga melakukan kenakalan. Luka tidak pernah minta atau melakukan hal yang aneh-aneh. Semuanya masih dalam kendali.

Tapi, malam ini, anak itu datang ke ruang kerja Yuuma. Minta seorang mama. Wajar jika Yuuma mendadak batuk-batuk.

Mata Yuuma bergulir menatap Luka. Anak itu masih berdiri memainkan ujung piyama. Malu-malu melirik Yuuma, menunggu jawaban.

Baiklah. Jadi Yuuma, bagaimana cara bilangnya? Maaf Luka, papamu ini mungkin tampan, tapi paling payah perkara cari pasangan. Papamu ini mungkin tampan, tapi paling susah move on dari cinta lama. Buktinya, sampai nyaris kepala tiga begini dia masih sendiri dan merana. Buktinya, sampai nyaris kepala tiga begini dia lebih berani menyatakan cinta pada wanita 2D ketimbang wanita nyata. Masa' dua tahun lebih tinggal bersama kau tidak menyadari hal seremeh itu, Luka?

… Mana bisa? Citra Yuuma sebagai seorang ayah muda yang berkharisma harus dijaga. Dia tidak mau ini jadi aib yang akan diingat anaknya sampai tua.

Yuuma berdeham sekali, mengumpulkan wibawa. "Kenapa mendadak sekali…?" tanya pria itu di detik berikutnya.

"Habisnya dua minggu lagi akan ada Hari Kunjungan Orangtua ke Sekolah."

Yuuma menaikkan alis. Ah, rupanya ini tentang Hari Kunjungan Orangtua.

Hari Kunjungan Orangtua adalah hari di mana para orangtua datang ke sekolah, melihat langsung bagaimana anak-anak mereka belajar.

Dua tahun sudah, Luka melewatkan hari itu tanpa hal istimewa. Ini karena Yuuma tidak pernah bisa datang. Entah kenapa, tanggalnya selalu saja bertepatan dengan jadwal rapat bersama investor penting. Sangat mendesak dan tidak bisa ditinggal. Dan … omong-omong, tahun ini sepertinya juga sama. sudah ada jadwal rapat dengan investor asing dua minggu dari sekarang.

Yuuma agak tidak enak juga, sebetulnya. Tapi dia tidak bisa apa-apa. Jadwalnya sudah fix. Tidak mungkin diubah lagi.

"Jadi, Luka minta mama karena sebentar lagi ada Hari Kunjungan Orangtua, begitu?"

Anak itu mengangguk. "Habisnya Papa tidak pernah bisa datang."

"Tapi 'kan ada Kak Piko."

Benar. Meski Yuuma tidak bisa datang, dia selalu mengutus Piko untuk hadir ke acara tersebut. Setidaknya, sebagai pengganti dirinya. Lagipula Piko dan Luka lumayan dekat. Jadi, rasanya tidak masalah.

Gelengan kepala. "Aku maunya yang datang Papa, bukan Kak Piko. Atau Mama juga boleh—tapi aku tidak punya Mama. Kenapa sih, Papa belum juga cari Mama buat aku? Papa normal, 'kan?"

Alamaaak…. Apa-apaan ini? Apa Yuuma baru saja dicurigai gay sama anak sendiri?

"Normal, kok. Papa normal." Terakhir periksa sih, normal.

"Kalau gitu cari Mama, dong!" Yuuma didesak hingga ke ujung ring.

Duh, Sekarang dia harus jawab apa? Masa iya dia jawab; Maaf, Nak. Papa masih belum bisa move on sama cinta lama Papa. Dan masalahnya, dia sudah jadi istri orang.

… Mendadak curhat banget.

Lagi, bisa-bisa nanti ada sutradara yang tertarik mengangkat kisah cinta Yuuma jadi FTV pagi. Judulnya GGS—Ganteng-Ganteng Seringgalau. Tidak. Itu tidak bagus untuk reputasinya.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi, Yuuma memang tidak punya alasan untuk menunda-nunda pernikahan. Dia sudah mapan dan berumur cukup. Anak juga sudah punya. Apa lagi yang kurang? Ada. Pasangan hidup.

Mungkin selama ini Yuuma melihat Luka oke-oke saja tinggal berdua dengannya. Tapi di dalam, siapa yang tahu? Lagipula, Luka masih kecil. Butuh figur seorang ibu yang penuh kasih dan penyayang. Rasanya egois juga jika Yuuma tidak memikirkan Luka.

Karena itu, Yuuma pun menghampiri Luka dan menunduk untuk menyamai tingginya. "Oke," katanya. "Papa akan carikan Mama untuk Luka."

Satu set manik safir membesar. Pipi dijalari rona merah, tanda antusiasme. "Betul?"

"Betul."

"Tapi waktunya dua minggu lagi loh, Pa."

Yuuma nyengir, memamerkan deretan giginya yang putih dan rata. "Tenang. Papa cuma butuh waktu kurang dari dua minggu."

Luka tertawa, kemudian memeluk ayah angkatnya. Ah, betapa anak itu sayang pada Yuuma.


Jam 23.00. Piko baru saja selesai mandi dan berjalan menuju dapur mengambil minuman di kulkas. Menjadi asisten pribadi seorang CEO membuatnya sering lembur. Kemudian, entah sejak kapan, dia terbiasa tidur lewat jam 12. Untuk memaksa kantuk segera datang, biasanya Piko akan mandi air hangat, seperti yang baru saja ia lakukan.

Setelah menuang segelas air putih, Piko melintasi ruangan menuju kamar. Namun, langkahnya terhenti saat ponselnya, yang ia letakkan sembarangan di atas sofa, bergetar.

Pemuda itu meraih ponselnya. Sepasang alis mengernyit melihat Yuuma mengiriminya chat via WA.

Yuuma: Piko.

Piko: Apa?

Yuuma: Kita nikah, yuk.

Yuuma langsung di-blacklist.


[ To Be Continued ]


[1] Yuuma bukan homo, sekedar menjelaskan. Dia di sini semacam Papa gaul yang easy-going. Dia juga lumayan deket sama bawahannya, terutama Piko karena mereka pernah sepanti juga. Penjelasan lengkap, ada di chapter depan (:

[2] Cerita ini sudah selesai. Mungkin akan di-update teratur; setiap hari Minggu. Diusahakan sempat. Doakan sayaaa /o/

[3] Ada yang mau menyarankan genre? Saya kurang begitu yakin dengan family/humor. :')a


Preview next chapter:

Pencarian istri untuk Yuuma resmi dimulai!

"Apa kaupunya kriteria khusus dalam mencari istri?"

"Aku hanya ingin istriku nanti bisa menjadi seorang figur ibu yang baik bagi Luka."

Piko tidak percaya Yuuma punya tingkat seleksi istri yang tinggi.


kritik dan saran yang membangun amat dinanti!

sign,

devsky